BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif terhadap organisasi atau pun instansi. Dengan demikian

dokumen-dokumen yang mirip
dan tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian yang akan dilakukan. organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAPUSIPDA (Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah) Se-Bandung Raya,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia usaha yang selalu diiringi oleh keinginan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

a. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional khususnya pembentukan Tim Penilai Arsiparis perlu di lakukan oleh tenagatenaga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju perkembangan komputer, baik hardware maupun

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09 / PRT / M / 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tujuan bersama yang diinginkan serta terlibat dengan peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaj

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG ATURAN PERILAKU AUDITOR INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. SERTIFIKASI. Widyaiswara. Pedoman.

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SANDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. efisien, kualitas dan kuantitas harus sesuai kebutuhan perusahaan. Pegawai yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.723, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan administrasi pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, tantangan terhadap perubahan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat adalah ideologi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengetahuan dasar matematika dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR: 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

A. Latar Belakang Masalah

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Profesionalisme Pengelolaan Diklat dengan Prinsip Tahu, Mau, dan Tanggung Jawab (TMT)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran proses dan kegiatan suatu organisasi. Untuk menghadapi permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN DAN PENGALAMAN KERJA DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DI SMA PGRI SLAWI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 06 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I P E N D A H U L U A N. Pembukaan UUD 1945, perwujudannya berupa pembangunan nasional dalam

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 366/Kpts/OT.220/9/2005 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat, secara langsung disadari maupun tidak disadari pasti memiliki dampak yang luar biasa terhadap perkembangan organisasi atau pun instansi. Perubahan tersebut selain memiliki dampak positif di sisi lain dapat berdampak negatif terhadap organisasi atau pun instansi. Dengan demikian dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menyikapi perubahan yang tidak pernah berhenti. Sumber daya manusia diharapkan dapat mengolah sumber-sumber lain yang dapat mendukung pencapaian visi organisasi atau pun instansi. Menurut Hossein (Khaerul Umam : 2012: 27) mengemukakan bahwa sumber daya manusia aparatur yang diperlukan adalah memiliki dedikasi dan kemampuan profesional di bidangnya, juga memiliki dedikasi dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap pegawai organisasi atau pun instansi dituntut agar dapat bekerja secara efektif dan efisien, kualitas dan kuantitas harus sesuai kebutuhan organisasi atau pun instansi. Pegawai yang kurang mampu, kurang cakap, dan tidak terampil dapat mengakibatkan pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya. Secara popular seorang pekerja dibidang apapun sering diberi predikat profesional. Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseharian tersebut

2 adalah seorang pekerja yang terampil dan cakap dalam kerjanya, biar pun keterampilan atau kecakapannya tersebut sekedar produk dari fungsi minat

3 dan belajar dari kebiasaan. Seorang pekerja yang profesional dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional, dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya (T. Raka Joni,1980:6). Menurut Siagian (2000: 163) bahwa profesionalisme adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu yang tinggi, waktu yang tepat, cermat dan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti. Siagian (2000: 163) menambahkan bahwa berkaitan dengan hal tersebut diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang seluk beluk tugas dengan segala implikasinya dan keterampilan yang memungkinkan pelaksana bekerja dengan baik karena dikuasainya berbagai segi teknis yang terdapat dalam setiap tugas pekerjaan. Adapun profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996). Profesionalisme juga dapat berarti keterampilan, sikap, dan perilaku yang profesional yang dimiliki seseorang (Nurhadi (Ali Mudlofir : 2012 : 36). Profesionalisme merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki, khususnya dalam bidang kearsipan karena dalam profesionalisme terdapat tiga unsur yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan/kemampuan (Skill), dan kepribadian (attitude). Menurut Muhamad Nurdin (2010 : 116) bahwa Pengetahuan adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh setiap orang, namun pengetahuan seseorang harus diuji dulu melalui penerapan di lapangan. Penerapan

4 pengetahuan tergantung pada wawasan, kepribadian dan kepekaan seseorang dalam melihat situasi dan kondisi. Kemampuan

