BAB I PENDAHULUAN. 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP AKUSTIK STUDI KASUS: RUANG AUDITORIUM MULTIFUNGSI GEDUNG P1 DAN P2 UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

PEMBUATAN ALAT UKUR DAYA ISOLASI BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang besar terhadap

PENGARUH LAY OUT BANGUNAN DAN JENIS MATERIAL SERAP PADA KINERJA AKUSTIK RUANG KELAS SEKOLAH DASAR DI SURABAYA TITI AYU PAWESTRI

AKUSTIKA RUANG KULIAH RUANG SEMINAR 5 LANTAI 4 TEKNIK FISIKA. Dani Ridwanulloh

Pengukuran Transmission Loss (TL) dan Sound Transmission Class (STC) pada Suatu Sampel Uji

PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG AUDITORIUM BALAI SIDANG DI SURAKARTA

Nama : Beni Kusuma Atmaja NIM : Kelas : 02 Topik : Ruang Konser

STUDI SUBJEKTIF KELAYAKAN GEDUNG KESENIAN DAN KEBUDAYAAN RUMENTANG SIANG BANDUNG DARI SEGI AKUSTIK

Daftar Isi. Judul Kata Pengantar. Daftar Foto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi kinerja Akustik dari Ruang Kedap Suara pada Laboratorium Rekayasa Akustik dan Fisika Bangunan Teknik Fisika -ITS

PENGARUH BENTUK PLAFON TERHADAP WAKTU DENGUNG (REVERBERATION TIME)

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9311 ditujukan untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah TF3204 Akustik. Oleh : Muhammad Andhito Sarianto

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Candra Budi S : Andi Rahmadiansah, ST. MT Pembimbing II : Dyah Sawitri. ST. MT

STUDI KELAYAKAN AKUSTIK PADA RUANGAN SERBA GUNA YANG TERLETAK DI JALAN ELANG NO 17. Disusun Oleh: Wymmar

KEMAMPUAN PEREDAMAN SUARA DALAM RUANG GENSET DINDING BATA DILAPISI DENGAN VARIASI PEREDAM YUMEN

1.1. Latar Belakang Setiap ruangan harus memiliki 3 aspek yang harus diperhatikan, akustik, thermal dan pencahayaan. Aspek-aspek ini memiliki

DINDING PEREDAM SUARA BERBAHAN DAMEN DAN SERABUT KELAPA

ATENUASI BISING LINGKUNGAN DAN BUKAAN PADA RUANG KELAS SEKOLAH DASAR BERVENTILASI ALAMI DI TEPI JALAN RAYA. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Akustik ruang tertutup mempunyai berbagai permasalahan yang kompleks, perambatan dan sifat bunyi dalam ruang tertutup lebih sulit daripada ruang

Akustik. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

PERANCANGAN PENGENDALIAN BISING PADA RUANG BACA dan LABORATORIUM REKAYASA INSTRUMENTASI TEKNIK FISIKA ITS

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

Kondisi Akustik TVST B

Ujian Tengah Semester. Akustik TF Studi Analisis Kualitas Akustik Pada Masjid Salman ITB

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Desain Akustik Ruang Kelas Mengacu Pada Konsep Bangunan Hijau

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK SAUNG ANGKLUNG UDJO. Oleh : Firda Awal Gemilang

PENGENDALIAN BISING PADA BANGUNAN APARTEMEN

Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB 1 PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan budaya yang sangat kuat

RUANGAN 9231 GKU TIMUR ITB

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

PUSAT PELATIHAN MUSIK PULOMAS DENGAN PENERAPAN ARSITEKTUR KINETIK UNTUK PENGOPTIMALAN BENTUK RUANG BERDASARKAN SUARA

Kata kunci: Transmission Loss

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK ANALISIS SUBJEKTIF RUANGAN XXI LOUNGE CIWALK

EVALUASI KONDISI AKUSTIK BANGUNAN KOST STUDI KASUS KOST DI JALAN CISITU LAMA NO. 95/152C

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Take Home Test Akustik TF3204 Laporan Kondisi Ruangan Aula Barat ITB

