3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

III. METODE PENELITIAN

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

juga didefinisikan sebagai sebuah titik batas dimana titik G tidak melewatinya, agar kapal selalu memiliki stabilitas yang positif.

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dimensi utamanya, kapal rawai ini memiliki niiai resistensi yang cukup besar, kecepatan yang dihasilkan oleh

4 STABILITAS STATIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

4 HASIL PENELITIAN. Tabel 6 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

2 DESAIN KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

KAJIAN STABILITAS EMPAT TIPE KASKO KAPAL POLE AND LINE STABILITY ANALYSIS OF FOUR TYPES OF POLE AND LINER

3 KAJIAN DESAIN KAPAL

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI

2 KAPAL POLE AND LINE

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ

SKRIPSII FAKULTAS INSTITUT 2008

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 1, Mei 2011 Hal: 65 73

KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT

TATA MUATAN DAN VARIASI MUSIM PENANGKAPAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS PURSESEINER BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN

ANALISA HIDROSTATIS DAN STABILITAS PADA KAPAL MOTOR CAKALANG DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN KAPAL PANCING.

Abstract. Keywords : stability, long line, righting arm, and draught 1. PENDAHULUAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA)

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL PENANGKAP CUMI-CUMI KM. CAHAYA ALAM TIGA DI GALANGAN KAPAL PT. PROSKUNEO KADARUSMAN MUARA BARU, JAKARTA UTARA

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

This watermark does not appear in the registered version - 2 TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA YULI PURWANTO

Desain dan parameter hidrostatis kasko kapal fiberglass tipe pukat cincin 30 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

KAJIAN STABILITAS STATIS KAPAL YANG MENGOPERASIKAN ALAT TANGKAP DENGAN CARA DIAM/STATIS (STATIC GEAR) Oleh : SUKRISNO C

6 RANCANGAN UMUM KPIH CLOSED HULL

BAB 5 STABILITAS BENDA TERAPUNG

RASIO DIMENSI UTAMA DAN STABILITAS STATIS KAPAL PURSE SEINE TRADISIONAL DI KABUPATEN PINRANG

Kajian Kecepatan Dan Kestabilan Pada Beberapa Bentuk Kapal Pukat Cincin (Small Purse-Seiner) Di Sulawesi Utara

STABILITAS KAPAL PURSE SEINE MODIFIKASI DI KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN HERY SUTRAWAN NURDIN

UJI TAHANAN GERAK MODEL PERAHU KATIR PALABUHANRATU GALIH ARIEF SAKSONO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Stabilitas Semi-submersible saat terjadi Kebocoran pada Column

STABILITAS STATIS PERAHU FIBERGLASS BANTUAN LPPM IPB DI DESA CIKAHURIPAN KECAMATAN CISOLOK, SUKABUMI REZA TAWADA

KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN STABILITAS KAPAL IKAN MUROAMI PADA TIGA KONDISI MUATAN KAPAL DI KEPULAUAN SERIBU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PGZ (LANJUTAN)

KONTRUKSI KAPAL PERIKANAN DAN UKURAN-UKURAN UTAMA DALAM PENENTUAN KONSTRUKSI KAPAL

K.J. Rawson and E.C. Tupper, Basic Ship Theory, 5 th Edition, Volume 1 Hydrostatics and Strength, Butterworth-Heinemann, Oxford, 2001.

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

DESAIN DAN KONSTRUKSI KAPAL BOUKE AMI (KM VARIA KARUNIA) DI GALANGAN KAPAL PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA DIDI JANUARDY

STAB1 LITAS KAPAL POLE AND LINE PADA KONDISI MUATAN UANG BERBEDA (Stability of Pole and Liner at Differeat Loading Levels) Oleh: Siti Aisyah ~arhum')

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

PENGEMBANGAN DESAIN KAPAL PANCING TONDA DENGAN MATERIAL FIBERGLASS DI KABUPATEN BUTON SULAWESI TENGGARA

KAJIAN TEKNIS DAN KARAKTERISTIK KAPAL LONGLINE DI PERAIRAN PALABUHAN RATU

Lembar Pengesahan Laporan Tugas Gambar Kurva Hidrostatik & Bonjean (Hydrostatic & Bonjean Curves)

SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO

Design of purse seine-type steel vessels in PT. Crystal Cahaya Totabuan, North Sulawesi

APLIKASI PERHITUNGAN HIDROSTATIS KAPAL IKAN BERBASIS VISUAL BASIC ARISTA HADI PRATAMA SKRIPSI

Karakteristik Desain Kapal Perikanan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat, Bangka Belitung

KUALITAS STABILITAS KAPAL PAYANG PALABUHANRATU BERDASARKAN DISTRIBUSI MUATAN. Quality of Payang Boat and Stability

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stabilitas

KAJIAN STABILITAS DAN KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN PADA GELOMBANG BEAM SEAS SITI AISYAH FARHUM

Studi pengaruh bentuk kasko pada tahanan kapal pukat cincin di Tumumpa, Bitung, dan Molibagu (Provinsi Sulawesi Utara)

ALBACORE ISSN Volume I, No 3, Oktober 2017 Diterima: 11 September 2017 Hal Disetujui: 19 September 2017

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi tentang olengan bebas dan tahanan total kapal model uji di Laboratorium Kepelautan

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

PENERAPAN KESETIMBANGAN BENDA TERAPUNG

Marine Fisheries ISSN: Vol. 1, No. 2, November 2010 Hal:

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

UPN "VETERAN" JAKARTA

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

PENGARUH SIRIP PEREDAM TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Departemen PSP FPIK IPB 2. BPPT

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

Lampiran 2 Hasil kegiatan pembuatan mold/cetakan perahu

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

ASPEK KESELAMATAN DITINJAU DARI STABILITAS KAPAL DAN REGULASI PADA KAPAL POLE AND LINE DI BITUNG, SULAWESI UTARA

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

Analisis Perbandingan Stabilitas Dinamis Barge Menggunakan Flounder Plate dengan Single Lead Pendant Pada Operasi Towing

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

Bentuk dari badan kapal umumnya ditentukan oleh: Ukuran utama Koefisien bentuk Perbandingan ukuran kapal. A.A. B. Dinariyana

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapal Perikanan

Aulia Azhar Wahab, dkk :Rolling Kapal Pancng Tonda di Kabupaten Sinjai...

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 6 Nomor 2. Desember 2016 e ISSN Halaman :

Study on hydrodynamics of fiberglass purse seiners made in several shipyards in North Sulawesi

STABILITAS STATIS KAPAL IKAN TIPE LAMBUT TERSANJUNG YANG BERPANGKALAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA AERTEMBAGA KOTA BITUNG PROPINSI SULAWESI UTARA

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

Transkripsi:

13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek Penelitian dalam penelitian ini adalah Kapal Penangkap Cumi- Cumi yang terdapat di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. 3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari 2011 di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara. Peta pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Peta lokasi penelitian 3.3 Peralatan (1). Perlengkapan untuk pengukuran kapal dilapangan seperti: - Waterpass - Mistar - Benang Kasur - Mistar Siku - Pendulum - Spidol dan - Paku Payung - Alat Tulis - Meteran

14 (2). Perlengkapan untuk menggambar dan mengolah data sebagai berikut: - Alat tulis - Mistar (lurus) - PC (Personal Computer) 3.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif numerik dimana pengumpulan data dilakukan pada saat pengukuran kapal di lapangan. Adapun data yang dikumpulkan yaitu data primer diperoleh dari gambar lines plan kapal penangkap cumi-cumi (squid jigging) Cahaya Alam 3 yang telah ada kemudian dilakukan penggambaran ulang lines plan kapal penangkap cumi-cumi (squid jigging) Cahaya Alam 3 tersebut, nilai parameter hidrostatis kapal dan desain kapal penangkap cumi-cumi tersebut. 3.5 Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan pertama-tama dilakukan analisis rasio dimensi utama kapal kemudian perhitungan luas area dan volume yang dilakukan dengan pendekatan metode Simpson I yang bertujuan untuk memperoleh nilai-nilai parameter hidrostatik, lalu dilakukan analisis data stabilitas statis kapal. Analisis data stabilitas kapal diawali dengan perhitungan nilai GZ kemudian dilanjutkan dengan penentuan kurva stabilitas statis yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO). 3.5.1 Analisis rasio dimensi utama Analisis rasio dimensi utama kapal digunakan karena menurut Fyson (1985) bahwa rasio antara panjang dan lebar (L/B) mempengaruhi resistensi kapal, rasio antara lebar dan dalam (L/D) berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal. Nilai beberapa rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai pembanding yang tertera pada Tabel 5 di bawah ini:

15 Tabel 5 Nilai pembanding untuk kisaran nilai rasio dimensi utama pada salah satu jenis kapal di Indonesia Metode Operasi Rasio Dimensi L/B L/D B/D Static Gear 2,83 11,12 4,58 17,28 0,96 4,68 Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995) Nilai koefisien bentuk selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar koefisien bentuk kelompok kapal yang mengoperasikan alat tangkap pasif. Iskandar dan Pujiati (1995) mengemukakan bahwa nilai-nilai coefficient of fineness memiliki keeratan hubungannya dengan stabilitas kapal, bentuk badan kapal di bawah air, pengaturan ruangan dibawah dek dan volume palkah serta volume ruang-ruang di bawah dek. Standar nilai coefficient of fineness dapat dilihat dalam Tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Nilai koefisien bentuk (coefficient of fineness) untuk kelompok kapal perikanan yang mengoperasikan alat tangkap pasif (static gear) Metode Coefficient of Fineness Operasi C b C w C p C vp C o Static Gear 0,39 0,70 0,65 0,85 0,56 0,80 0,53 0,82 0,63 0,91 Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995) Nomura and Yamazaki (1975) mengemukakan bahwa kapasitas kapal juga harus diperhatikan karena hal ini berhubungan dengan daya muat kapal. Salah satu besaran yang menggambarkan kapasitas ini adalah Gross Tonage (GT) yang diformulasikan sebagai berikut: GT = ( a + b ) x 0,353 Dimana: a = Volume bangunan kedap air diatas dek b = Volume bangunan kedap air dibawah dek 3.5.2 Perhitungan parameter hidrostatik Nilai parameter hidrostatik kapal yang diteliti dihitung dengan menggunakan formula arsitektur perkapalan (Muckle 1987). Data yang diperoleh dianalisis dengan formula sebagai berikut: (1) Volume Displacement (V)

16 (2) Area of waterline (Aw) (3) Area of Midship (A Ф.) Keterangan: V : Volume Displacement (m 3 ) h : Jarak antar ordinat (m) Aw : Area of waterline (m 2 ) A Ф : Area of Midship (m 2 ) y : Jarak perpotongan wl dengan ordinat terhadap center line I (m) s : Bilangan Simpson Rumus Simpson I digunakan untuk menghitung luas area tengah kapal (A Ф ), luas area garis muat (A w ) dan volume displacement kapal (V). Perhitungan/ rumus tersebut adalah: (1) Perhitungan luas bidang kapal (A) dengan menggunakan Hukum Simpson I. (2) Perhitungan volume pada bidang kapal (V) dengan menggunakan Hukum Simpson I. Kemudian ketiga nilai parameter hidrostatis tersebut digunakan sebagai salah satu faktor untuk mencari nilai-nilai koefisien bentuk (coefficient of fineness) sebagai berikut: (1) Waterplane coefficient (C w ) (2) Block coefficient (C b ) (3) Midship coefficient (C Ф )

