Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT PERTAMINA JOB MEDCO ENERGI TOMORI FIELD SENORO

Rimawan Asri/ Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Dimas Fajar Uman Putra ST., MT.

Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. CHANDRA ASRI AKIBAT INTEGRASI DENGAN PT. TRI POLYTA

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PAITON 1 DAN 2

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN EKSPOR- IMPOR DAYA

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram Maluku Tengah

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java

INSTALASI PENTANAHAN DAN PROTEKSI GANGGUAN KE TANAH PADA PEMBANGKITAN MULTI GENERATOR DI SISTEM KELISTRIKAN PT.WILMAR NABATI GRESIK

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Tonasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, MSc,PhD 2. Ir. R. Wahyudi

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Oleh : Thomas Lugianto Nurdin ( ) : Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc.

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PETROKIMIA GRESIK AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PABRIK DAN GENERATOR 1 X 26.8 MW

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

EVALUASI SETTING PROTEKSI ARUS LEBIH DI JENE STATION PT. MEDCO E&P INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ETAP

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2014) 1-8

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI)

Koordinasi Rele Pengaman pada Sistem Kelistrikan PT. Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap akibat Pembangunan Proyek Langit Biru

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT ENERGI MEGA PERSADA UNIT BISNIS EMP MALACCA STRAITS SA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-175

STUDI KOORDINASI PROTEKSI SISTEM KELISTRIKAN PADA PT MEDCO ENERGI SINGA GAS FIELD LEMATANG BLOCK

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

EVALUASI GROUND FAULT RELAY AKIBAT PERUBAHAN SISTEM PENTANAHAN DI KALTIM 1 PT. PUPUK KALTIM

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR

Studi Perencanaan Koordinasi Proteksi Mempertimbangkan Busur Api pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Menggunakan Standar IEEE

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. SEMEN PADANG (PERSERO) TBK AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN PABRIK BARU INDARUNG VI

Transkripsi:

Presentasi Sidang Tugas Akhir Semester Genap 2012/2013Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang Nama : Yoyok Triyono NRP : 2209 106 067 Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc, PhD 2. Ir. Sjamsjul Anam, MT Page 1

DAFTAR ISI PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN Page 2

Pendahuluan(1) LATAR BELAKANG 1. PLTU Rembang merupakan salah satu Pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit Tenaga Listrik berbahan bakar batubara 10000 MW dengan kapasitas 2 x 300 MW 2. Sistem kelistrikan yang handal menjadi hal yang sangat penting. Sehingga proses produksi listrik dapat beroperasi secara maksimal tanpa terjadigangguan pada kelistrikannya, terutama short circuit 3. Relay arus lebih merupakan solusi dari gangguan short circuit. dimana relay akan mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. 4. Untuk memperoleh keandalan sistem kelistrikan PLTU Rembang dengan perubahan dari sisi pembangkitan serta sisi beban maka diperlukan sistem pengaman yang lebih sensitif dengan me-review kembali sistem pengamannya Page 3

SINGLE LINE DIAGRAM AUX POWER DISTRIBUTION Page 4

Pendahuluan (2) TUJUAN 1. Mensimulasikan dan mengevaluasi unjuk kerja sistem berdasarkan permasalahan yang dihadapi (analisa hubung singkat dan koordinasi rele pengaman). 2. Mendapatkan setelan dan koordinasi pengaman arus lebih yang tepat pada sistem kelistrikan PLTU Rembang. Page 5

Pendahuluan (3) Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini Bagaimana sistem kelistrikan PLTU Rembang dan berapa besar arus gangguan yang dapat terjadi pada sistem kelistrikan tersebut. Studi koordinasi rele pengaman pada sistem proteksi beban auxiliary di PLTU Rembang setelah penggabungan bus 6.3 kv antara bus unit station unit 1 dengan bus unit station unit 2 BATASAN MASALAH Analisa sistem tenaga yang dilakukan meliputi : Analisa hubung singkat Koordinasi rele pengaman Jenis rele pengaman yang digunakan adalah over current relay dan ground fault relay. Simulasi menggunakan software ETAP 7.0.0 Studi kasus dilaksanakan di PLTU Rembang. Page 6