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

AKUSTIKA RUANG KULIAH

Penilaian Karakteristik Akustik Bangunan. Masjid Salman ITB

Sekolah Tinggi Musik di Surabaya

REDESAIN INTERIOR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN CAK DURASIM SURABAYA BERDASARKAN AKUSTIK RUANGAN

BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN

ABSTRAK. dan performance, dan sedikit tentang teori. Di kota Bandung masih sedikit terdapat

Evaluasi Subjektif Kondisi Akustik Ruangan Utama Gedung Merdeka

Penilaian Subjektif Kondisi Akustik di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Jakarta

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

Perancangan Tata Suara Balairung Utama Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

Resonator Rongga Individual Resonator rongga individual yang dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran-ukuran berbeda digunakan di gereja- ge

Latar Belakang. Topik Permasalahan. Judgement (subjective dan atau objective)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain Akustik pada Recording Studio

MAKALAH UNTUK MEMENUHI NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH TF-3204 AKUSTIK

RUANG 9231 GKU TIMUR ITB

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

OPTIMASI MATERIAL AKUSTIK UNTUK PENINGKATAN KUALITAS BUNYI PADA RUANG AUDITORIUM MULTI-FUNGSI

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN CATATAN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN. PRAKATA.. LEMBAR PERSEMBAHAN ABSTRAK...

PERANCANGAN AKUSTIK RUANG MULTIFUNGSI PADA TEATER A ITS DENGAN DESAIN MODULAR

RADIO SHOW DI MANOKWARI PAPUA BARAT Kualitas Kenyamanan Termal, Akustik dan Pencahayaan Dengan Aplikasi Arsitektur Rumah Kaki Seribu DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan sebuah ruang untuk lebih dari satu fungsi akustik sudah menjadi

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK (TAKE HOME TEST ) Kondisi Akustik Ruang Kuliah ITB Oktagon 9026

DESAIN AKUSTIK RUANG KELAS MENGACU PADA KONSEP BANGUNAN HIJAU

UTS TF-3204 AKUSTIK ANALISIS KARAKTERISTIK AKUSTIK GEDUNG AULA BARAT ITB. Oleh. Vebi Gustian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERIAL PEREDAM SUARA DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI DAMEN, SERABUT KELAPA, DAN DINDING BATA

BAB I PENDAHULUAN. ternak, satwa, dan sistem alam (Kusuma, 1996). Menurut WHO (Word Healt

PENGENDALIAN TINGKAT KEBISINGAN DI CABIN ABK (ANAK BUAH KAPAL) KN.P 329 AKIBAT MESIN

KUALITAS AKUSTIK PANEL DINDING BERBAHAN BAKU JERAMI

PENILAIAN KUALITATIF KONDISI AKUSTIK RUANG KONFERENSI ASIA AFRIKA

LAPORAN PENELITIAN AKUSTIK RUANG 9231 GKU TIMUR

LATAR BELAKANG UTS TF AKUSTIK [NARENDRA PRATAKSITA ]

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-144

UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK AKUSTIK RUANG PADA GEDUNG INDOOR DAGO TEA HOUSE BANDUNG OLEH: NAMA : SITI WINNY ADYA M NIM:

STUDI PENERAPAN SISTEM AKUSTIK PADA RUANG KULIAH AUDIO VISUAL

Penilaian Akustika Ruang Kuliah TVST B Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Tujuan PCMS adalah untuk menciptakan musisi yang lengkap, musisi yang dapat mengekspresikan diri mereka secara terampil, kreatif dan artistik.