5 adalah keahlian yang bermanfaat untuk jangka panjang sedangkan kepribadian adalah hasil dari sebuah proses sepanjang hidup, kepribadian bukan terjadi secara tiba-tiba akan tetapi terbentuk melalui perjuangan hidup yang sangat panjang. Menurut R.Soebroto dalam (Irra Chrisyanti: 2011 : 12), seorang petugas arsip harus memiliki : 1. Pengetahuan Mempunyai pengetahuan umum terutama yang bersangkutan dengan masalah surat dan arsip, mengetahui seluk beluk instansinya terutama organisasi dengan tugas dan jabatannya, dan mempunyai pengetahuan khusus tentang kearsipan. 2. Keterampilan Mempunyai kemampuan melaksanakan teknik tata kearsipan yang sedang dijalankan. 3. Kepribadian Mempunyai ketekunan dalam bekerja, sabar, teliti, rapi, cekatan, cerdas, jujur, loyal dan dapat menyimpan rahasia organisasi, dan lain-lain. Peneliti mendapatkan data arsiparis sesuai jabatan fungsional yaitu arsiparis terampil dan arsiparis ahli, sebagai berikut: No Tabel 1. 1 Data Jabatan Fungsional Arsiparis Terampil dan Arsiparis Ahli Jumlah Arsiparis Instansi Arsiparis Terampil (Pelaksana, Penyelia) Jabatan Arsiparis Ahli (Pertama, Muda, Madya, Utama) 1. 14 Orang BAPUSIPDA Jawa Barat 6 Orang 8 Orang 2. 12 Orang BAPUSIPDA Kab.Bsndung 12 Orang - 3. 5 Orang BAPUSIPDA Kota Bandung 4 Orang 1 Orang Total 22 Orang 9 Orang Sumber : Data Jabatan Fungsional Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya

6 Data diatas merupakan data arsiparis sesuai jabatan fungsional yang sudah ditetapkan. Selain data arsiparis jabatan fungsional, peneliti pun mendapatkan data pendidikan formal yang merupakan salah satu syarat menjadi arsiparis yang profesional. Adapun data arsiparis di BAPUSIPDA, sebagai berikut: Tabel 1. 2 Data Pendidikan Formal Arsiparis Pendidikan Formal Jumlah Arsiparis Prosentase SLTA 10 Orang 32 % D3 7 Orang 23 % S1 14 Orang 45 % S2 - - S3 - - Total 31 Orang 100 % Sumber : Data Arsiparis Pendidikan Formal Data di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh arsiparis di BAPUSIPDA se-bandung Raya dilihat dari pendidikan formal yang sudah didapat belum sepenuhnya memenuhi kriteria yang sudah ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/3/M.PAN/3/2009. Bahwa setiap arsiparis harus menempuh pendidikan formal minimal D3, namun dilihat dari faktanya masih terdapat arsiparis yang menempuh pendidikan formal di bawah D3. Selain itu dilihat dari data arsiparis yang memiliki sertifikat keterampilan dalam mengetik atau komputer sesuai persyaratan menjadi arsiparis yang profesional, sebagai berikut : Tabel 1. 3 Data Arsiparis yang memiliki sertifikat No Kriteria Jumlah Arsiparis Prosentase 1 Arsiparis yang memiliki 8 Orang 25,8 %

7 Sertifikat 2 Arsiparis yang belum 23 Orang 74,2 % memiliki Sertifikat Jumlah 31 Orang 100 % Sumber : Data Arsiparis di BAPUSIPDA Dilihat dari data kepemilikan sertifikat keterampilan mengetik atau komputer, ternyata masih banyak arsiparis yang belum memiliki sertifikat tersebut. Hal tersebut dapat menjadi salah satu gambaran bahwa arsiparis di BAPUSIPDA belum dikatakan profesional. Berdasarkan hasil wawancara, dapat dijelaskan persyaratan yang harus diikuti oleh Arsiparis terampil adalah dengan mengikuti diklat kearsipan dengan berbagai disiplin ilmu, dan untuk persyaratan Arsiparis Ahli dengan mengikuti diklat penciptaan arsiparis ahli. Untuk perjenjangan dari Arsiparis Terampil ke tahap Arsiparis Ahli dengan mengikuti Perjenjangan Penyetaraan dengan mengikuti Pembinaan Tekhnologi. Sama halnya pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan pada pasal 20 ayat (1-6). Namun dilihat dari fakta yang ada, tidak semua pegawai arsiparis di BAPUSIPDA se- Bandung Raya yang mengikuti persyaratan tersebut. Misalnya, dalam keterampilan menemukan kembali arsip. Seorang arsiparis yang profesional harus memiliki keterampilan dalam menemukan kembali arsip dalam waktu ½ menit untuk 1 arsip, sedangkan keterampilan pegawai arsiparis di BAPUSIPDA membutuhkan waktu 2-5 menit untuk 1 arsip dengan berbagai alasan yang menjadi hambatan utamanya.