17 (4) Vertical perismaic coefficient (C vp ) (5) Perismatic coefficient (C p ) Keterangan: L wl : Length of water line (m) B wl : Breadth of water line (m) d : Tinggi draft kapal (m) Adapun rumus untuk mencari Ton per Centimeter Immersion (TPC), LCB (Longiudinal Centre Bouyancy), I (Moment Inertia), BM (Jarak titik apung ke metacentre), KM (Jarak keel ke metacentre), KB (Jarak titik apung), BM L (Jarak titik apung sampai Metacentre Longitudinal Bouyancy), dan KM L (Jarak keel sampai Metacentre Lonitudinal) adalah sebagai berikut: (1) Ton per Centimeter Immersion (TPC), dengan rumus: (2) LCB (Longiudinal Centre Bouyancy) dengan rumus: (3) I (Moment Inertia) dengan rumus: (4) BM (Jarak titik apung ke metacentre) dengan rumus: (5) KM (Jarak keel ke metacentre) dengan rumus: (6) KB (Jarak titik apung) dengan rumus

18 (7) BM L (Jarak titik apung sampai Metacentre Longitudinal Bouyancy) dengan rumus: Keterangan: I L : Inertia Longitudinal (8) KM L (Jarak keel sampai Metacentre Lonitudinal) dengan rumus: KM L = KB + BM L 3.5.3 Perhitungan nilai dari GZ Setelah dilakukan perhitungan parameter hidrostatik kemudian masuk ke analisis stabilitas statis kapal. Analisis stabilitas statis kapal diawali dengan perhitungan nilai GZ dengan menggunakan metode Attwood s formula (Hind, 1982). Metode ini menganalisis stabilitas kapal pada sudut keolengan 0 o - 90 o. Sumber : Hind (1982) Gambar 4 Prinsip perhitungan nilai GZ Dengan menggunakan metode Attwood s formula (Hind, 1982), nilai GZ dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, yaitu : (1) GZ = BR - BT BR merupakan perpindahan titik pusat apung secara horizontal

19 (3) BT = BG Sin dari persamaan (2) dan (3) maka didapat : keterangan : v = volume irisan kapal hh 1 = perpindahan irisan = volume displacement 3.5.4 Penentuan kurva stabilitas statis IMO Analisis stabilitas statis dilakukan dengan cara membandingkan nilai luas area di bawah kurva yang telah didapat dengan luas area di bawah kurva IMO. (Sumber : The Fishing Vessel (Safety provision) Rules, 1975 dalam Hind, 1982) Keterangan : Gambar 5 Kurva stabilitas statis A = luas area di bawah kurva stabilitas statis sampai sudut oleng 30 o tidak boleh kurang dari 0,055 meter radian B = luas area di bawah kurva GZ sampai sudut oleng 40 0, tidak boleh kurang dari 0,09 meter radian C = luas area antara sudut oleng 30 o sampai 40 0, tidak boleh kurang dari 0,03 meter radian, dimana ruangan di atas dek akan tenggelam dengan sudut keolengan tersebut. D = nilai maksimum righting lever (GZ) sebaiknya dicapai pada sudut tidak kurang dari 30 o serta bernilai minimum 0,20 meter E = sudut maksimum stabilitas sebaiknya lebih dari 25 o F = nilai initial GM tidak boleh kurang dari 0,35 meter

20 Perbandingan nilai luas area dibawah kurva GZ yang direkomendasikan oleh the fishing vessels rules 1975 dengan nilai pada berbagai kondisi untuk kriteria FVR disajikan pada tabel 7 dibawah ini: Tabel 7 Luas area di bawah kurva GZ pada berbagai kondisi untuk kriteria FVR, 1975 (Fishing Vessels Rules) Kriteria FVR Code Kondisi I II III A 0,055 m. Rad B 0,09 m. Rad C 0,03 m. Rad D 0,2 m E > 25 0 F 0,35 m Dimana A = Luas dibawah kurva 62 hingga 30 0 B = Luas dibawah kurva 62 hingga 40 0 C = Luas dibawah kurva 62 hingga 30 0 _ 40 0 D = Nilai maksimum 62 E = Sudut stabilitas maksimum F = Tinggi metacentre Kondisi I = Pada draft desain dan KG desain Kondisi II = Pada draft desain dan variasi KG Kondisi III = Pada KG desain dan variasi draft