Analisis Kualitatif Ruang Kuliah TVST B dan TVST A

Laporan Penilaian Subjektif Akustik Ruangan Gedung TVST B ITB

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA

Ujian Tengah Semester - Desain Akustik Ruang AULA BARAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

METODE PENELITIAN. A. Bahan dan Materi Penelitian. Dikarenakan objek studi masih dalam rupa desain prarancangan maka bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAKE HOME TEST TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK RUANG KULIAH 9212 GEDUNG KULIAH UMUM ITB

Kondisi akustik ruangan 9231 GKU Timur ITB

Perbandingan Soundscape Pada Ruang Kelas SD, SMP, dan SMA di Kota Bandung

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perancangan interior suatu ruang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun non-fisik. Salah satu kenyamanan tersebut adalah kenyamanan akustik. Akustik erat kaitannya dengan pendengaran dan ruang sebagai media rambat bunyi yang didengar. 1 Bentuk dan volume ruang, kapasitas dan jumlah orang, serta lapisan akustik pada permukaan berperan pada karakteristik akustik ruang tertentu. Selain itu, perbedaan aktifitas dalam setiap ruang juga mempengaruhi karakteristik dan kualitas bunyi yang disajikan dalam ruang. Doelle dalam bukunya yang berjudul Environmental Acoustic menyatakan bahwa akustik ruang mempengaruhi kualitas musik. Ruang kelas musik pada sekolah musik merupakan salah satu ruang yang memerlukan penataan akustik yang baik. Ruang kelas musik dengan alat musik (sumber 1 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91 1

bunyi) yang berbeda akan menghasilkan 2 kualitas dan karakteristik bunyi masing-masing, sehingga penataan akustik setiap ruang kelas musik tersebut tidak dapat disamakan. Selain itu, letak ruang kelas musik yang berdekatan dapat menjadi sumber bising yang saling mengganggu pada waktu ruang-ruang tersebut digunakan bersamaan. Oleh karena itu, penataan akustik ruang perlu memperhatikan kualitas bunyi yang terdengar di dalam maupun di luar ruangan. Sekolah Musik Purwacaraka merupakan salah satu sekolah musik ternama di Indonesia dengan 76 cabang sekolah musik yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Kota Bandung (kota asal pendiri Sekolah Musik Purwacaraka) memiliki 4 cabang sekolah dengan nama Purwacaraka Musik Studio. Masing-masing cabang terletak di Jalan Sriwijaya, Bungur, Karapitan, dan Mangga. Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya merupakan pusat dari keempat cabang tersebut. Sekolah musik ini memiliki jumlah dan jenis ruang kelas musik paling banyak dibandingkan cabang lainnya. Purwacaraka Musik Studio telah memiliki standar akustik ruang yang diterapkan pada seluruh ruang kelas musik. Setiap ruang kelas musik dibagi berdasarkan jenis alat musik yang berbeda, namun hampir seluruh ruang kelas memiliki tata akustik ruang yang sama. Hal ini akan memperngaruhi kualitas bunyi dalam ruang. Di samping itu, potensi bising yang saling mengganggu antar ruang kelas musik cukup besar karena letak ruang tersebut berdekatan (bersebelahan). Berdasarkan kondisi eksisting tersebut, maka tata akustik ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya masih perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kenyamanan akustik ruang serta meminimalkan potensi bising. 2 Leslie L.Doelle dan L. Prasetio, Akustik Lingkungan, 1993, hlm. 91 2

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Sekolah musik dengan jumlah ruang kelas musik yang banyak dan jenis ruang kelas musik yang beragam, memiliki permasalahan akustik sebagai berikut. Perbedaan ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik (sumber bunyi) mempengaruhi kualitas dan karakteristik bunyi dalam ruang, sehingga tata akustik masing-masing ruang kelas musik tidak dapat disamakan seluruhnya. Selain itu, tata akustik ruang juga perlu memperhatikan permasalahan bising Ruang kelas musik yang terletak berdekatan memiliki potensi bising yang besar antar ruang kelas musik pada waktu ruang tersebut digunakan bersamaan. 1.3 RUMUSAN MASALAH Untuk mengetahui tata akustik ruang yang ideal bagi setiap ruang kelas musik di sekolah musik, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1) Apakah tata akustik setiap ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio telah ideal berdasarkan: a. Waktu dengung (Reverberation Time) dari karakteristik jenis alat musiknya? b. Kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi (Masking Noise) sehingga tidak mengganggu kenyamanan murid yang sedang berlatih musik? 2) Bagaimana material interior yang sesuai untuk setiap ruang kelas musik di sekolah musik berkaitan dengan: a. Waktu dengung (Reverberation Time) dari karakteristik jenis alat musiknya? b. Kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi (Masking Noise) sehingga tidak mengganggu kenyamanan murid yang sedang berlatih musik? 3

