PENGGUNAAN PROTON-PUMP INHIBITORS (PPI) PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD

Thera Rolavina S,S.Farm.,Apt

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PATOGENESIS DAN PROGRESIVITAS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) OLEH KAFEIN DALAM KOPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RS ISLAM SURAKARTA TAHUN 2008 SKRIPSI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

Acupuncture in the Management of Functional Dyspepsia

Kesesuaian Informasi Kontraindikasi Obat Gastrointestinal Untuk Pasien Geriatri Pada Berbagai Sumber Informasi Tersier

Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Aplikasinya Palembang, 13 September 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penatalaksanaan nyeri pasien operasi selalu menjadi tantangan karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN INFUSA Musa paradisiaca.linn (Musaceae) TERHADAP TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ASETOSAL

OBAT GASTROINTESTINAL

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

PROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH FARMAKOTERAPI INFEKSI DAN TUMOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK SESUAIAN PENGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN UJI KEPEKAAN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

OBA B T A T S I S ST S E T M

EFEKTIVITAS MUTU BERBASIS PRAKTEK, INTERVENSI PENINGKATAN MULTIMODAL UNTUK GASTROENTERITIS PADA ANAK

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

INTISARI. Rahmatullah 1 ;Dita Ayuliav D.S 2 ; Iriani Yamuningsih 3

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kegunaan dan manfaat yang dihasilkan tanaman obat beraneka macam. Salah satu

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN OBAT PROFILAKSIS STRESS ULCER PADA PASIEN BEDAH DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYa

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pneumonia merupakan salah satu infeksi berat penyebab 2 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

PENATALAKSANAAN DISPEPSIA Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang

Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

BAB I PENDAHULUAN. Terutama pada masa pertumbuhan anak-anak. Upaya utama dalam pemeliharaan

Esofagitis refluks merupakan proses inflamasi. Esofagitis Refluks Pada Anak. Badriul Hegar, R. Lia Mulyani

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

KAJIAN EFEKTIVITAS DAN BIAYA TERAPI PENGGUNAAN OMEPRAZOL DAN PANTOPRAZOL SEBAGAI PROFILAKSIS STRESS RELATED MUCOSAL DISEASE DI ICU

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. Asam format yang terakumulasi inilah yang menyebabkan toksik. 2. Manifestasi klinis yang paling umum yaitu pada organ mata, sistem

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

Factors Associated with The Success of GERD Therapy

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK PROFIL PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT KRONIS PADA WARGA USIA LANJUT PENSIUNAN PT KAI BANDUNG TAHUN 2015

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

Transkripsi:

FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 PENGGUNAAN PROTON-PUMP INHIBITORS (PPI) PADA ANAK DENGAN KASUS GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE (GERD) Using The proton-pump inhibitors (PPI) for Children with Case Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Muhamad Syaripuddin Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Penelitian dan Pengmbangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Naskah diterima tanggal 8 Oktober 2014 ABSTRACT Gastroesophageal reflux disease (GERD) defined as reflux dysfunction occurring between gastric to the esophagus. It is signed by the weakening of pressure or function of the Lower Esophageal Spincter (LES). Almost 18% of babies suffering from GERD were caused by the weakening of LES. The PPI drugs have been used frequently for adult but not yet clear its safety for children usage. This paper aimed to identify the considerations using PPI for children with GERD symptom. Several literatures related with the use of PPI for children with GERD have been searched and collected. The keywords being used were efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use in PDF format using google search engine. The chosen literatures that in accordance with this paper s aim, then being analyzed qualitatively, discussed and finally concluded. This review concluded that the efficacy data of PPI has been widely found. However it is critical to consider the benefit and harm emerge if it is going to be used in Indonesia. Children aged one year up can use PPI for GERD cases but those less than one year are suggested to use procinetic and H2-receptor antagonist drugs. Keywords : Proton-Pump Inhibitors usage, Gastroesophageal Reflux Disease, children ABSTRAK Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kelainan reflux yang terjadi antara lambung dengan esofagus yang berhubungan dengan melemahnya tekanan atau fungsi dari Lower Esophageal Spincter (LES). Hampir 18% populasi bayi menderita GERD dan kebanyakan disebabkan karena lemahnya LES. Obat golongan PPI merupakan obat yang sering digunakan pada kasus GERD pada orang dewasa namun belum jelas penggunaannya pada anak. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan PPI untuk terapi GERD pada anak. Literatur yang berkaitan dengan penelitian penggunaan PPI pada anak dengan kasus GERD dicari dan dikumpulkan. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use dalam format pdf dengan google search engine. Literatur yang didapat dipilih sesuai dengan tujuan, dianalisis secara kualitatif, dilakukan pembahasan dan pada akhirnya ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari review ini adalah data efektifitas obat golongan PPI sudah banyak ditemukan, namun perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan apabila obat tersebut ingin digunakan di Indonesia. Anak dengan usia diatas 1 tahun dapat menggunakan obat golongan PPI pada kasus GERD namun anak dengan usia dibawah 1 tahun obat golongan prokinetik dan obat golongan antagonis H2-reseptor merupakan obat pilihan. Kata kunci : penggunaan, Proton-Pump Inhibitors, Gastroesophageal Reflux Disease, anak. PENDAHULUAN Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kelainan reflux yang terjadi antara lambung dengan esofagus. Dalam beberapa kasus GERD Alamat korespondensi: BALITBANGKES Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat, 10560 email : madsyarirsa@yahoo.co.id berhubungan dengan melemahnya tekanan atau fungsi dari spingter esofagus bagian bawah atau Lower Esophageal Spincter (LES). Penyakit GERD ini banyak menyerang pada usia lebih dari 40 tahun dan 10-20% penduduk di negara-nagara barat menderita simtom penyakit ini. Walau kematian karena penyakit ini jarang terjadi namun dapat menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Keparahan simtom penyakit GERD tidak selalu berhubungan dengan keparahan esofagitis tetapi 196

Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) lebih berhubungan dengan lamanya reflux yang terjadi. Tujuan pengobatan penyakit GERD adalah mengurangi simtom, mengurangi frekuensi terjadinya penyakit, meningkatkan pengobatan luka mukosa dan mencegah komplikasi (Williams and Schade, 2008). Secara umum obat yang digunakan untuk kasus GERD dibagi menjadi 4 golongan yaitu : golongan pertama adalah obat prokinetik seperti betanekol, metoklopramid, domperidon, dan cisaprid. Golongan kedua adalah golongan protektif mukosa seperti sukralfat dan asam alginat. Golongan ketiga adalah golongan antasid seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Golongan keempat adalah golongan obat supresi asam seperti Antagonis H2- reseptor dan PPI (Maton, 2003). Proton-pump Inhibitors merupakan inhibitor selektif terhadap enzim H + K + - Adenosin trifoafat (ATPase) yang mengkatalisis langkah akhir sekresi asam lambung. Lima jenis obat yang termasuk dalam Proton-pump Inhibitors adalah pantoprazol, omeprazol, esomeprazol, lansoprazol dan rabeprazol (Walage, 2003). Pada semua jenis PPI terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah obat terpapar dengan respon farmakodinamik yang dihasilkan (Shi and Klotz, 2008). Pengobatan penyakit GERD dilakukan dengan berbagai tahapan yaitu pertama dengan modifikasi gaya hidup dan pengobatan mandiri pasien dengan antasid, obat bebas golongan antagonis H2-reseptor dan obat bebas golongan PPI. Kedua dengan intervensi farmakologi yaitu menggunakan obat golongan supresi asam yang kuat. Ketiga adalah dengan intervensi terapi seperti bedah anti reflux atau terapi endoskopi. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan, mengatur sudut aantara kepala dengan tempat tidur, mengkonsumsi makanan yang kecil dan tidak makan 3 jam sebelum tidur, menghindari makanan atau obat yang dapat menyebabkan GERD, berhenti merokok dan menghindari alkohol (Williams and Schade, 2008). Pembedahan dilakukan apabila terjadi kegagalan dalam terapi GERD secara farmakologi. Teknik pembedahan yang tinggi dan laporan yang kontinyu tentang hasil pembedahan sangat diperlukan untuk pasien anak (Tovar et al., 2007). Apabila selama dua minggu modifikasi gaya hidup dan terapi sendiri tidak memberikan respon yang baik maka terapi dirubah dengan menggunakan supresi asam. Obat golongan supresi sama yang sering digunakan adalah golongan antagonis H2-reseptor dan golongan PPI. Obat golongan antagonis H2-reseptor yang sering digunakan diantaranya : simetidin, famotidin, nizatidin dan ranitidin. Obat golongan PPI yang sering digunakan adalah esomeprazol, lansoprazol, omeprazol, rabeprazol dan pantoprazol. Pasien dengan simtom ringan sampai sedang dapat menggunakan obat golongan antagonis H2-reseptor sedangkan pasien dengan simtom sedang hingga berat dapat menggunakann obat golongan PPI (Williams and Schade, 2008). Beberapa data penelitian menunjukkan bahwa obat golongan PPI lebih baik daripada golongan antagonis H2-reseptor dalam mensupresi asam (Guimaraes et al., 2010). Diantara obat golongan PPI sendiri terdapat kelebihan satu dengan yang lainnya, sebagai contoh esomeprazol dengan dosis 40 mg sehari lebih efektif dalam mengontrol asam lambung dibandingkan dengan omeprazol, lansoprazol, pantoprazol dan rabeprazolpada pasien dengan kaus GERD (Miner et al., 2003). Pada kasus erosif esofagitis lansoprazol dengan dosis 30 mg tidak memiliki perbedaan efektifitas dengan omeprazol secara meta analisis (Sharma and Leontiadis, 2001). Hampir 18% populasi bayi menderita GERD dan kebanyakan disebabkan karena lemahnya LES. Tabel I. Obat yang Digunakan pada Kasus GERD untuk Bayi dan Anak Tipe pengobatan Antagonis H2- reseptor Simetidin Ranitidin Famotidin Nizatidin Proton-pump Inhibitors Omeprazol Lansoprazol Pantoprazol Esomeprazol Rabeprazol Prokinetik Cisaprid Metoklopramid Erythromisin Rekomendasi dosis 40 mg/kg/hari dalam 3 dosis, maksimum 150 mg dalam 2 dosis 5-10 mg/kg/hari dalam 3 dosis, maksimum 300 mg dalam 2 dosis 1 mg/kg/hari dalam 2 dosis, maksimum 20 mg dalam 2 dosis 10 mg/kg/hari dalam 2 dosis 1 mg/kg/hari dalam 4 atau 2 dosis, maksimum 20 mg dalam 2 dosis 15 mg dalam 4 dosis (BB<30kg), atau 30 mg dalam 4 dosis (BB>30 kg) Dosis dewasa 40 mg dalam 4 dosis, anak belum direkomendasikan 0.7-3,3 mg/kg/hari 20 mg sehari 0,8 mg/kg/hari dalam 4 dosis, maksimum 20 mg dalam 4 dosis 0,1-0,8 mg/kg/hari dalam 4 dosis, maksimum 15 mg dalam 2 dosis 9 mg/kg/hari dalam 3 dosis 197

FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 Penggunaan obat golongan PPI sering digunakan walau Food Drug and Administration (FDA) belum mengijinkan penggunaannya pada anak (Williams and Schade, 2008). Uji klinik menunjukkan bahwa penggunaan PPI pada bayi tidak efektif. Data keamanan yang lebih besar dan uji klinik randomized, placebo-contrroled trial diperlukan untuk meyakinkan penggunaan obat golongan PPI pada anak (Tolia, 2010). Pasien anak yang pernah menderita GERD juga beresiko untuk mengalami kembali penyakit tersebut setelah beranjak dewasa (Park and Chang, 2012). Berdasarkan umur, perkembangan anak dari bayi hingga dewasa dapat digolongkan menjadi 3 tahap. Tahap pertama adalah bayi berusia antara 1 hingga 12 bulan, tahap kedua adalah balita dan anak berusia antara 1 hingga 10 tahun dan tahap ketiga adalah anak dewasa berusia antara 11 hingga 18 tahun (Bharwani, 2011). Zat promolitik dan antagonis H2- reseptor sering digunakan untuk menangani kasus GERD pada anak dan bayi. Dosis obat golongan antagonis H2-resseptor dapat dilihat dalam tabel berikut (Lorenzo et al., 2006; Lightdale and Gremse, 2013). Obat golongan PPI merupakan obat yang sering digunakan pada kasus luka lambung, GERD dan infeksi oleh helicobacter pylori baik pada orang dewasa atau pada anak diatas usia 1 tahun. Semua obat golongan PPI belum memiliki dosis yang tepat untuk anak dibawah 1 tahun kecuali omeprazol untuk kasus erosi esofagitis (Ward and Kearns, 2013). Pada kasus penggunaan PPI, data dengan bukti yang cukup merupakan alasan yang kuat untuk dijadikan alasan menggunakan obat pada anak tanpa studi klinik lebih lanjut (Tafuri et al., 2009). Strategi pengobatan kasus GERD pada anak didasarkan kepada studii pengobatan pada orang dewasa. Strategi ini didasarkan kepada sedikitnya jumlah kontrol dan randomisasi pada pasien anak (Guimaraes et al., 2006). Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan PPI untuk terapi kasus GERD pada anak. METODOLOGI Literatur yang berkaitan dengan penelitian penggunaan PPI pada anak dengan kasus GERD dicari dan dikumpulkan. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci efficacy and safety, proton pump inhibitors, children dan use dalam format pdf dengan google search engine. Literatur yang didapat kemudian dipilah dan dipilih sesuai dengan tujuan penulisan artikel. Artikel yang dipilih, dianalisis secara kualitatif, dilakukan pembahasan dan pada akhirnya ditarik kesimpulan. PenelitianPenggunaan PPI pada Anak dengan Kasus GERD. Beberapa penelitian yang mendukung dan kurang mendukung penggunaan PPI pada anak pernah dilakukan di berbagai negara. Penelitian yang mendukung penggunaan PPI pada anak akan dipaparkan dibawah ini. Satu penelitian menyatakan bahwa dosis lansoprazole untuk kasus reflux esofagitis yang aman dan efektif untuk anak sebesar 30 mg/m 2 atau 1,4 mg/kg (Faureet al., 2001). Penelitian di Amerika menyatakan bahwa pantoprazol belum disetujui untuk digunakan oleh mereka yang berusia dibawah 18 tahun, sedangkan di Eropa pantoprozol boleh digunakan oleh mereka yang berusia diatas 12 tahun (Tolia, 2008). Omeprazol yang diberikan pada dosis 0,3-3,5 mg/kg sekali sehari yang diberikan selama 12 minggu efektif untuk mengobati esofagitis pada anak (Monzani and Oderda, 2010). Penelitian penggunaan esomeprazol yang diberikan dengan dosis 0,2-1,0 mg/kg selama 8 minggu pernah dilakukan pada anak usia 1-11 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa esomeprazol efektif untuk mengatasi kasus erosif esofagitis pada populasi anak dengan GERD (Tolia et al., 2010). Data penelitian lain menyebutkan bahwa PPI dapat digunakan oleh mereka yang berusia diatas 11 tahun (Hassall et al., 2007). Penelitian di India menyebutkan bahwa berdasarkan terapi empirik yang dilakukan di India, PPI dapat digunakan pada anak dewasa untuk mengatasi simtom reflux (Poddar, 2013). Penelitian lain menyatakan bahwa pasien anak yang menderita reflux esofagitis tanpa penyakit lain yang berbahaya dapat disembuhkan dengan obat supresi asam (Park and Chang, 2012). Efektifitas obat golongan PPI dalam mengobati luka lambung, GERD dan infeksi Helicobacter pylori sudah terbukti untuk anak berusia diatas 1 tahun. Bagi pasien anak yang berusia dibawah 1 tahun efektifitas obat golongan PPI belum terbukti kecuali omeprazol pada kasus erosif esofagitis. Pengobatan jangka panjang pada pasien anak dengan kasus GERD tidak menimbulkan kanker dan kelainan yang signifikan (Ward and Kearns, 2013). Pernyataan diatas diperkuat dengan penelitian yang melibatkan anak usia 3 sampai 12 bulan dengan kasus GERD atau esofagitis yang diberikan omeprazol selama 4 minggu. Penelitian ini menyatakan bahwa omeprazol mereduksi paparan asam esofagus dibandingkan dengan plasebo secara signifikan (Moore et al., 2003). Data lain menyatakan bahwa esomeprazol memiliki sifat farmakologi yang lebih baik dari omeprazol. Esomeprazol juga memiliki kemampuan yang sama dengan omeprazol untuk mengobati kasus GERD pada anak (Guimaraes et al., 2010). Penelitian yang kurang mendukung penggunaan obat golongan PPI pada anak akan dipaparkan dibawah ini. Sistematik review untuk melihat efektifitas dan kemanan PPI pernah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa PPI tidak efektif dalam mengurangi simtom GERD pada bayi. Walaupun PPI dapat ditoleransi dengan baik pada anak namun percobaan PPI yang menggunakan placebo dan kontrol pada anak masih jarang (Van der Polet al., 2011). Sistematik review tentang penggunaan obat supresi asam untuk mengobati GERD pada bayi dan anak pernah dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa 198

Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) penggunaan antagonis H2-reseptor dan PPI berhubungan erat dengan kejadian infeksi gastrointestinal, pneumonia, sepsis dan nekrosis enterokolitis pada bayi dan anak. Berdasarkan hasil analisis ini maka perlu diperhatikan penggunaan obat supresi asam (antagonis H2-reseptor dan PPI) dalam kasus GERD pada bayi dan anak (Chung and Yardley, 2013). Sistematik review tentang efektifitas PPI untuk kasus GERD pada anak sudah dilakukan pada 12 studi yang melibatkan anak usia 0 hingga 17 tahun. Hasilnya menyatakan bahwa untuk bayi penggunaan PPI lebih efektif pada 1 studi, tidak efektif pada 2 studi, dan sama efektif pada 2 studi dibandingkan dengan plasebo dalam mereduksi simtom GERD. Hasil analisis menyatakan bahwa PPI tidak efektif dalam mereduksi sim tom PPI. Percobaan yang menggunakan kontrol dan plasebo jarang dilakukan dan data yang mendukung keamanan penggunaan PPI jarang dilakukan (Lightdale and Gremse, 2013). Penelitian lain yang menilai efek PPI dengan satuan waktu minggu pernah dilakukan terhadap pasien anak dengan GERD. Hasilnya menunjukkan bahwa PPI tidak berpengaruh terhadap total kejadian reflux, jumlah cairan yang di keluarkan namun dapat menurunkan keasaman dari cairan tersebut. hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa esofagitis dapat disembuhkan dengan menggunakan PPI selama 2 bulan (Turk et al., 2013). PEMBAHASAN Data penelitian tentang efektifitas penggunaan obat golongan PPI untuk kasus GERD pada anak sudah banyak dipublikasikan dari berbagai negara. Sebagian data mendukung dan sebagian data lagi kurang mendukung penggunaan obat golongan PPI untuk kasus GERD pada anak. Namun dari litaratur yang merekomendasikan dosis pemakaian untuk kasus GERD pada anak maka dapat dikatakan bahwa obat golongan PPI dapat digunakan untuk anak usia diatas 1 tahun. Walaupun beberapa sistematik review dan meta analisis sudah dilakukan untuk menilai penggunaan PPI pada kasus GERD anak, namun untuk penerapan di Indonesia m asih perlu dipertimbangkan. Petimbangan itu perlu didukung oleh data yang komprehensif dan terstruktur tentang pengalaman atau penelitian yang melibatkan anak di Indonesia. Data ini sangat penting mengingat kondisi anak Indonesia berbeda dengan kondisi anak di negara lain, baik dari segi sifat genetik, asupan makanan, paparan penyak it dan lingkungan disekitarnya. Dengan lengkapnya data tersebut maka akan mudah bagi dokter anak atau dokter lain yang merawat anak untuk merekomendasikan penggunaan obat golongan PPI pada anak dengan kasus GERD. Saat ini diperlukan pertimbangan yang matang untuk menggunakan obat golongan PPI pada anak. Mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan dialami merupakan langkah yang tepat dalam mengobati GERD pada anak. Bagi anak yang berusia 1 tahun atau lebih, data yang mendukung sudah cukup namun perlu dipertimbangkan penggunaan obat lain untuk mengatasi kasus GERD pada anak seperti obat golongan antagonis H2-reseptor dan obat golongan prokinetik. Data terbaru merekomendasikan penggunaan kombinasi kedua golongan obat ini untuk bayi dan anak. Sedangkan anak yang berusia kurang dari 1 tahun penggunaan golongan antagonis H2-reseptor dibolehkan seperti ranitidin mulai usia bayi 1 bulan. Hal ini berkaitan dengan fungsi motilitas saluran cerna pada bayi yang belum sempurna sehingga diperlukan obat yang meningkatkan fungi motilitas saluran cerna. Penggunaan obat prokinetik akan meningkatkan motilitas saluran cerna. Dengan meningkatkan motilitas saluran cerna maka proses pergerakan esofagus akan meningkat dan proses pengosongan lambung akan lebih cepat. Hal ini akan mendorong isi lambung lebih cepat kedalam usus, sehingga gerakan reflux saluran cerna bisa dihindari. Studi literatur ini kurang lengkap tanpa pengalaman klinik, penelitian khusus tentang penggunaan PPI pada anak dan pendapat dari para ahli khususnya dokter anak spesialis gastrohepatologi anak di Indonesia. Sehingga perlu langkah koordinasi yang menghasilk an kesepakatan tertulis yang merekomendasikan penggunaan obat golongan PPI pada kasus GERD baik pada bayi balita dan anak. Kesepakatan ini penting agar para dokter atau perawat tidak ragu dalam melakukan terapi menggunakan obat golongan PPI pada kasus GERD anak. Kesepakatan ini akan lebih baik jika dibuat dalam bentuk panduan pengobatan GERD pada bayi, balita dan anak. Panduan ini dapat disebarluaskan ke seluruh rumah sakit atau puskesmas di Indonesia. Dengan adanya buku panduan diharapak an tidak ada keragu-raguan dalam menggunakan obat golongan PPI untuk mengonbati kasus GERD pada bayi, balita dan anak. KESIMPULAN Dari beberapa literatur dan hasil pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan diantaranya : 1. Data efektifitas obat golongan PPI sudah banyak ditemukan namun perlu dipertimbangkan manfaat dan kerugian yang akan ditimbulkan. Sehingga diperlukan panduan pengobatan GERD dengan menggunakan PPI yang sesuai dengan kondisi anak di Indonesia. 2. Obat golongan PPI dapat digunakan pada kasus GERD untuk anak dengan usia diatas 1 tahun sedangkan anak usia dibawah 1 tahun bisa menggunakan obat golongan prokinetik seperti metoklopramid dan obat golongan antagonis H2- reseptor seperti ranitidin. 199

FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014 DAFTAR PUSTAKA Bharwani, S. 2011. GERD ic children from infancy to adolescence. Journal of Medical Sciences, 4, 25-39. Chung, E. Y. & YARDLEY, J. 2013. Are there risk associated with empiric acid suppression treatment of infant and children suspected of having gastroesophageal reflux disease? Hospital Pediatric, 3, 16-23. Faure, C., MICHAUD, L., SHAGHAGHI, E. K., POPON, M., LAURENCES, M., MOUGENOT, J. F., HANKARD, R., NAVARO, J. & JACQZ-AIGRAIN, E. 2001. Lansoprazole in children: pharmacokinetics and efficacy in reflux oesophagitis. Aliment Pharmacol Ther, 15, 1397-1402. Guimaraes, E. V., GUERRA, P. V. & PENNA, F. J. 2010. Management of gastroesophageal reflux disease and erosive esophagitis in pediatric patients: focus on delayed-release esomeprazole. Ther Clin Risk Manag, 6, 531-7. Guimaraes, E. V., MARGUET, C. & CAMARGOS, P. A. 2006. Treatment of gastroesophageal reflux disease. J Pediatr (Rio J), 82, S133-45. Hassall, E., KERR, W. & EL-SERAG, H. B. 2007. Characteristic of children receiving PPI continuosly for up to 11 years duration. The Journal of Pediatrics, 262-267. Lightdale, J. R. & GREMSE, D. A. 2013. Gastroesophageal reflux: management guidance for the pediatrician. Pediatrics, 131, e1684-95. Lorenzo, C. D., BLANK, C. & SAPS, M. 2006. Special consideration in dosing/consideration in special populations: Children. In: WOLF, M., DAVIS, G. L., FARRAYE, F. A., GIANELLA, R. A., MALAGELA, J.-R. & STEER, M. L. (eds.) Therapy of Digestive Disorder. Second ed.: Elsevier Inc. Maton, P. N. 2003. Profile and assessment of GERD pharmacotherapy. Cleveland and Clinic Journal of Medicine, 70, 51-70. Miner, P., KATZ, P. O., CHEN, Y. & SOSTEK, M. 2003. Gastric Acid Control With Esomeprazole, Lansoprazole, Omeprazole, Pantoprazole and Rabeplazole: A Five-Way Crossover Study. The American journal of Gastroenterology, 98, 2614-2620. Monzani, A. & ODERDA, G. 2010. Delayed-release oral suspension of omeprazole for the treatment of erosive. Clinical and Experimental Gastroenterologi, 3, 17-25. Moore, D. J., TAO, B. S.-K., LINES, D. R., HIRTE, C., HEDDLE, M. L. & DAVIDSON, G. P. 2003. Double-blind placebo-controlled trial of omeprazole in irritable infants with gastroesophageal reflux. The Journal of Pediatrics, 143, 219-223. Park, K. Y. & CHANG, S. H. 2012. Gastro-Esophageal Reflux Disease in Healthy Older Children and Adolescents. Pediatric Gastroenterology, Hepatology & Nutrition, 15, 220. Poddar, U. 2013. Diagnosis and management of GERD indian perspective. Indian Pediatrics, 50, 119-126. Sharma, V. K. & LEONTIADIS, G. I. 2001. Meta-analysis of randomized controlled trial comparing standard clinical doses of omeprazole and lansoprazole in erosive oesophagitis. Aliment Pharmacol Ther, 15, 227-231. Shi, S. & KLOTZ, U. 2008. Proton Pump Inhibitors: an update of their clinical use and pharmacokinetics. Eur J Clin Pharmacol, 64, 935-951. Tafuri, G., TROTTA, F., LEUFKENS, H. G., MARTINI, N., SAGLIOCCA, L. & TRAVERSA, G. 2009. Off-label use of medicines in children: can available evidence avoid useless paediatric trials? The case of proton pump inhibitors for the treatment of gastroesophageal reflux disease. Eur J Clin Pharmacol, 65, 209-16. Tolia, V. 2008. Pantoprozole in pediatric gastroesophageal reflux disease. Pediatric Health, 2, 135-140. Tolia, V. 2010. What s New About Gastroesophageal Reflux Disease in Pediatric Population. Revista de Gastroenterologia de Mexico, 2, 279-281. Tolia, V., YOUSSEF, N. N., GILGER, M. A., TRAXLER, B. & ILLUECA, M. 2010. Esomeprazole for the treatment of erosive esophagitis in children: an international, multicenter, randomized, parallelgroup, double-blind (for dose) study. BMC Pediatr, 10, 41. Tovar, J. A., LUIS, A. L., ENCINAS, J. L., BURGOS, L., PEDERIVA, F., MARTINEZ, L. & OLIVARES, P. 2007. Pediatric surgeons and gastroesophageal reflux. J Pediatr Surg, 42, 277-83. Turk, H., HAUSER, B., BRECELJ, J., VANDENPLAS, Y. & OREL, R. 2013. Effect of proton pump inhibition on acid, weakly acid and weakly alkaline gastro-esophageal reflux in children. World J Pediatr, 9, 36-41. Van Der Pol, R. J., SMITS, M. J., VAN WIJK, M. P., OMARI, T. I., TABBERS, M. M. & BENNINGA, M. A. 2011. Efficacy of proton-pump inhibitors in children with gastroesophageal reflux disease: a systematic review. Pediatrics, 127, 925-35. Walage, L. S. 2003. Pharmacologic Properties of Proton Pump Inhibitors. Pharmacotherapy, 23, 74-80. Ward, R. M. & KEARNS, G. L. 2013. Proton pump inhibitors in pediatrics : mechanism of action, 200

Penggunaan Proton-Pump Inhibitor (PPI)... (Muhamad Syaripuddin) pharmacokinetics, pharmacogenetics, and pharmacodynamics. Paediatr Drugs, 15, 119-31. W illiams, D. B. & SCHADE, R. R. 2008. Gastroesophageal Reflux Disease. In: DIPIRO, J. T., TALBERT, R. L., YEE, G. C., MATZKE, G. R., WELLS, B. G. & POSEY, L. M. (eds.) Pharmacotherapy A Pathophysiologic 201

FORMULIR BERLANGGANAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Alamat : Instansi : Telp. Fax. berminat berlangganan FARMASAINS Biaya dikirimkan melalui: Wesel ke alamat Redaksi Transfer melalui rekening, Nama Jelas