BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang paling banyak digunakan di seluruh dunia karena ilmu matematika sangatlah luas sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial, seperti ekonomi dan psikologi. Matematika terapan yaitu cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain dan membuat ilmu pengetahuan yang baru, seperti statistika dan teori permainan. Begitu juga matematika murni, atau matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, salah satunya dalam penerapan matematika dalam sebuah zaman modern yang serba dengan internet. Kemudahan dalam penggunaan dan fasilitas yang lengkap merupakan keunggulan yang dimiliki oleh internet dan bukan rahasia umum di kalangan masyarakat pengguna internet pada saat sekarang ini. Namun, seiring dengan berkembangnya media internet dan aplikasi yang menggunakan internet semakin bertambah pula kejahatan dalam sistem informasi. Untuk itu, harus juga diikuti dengan perkembangan pengamanan dalam sistem informasi yang berada dalam media internet tersebut. Berbagai macam teknik yang digunakan untuk melindungi informasi yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak telah banyak dilakukan. Keamanan informasi yaitu melindungi data atau informasi dikirim ke pengguna yang bersangkutan (penerima), dengan ini hanya pengguna (penerima informasi) yang mengetahui isi pesan tersebut. Keamanan informasi sangatlah dibutuhkan oleh semua pihak, sehingga terdapat ilmu dan seni untuk menjaga keamanan informasi atau pesan yang disebut Steganografi. Steganografi merupakan seni untuk menyembunyikan pesan di dalam media digital sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada suatu pesan di dalam media tersebut (Sutojo, 2009). Steganografi ini membutuhkan dua properti yaitu wadah penampung dan data rahasia yang akan disembunyikan. 1
Steganografi digital menggunakan media digital sebagai wadah penampung misalnya gambar, audio, teks, dan video. Metode seperti ini biasanya sudah terlihat sangat aman karena secara kasat mata tidak akan ada hal yang mencurigakan ketika dibandingkan antara media wadah penampung dengan hasil stegano atau wadah penampung yang sudah berisi pesan rahasia, dalam penulisan ini peneliti menggunakan gambar sebagai wadah untuk menyembunyikan suatu pesan/data. Teknik steganografi sendiri mempunyai empat jenis metode yaitu metode Least Significant Bit Insertion (LSB), Algorithms and Transformation, Redundant Pattern Encoding, dan Spread Spectrum method. Di antara empat metode tersebut, penulis memilih metode Least Significant Bit Insertion (LSB) untuk diuraikan, Metode LSB yang digunakan untuk menyembunyikan pesan pada media digital tersebut berbeda-beda. Contohnya pada berkas gambar, pesan dapat disembunyikan dengan menggunakan cara menyisipkannya pada bit rendah atau bit yang paling kanan (LSB) pada data pixel yang menyusun file tersebut. Pada berkas bitmap 24 bit, setiap pixel (titik) pada gambar tersebut terdiri dari susunan tiga warna merah, hijau dan biru (RGB) yang masing-masing disusun oleh bilangan 8 bit (byte) dari 0 sampai 255 atau dengan format biner 00000000 sampai 11111111. Dengan demikian, pada setiap pixel berkas bitmap 24 bit kita dapat menyisipkan 3 bit data. Berbagai macam teknik yang digunakan untuk melindungi informasi yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak telah banyak dilakukan dalam upaya mengamankan suatu data penting dengan menggunakan sistem kriptografi yang melakukan enkripsi sebelum data penting tersebut ditransmisikan. Tetapi cara ini juga menimbulkan rasa keingintahuan seseorang untuk memecahkan rahasia tersebut, sehingga terciptalah software-software yang mampu memecahkan enkripsi dalam pesan, sehingga keamanan informasi tidak selalu terjamin. Dengan steganografi penulis memanfaatkan kelemahan indera manusia, sehingga informasi yang ingin kita sampaikan tidak jatuh pada orang-orang yang tidak berhak mengaksesnya, tanpa menimbulkan rasa keingintahuan seseorang terhadap informasi tersebut. 2