c. Kombinasi material yang memenuhi persyaratan waktu dengung dan kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi? 3) Bagaimana pesyaratan ruang kelas musik yang cocok untuk setiap jenis alat musiknya berdasarkan volume ruangan dan material? 1.4 TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Memperoleh acuan dalam mendesain (volume dan material) ruang kelas musik di sekolah musik yang sesuai berdasarkan jenis alat musiknya. 2) Memperoleh acuan dalam meminimalkan tingkat kebisingan antar ruang kelas musik di sekolah musik. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Memberikan saran berupa acuan desain (volume dan material) ruang kelas musik di sekolah musik berdasarkan jenis alat musik yang berbeda yang berlaku umum. 2) Memberikan saran (volume dan material) untuk memperbaiki ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya berdasarkan jenis alat musik yang berbeda. 3) Memberikan saran berupa acuan untuk memilih material ruang dalam meminimalkan tingkat kebisingan antar ruang kelas musik dan memberikan contoh material yang dapat diterapkan di Purwacaraka Musik Studio 4

1.5 METODA PENELITIAN Metoda penelitian 3 dibagi dalam beberapa tahapan : (1) mendapatkan data mengenai sekolah musik dan mengamati permasalahan yang terjadi, (2) melakukan perhitungan mengenai waktu dengung dan tingkat kebisingan berdasarkan kondisi eksisting baik di dalam maupun di luar ruang kelas musik pada waktu musik dimainkan maupun pada waktu musik tidak dimainkan, (3) menganalisa hasil perhitungan waktu dengung dan tingkat bising untuk mengetahui kenyamanan akustik setiap ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik yang dimainkan di setiap kelasnya, (4) melakukan perhitungan volume ruang untuk mendapatkan waktu dengung yang ideal berdasarkan perubahan volume ruangan tanpa merubah material pelingkup ruang yang ada, (5) melakukan perhitungan berdasarkan pemantulan material pelingkup ruang tanpa merubah volume ruang untuk mendapatkan acuan material yang cocok di setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda. (6) melakukan perhitungan terhadap penyerapan total material untuk meminimalkan tingkat kebisingan hingga memenuhi jangkauan bising yang diperbolehkan, (7) mengajukan jenis material yang dapat dipergunakan untuk ruang kelas musik, baik menambah atau mengganti material sesuai dengan perhitungan waktu dengung yang dibutuhkan. (8) melakukan perhitungan ulang terhadap kombinasi material yang diajukan sehingga mendapatkan kombinasi material yang tepat memenuhi persyaratan waktu dengung dan penyerapan bising yang diijinkan untuk setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda. 1.5.1 PENGUMPULAN DATA Untuk mengetahui waktu dengung (RT) setiap ruang kelas musik dibutuhkan data: Volume ruang 3 Tabel metoda penelitian terdapat pada lampiran 2, L2-1 5

