IMPLEMENTASI SKP DALAM MEMBANGUN KINERJA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI Oleh Ikhwan,S.Sos.,MM (Pustakawan Madya UNRAM)

dokumen-dokumen yang mirip
1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan.

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2011)

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

DASAR HUKUM. 23 Jan 14

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

Disusun Oleh: PROF.DR. IR. ZULKARNAIN, M.HORT.SC.

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

Peraturan...

BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN PERTANIAN-2017

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

PENGELOLAAN e-skp (ELEKTRONIK SASARAN KINERJA PEGAWAI) DALAM UPAYA MENSTANDARISASIKAN KOMPETENSI PUSTAKAWAN. Oleh: Lolytasari, M.Hum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

POKOK-POKOK SUBSTANSI JABATAN FUNGSIONAL APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DISIPLIN DAN KINERJA PEGAWAI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. sebagaimana telah tercantum di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No Cara Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan Kategori Keahlian melalui Penyesuaian/I

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik I

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumentasi Perusahaan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 1

Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi kerja PNS

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS ( PENGGANTI DP3) POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BANDUNG 2013

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

I. DASAR HUKUM 4/4/2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag.

2015, No Negara tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2014 tentan

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011

BUPATI POLEWALI MANDAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692).

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai merupakan proses kegiatan yang

No.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

2 Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pember

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

2. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yg disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yg disepakati.

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

IMPLEMENTASI SKP DALAM MEMBANGUN KINERJA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI Oleh Ikhwan,S.Sos.,MM (Pustakawan Madya UNRAM) PENDAHULUAN Tuntutan peningkatan kualitas kinerja pustakawan berdasarkan system karier dan prestasi kerja dengan prinsip memberikan penghargaan dan sanksi telah diamanatkan dalam dalam Undang-undang tentang ASN (apartur Sipil Negara) tahun 2014 yang di pertegas pada setiap bagian dan pasal-pasalnya harus dilaksanakan dengan baik oleh Pegawai Negeri Sipil,khusunya pada bagin II (Jabatan ASN), Bagian III (Hak dan kewajiban), Bagian VI (Pemberhentian). Tuntutan tersebut diharapkan Pegawai yang menduduki jabatan tertinggi, jabatan fungsional umum dan fungsioal khusus pada setiap tahunnya menyiapkan SKP (sasaran Kerja Pegawai) dan Penilaian Sasaran Kerja, Sehingga akan menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas profesional, bertanggung jawab, jujur dan lebih mampu serta akuntabel dalam pemberian pelayanan publik. Dengan kata lain, setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menyandang jabatan fungsional pustakawan, diharapkan lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat mewujudkan kinerja yang berkualitas sebagaimana diharapkan. Tuntutan peningkatan kualitas kinerja pustakawan tersebut merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin maju, serta perkembangan tuntutan reformasi di tanah air terutama terhadap pelaksanaan tugas aparatur negara termasuk dalam hal ini pustakawan. Tuntutan reformasi ini pada dasarnya adalah terciptanya aparatur negera yang profesional dalam memberikan pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat (Keban, 2004: 16). Peran pustakawan sebagai tenaga profesional sebagaimana diatur dalam Keputusan MENPAN No. 132 tahun 2002 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Jabatan fungsional Pustakawan, memang sangat diperlukan bagi perpustakaan perguruan tinggi di tempat kerjanya. Perannya yang utama adalah sebagai pengorganisasi bahan pustaka bagi pemenuhan kebutuhan pemakai dan sebagai pembimbing tentang cara-cara bagaimana menggunakan bahan pustaka untuk kepentingan pemakai sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan kata lain keberadaan pustakawan di perpustakaan perguruan tinggi di perlukan untuk

