BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK EFEK MENGEPALKAN TANGAN UNILATERAL TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seseorang mengunyah, melalui sensorik saraf trigeminus akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI EKSPERIMEN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Emosi P S I K O L O G I U M U M I I

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL. 4.1 Koleksi Data Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Long Term Memory. Memori jangka panjang. Wakid Rima Oktafianto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ilmu untuk menggapai cita-cita yang diharapkan yang mungkin sudah

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak akan terjadi tanpa adanya ingatan, bahkan untuk sekedar melakukan

BAB IV MEMORI A. Pengertian Memori 1. Memori Jangka Pendek 2. Memori Kerja

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakberdayaan. Menurut UU No.13 tahun 1998, lansia adalah seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke empat di dunia, Indonesia

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

A. Bagian-Bagian Otak

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Pedologi. Pengantar. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Sistem Syaraf dan Neuron

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Semakin kompleksnya kebutuhan di zaman modern ini, menuntut manusia bekerja dengan beban lebih untuk

YOGA: HARMONISASI MANAJEMEN STRESS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode remaja merupakan suatu periode terjadinya perubahan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

Psikologi Umum 2 Memori. Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena

BAB II TINJAUAN TEORI

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Siswanto (2007, h.65) menyebutkan bahwa konsentrasi yaitu

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

Media Belajar dari Sudut Pandang Psikologi Pembelajaran

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI (EMOTIONAL QUOTIENT) DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA SEMESTER VIII FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal. Setiap

AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN

BAB III ANALISA MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan suatu prestasi maksimal tidak hanya diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. saat suasana hati yang buruk tersebut tidak disadari penyebabnya seperti: jatuh cinta,

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

TINJAUAN PUSTAKA. berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok ini siswa dipilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. University Press (2014), ingatan adalah kemampuan pikiran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otak merupakan pusat dari keseluruhan tubuh. Otak manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

Psikologi anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kita membutuhkan kontrol melalui otak. Otak membentuk pemikiran manusia, memahami peristiwa, dan menyimpan kenangan dalam memori. Memori memungkinkan setiap individu belajar dari pengalaman terdahulu dan menggunakan kemampuan memprediksi untuk memutuskan kejadian-kejadian di masa depan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari proses belajar dan mengingat, yang sangat berkaitan dengan memori (Sousa, 2012). Memori secara fisiologis adalah hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai akibat dari aktivitas neural sebelumnya (Guyton & Hall, 2010). Terdapat dua macam memori, diantaranya memori jangka pendek yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit dan memori jangka panjang yang akan menyimpan memori bertahun-tahun bahkan kadang seumur hidup (Ganong, 2012). Kapasitas otak dalam menyimpan informasi tidak terbatas. Dengan sekitar 100 milyar neuron, yang masing-masing memiliki ribuan dendrit, maka otak hampir tidak mungkin kehabisan ruang untuk menyimpan apa saja yang dipelajari individu selama hidupnya (Sousa, 2012). John Griffith, ahli matematika, menyebutkan bahwa kemampuan rata-rata memori manusia untuk menyimpan informasi adalah 10¹¹ (seratus triliun) bit. John von Neumann, ahli teori informasi, menghitungnya sampai 2.8 x 10 12 (280 kuintriliun) bit. Asimov menerangkan bahwa otak manusia selama hidupnya sanggup menyimpan sampai satu kuidriliun bit informasi. Informasi yang diterima dapat berupa verbal, visual, dan audio yang akan disimpan sesuai dengan areanya masing-masing di otak (Jensen, 2011; Sousa, 2012). 1

Mengepalkan tangan ternyata tidak hanya sekedar sebagai kegiatan tak bermanfaat. Ada manfaat penting yang didapat dari mengepalkan tangan yakni mempengaruhi memori jangka pendek (Propper, McGraw, Brunye, & Weiss, 2013). 1.2 Identifikasi Masalah Apakah mengepalkan tangan unilateral meningkatkan memori jangka pendek. 1.3 Tujuan Penelitian Ingin mengetahui apakah mengepalkan tangan unilateral meningkatkan memori jangka pendek. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Memberi pengetahuan mengenai : Manfaat mengepalkan tangan unilateral dalam meningkatkan memori jangka pendek. 1.4.2 Manfaat Praktis Mengepalkan tangan unilateral dapat meningkatkan memori jangka pendek serta kemampuan dalam mengingat bagi para pelajar. 1.5 Kerangka Pemikiran Memori disimpan sebagian besar pada cortex cerebri, sedangkan regio basal otak dan medulla spinalis menyimpan sebagian kecil (Guyton & Hall, 2010). Pada otak terdapat pemetaan bagian tubuh secara sensorik dan motorik yang disebut dengan Homonculus. Homonculus sensorik dan motorik untuk daerah 2