Frekuensi bunyi masing-masing alat musik / sumber bunyi Data material ruang dan besar koefisien serapnya Untuk mengetahui tingkat tekanan bunyi setiap ruang kelas musik dibutuhkan data: Tekanan bunyi (dalam db) setiap sumber bunyi yang diukur dengan menggunakan alat ukur desibel meter. Pengukuran dilakukan dengan cara membunyikan sumber bunyi dalam ruang yang akan dihitung tekanannya dan sumber bunyi lain di sekitarnya diam. Untuk mengetahui tingkat bunyi di suatu ruang oleh sumber bunyi lain (bising yang tembus) antar ruang kelas musik dibutuhkan data: Gambar bangunan (denah, tampak, potongan) Arah hadap bangunan Tingkat bunyi sumber Penyerapan total material ruang penerima bunyi Kehilangan transmisi (TL) dinding kedua ruang bersangkutan Luas pembatas ruang Pengukuran bising yang tembus dilakukan dengan menggunakan rumus NR (Noise Reduction), sedangkan rumus TL digunakan untuk menghitung pengurangan bunyi oleh dinding / partisi yang membatasi. 1.5.2 PEMILIHAN OBJEK Pada pemilihan objek studi diberikan batasan-batasan untuk mempertajam ruang lingkup penelitian, berikut batasan tersebut: Sekolah musik di Indonesia sangat banyak. Salah satu sekolah musik ternama adalah Sekolah Musik Purwacaraka. 6

Sekolah Musik ini tersebar di kota-kota besar di Indonesia, Bandung salah satunya. Kota Bandung merupakan kota asal pendiri Sekolah Musik Purwacaraka. Sekolah musik dengan sistem belajar privat pada umumnya memiliki ruang kelas musik yang lebih spesifik. Ruang kelas musik dibagi berdasarkan kriteria tertentu. Untuk sistem belajar privat, pembagian ruang kelas musik dilakukan berdasarkan jenis alat musik. Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya (pusat Sekolah Musik Purwacaraka Bandung) memiliki jumlah dan jenis ruang paling lengkap dibandingkan cabang lainnya. Pembagian ruang kelas berdasarkan jenis alat musik yang tersedia. Bangunan sekolah yang terletak dekat jalan raya memiliki potensi bising eksterior lebih tinggi sehingga upaya pengendalian bising lebih optimal. Dari kriteria tersebut maka peneliti mendata Sekolah Musik Purwacaraka yang ada di Bandung. Kemudian dipilih Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya karena dapat mewakili permasalahan akustik yang seringkali terjadi pada sekolah musik, khususnya sekolah musik privat. Dengan dipilihnya objek studi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk sekolah musik lain yang akan mendesain ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik, atau dapat digunakan untuk peneliti berikutnya dalam meneliti ruang kelas musik di sekolah musik lain yang memiliki permasalahan serupa. Penelitian dilakukan pada setiap ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya yang terletak di lantai satu, dua, dan tiga. Ruang kelas tersebut terdiri dari ruang kelas vokal, drum, band, piano, gitar akustik, keyboard/organ/biola, gitar elektrik, dan ruang 7

kelas bass. Parameter akustik yang digunakan dalam tata akustik ruang untuk menilai tingkat kenyamanan ruang adalah waktu dengung. Tata akustik ruang yang diteliti meliputi volume dan material ruang. Perhitungan tingkat bising dilakukan berdasarkan sumber bising interior dan eksterior. Bising interior berasal dari setiap ruang kelas musik pada lantai yang sama (letak ruang bersebelahan) maupun pada lantai yang berbeda (letak ruang di atas ruang lainnya). Bising eksterior berasal dari aktifitas penduduk dan kendaraan bermotor di Jalan Sriwijaya. 1.5.3 ANALISA DATA Analisia data dilakukan dengan 2 perhitungan berikut ini: A. REVERBERATION TIME (RT) Dengan menggunakan rumus ini akan diketahui seberapa panjang waktu dengung yang terjadi dalam ruang kelas musik. Setiap mengajukan volume dan penyerapan material total ruang untuk memenuhi waktu dengung ideal, dilakukan perhitungan ulang dengan menggunakan rumus ini. B. PENGURANGAN KEBISINGAN, NOISE REDUCTION (NR) ANTAR RUANG Dengan menggunakan rumus ini maka akan diketahui tingkat bunyi di suatu ruang oleh sumber bunyi lain. Tingkat bising di luar jangkauan yang diperbolehkan perlu diminimalkan dengan cara menambah material penyerap pada ruang atau dengan memperbesar nilai TL dinding/partisi. 8

