BAB IV PEMBINAAN AGAMA ISLAM TERHADAP ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT (RPSBM) KOTA PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang sangat bergantung pada kondisi anak-anak sekarang. Anak

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

I. UMUM. menjadi...

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1979 TENTANG KESEJAHTERAAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK. DI MTs SALAFIYAH WONOYOSO BUARAN PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Mulai dari sekolah regular,

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Ambon melalui peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB IV ANALISIS TENTANG PENANAMAN DAN PENERAPAN TOLERANSI BERAGAMA DI SMK THERESIANA SEMARANG

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI LAPAS KLAS II A PEKALONGAN

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB IV. A. Analisis Tentang Strategi Guru Alqur an Hadits Dalam Mengatasi. Kesulitan Belajar Membaca Alqur an Pada Siswa Kelas VI di MI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam bagi eks penderita psikotik di Unit Rehabilitasi Sosial Bina Sejahtera Kendal I

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG. 1. Histori Sekolah Dasar Negeri Sapen 03. (UPTD) Mojolaban kabupaten Sukoharjo.

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. lingkungan asrama dan jam belajar. Penegakan peraturan di asrama,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PENDANAAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN PENGEMIS, GELANDANGAN, ORANG TERLANTAR DAN TUNA SUSILA

BAB V PENUTUP. Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur an pada. 1. Kesulitan belajar membaca Al-Qur an yang dialami siswa di SMP 3

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KESETARAAN KEMANDIRIAN DAN KESEJAHTERAAN DIFABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Dinas Sosial Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan. Rumah Singgah Anak Mandiri

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III. Pemasyarakatan Anak Blitar. 3.1 Pola Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Di Lembaga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai agama agar tercipta insan

TUGAS RINCI/ LANGKAH LANGKAH. Guru bimbingan konseling. turut menandatangan i komitment tertulis untuk menginisiasi SRA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V PENUTUP. dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang perlu di pertimbangkan demi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tiap tahunnya, hal ini ditandai dengan prestasi anak bangsa yang sudah mampu

Transkripsi:

BAB IV PEMBINAAN AGAMA ISLAM TERHADAP ANAK JALANAN DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT (RPSBM) KOTA PEKALONGAN Berdasarkan hasil penelitian, mengenai pembinaan agama Islam anak jalanan di RPSBM Kota Pekalongan. Maka, dapat ditemukan beberapa analisis. Berikut adalah hasil selengkapnya: A. Analisis Pembinaan Agama Islam Terhadap Anak Jalanan di Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat Kota Pekalongan Anak jalanan adalah seseorang yang berumur di bawah 18 tahun yang menghabiskan atau memanfaatkan sebagian atau seluruh waktunya di luar rumah dan jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang atau sekedar mempertahankan kehidupan serta melampiaskan kejenuhan. Faktor-faktor yang menyebabkan anak turun ke jalanan adalah karena faktor internal yaitu faktor yang berasal atau didorong diri sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubungan dengan lingkungan luar. 1 Berdasarkan penelitian, bahwa anak jalanan yang berada di Kota Pekalongan kebanyakan turun ke jalanan karena faktor eksternal yaitu yang berhubungan dengan keluarga dan pengaruh lungkungan. Keluarga kurang 1 Syaifudin Zuhri, op. Cit., hlm. 8. 79

80 memberikan fungsi afeksi yaitu fungsi untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sehingga sangat mempengaruhi perkembangan pribadi anak. Keluargamerupakan bagian penting dalam pembinaan anak. Keluarga meruapakan institusi pertama dan utama dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, bahwa keluarga memiliki tanggung jawab untuk membina dan membentuk kepribadian anak. 2 Mendidik dan membina anak adalah tanggung jawab dan kewajiban dari setiap muslim yang mengaku dirinya memeluk agama Islam, terutama orang tua dan keluarga. RPSBM kota Pekalongan merupakan salah satu lembaga sosial yang menangani Peyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), seperti anak jalanan, penderita Psikotik, dan lanjut usia. Berdasarkan temuan di lapanagan, dalam menangani permasalahan PMKS seperti anak jalanan, RPSBM kota Pekalongan telah melakukan berbagai tindakan dan pembinaan yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi-fungsi sosial mereka. Pembinaan tersebut dilaksanankan dengan berbagai cara, seperti: Pertama, Tindakan represif yaitu tindakan yang dilakukan dengan memberikan hukuman kepada anak jalanan. Pekerja sosial dalam hal ini adalah pengelola RPSBM Kota Pekalongan menjadi sahabat dan pendidik yang baik bagi anak jalanan di RPSBM. Apabila pekerja sosial mengetahui anak jalanan asuhan RPSBM melakukan penyimpangan perilaku, maka 2 Novan Ardy dan Barnawi, op. Cit., hlm. 55.