8 Dapat dipersentasikan sebagai berikut : Tabel 1. 4 Prosentase Kegiatan Pengelolaan Arsip Berdasarkan Hasil Survei No. Kegiatan Pengelolaan Arsip Sumber : Data Kegiatan Pengelolaan Arsip BAPUSIPDA Provinsi Jawa Barat diadaptasi oleh penulis Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa pegawai arsiparis di BAPUSIPDA se-bandung Raya dilihat dari kegiatan pengelolaan arsip pun masih kurang baik terpaut hingga 60 % sesuai data yang diambil dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti, salah satunya termasuk ke dalam pelayanan arsip. Selain itu dalam kegiatan penataan dan penyusutan arsip masih dikatakan kurang baik, karena dilihat dari keadaan ruangan yang tidak kondusif. Jumlah Arsiparis Keterampilan Dalam Mengelola Arsip Baik Prosentase Jumlah Arsiparis Kurang Baik Prosentase 1. Menyimpan dan Memilih 3 Orang 10 % 5 Orang 15 % Berbagai Macam Arsip 2. Menemukan Kembali 5 Orang 15 % 8 Orang 30 % Arsip dalam (1/2 Menit Per 1 Arsip) 3. Menggunakan Alat yang 2 Orang 5 % 2 Orang 5 % dipergunakan dalam kearsipan 4. Menggunakan Alat Bantu 3 Orang 10 % 3 Orang 10 % dalam Mengelola Arsip Total 13 Orang 40 % 18 Orang 60 %

9 Seorang arsiparis dituntut untuk dapat mengelola kearsipan di suatu instansi/ perusahaan. Karena dalam sebuah organisasi atau pun instansi, kebutuhan akan informasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Salah satu sumber informasi adalah arsip. Dengan semakin meningkatnya aktivitas dan dinamika organisasi, maka akan membawa kecenderungan bertambahnya kebutuhan akan informasi dalam mendukung proses pencapaian tujuan dalam suatu organisasi atau instansi. Dalam proses pengambilan keputusan tentunya membutuhkan data-data yang diolah menjadi informasi kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan gambaran diatas, maka pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang urgen. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) menjadi alternatif yang bisa dilakukan. Namun pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) jangan sampai menimbulkan kesan pemborosan. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) harus sesuai dengan kebutuhan organisasi dan mampu memotivasi pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).. Dari penjelasan tersebut, Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) khususnya di bidang kearsipan memiliki manfaat yaitu dengan bagi organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, bagi pegawai dapat meningkatkan pegetahuan,keterampilan, dan sikap arsiparis itu sendiri, serta bagi pertumbuhan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antara anggota organisasi terjadinya proses komunikasi yang efektif. Sumber daya manusia yang terampil merupakan hal penting yang harus

10 diperhatikan karena dapat menunjang keberhasilan suatu organisasi/instansi di mana pun. Oleh karena itu, dilihat dari penjelasan latar belakang masalah dan menurut hasil wawancara kepada salah satu narasumber arsiparis ahli di BAPUSIPDA bahwa dengan adanya pendidikan dan pelatihan (Diklat) kearsipan secara efektif dapat meningkatkan profesionalisme arsiparis. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kearsipan terhadap Profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah bahwa dalam menerapkan manajemen kearsipan yang baik dibutuhkan arsiparis yang profesional sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi/ instansi manapun. Bertolak dari permasalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat efektivitas Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kearsipan di BAPUSIPDA Se-Bandung Raya? 2. Bagaimana tingkat Profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya? 3. Seberapa besar Pengaruh tingkat efektivitas Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kearsipan Terhadap tingkat Profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya?

11 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kearsipan di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya. 2. Untuk mengetahui tingkat Profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya. 3. Untuk Mengetahui seberapa besar Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kearsipan Terhadap Profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya. 1.3 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, baik berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Didalam penelitian ini penulis menetapkan beberapa kegunaan penelitian, yaitu : 1. Secara Teoritis Diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan sumber daya manusia yang meliputi pendidikan dan pelatihan (Diklat) kearsipan serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan profesionalisme Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya. 2. Secara Praktis Bagi BAPUSIPDA, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan terhadap profesionalime Arsiparis di BAPUSIPDA Se- Bandung Raya yang

12 belum sesuai dengan kriteria yang ada melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya serta pendidikan dan pelatihannya. Bagi penulis, sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalkan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmu.mempengaruhi tingkat reputasi suatu organisasi, sehingga organisasi yang bersangkutan akan mengalami hambatan dalam pencapaian tujuan.