1.5.4 TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dibagi dalam beberapa tahapan berikut ini: Tahap 1. Dilakukan perhitungan RT berdasarkan kondisi eksisting, kemudian dilakukan perubahan waktu dengung untuk memenuhi jangkauan ideal dengan mengubah besar volume ruang atau penyerapan total ruang. Kemudian dilakukan perhitungan koefisien serap untuk masingmasing elemen interior berdasarkan penyerapan total yang diajukan. Tahap 2. Pada tahap ini diajukan contoh perubahan material dengan cara memilih material yang memiliki koefisien serap sesuai hasil perhitungan tahap 1. Pada akhir penelitian tahap ini akan didapatkan acuan koefisien serap yang diperlukan untuk setiap ruang kelas musik dalam memperoleh waktu dengung dan tingkat bising ideal. Tahap 3. Dilakukan perhitungan NR antar ruang kelas musik, kemudian dilakukan perubahan tingkat bising hingga berada pada jangkauan yang diperbolehkan dengan memperbesar nilai TL dinding/partisi. Kemudian dilakukan pemilihan material yang memenuhi nilai TL tersebut. Tahap 4. Dilakukan perhitungan ulang terhadap kombinasi material yang diajukan sehingga mendapatkan kombinasi tepat baik untuk waktu dengung maupun penyerapan bising yang diijinkan untuk setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda. 9

1.5.5 PENARIKAN SIMPULAN Setelah dilakukan perhitungan RT dan NR berdasarkan kondisi eksisting maka dapat dinyatakan tata akustik ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya telah ideal atau masih perlu dioptimalkan. Apabila tata akustik belum optimal, maka hasil perhitungan volume dan material yang diajukan dapat menjadi acuan desain atau renovasi ruang kelas musik di Purwacaraka maupun di sekolah musik lainnya yang memiliki permasalahan serupa. 10

1.6 KERANGKA PEMIKIRAN Topik Kajian Tata Akustik Ruang Kelas Musik Di Sekolah Musik Permasalahan Perbedaan persyaratan akustik setiap ruang kelas berdasarkan jenis sumber bunyinya Adanya permasalahan bising antar ruang kelas (interior) dan bising luar (eksterior) Literatur Bunyi, Akustik Ruang, RT, NR, Bentuk dan Material Ruang Kelas Musik Objek Studi Purwacaraka Musik Studio, Sriwijaya 44, Bandung Parameter Waktu Dengung Bising Ruang Kelas Vokal Drum Band Piano Gitar akustik Bass Gitar Elektrik Keyboard/organ/biola Elemen Interior Dinding Lantai Plafon Analisis data kuantitatif Melakukan analisa berdasarkan data yang diperoleh dari literatur dengan kondisi eksisting, berupa perhitungan (kuantitatif) RT dan NR Simpulan Diperoleh acuan dalam mendesain sekolah musik dengan ruang kelas musik beragam sesuai jenis alat musiknya, atau acuan merenovasi ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Saran Besaran volume ruang dan koefisien serap material di setiap ruang kelas musik di sekolah musik, serta contoh material yang dapat digunakan 1.6.1 Kerangka Penelitian Sumber:dokumentasi pribadi 11

1.7 SITEMATIKA PENULISAN Bab I PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metoda penelitian, analisa data, tahapan penelitian, kerangka penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi literatur tentang bunyi, akustik ruang, serta bentuk dan material ruang kelas musik. Bab III DESKRIPSI OBJEK STUDI Berisi kondisi eksisting yang terdiri dari deskripsi Purwacaraka Musik Studio, tata letak ruang kelas musik, dan permasalahan bising yang terjadi. Bab IV DATA ANALISA Berisi analisa tata akustik ruang kelas musik berdasarkan waktu dengung dan penyerapan bising, serta pemilihan material. Bab V SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan dari seluruh hasil analisa dan sebagai jawaban dari rumusan masalah, serta saran yang ditujukan secara umum kepada sekolah musik/pembaca dan secara khusus kepada Purwacaraka Musik Studio. 12