DAFTAR ISI PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN Page 7

Teori Penunjang Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Syarat Rele Pengaman Setting Rele Pengaman Rele Gangguan ke Tanah (Ground Fault Relay) Page 8

Teori Penunjang (1) Rele Arus Lebih Merupakan jenis rele yang bekerja berdasarkan besar arus masukan, dan apabila besarnya arus masukan melebihi dari setting (Ip) maka rele arus lebih bekerja. Berdasarkan karakteristik waktuya rele arus lebih dibedakan atas 3 jenis yaitu: Instantaneous Rele Definite Rele Inverse Rele Gambar Karakterisrik arus lebih Page 9

Setting Rele Pengaman Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan pada pengaturan rele yaitu: 1. Setting Arus Teori Penunjang (2) Pada dasarnya batas penyetelan rele arus lebih adalah rele tidak boleh bekerja pada saat beban maksimum. Arus settingnya harus lebih besar dari arus beban maksimumnya. Arus penyetelan pun harus memperhatikan kesalahan pick up sesuai dengan British Standard Pick Up = 1.05 s/d 1.3 Inominal Dalam setting juga harus memperhatikan batasan maksimum, untuk alasan keamanan dan back Up hingga sisi downstream ditetapkan : Ipp 0.8 Isc minimum Dengan pedoman diatas seting arus yang digunakan pada study adalah: 1,05 IFLA Iset 0,8 Isc minimum Page 10

Setting Rele Pengaman Teori Penunjang (2) 2. Setting Waktu Penyetelan waktu kerja rele terutama dipertimbangkan terhadap kecepatan dan selektivitas kerja dari rele, sehingga rele tidak salah operasi, yang dapat menyebabkan tujuan pengaman tidak berarti. Untuk setting waktu sesuai standard IEEE 242 yaitu: Waktu terbuka Circuit beaker : 0,04 0,1 s (2-5 Cycle) Overtravel dari rele : 0,1 s Faktor Keamanan : 0,12 0,22 s Untuk rele static dan rele digital berbasis microprocessors overtravel time dari rele dapat diabaikan. Sehingga total waktu = 0,2-0,4 s 3. Persamaan Time Dial untuk Normal Invers : t = I 0,14 x D 0,02 fault Iset 1 Page 11

Teori Penunjang (3) Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relay) Cara kerja residual CT yaitu memanfaatkan sistematika kerja arus tidak seimbang. Iresidu = Ia+Ib+Ic I r merupakan arus residu hasil penjumlahan vektor dari masing-masing arus fasa yaitu dari I A, I B, dan I C. Kemudian arus residu ini diset dalam nilai tertentu, sehingga jika dalam kondisi tertentu yaitu ada gangguan dan melebihi nilai set dari arus residu maka rele ini akan bekerja Zero CT Residual CT Page 12

Syarat-syarat Rele Pengaman Teori Penunjang (4) Untuk menjamin keandalan, rele pengaman harus memenuhi persyaratan yaitu: - Kecepatan Bereaksi Kecepatan bereaksi rele adalah saat rele mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan pelaksanaan pembukaan pemutus tenaga (circuit breaker). - Kepekaan Operasi ( sensitivity ) Pada prinsipnya rele harus cukup peka sehingga dapat mendeteksi gangguan di kawasan pengamanannya meskipun dalam kondisi yang memberikan rangsangan yang minimum - Selektif ( selectivity ) Pengaman harus dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin yaitu hanya seksi yang terganggu saja yang menjadi kawasan pengamanan utamanya - Keandalan ( reliability Pengaman harus handal terhadap adanya gangguan, sehingga dapat melindungi peralatan. - Ekonomis Penggunaan rele selain memenuhi syarat diatas, juga harus disesuaikan dengan harga peralatan yang diamankan. Page 13

DAFTAR ISI PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN Page 14

SISTEM KELISTRIKAN PLTU Rembang, jawa tengah Page 15

Page 16

Rencana Penggabungan bus 6,3 kv Page 17

Analisa Aliran Daya Besar arus yang mengalir yang diperoleh dari simulasi aliran daya digunakan untuk menentukan setting relay arus lebih yang digunakan sebagai pengaman di busbar atau switchgear. Sedangkan untuk generator, trafo dan motor dapat diketahui dengan melihat nilai Full Load Ampere (FLA) yang berada pada rating-nya. Page 19

Analisa Hubung Singkat Pada kondisi normal, 2 konfigurasi yang mewakili hubung singkat minimum dan maksimum, yaitu: Hubung singkat minimum : Salah satu generator dalam keadaan tidak beroperasi (off) dan yang satu posisi beroperasi(on) Hubung singkat maksimum : pada saat semua generator 1 dan 2 beroperasi (on). Page 20

Pemilihan Setting koordinasi yang digunakan pada PT. ANTAM Page 21

Tabel Arus Hubung Singkat ARUS HUBUNG SINGKAT Bus Isc max 4 Cycle Isc min 30 cycle ID kv ka ka bus 232 20 60.094 52.28 10bba10 6.3 57.095 36.2 00BCC10 6.3 28.626 22.246 00BHC10 0.38 22.909 21.131 SWBD 6.3 57.095 36.2 Bus MTR idf 6.3 32.812 14.579 Bus 234 6.3 27.433 21.478 bus 236 20 60.094 52.28 00BCA10 6.3 57.095 36.2 Page 22

Tabel Setting rele Tipikal 1A Rele Type CT ratio Existing Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) Rele MTR IDF ABB REM 543 300/1 Definite time 5 0.05 Not used Not used Rele MB RB1 ABB REX 521 800/5 NI 2 0.24 Not used Not used RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.9 0.26 Not used Not used Page 23

Setting rele dari bus Motor ID fan hingga Trafo UAT 1 (Typical 1a) 0.855 s setelan pickup overload rele mtr idf 6.3kv tidak di gunakan. Hal tersebut sangat berisiko dikarenakan tidak ada pengaman overload pada motor tersebut sehingga akan mempengaruhi life time dari motor 0.584 s 0.05 s grading time yang terlalu lama antara rele MTR IDF dengan rele MB_RB1 yaitu selama 0,584 detik karena fungsi instans pada rele tidak digunakan karena Berdasarkan standar IEEE Std 242-1986 (batas waktu kerja antara dua buah rele : 0,2 s 0,4 s). = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 24

Tabel Resetting rele Tipikal 1A Rele Type CT ratio reseting Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) Rele MTR IDF ABB REM 543 300/1 NI 1.1 0.94 6 0.1 Rele MB RB1 ABB REX 521 800/5 NI 1.1 0.68 2.6 0.4 RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.65 0.54 2.2 1 Page 25

Setting rele dari bus Motor ID fan hingga Trafo UAT 1 (Typical 1a) 1 s 0.4 s 0.1 s Pengaturan time overcurrent pick up pada rele motor ID fan di set sesuai dengan full load ampere motor tersebut sehingga dapat melindungi motor dari bahaya overload. Hasil penyesuaian arus beban penuh ini telah sesuai Standard BS 142-1983 batas penyetelan antara 1,05 1,3 I nominal. Pengaturan time delay untuk rele instans (50) pada rele MTR IDF,rele MB RB1 dan Rele B RB1 yaitu sebesar 0.3s. Hal ini sudah memenuhi standard IEEE 242 yaitu antara 0.2-04 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 26

Tabel Setting rele Tipikal 1B Rele Type CT ratio Existing Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.9 0.26 Not used Not used Relay TR RB1 Relay 10STG1 Areva Micom P122 Areva Micom P122 2500/1 IEC-SI 0.69 0.5 1.05 0.3 15000/5 IEC-SI 0.83 1.5 3.09 0.1 Page 27

Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b) rele TR_RB1 akan trip terlebih dahulu ketika terjadi gangguan hubung singkat minimum di Bus 10BBA10 perlu diperbaiki.karena Kurva Rele B_RB1 overlap dengan kurva Rele TR_RB1 0.3 s 0.82 s Kurva koordinasi koordinasi waktu antara setting rele eksisting utama TRrele RB1dan 10STG1 reledisetting back up diatas 10STG10 damage perlucurve diperbaiki. Generator Jika terjadi STG1 sehingga gangguan bila makaterjadi akan trip hubung bersamaan. singkat di bus 232 maka rele tidak mampu mengamankan Generator sehingga dapat menyebabkan generator rusak. = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 28

Tabel Resetting rele Tipikal 1 Rele Type CT ratio Existing Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.65 0.54 2.2 1 Relay TR RB1 Relay 10STG1 Areva Micom P122 Areva Micom P122 2500/1 IEC-SI 0.62 0.45 11 0.1 15000/5 IEC-SI 0.72 0,4 2.1 0.4 Page 29

Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b) mengaktifkan setelan kurva instantenous (50) pada rele B_RB1 ini dapat mengamankan transformator TR UAT1 dari gangguan hubung singkat minimum pada bus 10BBA10 di daerah outgoing transformator TR UAT1. 1.24 s rele 10STG1 disetting diatas FLA dan berada dibawah damage curve generator sehingga mampu mengamankan generator STG1 bila terjadi Pengaturan gangguan time delay hubung untuk rele singkat maksimum instantaneous di (50) buspada 232. rele Sehingga generator 10STG1 dan STG1 TR dapat RB1 beroperasi yaitu sebesar full load 0.3s. dengan Hal ini aman sudah memenuhi standard IEEE 242 yaitu antara 0.2-04s 1 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 30

1.1 s 0.35s 1.1 s 0.35 s Setting rele dari bus 237 hingga bus 00BCC10 (Typical 2a) setelan pickup rele ACB chl10 berada disebelah kiri FLA trafo CHLORINE 1A. Artinya setelan pickup rele ACB chl10 ini di bawah arus full load trafo CHLORINE 1A, sehingga akan trip ketika arus yang mengalir besarnya mendekati arus beban penuh trafo tersebut. dapat dilihat bahwa penggunaan rele CHL TR 1A digunakan sebagai rele back-up mempunyai time difference sebesar 0,773s dengan ACB chl10. standard IEEE Std 242-1986 (batas waktu kerja antara rele utama dan rele back-up : 0,2 s 0,4 s), 0.03 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 31

0.56 s 0.35s 0.56 s 0.35 s Resetting rele dari bus 237 hingga bus 00BCC10 (Typical 2a) Pengaturan lowset arus rele beban CHLpenuh TR 1a rele diatur ACB berdasarkan chl10 disesuaikan arus beban penuh pada incoming transformator dengan arus beban penuh pada CHLORINE1A. Kurva Pengaturan sisi kurva outgoing definite (rele tranformator 50) pada rele CHLORINE1A. TR 1a ini sehingga harus dapat rele tidak mengamankan akan trip saat transformator dibebani full CHLORINE1A load karenadari hal gangguan tersebut bukan hubung merupakan singkat seketika, gangguan. dan daerah inverse (rele 51) digunakan Hasil penyesuaian arus beban sebagi back up dari rele ACB penuh CHL10, ini telah sehingga sesuai transformator Standard BS CHLORINE1A 142-1983 batas dalam penyetelan kondisi antara aman. 1,05 karena rele 1,3CHL I nominal. TR 1a yang digunakan sebagai rele back-up mempunyai time difference dengan definite rele ACB CHL10sebesar 0,217 s 0.07 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 32

Tabel Setting rele Tipikal 2b Rele Type CT ratio Existing Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.9 0.26 Not used Not used Rele CHL TR 1a ABB REX 521 600/5 NI 0.3 0.4 3 0.1 Rele CHL Tie I/C ABB REX 521 1250/5 NI 1.3 0.15 Not used Not used Rele SSB Tie I/C ABB REX 521 2500/5 NI 0.9 0.22 Not used Not used Page 33

Setting rele dari bus 234 hingga Trafo UAT1 (Typical 2b) 0.67s 0.398 s 0.9 s koordinasi yang kurang tepat antara rele CHL TR 1A dengan rele CHL TIE I/C, Berdasarkan analisa kurva koordinasi di atas, pada saat terjadi gangguan short circuit minimum bus 234 rele yang bekerja terlebih dahulu seharusnya yang paling dekat pada gangguan yaitu rele CHL TR 1A namun pada kurva disamping dapat dilihat bahwa koordinasi rele kurang tepat karena rele yang bekeja saat gangguan pada bus 234 adalah rele CHL TIE I/C = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 34