81 mereka akan mengambil tindakan untuk menanganinya yaitu dengan pemberian nasihat dan pemberian hukuman. Kedua, Tindakan kuratif yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu anak jalanan agar tidak melakukan penyimpangan perilaku lagi. Pada tahap ini, anak jalanan akan diberikan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu anak jalanan mengalihkan atau bahkan meninggalkan perilaku menyimpang. Berdasarkan penelitian, dalam tahap ini anak akan diikutkan jadwal kegiatan yang telah disediakan oleh pihak RPSBM. Misalnya, kerja bakti, senam pagi, atau hanya sekedar belajar ketrampilan. Ketiga, tindakan rehabilitasi yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu anak jalanan mengubah keterbatasan-keterbatasan kemampuannya dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya. Tindakan rehabilitasi berjalan beriringan dengan tindakan kuratif dan represif.. Pada tahap ini, dilakukan dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan ini dilakukan melalui pembinaan. Pembinaan yang dilakukan RPSBM dalam menangani anak jalanan adalah dengan memberikan beberapa pembinaan yaitu, pembinaan mental, pembinaan sosial, pembinaan kesehatan dan pembinaan ketrampilan. Pertama, Pembinaan Mental yaitu proses pembinaan yang ditujukan untuk meningkatkan keyakinan terhadap nilai-nilai agama yang dianut dan mampu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan umat beragama. Berdasarkan temuan di lapangan, kegiatan pembinaan keagamaan yang dilaksanakan oleh Rumah Perlindungan Sosial Berbasis

82 Masyarakat (RPSBM) Kota Pekalongan ada tiga, yaitu, sholat berjamaah, membaca Al-Qur an atau mengaji, dan kajian keagamaan setiap hari mulai pukul 16.00-17.00 WIB. Menurut peneliti, pembelajaran dalam mengaji sudah tepat yaitu dimulai dari tahapan awal dengan mengenal huruf dan bacaan sehingga anak jalanan tidak merasa kesulitan dalam pembelajaran. Selain itu, kegiatan tersebut memberikan dampak yang cukup baik bagi anak jalanan. Selainitu, materi yang disampaikan dalam kajian keagaaman tersebut sudah cukup baik karena hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak jalanan. Akan tetapi, untuk kemudian hari materi dapat bervariasi lagi supaya anak jalanan tidak menemukan kejenuhan materi. Menurut analisis peneliti, metode yang digunakan dalam kajian keagamaan dan pembinaan yang lain sudah baik. Melalui metode yang bervariasi akan menghilangkan kejenuhan bagi anak jalanan yang mengikuti pembinaan agama Islam. Karena suatu metode itu digunakan sebenarnya untuk memudahkan anak jalanan dalam mengikuti pembinaan. Menurut analisis penulis, seseorang yang bukan anak jalanan dan bias merasakan pendidikan yang layak pun belum tentu dapat memilki sikap dan pengetahuan yang sesuai dengan syariat Islam. Apalagi anak jalanan, kondisi anak jalanan yang terbiasa hidup bebas di jalanan tanpa aturan yang mengikat jika hanya diberikan pembinaan agama seperti yang disebutkan di atas masih kurang cukup. Oleh karena itu, pihak RPSBM Kota Pekalongan dapat menambah pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan. Misalnya,