Sesuai dengan kemajuan teknologi seperti saat ini, banyak program atau aplikasi untuk membuat steganografi salah satunya adalah Steganography Hybrid Methode dan dengan berbekal aplikasi PC tersebut kita dapat leluasa membuat Steganografi. Program Steganography Hybrid Methode ini bekerja dengan cara kompresi setiap data yang akan disisipkan pada setiap wadah penampung, karena aplikasi ini wadah penampungnya berupa gambar maka basis ini menggunakan wadah gambar yang di dalamnya dapat disisipkan data berupa gambar, audio maupun video. Dalam pembuatan image stegano terdapat password yang harus disertakan dan penulisan password tersebut bisa secara langsung ditulis berupa plaintext dan bisa juga secara ciphertext, bukan tidak mungkin password tersebut akan terbongkar maka sebuah Steganografi ini akan lebih ditingkatkan lagi keamanannya dengan dikombinasikan metode Kriptografi khususnya Hill Cipher sebagai password yang di dalamnya terdapat salah satu ilmu matematika yaitu aljabar linier khususnya pada materi matriks jadi steganografi ini menggunakan password ciphertext. Kriptografi sendiri mempunyai beberapa jenis antara lain kriptografi simetris, asimetris, dan hybrid, sedangkan hill cipher termasuk di dalam jenis kriptografi simetris atau sering disebut kriptografi klasik. Kriptografi adalah ilmu mempelajari teknik-teknik encoding dan decoding dari pesan rahasia (Ariyus, 2006). Dengan kriptografi ini jika password dikirim supaya tidak diketahui oleh pihak lain maka password akan disandikan ke dalam bentuk lain untuk menjaga kerahasiaan password dengan tujuan keamanan informasi (enkripsi). Enkripsi adalah proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus dan ilmu yang mendasari proses enkripsi tersebut menggunakan matriks. Kriptografi klasik yang merupakan salah satu dari sistem polyalphabet, yaitu tentang sandi hill atau hill-cipher. Berbeda dengan sistem lainnya, hill-cipher merupakan sandi yang dengan mengambil n kombinasi linear dari n karakter alfabet dalam satu elemen teks asli sehingga dihasilkan n alfabet karakter dalam satu elemen teks asli. Pada enkripsi dan deskripsi, hill-cipher menggunakan operasi dasar matriks bujur sangkar n n dan konsep teori bilangan. 3
Pada penelitian terdahulu oleh Kristiyaningrum (2006) mengkaji proses enkripsi dan deskripsi pada hill-cipher secara umum dengan kode abjad dengan menggunakan matriks n n dan modulus 26. Pada umumnya, kode yang sering digunakan dalam kriptografi klasik pada proses enkripsi dan deskripsi adalah abjad baku A, B,..., Z. Namun, selain kode abjad baku, kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) juga dapat digunakan dalam proses enkripsi dan deskripsi, khususnya pada pesan hill-cipher, walaupun kode ini biasanya sering digunakan dalam kriptografi modern. Penggunaan kode tersebut pada proses enkripsi dan deskripsi pada pesan hill-cipher tersebut menarik untuk dikaji pada pesan hill-cipher dengan menggunakan matriks n n yang meliputi perkalian matriks, invers matriks, dan menggunakan konsep teori bilangan yaitu keterbagian dan aritmatika modulo (modulo 256). Secara sistematisnya dengan menggunakan perhitungan tersebut sangatlah panjang dan membutuhkan banyak waktu. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan sebuah matriks bertujuan untuk menghitung satu persatu urutan karakter ke-i diletakkan pada urutan setiap elemen pada matriks. Perhitungan matriks jika elemen-elemen matriks yang dihitung sangatlah banyak, maka dipercepat dengan perhitungan dalam bahasa pemrograman sederhana yang disebut MATLAB. MATLAB merupakan kepanjangan dari Matriks Labolatory, dimana dapat melakukan perhitungan-perhitungan yang melibatkan matriks. Software tersebut mengenal tiga tipe data yaitu string, skalar, dan matriks. String dalam MATLAB merupakan tipe data yang terdiri dari huruf-huruf dan atau nilai-nilai kode karakter yang ditampilkan. Penggunaan ASCII mampu mengangkat penulis mengkaji kode tersebut untuk mengamankan password steganografi pada program Steganography Hybrid Methode. Bentuk operasi perkalian dan invers matriks, sisa pembagian (modulus) pada bahasa pemrograman MATLAB. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul skripsi Penambahan Sistem Keamanan Terhadap Aplikasi Pembuat Steganografi Menggunakan Kriptografi Klasik Kode ASCII Sesuai Perhitungan Matriks dengan MATLAB. 4