Tabel ReSetting rele Tipikal 2B Rele Type CT ratio RESETING Curve Tap (I>) Time dial (t>) Inst (I>>) Delay(t>>) RelayB_RB1 ABB REX 521 4000/1 NI 0.65 0.54 2.2 1 Rele CHL TR 1a ABB REX 521 600/5 NI 0.35 0.14 3 0.1 Rele CHL Tie I/C ABB REX 521 1250/5 NI 1.2 0.22 5.2 0.4 Rele SSB Tie I/C ABB REX 521 2500/5 NI 0.95 0.23 2.86 0.7 Page 35

Resetting rele dari bus 234 hingga Trafo UAT1 (Typical 2b) 1 s 0.7s 0.4 s setelan instantaneous digunakan agar bila terjadi gangguan segera dapat dibatasi dan dilokalisir. Selain itu koordinasi pengaman backup juga sudah tidak lagi overlap, Grading time juga diberikan sebesar 0,3 detik sehingga adanya miss-coordination ketika terjadi gangguan hubung singkat dapat dihindari 0.1 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 36

Setting rele dari penggabungan bus 6,3 kv 0.7 s 1 s Pengaturan arus beban penuh rele FTR RB1 disesuaikan dengan arus beban penuh yang melewati rele tersebut(outgoing Trafo UAT). Hasil penyesuaian arus beban penuh ini telah sesuai Standard BS 142-1983 batas penyetelan antara 1,05 1,3 I nominal. Pengaturan time delay untuk rele difinite (50) pada rele B RB1 dan B RB2 dengan FTR RB1 yaitu sebesar 0.3s. pengaturan time delay tersebut agar tidak terjadi trip secara bersamaan sehingga suplai daya tetap terjaga Page 37

setting rele GFR dari bus 234 hingga Trafo UAT1 eksis Page 38

setting rele GFR dari bus 234 hingga Trafo UAT1 0.7s 1 s 0.4 s Dengan dipasangnya NGR tersebut apabila terjadi gangguan hubung singkat phasa ke tanah pada sistem 6,3 kv, arus akan dibatasi oleh NGR sebesar 300 A. Apabila terjadi hubung singkat di bus 234 sebesar 300 A maka Rele CHL TR 1a merupakan pengaman utama nya, sedangkan jika gagal maka pengaman cadangannya ialah Rele CHL Tie I/C akan trip setelah 0,4 s. kemudian secara berurutan bila terjadi kegagalan dalam melokalisir gangguan maka rele SSB Tie I/C akan trip setelah 0,7 s di ikuti dengan rele B RB1 akan trip setelah 1 s. 0.1 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 39

Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b) Page 40

Setting rele dari bus 10BBA10 hingga generator (Typical 1b).4 s Dengan dipasangnya NGR apabila terjadi gangguan hubung singkat phasa ke tanah pada sistem 20 kv, arus akan dibatasi oleh NGR sebesar 400 A. Apabila terjadi hubung singkat sebesar 400 A pada hubung singkat antara Generator STG1 hingga primary Trafo TR UAT1, maka rele 10STG1 akan trip setelah 0.4 s, karena rele tersebut merupakan back up dari CB yang berada pada terminal primary Trafo TR UAT1 yang akan trip 0.1 s,, mulai dari pick-up sampai kotak CB terbuka. Berdasarkan IEEE 242 yaitu 0,2-0,4..1 s = Rele utama trip = Back-Up Rele utama Page 41

DAFTAR ISI PENDAHULUAN TEORI PENUNJANG SISTEM KELISTRIKAN PERHITUNGAN DAN ANALISA KESIMPULAN Page 42

Kesimpulan(1) Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele pengaman pada PLTU Rembang yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup dan grading time antar rele pengaman. Pada beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih menyentuh arus full load beban. Hal ini dapat menyebabkan rele tersebut trip meski tidak terjadi gangguan. 2. Terdapat setelan instan pada beberapa rele yang belum maksimal, karena belum mencakup seluruh level arus hubung singkat. Hal ini mengakibatkan rele tidak dapat bekerja secepat mungkin untuk mengamankan peralatan ketika terjadi gangguan hubung singkat minimum. 3. Terdapat setelan overload pada beberapa rele motor yang belum di fungsikan,. Hal ini mengakibatkan rele tidak dapat mendeteksi adaya kelebihan beban pada motor sehingga akan mengurangi lifetime dari peralatan tersebut karena dibebani penuh secara terus menerus 4. Grading time yang diberikan terlalu lama, yakni 0,584 detik. Hal ini dapat membahayakan bus yang mengalami gangguan dan membahayakan bus yang lain karena terlalulama mengisolasi system yang mengalami gangguan Page 43

5. Karena koordinasi rele-rele eksisting yang ada kurang sempurna dan tidak terkoordinasi dengan baik. Maka perlu dilakukan pengaturan rele (resetting) sesuai dengan perhitungan dan dikoordinasikan agar sistem bekerja secara optimal tidak mengganggu kestabilan sistem. 6. Pada koordinasi ground fault relay, Untuk meningkatkan sensitivitas dan selektivitas dalam mengenali gangguan maka untuk memperbaiki sensitivitas direkomendasikan untuk CT Ground untuk diganti dengan yang lebih kecil yaitu sebesar 300/5. Selain itu penggantian nilai CT ground yang sama dalam satu feeder dapat mempermudah dalam koordinasi rele. Page 44

TERIMA KASIH Page 45

Koreksi untuk rele tipikal 1B rele 10stg1 Page 47

Cara mensettingrele biru(b RB1) dan rele hijau (TR RB1) RelayB_RB1 Jenis Rele = ABB Rex 521 Kurva = Standard Inverse Isc max 4 cycle Bus 10BBA10, 6.6 kv = 56072A Isc min 30 cycle Bus 10BBA10, 6.6 kv = 36394A CT = 4000/1 FLA (sisi sekunder TR-UAT) = 2291 A Page 48

Relay TR RB1 Jenis Rele = Areva Micom P122 Kurva = Standard Inverse Isc max 4 cycle Bus 10BBA10, 6.3 kv = 56072 A di konversi ke 20 kv = 56072 =17662,68 A Isc min 30 cycle Bus 236, 20 kv = 52297A CT = 2500/1 FLA (sisi primer TR-UAT1) = 1443 A Page 49

Penyetelan Rele Arus Lebih Instan Pertimbangan dalam penentuan nilai pickup instan dapat didasarkan pada karakteristik peralatan yang dilindungi seperti yang dijelaskan sebagai berikut : Untuk pengaman feeder yang dipisahkan oleh trafo, koordinasi pengaman dibedakan menjadi dua daerah, yakni daerah low voltage (LV), dan daerah high voltage (HV) [12]. Dua daerah yang dipisahkan trafo tersebut dapat dilihat pada Gambar CT A Isc A Adapun setelan pickup instan pada tipe koordinasi di atas dapat harus memenuhi syarat berikut [12]: I sc max bus B Iset 0.8 I sc min, A...(7) CT B Isc B Page 50

Kenapa NGR-nya di ganti 300? Yang saya ganti bukan NGR nya tetapi nilai CT ground yaitu 300/5 tujuannya untuk memperbaiki sensitivitas dan selektivitas dalam mengenali gangguan dan untuk mempermudah dalam koordinasi rele GFR Page 51

30 Ampere itu apakah tidak terlalu kecil?line charging kamu hitung tidak?siapkan untuk besok pertimbanganmu apa? Menurut saya nilai tersebut tidaklah terlalu kecil karena menurut slide dari Bp Wahyudi sudah ditetapkan 5-10% dan untuk pertimbangan dari line charging perlu diperhatikan namun pada kasus tugas akhir ini nilai line chargingnya kecil karena jarak nya pendek hanya dalam lingkup pemakaian daya sendiri beda halnya dengan sistem transmisi yang jaraknya sangat jauh sehingga line charging perlu diperhatikan Page 52

Setting rele arus lebih Gangguan beban lebih Ipp = (110-120)% In Gangguan hubung singkat ketanah (5-10)%In < Ipp < 50%In

Perhitungan line charging = 1,83.10-9 I ch =2π x 50 x 1,83.10-9 =2,09.10-3 A/meter Ԑ=8.85.10-12 F/meter K=kontanta XLPE(2,3-6) r(jari-jari) =9,7=10mm(dibulatkan) R(jari-jari terluar)=12mm Page 54