83 pengontrol pembiasaan, muhasabah atau renungan setiap 2 minggu sekali, dan pembinaan berbasis teknologi. Pengontrol pembiasaan yang dimaksud adalah pengontrol pembiasaan disiplin anak jalanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk mengotrol kegiatan anak jalanan. Apabila mereka melakukan prestasi seperti, membaca Al-Qur an 1, 2 juz, menghafal Juz Amma, sholat tepat waktu dan lain-lain, maka pihak RPSBM dapat memberikan penghargaan kepada anak jalanan sehingga dapat memacu semangat mereka untuk melakukan kebaikan-kebaikan lainnya. Secara teori, pemberian penghargaan atas prestasi yang dicapai seseorang mampu meningkatkan kualitas dan kinerja seseorang. Muhasabah atau renungan berasal dari kata hasibah yang berarti menghisab atau menghitung. Maksudnya adalah bahwa muhasabah itu dapat dilakukan untuk menilai diri sendiri atau mengevaluasi diri. Kegiatan muhasabah tersebut dapat dilakukan pihak RPSBM Kota Pekalongan dalam rangka mengajak anak jalanan untuk merenungkan dan mengevaluasi perilaku dirinya selama ini supaya tersadarkan dan segera bertaubat dan berubah mejadi lebih baik dan tidak menjadi anak jalanan kembali. Pembinaan berbasis teknologi yang dimaksud adalah bahwa selain pembinaan yang dilakukan dengan metode dan media sederhana, di zaman yang serba maju ini pihak RPSBM Kota Pekalongan perlu mengadakan pembinaan berbasis teknologi. Misalnya, nonton bareng via internet tentang anak jalanan, bahaya narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain. Setelah itu,

84 anak jalanan dapat diminta untuk mereview film tersebut dan dapat mengambil hikmah dari isi film serta mengamalkan dalam kehidupan seharihari. Kedua, pembinaan sosial yaitu Proses pembinaan yang ditujukan kepada anak jalanan agar mampu mengembangkan relasi sosial yang positif dan menjalankan peranan sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut peneliti, pembinaan sosial yang dilakukan di RPSBM sudah cukup lancar, hal ini terlihat dari kepedulian antar sesama penghuni RPSBM Kota Pekalongan. Menurut analisis peneliti, Selain menumbuhkan kepedulian antar sesama penghuni RPSBM Kota Pekalongan, pihak pengelola dapat mengembangkan pembinaan sosial dengan cara membentuk kelompok atau struktur anak jalanan, seperti ketua, sekretaris, dan anggota dengan tujuan untuk meningkatkan tanggungjawab sehingga mereka merasa diakui keberadaannya. Ketiga, menurut analisis peneliti pembinaan kesehatan yang dilaksanakan pihak RPSBM Kota Pekalongan sudah berjalan dengan cukup lancer dengan melibatkan seluruh penghuni RPSBM Kota Pekalongan. Akan tetapi, untuk menunjang kesehatan anak jalanan pihak RPSBM Kota Pekalongan perlu meningkatkan fasilitas untuk perlangkapan kesehatan dan kebersihan seperti perlengkapan mandi dan mencuci. Keempat, pembinaan ketrampilan yang dilakukan RPSBM Kota Pekalongan untuk memberi bekal kepada anak jalanan selepas bebas dari

85 RPSBM perlu ditingkatkan kembali dengan menambah fasilitas dan kegiatan ketrampilan lainnya, seperti otomotif dan elektro. Berdirinya RPSBM Kota Pekalongan merupakan respon dari meningkatnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) diantaranya anak jalanan. RPSBM kota Pekalongan melakukan pelayanan menggunakan prinsip sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan tujuan agar anak tersebut dapat hidup, tumbuh, berkembang dan partisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta memberikan perlindungan dari perilaku-perilaku menyimpang. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1. Prinsip Non Diskriminasi a. Setiap anak berhak mendapat pelayanan secara manusiawi dan adil tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan status sosial lainnya. b. Menghargai anak sebagai manusia seutuhnya yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. c. Menerima keadaan anak apa adanya sebagai individu yang mempunyai harga diri, potensi, kelebihan, kemampuan, serta mempunyai sikap empati. d. Menghadapi anak sebagai individu yang berbeda dengan yang lainnya atau unik dari segi potensi, bakat, minat, ciri-ciri, latar belakang. Kondisinya saat ini, cita-cita dan harapan masa depannya.

86 2. Prinsip Kepentingan Terbaik Anak a. Mengupayakan semua keputusan, kegiatan dan dukungan dari berbagai pihak (kepolisian, pengadilan, dan instansi pemerintah lainnya, organisasi internasional dan nasional serta masyarakat untuk membantu anak yang membutuhkan perlindungan khusus dan semata untuk kepentingan terbaik anak. b. Mengupayakan suatu lingkungan yang terbaik bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus untuk dapat hidup, berkembang dan memperoleh masa depannya lebih baik. 3. Prinsip Menghormati Pandangan Anak a. Pandangan anak perlu didengar dan diperhatikan. b. Menghormati hak anak untuk menentukan keputusan sendiri dan memberi kesempatan seluasnya untuk mengambil keputusan tersebut. c. Memberlakukan semua informasi anak bagi dokumen yang rahasia dan tidak dapat diceritakan.