1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang bertujuan untuk memfokuskan pembahasan terhadap masalah yang dihadapi pada penulisan tugas akhir ini. Sehingga yang menjadi fokus pembahasan ini adalah dalam ruang lingkup steganografi dan kriptografi serta aplikasi yang mendukung keduanya. Kemudian akan dilihat langkah pembuatan sistem keamanan pada aplikasi pembuat steganografi dengan metode kriptografi klasik sehingga penulis merumuskan beberapa rumusan masalah antara lain: 1. Bagaimana cara menyembunyikan data ke dalam media gambar digital, sehingga data benar-benar terjaga keamanannya dengan menggunakan teknik steganografi sebagai suatu solusi pengamanan pesan? 2. Bagaimana penambahan sistem keamanan terhadap aplikasi pembuat steganogarafi menggunakan kriptogafi klasik kode ASCII sesuai perhitungan matriks dengan MATLAB? 1.3 Batasan Masalah Pada skripsi ini, penambahan sistem keamanan terhadap aplikasi pembuat steganogarafi menggunakan kriptogafi klasik kode ASCII sesuai perhitungan matriks dengan MATLAB akan dibatasi pada: 1. File yang akan disisipi adalah file gambar berformat jpg, png, jpeg. 2. Matriks yang digunakan sebagai kunci kriptografi adalah matriks n n. 1.4 Tujuan Kajian Artikel ini membahas dan menjelaskan tentang steganography sebagai salah satu cara yang sedang berkembang dalam menjaga keamanan suatu informasi yang bertujuan menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga menginginkan suatu saat nanti ada pengembangan dari hasil karya ini jauh lebih baik dari yang ada sekarang. Dengan adanya aplikasi pembuat steganografi maka penulis ingin bertujuan dari kajian ini adalah untuk mengkaji proses penambahan sistem keamanan terhadap aplikasi pembuat steganogarafi 5
menggunakan kriptogafi klasik kode ASCII sesuai perhitungan matriks dengan MATLAB. Dalam berbagai macam teknik kriptografi banyak kode yang dapat di pakai antara lain kode abjad, ASCII, dan Unicode. Dari semua itu penulis memakai kode ASCII meskipun jumlah karakter lebih sedikit dari kode Unicode karena keunggulan kode ASCII adalah jenis karakter yang mudah terbaca oleh berbagai macam jenis komputer dibanding Unicode yang hanya dapat terbaca sebagian saja karakternya. 1.5 Manfaat Kajian Dari hasil penulisan diharapkan skripsi ini dapat memperkaya literatur mengenai kriptografi dan steganografi serta memberikan informasi penerapan kriptografi klasik pada steganografi dengan bantuan beberapa program agar setiap rahasia dapat terjaga keamanannya dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang sejenis. Bukan tidak mungkin seiring berkembangnya teknologi, maka setiap akses keamanan penyampaian pesan akan menjadi lebih mudah terbaca bagi orang lain. Oleh karena itu sangatlah bagus ilmu ini dapat diterapkan untuk membantu para pengirim pesan rahasia dan suatu saat pula dapat dikembangkan tidak hanya pada pesan saja namun dapat juga berbagai macam hal yang ingin dirahasiakan pada publik. 1.6 Definisi Operasional a. Steganografi yaitu seni untuk menyembunyikan pesan di dalam media digital sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada suatu pesan di dalam media tersebut. b. Kriptografi yaitu teknik matematika yang digunakan untuk menjaga keamanan suatu pesan rahasia dengan menggunakan teknik enkripsi dan deskripsi. c. Enkripsi yaitu teknik yang digunakan untuk mengubah pesan asli ke bentuk pesan tersandi. 6
d. Deskripsi yaitu teknik yang digunakan mengubah pesan tersandi ke bentuk pesan asli. e. Least Significant Bit Insertion (LSB) adalah bagian dari barisan data biner (basis dua) yang mempunyai nilai paling tidak berarti/paling kecil yang letaknya adalah paling kanan dari barisan bit. f. Kunci rahasia yaitu kesepakatan kunci yang digunakan untuk melakukan proses enkripsi dan deskripsi. g. Password yaitu sebuah kesepakatan kunci yang digunakan untuk membuka suatu data. h. Embed yaitu sebuah proses penyisipan data pada aplikasi Steganography Hybrid Methode. i. Deembed yaitu proses penguraian atau pencabutan data dari hasil steganografi. 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu metode penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dan lainnya (Mardalis, 2003). Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan informasi dari berbagai literatur yang berhubungan dengan steganografi dan kriptografi untuk keamanan pesan dan pembuatan password pada aplikasi steganografi. Untuk literatur pendukung yaitu tentang konsep penggunaan matriks. Langkah-langkah umum yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Penggunaan salah satu program pembuat steganografi untuk penyembunyian pesan atau informasi. b. Penggunaan konsep kriptografi klasik pada proses pembuatan password secara enkripsi dan deskripsi dalam pembuatan steganografi dengan kode karakter ASCII. c. Perhitungan proses enkripsi dan deskripsi dipercepat dengan menggunakan bahasa pemrograman MATLAB. 7