tangan mempunyai ukuran yang besar. Sehingga, mengepalkan tangan mengaktifkan area yang luas di otak (Guyton & Hall, 2010). Mengepalkan tangan dapat menyebabkan kontraksi otot-otot tangan. Kontraksi otot-otot tangan dapat mengaktivasi motor cortex kontralateral. Aktivasi motor cortex meluas ke seluruh area frontal lewat koneksi corpus callosum (Andrew & Pfurtscheller, 1997; Pineda, 2005). Memori jangka pendek didefinisikan sebagai ingatan yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit (Ganong, 2012). Memori dipengaruhi antara lain oleh faktor psikologi (motivasi individu, suasana hati individu, dan emosi) (Dubuc, 2013; Goleman, 2007 ). Mengepalkan tangan berefek terhadap psikologis manusia yakni terhadap emosi dan motivasi. Dengan pemeriksaan menggunakan Elektroensefalografi dapat terlihat jelas bahwa gelombang α otak aktif yang disebabkan karena adanya emosi dan motivasi yang menyebabkan keadaan rileks sehingga mempermudah proses belajar (Harmon- Jones, 2006). Hemisfer kiri otak berhubungan dengan bagian kanan tubuh, terspesialisasi dalam mengenali kata-kata. Hemisfer kanan otak berhubungan dengan bagian kiri tubuh, terspesialisasi dalam mengenali wajah, tempat, objek, dan musik (Sousa, 2012; Jensen, 2011). Selain itu, fungsi hemisfer kiri otak memproses emosi positif seperti rasa gembira, bahagia, dan takjub. Dengan perasaan senang dan gembira maka seseorang akan lebih mudah dalam belajar. Fungsi hemisfer kanan otak memproses emosi negatif seperti kesedihan, cemas, gelisah, dan depresi (Sousa, 2011; Jensen, 2011; Peterson CK, Shackman AJ, Harmon-Jones E, 2008; Schiff BB & Lamon M, 1994). Perasaan cemas akan menyebabkan seseorang lebih ingat terhadap segala memori yang telah disimpan di otaknya karena seseorang tersebut akan berpikiran hal-hal yang diluar dugaan (Semiun, 2006). Perangsangan emosional dapat menyebabkan pengeluaran hormon stres adrenal, epinefrin, dan glukokortikoid (Akirav & Levin, 2001). Hormon stress adrenal akan mengaktifkan adrenergic reseptor di amygdala sehingga proses konsolidasi lebih cepat (McGau gh & Roozendaal, 2002). Penelitian yang mendukung pernyataan tersebut yaitu penelitian pada manusia yang di beri β- 3

adrenergic blocker akan menurunkan emosional seseorang dan menurunkan kecepatan proses konsolidasi (Cahill, Prins, Weber, & McGaugh, 1994). Perangsangan pada nuclei amygdala tertentu dapat menimbulkan pola marah, rasa takut sedangkan perangsangan pada nuclei amygdaloid lainnya dapat menimbulkan reaksi rasa senang (Guyton & Hall, 2010). Amygdala dapat memodulasi hippocampus berdasarkan anatomical evidence, electrophysiological evidence, dan functional evidence (Akirav & Levin, 2001). Berdasarkan anatomical evidence, proyeksi terluas dan terbanyak dari amygdala ke hippocampus terdapat di basal nucleus, dari basal nucleus kemudian akan terjadi proyeksi ke entorhinal cortex, cornu ammonis hippocampus (CA3 & CA1), subiculum, dan parasubiculum (Akirav & Levin, 2001). Berdasarkan electrophysiological evidence, banyak penelitian menunjukan bahwa amygdala berpengaruh terhadap induksi proses konsolidasi di hippocampus. Proses konsolidasi di hippocampus dapat dihambat jika terdapat lesi di amygdala atau jika diberi injeksi anestesi lokal tetracaine di amygdala (Akirav & Levin, 2001). Berdasarkan functional evidence, jika terdapat lesi di striae terminalis (major afferent / efferent pathway dari amygdala) akan melemahkan efek post-training intra-amygdala drug treatment di hippocampus. Penelitian lain menyimpulkan bahwa intra-amygdala injection menggunakan N-methyl-D-aspartat (NMDA) akan menginduksi ekspresi dari hippocampus. Penelitian lain yang mendukung bahwa jika terdapat lesi di amygdala akan menyebabkan gangguan proses konsolidasi di hippocampus sehingga menyebabkan gangguan belajar (Akirav & Levin, 2001). Mengepalkan tangan kanan saat encoding dan mengepalkan tangan kiri saat recall merupakan kondisi terbaik dibandingkan dengan kondisi lain (Christman & Propper, 2001). Mengepalkan tangan kanan saat encoding menunjukkan interaksi interhemisfer lebih baik dibandingkan kondisi lain dan waktu transfer interhemisfer juga lebih pendek karena terdapat approach motivation yang dihasilkan akan mempermudah proses encoding dan mengepalkan tangan kiri saat recall menunjukkan hasil yang baik karena withdrawal motivation yang 4

dihasilkan akan mempermudah proses recall (Cherbuin & Brinkman, 2006; Bernard, 2011). Recall berhubungan dengan reaktivasi primary motor area (Nyberg, Sandblom, Nilsson, Aberg, Ingvar, Petersson, 2001). Reaktivasi ini yang akan meningkatkan fungsi kognisi memori jangka pendek dan menghasilkan super memory. Pernyataan lain yang mendukung adalah HERA model. HERA model adalah simpulan dari banyak penelitian yang telah lama ditemukan mengenai kinerja otak saat encoding dan retrieval yang menggunakan neuroimaging (PET). Berdasarkan HERA model, hemisfer otak kiri lebih berperan saat proses encoding memori. Hemisfer otak kanan lebih banyak berperan saat proses retrieval memori (Habib, Nyberg, & Tulving, 2003). 1.6 Hipotesis Penelitian Mengepalkan tangan unilateral meningkatkan memori jangka pendek. 5