87 B. Analisis Faktor Pendukung dan PenghambatPembinaan Agama Islam Terhadap Anak Jalanan di Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat (RPSBM) Kota Pekalongan 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung merupakan faktor yang dapat membantu dan mendukung RPSBM Kota Pekalongan dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Faktor yang dapat mendukung pembinaan agama Islam terhadapanakjalanan di RPSBM Kota Pekalongan yaitu, Adanya koordinasi dan komunikasi dari stakeholder terkait, dukungan masyarakat, dan tim pengelola yang solid dan komitmen. Menurut analisis peneliti, ketiga faktor tersbut delum dapat dikatakan sebagai faktor pendukung yang kuat. Karena untuk tercipta suasana pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan diperlukan dukungan yang lain. Misalnya, pemasangan parabola, pemasangan wi-fi, dan pembetukan komunitas anak jalanan. Pemasangan parabola tersebut dimaksudkan supaya anak jalanan dapat mengakses tayangan atau informasi yang mendukung perkembangan otak mereka. Selain itu, pemasangan wi-fi juga dapat membantu anak jalanan mengetahui informasi di luar sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman seperti anak pada umumnya. Akan tetapi, penggunaan media internet yang demikian harus tetap memperoleh

88 pantauan dari pihak RPSBM Kota Pekalongan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti membuka situs yang terlarang. Pembentukan komunitas anak jalanan bertujuan sebagai wadah untuk mengordinir dan mengarahkan kegiatan anak jalanan yang positif. Komunitas anak jalanan tersebut dapat menjadi penghubung antara RPSBM Kota Pekalongan dengan anak jalanan pasca pembinaan ataupun penghubung antara anak jalanan dan pemerintah. Keberadaan komunitas anak jalanan ini dapat memfasilitasi anak jalanan untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi serta kreativitas. 1. Faktor Penghambat Selain faktor pendukung, dalam mencapai tujuan tentu ada beberapa faktor yang dapat menghambat tujuan tersebut. Seperti pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan di RPSBM Kota Pekalongan memiliki beberapa faktor penghambat, yaitu: a. Keterbatasan alokasi waktu Waktu merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan dalam suatu proses pembinaan dan bimbingan baik sikap, tingkah laku atau ketrampilan pada anak jalanan. Apabila waktu pembinaan proposional maka pembinaan menjadi lebih efektif. Menurut analisipeneliti, untuk menangani keterbatasan waktu dalam pembinaan anak jalanan di RPSBM, pengelola dapat melakukan pembinaan dengan melakukan pendekatan langsung dengan anak jalanan dan keluarga supaya mereka dapat lebih memberikan perhatian,

89 kasih sayang, dan motivasi terhadap anak supaya tidak lagi turun ke jalanan. b. Keinginan anak untuk berubah tidak ada Kemauan yang kuat dari diri anak jalanan untuk berubah merupakan faktor penting dalam pembinaan. Akan tetapi, jika dalam diri anak jalanan itu sendiri tidak ada keinginan kuat untuk berubah, maka dalam pembinaan akan mengalami kendala. Menurutanalisispeneliti, beberapa hal yang dapat dilakukan pihak RPSBM adalah dengan melakukan pendekatan langsung terhadap anak dan keluarga sehingga terjalin kedekatan emosional serta mempermudah pembinaan. c. Kebiasaan hidup bebas Untuk menangani kebiasaan hidup bebas anak jalanan, menurut peneliti pihak RPSBM dapat menerapkan aturan atau tata tertib bagi anak jalanan, jadwal piket dan sebagainya. Hal ini diterapkan dengan tujuan untuk membangung rasa tanggung jawab dan disiplin anak jalanan. d. Sarana dan prasarana kurang memadai Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang yang penting bagi pembinaan agama Islam terhadap anak jalanan di RPSBM Kota Pekalongan. Akan tetapi, jika keberadaannya kurang memadai maka akan menghambat pembinaan. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan RPSBM Kota Pekalongan adalah dengan melengkapi sarana

90 dan prasarana, seperti pembangunan sel, ruang kamar, dan fasilitas lain sebagai penunjang pembinaan agam Islam.