mendayagunakan bahan pustaka yang dimiliki secara maksimal, sehingga bahan pustaka tidak hanya disimpan saja, tetapi harus diatur dan diorganisasi sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Untuk mewujudkannya, maka pustakawan harus mampu dan selalu berusaha membangun atau mengembangkan kinerjanya ke arah yang lebih baik dengan lebih memperhatikan kualitas layanan terhadap pemakai. Seperti dikemukakan Lisley Kydd (2004: ix) bahwa sumber daya terbesar dari setiap organisasi akan berfungsi lebih efisien dan lebih efektif apabila mereka yang bekerja didalamnya disemangati untuk berkembang secara profesional, dan untuk menggunakan pendekatan tersebut dalam tugas-tugas organisasi yang sedang dijalankan. IMPLEMENTASI SKP PUSTAKAWAN Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, khususnya pada pasal Pasal 12 dan Pasal 20 antara lain mengamanatkan bahwa pembinaan PNS dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja dan untuk menjamin obyektifitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat perlu diadakan penilaian prestasi kerja. Sasaran Kinerja yang selanjutnya disingkat SKP menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (2013:3) adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS. SKP ini merupakan metoda baru dalam melihat kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang sebelumnya dikenal dengan DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) yang diatur dalam PP 10 tahun 1979. Penilaian prestasi kerja Pustakawan dengan metode SKP terdiri dari 3(tiga) kategori yaitu Formulir SKP, pengukuran, dan Penilaian. Kategori penilaian ini indikatornya adalah SKP dan Perilaku kerja Pustakawan dengan bobot penilaian unsur SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%. Untuk mengetahui Penilaian terhadap SKP, pustakawan dapat menghitung korelasi anatara penilaian SKP dengan penilaian Perilaku kerja yang diberikan oleh atasannya. Penialain SKP pustakawan tersebut dapat di gambarkan berdasarkan unsur-unsur sebagai berikut sebagai berikut : a. Pengukuran dalam penialain capaian SKP Pustakawan: 1. Kegiatan tugas jabatan fungsional pustakawan. Mengacu pada penetapan kinerja/rkt. Dalam melaksanakan kegiatan tugas jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi sampai jabatan

terendah secara hierarki dan harus berorientasi pada hasil secara nyata dan terukur. Selain kegiatan utama yang ada dalam tingkat jabatan pustakawa,pada bagian ini, ada tugas tambahan dan kretaifitas yang disesuaikan dengan jabatan pustakawan. 2. Angka Kredit. Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional tertentu harus merncanakan dan menetapkan target angka kredit yang akan dicapai dalam 1 (satu) tahun. 3. Target. Dalam merencanakan dan menetapkan target meliputi aspek-aspek seperti kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya. Ini di tetapkan sendiri oleh pustakawan yang lebih tahu mengenai jangka waktu pelaksanaan tugas dan kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam waktu 1 (satu) tahun berjalan. sementara penilaian perilaku kerja meliputi orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan (Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil). 4. Realisasi Pengukuran Realisa ini dapat secara langsung diketahui oleh pustakawan dengan cara mengakumulasikan seluruh kegiatan dan tugas jabatan yang telah dilaksanakan berdasarkan kegiatan hariannya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. dengan asumsi bahwa apabila realisasi lebih di baddingkan dengan target maka pencapaian 5. Nilai Capain SKP Pengukuran nilai Capaian SKP ini pustakawan dapat mengetahui secara langsung apakah,hasil dari pekerjaan dan tugasnya Sangat Baik, Baik, Cukup, Sedang, dan Buruk. b. Penilaian SKP Unsur yang dinilai dari penilaian SKP pustakawan ini adalah SKP dan perilaku kerja. Faktor yang paling berpengaruh terhadap penilaian SKP pustakawan adalah dengan menghitung hubungan Output dan Mutu dari target dan realisasi. Sedangkan faktor yang berpengaruh dalam penilaian perilaku kerja adalah Orientasi Pelayanan, Integritas, Komitmen, Disiplin, Kerjasama, dan Kepemimpinan. SKP,Pengukuran dan Penilaian SKP

ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari dan digunakan sebagai dasar penilaian prestasi kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011). Melalui sistem penilaian ini, prestasi kerja PNS secara sistemik dapat menggabungkan antara penilaian Sasaran Kerja Pegawai Negeri Sipil dengan Penilaian Perilaku Kerja yang sesuai pedoman standar nilai angka terhadap tingkat capaian SKP PNS berdasarkan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut : 1. Sangat Baik : 91- ke atas 2. Baik : 76-90 3. Cukup : 61-75 4. Kurang : 51-60 5. Buruk : 50-ke bawah. Mengingat pustakawan (dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Apabila pustakawan lalai dan tidak menyusun dan melaksanakan SKP ini dengan baik maka akan dikenakan sanksi sesuai Pasal 9 angka 12 dan Pasal 10 angka 10 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, dinyatakan apabila pencapaian Sasaran Kerja Pustakawan (SKP) pada akhir tahun hanya mencapai antara 25% s.d. 50% dikenakan hukuman sedang, dan yang SKPnya dibawah 25% dikenakan hukuman berat. Dari gambaran ini diharapkan pustakawan harus tetap belajar, mengkaji, dan memahami, serta melaksanakan tugas-tugas sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, sehingga kualitas kerja, kreativitas dan perilaku kerja pustakawan perguruan tinggi lebih baik dan akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perpustakaan peguruan tinggi di Indonesia. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PUSTAKAWAN Perpustakaan merupakan lembaga yang dengan perkembangan peradaban manusia bersifat dinamis, yang berkembang sesuai serta sebagai pusat informasi belajar mengajar dalam lingkup yang lebih konkret Tujuan perpustakaan dapat tercapai melalui pengelolaan yang baik serta merupakan dalamnya. Sebagai lembaga jasa, mutu dari interaksi antara individu yang berada dipelayanan tergantung sekali pada mutu personalianya. Dalam hal ini staf perpustakaan merupakan sumber daya yang paling berharga. Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan

kinerja sumber daya manusia dalam organisasi Pengukuran kinerja kerja sumber daya manusia dapat dilihat dari hasil kerja dan tingkat kesalahan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia diantaranya yaitu : pendidikan, pengalaman kerja, Pengembangan. a. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya peningkatan penguasaan teori dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan (Pandojo dan Husnan, 2000 : 77). Berdasarkan pendapat diatas, menggambarkan bahwa pendidikan merupakan factor utama yang perlu di perhatikan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan. Pustakawan sebagai salah satu tenaga/sumber daya manusia yang bekerja pada perpustakaan perguruan tinggi, sejak awal pengangkatannya sebagai pejabat Fungsional Tertentu (Pustakawan), tingkat pendidikan merupakan factor utama di dalam penempatan dan pelaksanaan tugasnya di perpustakaan. Semakin Tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak tugas dan pekerjaannya. Dengan demikian tingkat pendidikan yang di miliki oleh pustakawan yang bekerja di perpustakaan perguruan tinggi, akan berdampak terhadap kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang di kelola di perpustakaan sehingga persoalan yang timbul dapat diatasi dengan baik. b. Pengalaman Kerja Perusahaan didalam merekrut seorang karyawan, sering kali mengajukan berbagai persyaratan bagi calon karyawannya dalam memasuki perusahaan. Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi atau dimiliki seorang karyawan. Dengan pengalaman yang cukup lama maka dapat diharapkan karyawan akan mempunyai kamampuan yang lebih baik dari pada karyawan tanpa pengalaman. Pengalaman kerja sangat di perlukan bagi seseorang yang akan melaksanakan tugas tugas/lama,maupun menduduki jabatan baru atau tetap pada jabatan yang lama/baru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2014 tentang Jabatan fungsional Pustakawan. Bahwa jenjang jabatan pustakawan terdiri dari: Pustakawan Terampil dan Pustakawan Keahlian, Ini menunjukan bahwa dengan pembagian tingkat jabatan tersebut, maka penempatan pustakawan pada jenjang yang terampil harus disesuaikan

dengan tugas dan jabatannya terampil, begitupla dengan pustakawan tingkat Keahlian, tugas dan pekerjaannya harus sesuai dengan jenjang jabatan kehalian. c. Pengembangan Pustakawan Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. (Hasibuan, 2005 : 76) Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat simpulkan bahwa Pengembangan pustkawan perguruan tinggi perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, sehingga pustakawan perguruan tinggi memiliki kemampuan teknis, teoritis,konseptual dan moral yang lebih baik. Selain itu Pustakawan harus dapat menanamkan nilai pengembangan diri, dalam bidang kepustakawanan seperti: seminar,penyuluhan, lokakarya, sarasehan, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, baik sebagai peserta, panitia, dan sebagai naraumber. Semakin banyak pustakawan mengkuti kegiatan pengembangan ini menunjukan bahwa kemampuan sumber daya manusia (pustakawan) semakin bagus dan kinerja perpustakaan perguruan tinggi pasti akan lebih baik. KESIMPULAN Dengan adanya metode SKP, secara langsung pustakawan dapat mengatahui penilaian dan prestasi kerjanya dalam 1 (satu) tahun, Pustakawan dapat merencanakan pengembangan karier baik untuk kenaikan pangkat maupun jabatannya. Selain itu Pustakawan berkewajiban untuk membuat SKP, sebagai standar di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan berdasarkan jenjang jabatannya. Untuk meningkatkan kinerja perpustakaan perguruan Tinggi diperlukan perhatian khusus pimpinan perguruan tinggi dan kepala perpustakaan dalam merencanakan program kerja tahunan dan rencana strategis perpustakaan yaitu berhubungan langsung dengan pendidikan, pengalaman dan pengembangan profesi pustakawan perguruan tinggi. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung. Hasibuan, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. Mangkunegara

Indonesia. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2014. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Jakarta: KEMENPANRB. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil. peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja pns Perpustakaan Nasional Indonesia 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional. Indonesia. Perpustakaan Nasional Indonesia.2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 24 tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-undang nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta. Undang - undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian