BAB I SEJARAH ENGINE DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Prosedur Pengetesan Injektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

BAB II. LANDASAN TEORI

MAKALAH DASAR-DASAR mesin

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AC (AIR CONDITIONER)

Mesin Diesel. Mesin Diesel

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

BAB II LANDASAN TEORI

Spark Ignition Engine

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.


MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BENSIN TYPE SOHC

BAB II TINJAUAN LITERATUR

contoh makalah teknik mesin

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

JOBSHEET PRAKTEK MEMELIHARA SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Prasyarat Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PERBANDINGAN KOMPRESI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN ALAT

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II LANDASAN TEORI

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

Transkripsi:

BAB I SEJARAH ENGINE DIESEL Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. N.A. Otto dan E. Langen. Engine pertama tersebut adalah engine 4 langkah dengan bahan bakar gas. Kemudian, gas digantikan dengan gasoline ( bensin ) dan engine mulai dipakai secara luas. Engine Otto atau disebut engine pembakaran dalam digunakan terutama pada mobil dan truk kecil. Engine Diesel diberi nama berdasarkan nama peciptanya yaitu Rudolf Diesel, yang mempatenkannya pada tahun 1892. ide dari pembuatan engine baru tersebut adalah karena diperlukan engine yang menggunakan bahan bakar yang lebih murah dibandingkan gasoline. Ide awalnya adalah bagaimana menciptakan engine yang beroperasi dengan bahan bakar padat seperti abu batubara, namun kemudian Diesel mengarahkan penelitiannya pada bahan bakar cair. Engine diesel yang asli berukuran sangat besar sehingga tidak dapat dipasang di kendaraan. 1

Pada tahun 1920, dua pabrik pembuat truk Jerman memasang sejumlah engine bersilinder dua pada truk mereka. Engine tersebut memiliki output sebesar 30 hp. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine Hesselmann, yang beroperasi dengan bahan bakar diesel (solar), namun membutuhkan sistem pengapian listrik. Tujuan Rudolf Diesel Menaikkan rendemen motor (rendemen motor bensin = 30%, rendemen motor diesel = 40 51%) Mengganti sistem pengapian dengan sistem penyalaan sendiri, karena sistem pengapian motor bensin pada waktu itu kurang baik Mengembangkan sebuah mobil yang dapat dioperasikan dengan bahan bakar lebih murah daripada bensin Kesulitan Rudolf Diesel Belum ada pompa injeksi yang dapat menyemprotkan bahan bakar dengan tekanan tinggi, karena untuk menyemprotkan bahan bakar pada silinder yang bertekanan tinggi diperlukan konstruksi pompa yang khusus. Di akhir tahun 1922, Robert Bosch mulai mengadakan penelitian, percobaan, dan pengembangan sistem penyemprotan bahan bakar pada motor diesel. Akhirnya usaha itu berhasil dengan diproduksinya seri pertama pompa injeksi pada tahun 1927. 2

BAB II TIPE-TIPE ENGINE In-line engine Tipe engine yang paling umum digunakan adalah engine in-line, dimana masing-masing silinder ditempatkan segaris. Tipe ini disebut juga straight engine dan biasanya memiliki 4 hingga 6 silnder. V-type engine Jika silinder-silinder ditempatkan dalam dua baris yang membentuk sudut satu sama lain, engine tersebut bertipe V-type engine. Desain ini banyak digunakan pada engine-engine besar, dengan enam hingga enambelas silinder. Horizontally-opposed engine Pada horizontally opposed engine, silinder-silinder disusun dalam dua baris dan ditempatkan secara horizontal berlawanan. Tipe ini hanya membutuhkan ruang yang relatif lebih rendah. Tipe ini digunakan pada bus dan dipasang di bagian belakang kendaraan. Rotary engine Tipe ini bukan berupa piston bolak-balik ( reciprocating ), namun memiliki rotor berbentuk 3

segitiga yang berputar di dalam silinder yang berbentuk oval. Keuntungan dari tipe ini adalah bobotnya yang relatif lebih ringan dan hanya membutuhkan sedikit komponen bergerak dibandingkan engine model lain. Akan tetapi tipe ini banyak mendapatkan masalah terutama dalam hal keausan dan kemampuan menjaga kerapatan absolut antara piston dengan dinding silinder. Akibatnya, engine ini hanya digunakan pada beberapa model kendaraan saja. 4

BAB III PENGGOLONGAN MOTOR DIESEL A. Cara penyemprotan dan pembentukan campuran 1. Injeksi langsung (contoh: bentuk bak) Bagian bagian: 1. Injektor ( jenis lubang banyak) 2. Ruang bakar Bentuk ruang bakar: Ruang bakar ada di dalam silinder biasanya di dalam torak Macam macamnya: Bentuk bak Bentuk setengah bola Bentuk hati Bentuk bola Cara kerja: Bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam silinder. Nosel injeksi biasanya mempunyai beberapa lubang Penggunaan: Kebanyakan motor motor besar Keuntungan: - Efisiensi dan daya tinggi - Dapat dihidupkan tanpa pemanas mula Kerugian: - Suara keras - Pompa injeksi dan injektor lebih mahal, karena tekanan penyemprotan tinggi 5

2. Injeksi tak langsung (contoh: kamar pusar) Bagian bagian 1. Injektor 2. Busi pijar 3. Ruang bakar 4. Saluran penghubung Bentuk ruang bakar: Ruang bakar berada diluar silinder Macam macamnya: Kamar pusar Kamar muka Cara kerja Udara dikompresikan ke dalam ruang bakar. Karena saluran penghubung menuju ke ruang bakar berkonstruksi miring / tangensial, maka udara menerima olakan yang mempermudah pembentukan campuran pada saat bahan bakar disemprotkan. Oleh karena itu tekanan injektor bisa lebih rendah dan nosel cukup dengan satu lubang. Penggunaan: Pada motor motor kecil dan sedang Keuntungan: Suara lebih halus daripada motor dengan injeksi langsung Perlengkapan injeksi lebih murah, karena tekanan penyemprotan lebih rendah Kerugian: Efisiensi dan daya kurang daripada injeksi langsung Memerlukan sistem pemanas mula 6

B. Proses kerja Motor diesel 4 tak Kebanyakan motor diesel adalah motor 4 tak Prinsip 2 tak hanya digunakan pada motor besar, misalnya pada kereta api, kapal laut, Genset, dst. Motor diesel 2 tak Perbedaan dengan motor bensin 2 tak adalah: - Pembilasan memanjang yang memerlukan katup buang - Pengisapan dan pembilasan dijalankan dengan kompresor yang langsung menekan udara ke dalam silinder. Keterangan: 1. Injektor / nozel 2. Katup buang 3. Kompresor 4. Piston 5. Poros engkol Keuntungan: Daya motor besar, motor dilengkapi sistem pelumasan tekan seperti pada motor 4 tak Kerugian: Kompresor mahal, berisik dan sensitif terhadap udara kotor 7

C. Sistem Pengisian / Pengisapan Isapan biasa (Naturaly aspirated) Pengisapan dengan turbocarjer Bagian bagian utama: 1. Rumah Kompresor 2. Roda Kompresor 3. Poros penghubung 4. Rumah turbin 5. Roda turbin a. Udara dari saringan b. Udara ditekan ke silinder c. Gas buang menggerakkan turbin d. Ke knalpot Keuntungan: Daya motor lebih besar untuk berat / ukuran motor yang sama 8

D. Proses kerja motor diesel dibandingkan dengan motor Otto 4 tak 1. Langkah isap Motor Diesel - Yang dihisap hanya udara, silinder akan terisi penuh Motor Otto - Yang dihisap adalah campuran bahan bakar dan udara, silinder akan terisi sesuai dengan posisi katup gas 9

2. Langkah kompresi Motor diesel Perbandingan kompresi ( ) = 15-23 Udara dikompresi sampai 1,5 4 Mpa (15 40 bar) Temperatur menjadi 700-900 o C Penyemprotan bahan bakar dimulai 30 O 10 O Sebelum TMA Motor Otto Perbandingan kompresi ( ) = 7-12 Campuran udara dan bahan bakar dikompresi sampai 0,8 1,3 Mpa (8 13 bar) Temperatur menjadi 300 600 o C Saat pengapian 30 O sebelum TMA 5 O 10

3. Langkah Usaha Motor Diesel Bahan bakar terbakar dengan sendirinya akibat temperatur udara yang panas. Tekanan pembakaran 4 12 Mpa (40 120 bar) Motor Otto Bahan bakar terbakar akibat Loncatan bunga api pada busi Tekanan pembakaran 3-6 Mpa (30 60 bar) 4. Langkah buang Motor diesel Temperatur gas buang 500 600 o C Motor Otto Temperatur gas buang 700 1000 o C 11

E. Diagram indikator tekanan motor Otto 4 tak A = Saat pengapian B = Tekanan maksimum C = Akhir pembakaran D = Katup buang membuka Diagram indikator tekanan motor Diesel 4 tak A= Mulai penyemprotan B= Mulai penyalaan C= Tekanan maksimum D= Akhir penyemprotan E= Akhir pembakaran F= Katup buang membuka 12

F. Kesimpulan: 1. Perbedaan pembentukan campuran Motor Diesel Pembentukan campuran bahan bakar dan udara berada di dalam ruang baker Motor Otto Pembentukan campuran bahan bakar dan udara beradadi luar silinder (karburator, manifold isap) 2. Perbedaan cara penyalaan Motor Diesel Terjadi dengan sendirinya akibat temperatur akhir kompresi yang tinggi dan titik penyalaan bahan bakar yang relatif rendah Motor Otto Terjadi akibat dari loncatan bunga api pada busi 13

3. Perbedaan proses pembakaran A = Mulai penyemprotan B = Mulai penyalaan B = Saat pengapian C = Tekanan Maksimum C = Tekanan maksimum D = Akhir penyemprotan E = Akhir pembakaran E = Akhir pembakaran F = Katup buang membuka F = Katup buang membuka Motor Diesel - Tekanan pembakaran maksimum jauh lebih tinggi daripada motor Otto - Proses pembakaran dapat dikendalikan oleh sistem injeksi (misalnya: lama penyemprotan menentukan lama pembakaran) Motor Otto - Tekanan pembakaran maksimum lebih rendah daripada motor Diesel - Proses pembakaran tidak dapat dikendalikan 14

4. Perbedaan perbandingan campuran Putaran idle Beban menengah Beban penuh Otto Kaya Sedikit kurus Sedikit kaya 1:10 1:17 1:12 Diesel Kurus sekali Kurus Sedikit kurus 1:300 1:30 1:17 1. Perbedaan momen putar, putaran, daya & efisiensi (motor isapan biasa) Momen putar/ dm3 Putaran Daya/ dm3 Efisiensi volume silinder maksimum volume silinder Otto 70-90 Nm/dm3 5000-6000 Rpm 25 40 kw/dm3 20-30% Diesel 80-90 Nm/dm3 2000-5000 Rpm 20 30km/dm3 30-50% Pemakaian bahan bakar motor diesel lebih hemat daripada motor Otto karena: Perbandingan kompresi yang tinggi Perbandingan campuran selalu kurus Daya motor diesel lebih rendah daripada motor Otto, karena: Putarannya lebih rendah 15

BAB IV MODEL RUANG BAKAR A. Injeksi langsung Cara kerja: Pada akhir langkah kompresi, torak mendekati kepala silinder, udara akan tertekan kedalam ruang bakar dan menerima pusaran yang cepat. Kemudian bahan bakar disemprotkan melalui lubang lubang nosel injeksi dan akan dibagikan dalam ruang bakar. Akibat temperatur tinggi dan pusaran bahan bakar cepat menguap dan menyala dengan sendirinya. Catatan Kebanyakan motor besar menggunakan sistem ini Memerlukan injektor jenis lubang banyak dengan tekanan pembukaan yang tinggi Tidak memerlukan sistem pemanas mula, pada saat motor dingin temperatur akhir langkah kompresi masih cukup tinggi untuk penyalaan diri Perbandingan kompresi tinggi 16

Macam macam bentuk ruang bakar Bentuk bak Bentuk setengah bola Bentuk bola Bentuk hati 17

Cara memperoleh pusaran Contoh: ruang bakar bentuk hati Selama langkah isap Saluran isap dikonstruksi sedemikian rupa, supaya terjadi pusaran radial Selama langkah kompresi Sewaktu torak mendekati TMA udara ditekan kedalam ruang bakar, sehingga terjadi putaran arah aksial Hasil pada saat penyemprotan Udara yang berputar (pusaran radial dalam ruang bakar, dalam waktu yang bersamaan terjadi pusaran aksial) 18

B. Injeksi tak langsung 1. Kamar muka Cara kerja Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar muka, kemudian bahan bakar disemprotkan terhadap bola penyala. Bagian tersebut terikat dengan jembatan yang relatif tipis, maka menjadi sangat panas selama motor hidup. Oleh karena itu, dengan cepat akibat pembakaran, sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar muka dan ikut terbakar dengan udara yang masih didalam silinder. Catatan Saat ini sistem tersebut hanya digunakan Mercedes Benz Memerlukan injektor jenis Nozel pasak dengan bentuk penyemprotan khusus, tekanan pembukaan Nozel 110 150 bar / 11 15 Mpa Memerlukan sistem pemanas mula untuk menghidupkan motor, bila suhunya lebih rendah dari ± 50 o C 19

2. Kamar Pusar Cara kerja Pada langkah kompresi, sebagian besar udara ditekan kedalam kamar pusar. Udara menerima pusaran yang sangat cepat, karena saluran penghubung yang menuju secara kedalam kamar pusar dikonstruksi miring / tangensial. Akibatnya bahan bakar yang disemprotkan cepat menguap dan menyalakan diri. Dari hasil pembakaran sebagian bahan bakar ditiup keluar dari kamar pusar dan ikut terbakar dengan sisa udara yang masih didalam silinder. Catatan Kebanyakan motor kecil sedang menggunakan sistem ini Menggunakan injektor nozel pasak dengan tekanan pembukaan nozel 110 150 bar / 11 15 Mpa Jika kondisi motor baik, sistem pemanas mula hanya perlu pada temperatur dibawah 25 o C 20

Persyaratan dan tuntutan BAB VI BAGIAN-BAGIAN KHUSUS MOTOR DIESEL Persyaratan 1. Perbandingan kompresi tinggi 2. Campuran harus dibentuk dengan cepat 3. Tekanan pembakaran tinggi 4. Pembebanan panas tinggi Tuntutan Ruang bakar harus kecil Ruang bakar dikonstruksi supaya terjadi pusaran Mekanisme engkol harus kuat Pendingin harus merata Kepala silinder Motor motor dengan injeksi tak langsung dilengkapi dengan kamar muka atau kamar pusar, yang terbuat dari baja atau keramik. Kamar pusar Kamar ini selalu dipres waktu pemasangan supaya tidak bergeser posisinya, dijamin dengan alur dan pasak / peluru. Kamar muka Kamar ini ditahan dengan menggunakan cincin sekrup. Posisinya juga dijamin dengan alur / pasak 1. Kamar muka 2. Dudukan injektor 3. Dudukan busi pijar 4. Cincin sekrup 5. Cincin perapat 21

Hal hal yang perlu diperhatikan pada reparasi kepala silinder Tebal paking kepala silinder Penggantian paking kepala silinder selalu dengan ketebalan asli, juga untuk permukaan kepala silinder baru digerinda (karena kepala silinder motor diesel rata, oleh karena itu penggerindanya tak mempengaruhi pada volume ruang bakar) Jarak antara katup, mulut kamar muka dan bagian atas torak Pada kepala silinder yang digerinda, jarak tersebut berkurang. Untuk menghindari tumbukan antara torak dan katup (atua kamar muka), maka jarak asli harus disesuaikan Jarak standar disesuaikan dengan penggerindaan dudukan katup Jarak standar disesuaikan dengan menambah ketebalan paking perapat 22

Kepala silinder sendiri sendiri Gesekan pada paking kepala silinder, perbedaan pemuaian panas antara blok motor dan kepala silinder menjadi kecil Jika salah satu retak, penggantian mudah dan relatif murah Konstruksi lebih ringan dan murah Blok motor & mekanisme engkol Batang torak dibagi miring Karena tekanan pembakaran pada motor diesel tinggi, diameter bantalan harus besar Supaya dapat dipasang / dibongkar melalui diameter sislinder, maka pangkal batang torak dibuat miring 23

Tabung silinder basah Supaya pendinginan merata dan overhoul dapat dilaksanakan dengan mudah, pada motor diesel sering digunakan tabung silinder basah Jarak A, B penting sebab supaya paking kepala silinder rapat Lubang pelepas yang menuju ke udara luar berfungsi untuk menghindari air pendingin masuk ke ruang engkol pada waktu cincin perapat / oring bocor 24

Konstruksi torak (contoh: Injeksi langsung) Fungsi cincin baja / keramik: a). Mengatasi pemuaian panas b). Mengatasi keausan alur cincin torak paling atas Pendingin torak Digunakan pada motor diesel yang memakai turbo (kadang juga dipakai pada motor diesel tanpa turbo) Pendinginan dengan semprotan oli menahan torak menjadi lunak, cincin atau pena torak macet 25

BAB VII SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL Pada dasarnya antara motor otto dan motor diesel dalam komponen enginenya tidak jauh berbeda. Perbedaan terletak pada beberapa sistem saja diantaranya sistem pengapian dan sistem bahan bakar. Perlengkapan Sistem Bahan Bakar Diesel Nama bagian: 1. Tangki bahan bakar A Bahan bakar kotor 2. Saringan kasa pada pompa mengalir B Bahan bakar bersih 3. Advans saat penyemprotan C Bahanbakar bertekanan tinggi 4. Saringan halus D Saluran pengembali 5. Pompa injeksi 6. Governor 26

7. Nosel 8. Busi Pemanas Komponen komponen sistem bahan bakar diesel Tangki bahan bakar Fungsi: sebagai tempat penampung bahan bakar Pompa Pengalir Fungsi: mengalirkan solar dari tangki ke pompa injeksi Advans saat penyemprotan Fungsi: Memajukan saat penyemprotan ketika putaran motor naik 27

Saringan Fungsi: Membersihkan solar dari kotoran Memisahkan air yang terbawa dalam aliran solar Pompa Injeksi Fungsi: Memberikan tekanan pada solar yang akan diinjeksikan / disemprotkan oleh nozel Jenis jenis: Pompa Inline / sebaris Keterangan: Setiap silinder motor dilayani oleh satu elemen pompa 28

Pompa Distributor / Rotary Keterangan: Satu elemen pompa melayani semua silinder motor Pompa injeksi tanpa poros nok Keterangan: Gerakan pompa diperoleh langsung dari poros nok motor biasanya digunakan pada motor diesel tunggal (kecil) dan motor diesel besar (kapal laut, PLTD) 29

Governor Fungsi: Mengatur putaran motor dengan cara mengatur volume bahan bakar yang disemprotkan Jenis jenis: Governor Sentrifugal / Mekanis Keterangan: Informasi putaran diperoleh secara langsung dari sentrifugal yang dipasang Governor Pneumatis / vakum Keterangan: Informasi putaran diperoleh secara tidak langsung dari trotel dan vakum 30

Nozel Fungsi: Mengabutkan solar ke dalam ruang bakar Keterangan: Bentuk semprotan tergantung dari bentuk ruang bakar Busi pemanas / Busi Pijar Fungsi: Memanaskan udara didalam ruang bakar waktu start dingin Keterangan: Pada waktu start dingin temperatur akhir kompresi masih kurang untuk pembakaran sendiri Busi pijar Bentuk kawat Busi pijar bentuk batang 31

Pompa pengalir dan saringan solar a. Pompa pengalir sistem torak Nama nama bagian: 1. Pompa tangan 2. Katup hisap 3. Katup tekan 4. Penumbuk rol 5. Rumah pompa 6. Torak / piston 7. Pegas 8. Saringan kasa 9. Tabung gelas 10. Nipel Isap 11. Nipel Tekan 32

b. Pompa pengalir kerja tunggal a). Langkah antara Cara kerja: Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah torak menjadi kecil, katup tekan membuka Solar mengalir keruang diatas torak karena, volume diatas torak menjadi lebih besar Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan dan penekanan solar b). Langkah isap dan tekan Cara kerja: Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh pegas, Volume dibawah torak menjadi besar katup hisap membuka Solar dihisap dari tangki lewat saringan kasa, volume diatas torak menjadi lebih kecil, katup tekan menutup, solar ditekan kesaringan halus 33

c. Pompa pengalir kerja ganda a). Langkah melawan pegas Cara kerja: Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik volume dibawah orak menjadi lebih kecil, solar mengalir keluar melalui KT 1 volume diatas torak menjadi lebih besar Solar mengalir melalui KI 2 kedalam ruang atas torak KT = katup tekan KI = katup hisap b). Langkah pengembali Cara kerja: Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak menjadi lebih kecil, solar mengalir keluar melalui KT 2 volume dibawah torak menjadi lebih besar, solar mengalir dari tangki melalui KI 1 keruang dibawah torak Pompa ini digunakan untuk motor diesel besar 34

d). Pompa pengalir sistem membran 1. Tuas 2. Pegas 3. Katup masuk / hisap 4. Katup buang / tekan 5. Membran Langkah hisap Cara kerja: Tuas ditekan oleh eksentrik, membran turun ke bawah, volume diatas membran menjadi besar, katup hisap membuka, solar masuk keruang diatas membran Langkah tekan Cara kerja: Membran bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas membran menjadi kecil, katup tekan akan membuka, solar ditekan keluar melalui katup tekan 35

Saringan solar a). Saringan kasa dalam tangki Saringan kasa langsung dipasang pada pipa isap Saringan ini perlu dibersihkan setiap tahun bersama-sama mengeluarkan kotoran dan air yang terdapat didalam tangki solar b. Saringan kasa dalam pompa pengalir Saringan ini menyaring kotoran dan air yang mempengaruhi fungsi dari pompa injeksi dan pompa pengalir Saringan ini dibersihkan pada setiap servis mobil 36

c). Saringan halus Saringan ini adalah saringan yang dipasang antara pompa pengalir dan pompa injeksi, pada pompa injeksi model distributor digunakan saringan yang mempunyai pori pori sebesar 0,004 0,005 mm. Untuk pompa jenis lain sebesar 0,008 0.010 mm. Saringan halus ini harus diganti apabila kendaraan sudah berjalan 30.000 km, atau sekitar 300 00 jam kerja. Interval penggantian tergantung besar filter, kwalitas solar dan jumlah solar yang disaring. 1. Rumah saringan 2. Saringan halus 3. Tutup saringan 4. Katup pengalir 5. Nipel keluar 6. Nipel masuk 7. Sekrup pembuang udara 37

Macam macam saringan halus a). Saringan kertas model bintang Solar kotor masuk dari bagian luar, karena bentuk sudut saringan model V (model bintang) sehingga bagian luar lebih besar dan mampu menampung banyak kotoran. Untuk stabilitas diberi pembungkus berlubang-lubang yang ada diluar dan didalam yang terbuat dari besi plat. b). Saringan kertas model gulung Solar yang kotor masuk dari atas, kertas digulung dan dilem pada akhirnya 38

c. Saringan kain Saringan ini diisi dengan benangbenang yang dipres Kalau ada dua saringan halus, saringan kain berfungsi sebagai saringan kasar Pemisah air Air mempunyai berat jenis yang lebih besar dari solar Setelah solar disaring, solar bersih naik lagi. Air yang lebih berat turun ke lantai saringan. Bagian bawah dari rumah saringan terbuat dari bahan gelas Untuk membuang air, bagian bawah dilengkapi dengan sekrup pembuang air 39

Sistem dengan dua saringan a). Sistem seri Sistem ini digunakan pada motor diesel ukuran besar Bahan kedua saringan ini biasanya berbeda yang satu dari kain sebagai saringan pertama dan yang lain dari bahan kertas sebagai saringan kedua b). Sistem paralel Pada sistem paralel kedua saringan terbuat dari bahan yang sama Keuntungan: Interval penggantian saringan lebih panjang karena menggunakan dua saringan 40

Sistem aliran solar 4 6 7 Bahan bakar tekanan tinggi / bahan bakar bersih 5 3 Bahan bakar kotor 2 1 Bahan bakar kembali Keterangan gambar: 1. Tangki solar 3. Pompa tangan 5. Pompa injeksi 2. Saringan pada pompa 4. Saringan halus 6. Pipa tekanan tinggi pengalir 7. Nozel A. Sistem aliran tanpa pompa pengalir Keterangan: Tangki solar terletak diatas pompa injeksi. Solar masuk ke ruang pompa injeksi karena pengaruh gravitasi. Tekanan solar tergantung tinggi tangki dan besar saluran solar. Sistem ini digunakan pada motor diesel ukuran kecil dengan tangki diatas. Keuntungan: Konstruksi sederhana Biaya perawatan lebih murah 41

B. Sistem aliran solar dengan pompa pengalir Pompa injeksi dengan satu lubang saluran Keterangan: Kelebihan solar yang mengandung udara keluar melalui katup pengalir pada saringan menuju ke tangki Sistem ini pompa injeksi tidak didinginkan. Temperatur pompa injeksi tidak boleh lebih dari 80 o C Karena dapat berakibat: 1. Spuyer Pembentukan gas 2. Katup pengalir Penyemprotan tidak teratur Pompa injeksi dengan sistem bilas Keterangan: Katup pengalir dipasang pada pompa injeksi dengan tujuan: Menghindari pembentukan gas atau gelembung udara Sebagai pendingin pompa injeksi Sirkulasi solar dapat lebih lancar Tekanan solar dapat stabil 42

Dengan spuyer pada saringan solar Keterangn: Pada tutup saringan dipasang sebuah spuyer dengan tujuan: Menghindari tekanan uap yang ditimbulkan dari pompa pengalir Membuang udara secara otomatis Mengalirkan gas atau semprotan uap ke tangki Untuk menghindari adanya pembentukan gas yang terjadi di dalam pompa injeksi, maka dipasang katup pengalir. Pompa selalu mendapat pendinginan karena adanya sirkulasi solar Sistem aliran dengan satu saringan Keterangan: Sistem ini digunakan pada motor diesel ukuran kecil dan sedang karena volume bahan bakar yang disalurkan tidak terlalu banyak. Saringan yang digunakan biasanya model filter box. Saringan terbuat dari kertas yang digulung atau dibentuk model bintang 43

Sistem aliran dengan dua saringan Keterangan: Sistem ini digunakan pada motor diesel ukuran besar. Saringan ini dipasang dengan hubungan seri atau paralel. Pada hubungan paralel, kedua saringan adalah jenis halus. Pada hubungan seri, satu saringan jenis kasar dan satu lagi saringan jenis halus. Peredam getaran solar Keterangan: Peredam getaran solar dipasang pada pompa injeksi jenis P dan pada pompa distributor CAV. Alat ini berfungsi untuk: Menahan getaran solar yang terjadi didalam ruang pompa injeksi Menghindari terjadinya gelembung solar yang dapat menimbulkan gelembung udara. 44

Katup pengalir Keterangan gambar: 1. rumah 2. Katup 3. Pegas katup 4. Penahan pegas katup Fungsi dari katup pengalir Membatasi tekanan pengisian solar ke dalam ruang pompa injeksi Mengatur pengeluaran udara pada sistem aliran solar katup pengalir bekerja atas dasar tekanan pegas yang melawan tekanan pengisian solar. Tekanan solar di dalam ruang pompa injeksi 1-1,5 bar. 45

Nozel untuk injeksi tidak langsung Pada motor injeksi tidak langsung digunakan 2 macam nozel. Nozel dan katup penyalur Nozel dan kelengkapannya Keterangan: 1. Mur pengunci 2. Saluran balik 3. Washer 4. Rumah nozel 5. Plat penyetel 6. Pegas 7. Pasak penekan 8. Plat antar 9. Nozel 10. Rumah penahan nozel 46

Nozel untuk injeksi tidak langsung Pada motor injeksi tidak langsung digunakan 2 macam nozel a). Nozel jenis pintel 1. Batang penekan 2. Badan nozel 3. Jarum nozel 4. Lubang penyemprot 5. Pasak penyemprot 6. Saluran masuk 7. Konis penekan 8. Langkah pasak Bentuk penyemprotan Bentuk penyemprotan harus sesuai dengan bentuk kamar / ruang bakar. Tekanan pembukaan jarum nozel 100 150 bar. 47

Nozel jenis throttel Bentuk penyemprotan Pada nozel jenis throttel, jarum nozel mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk itu terjadi penyemprotan awal (gambar b). Kalau jarum nozel membuka penuh, terjadi penyemprotan utama (gambar c). Dengan bentuk khusus ini kenaikan tekanan pembakaran dapat dibuat lebih halus dengan demikian mesin juga bersuara lebih halus. 48

Nozel untuk injeksi langsung Bentuk penyemprotan Ujung jarum nozel berbentuk kerucut sebagai perapat dudukan nozel, jenis ini mempunyai satu atau banyak lubang, pada umumnya banyak lubang / multiple hole. Besar dan panjang lubang mempengaruhi bentuk penyemprotan. Diameter lubang 0,2 mm. Taken pembukaan jarum nozel 150 250 bar. 49

Pelindung panas untuk nozel Pelindung panas untuk nozel jenis pintel dan throttel Untuk menghindari terjadinya temperatur yang tinggi pada dasar nozel dan supaya nozel bisa tahan lama, maka diantara kepala silinder dan mur penahan nozel dipasang pelindung panas. Fungsi: Dengan pelindung panas permukaan nozel yang menerima panas lebih kecil / sedikit 1. Nozel 2. Mur penahan 3. Plat pelindung panas 4. Kepala silinder Pelindung panas ini digunakan pada nozel jenis lubang banyak dan langsung dipasang pada badan nozel. Dengan pemasangan pelindung panas ini, temperatur pada dasar nozel dapat berkurang sampai 40oC. Pelindung panas ini dbuat dari bahan baja bebas karat atau dari tembaga. 1. Nozel lubang banyak 2. Mur penahan nozel 3. Ring / perapat 4. Pelindung panas 50

Katup penyalur Kepala silinder Bagian bagian: 1. Pemegang katup 2. Pegas katup 3. Konis katup 4. Torak pembebas 5. Celah ring 6. Batang pengantar 7. Celah panjang 8. Penyangga katup Fungsi katup penyalur: Memisahkan hubungan solar antara pipa tekanan tinggi dengan ruang tekan pada pompa injeksi pada waktu alur pengontrol membuka lubang pemberi. Menurunkan tekanan solar setelah torak pembebas menutup saluran solar sehingga dapat mencegah tetesan solar pada nozel (pada akhir penyemprotan) Mempertahankan supaya di dalam pipa tekanan tinggi selalu terisi solar. 51

Spuyer pembalik aliran Bagian bagian 1. Pemegang katup 2. Pegas spuyer 3. Pelat katup / spuyer 4. Penyangga spuyer Spuyer peredam aliran dipasang pada bagian atas kautp penyalur yang berfungsi: Menghindari terjadinya kelapukan / keausan pada sistem tekanan yang tinggi yang disebabkan oleh kecepatan aliran solar. Kelapukan / keausan dapat terjadi pada elemen pompa dan nozel pada saat langkah efektif berakhir yang disebabkan oleh getaran solar yang masih mempunyai tekanan tinggi. Tidak semua motor diesel mempunyai spuyer peredam aliran seperti ini (hanya dipakai pada motor diesel ukuran besar) 52

BAB VIII SISTEM PEMANAS MULA Fungsi Untuk memanasi ruang bakar kamar muka / pusar dengan aliran listrik untuk memungkinkan bahan bakar mudah menyala terbakar, sehingga motor bisa hidup pada saat dingin. Macam macam busi pijar: Busi pijar bentuk kawat 1. Pol luar 2. Isolator 3. Pol dalam 4. Kawat pemanas Pemasangan busi pijar bentuk kawat dirangkai seri Busi pijar bentuk batang 1. Rumah 2. Keramik 3. Koil pemanas 4. Tabung pemanas Pemasangan busi pijar bentuk batang dirangkai paralel 53

Rangkaian sistem pemanas mula Beri warna jalannya arus saat kunci kontak pada posisi G! Kunci kontak posisi G Busi pijar dinyalakan 2 10 detik, setelah kawat pijar membara motor dapat distarter Kunci kontak posisi ST Selama motor distarter sistem pemanas tetap berfungsi 54

Pada waktu start, kerugian tekanan kompresi diatas torak sangat besar. Saat start dingin keadaan tersebut tidak menguntungkan karena temperatur pembakaran tidak tercapai. Hal ini disebabkan torak, blok motor dan bagian motor lainnya yang masih dingin menyerap panas hasil kompresi yang belum sempurna itu. Agar temperatur pembakaran bisa tercapai maka diperlukan panas tambahan, yaitu dengan menggunakan pemanas mula / glow plug. Pada motor diesel injeksi tidak langsung (kamar depan dan kamar pusar) digunakan busi pijar, sedangkan pada motor diesel injeksi langsung digunakan kawat pemanas atau penyala yang dipasang pada saluran isap. Motor diesel dengan kamar depan Tanpa pemanas mula motor dapat distart pada temperatur 50 o C Temperatur yang tinggi ini disebabkan bidang permukaan kamar depan luas. 55

Motor diesel dengan kamar pusar Tanpa pemanas mula motor dapat distart pada temperatur 20 o C Hal ini mungkin, karena bidang permukaan kamar pusar tidak begitu luas Busi pijar batang Dipasang dalam rangkaian paralel Tegangan kerja yang seiring digunakan 9,5V, 10,5V, 18V, dan 22,5V dengan daya antara 110W 120 W. Permukaan batang pemanas luas, memungkinkan waktu untuk memanaskan udara dalam ruang bakar menjadi lebih cepat. 56

Untuk busi pijar tipe super RSK waktu pemanasan hanya 4 10 detik dan temperatur yang dicapai 750 o C 1000 o C. Tahan terhadap goncangan dan tekanan tinggi (beban mekanis). Apabila salah satu busi putus, motor masih bisa distarter dan dihidupkan. Hubungan paralel UB = U1 + U2 It = I1 + I2 + I3 + I4 Contoh perhitungan: Rangkaian seperti gambar diatas P = 110 Watt R = V = 9,5 Volt Rt = I =..? 110 I = = 11,5A 9,5 9,5 R = V= = 0,82 Ohm 11,5 57

R 0,82 Rt = = = 0,20 Ohm 4 4 Busi pijar kawat Mur pengikat Kutub dalam Rumah Penyekat Kutub luar Dipasang dalam rangkaian seri Tegangan kerja tergantung dari jumlah silinder biasanya 0,9V, 1,2V, atau 1,7V dengan daya 60 70 W Waktu pemanasan 15 20 detik dan temperatur yang dapat dicapai 800oC 900oC Kurang tahan terhadap goncangan dan tekanan yang tinggi sehingga jenis busi pijar ini jarang digunakan Apabila salah satu busi pijar putus, sistem pemanas tidak berfungsi 58

Hubungan seri VB = V1 + V2 + V3 + V4 + V5 It = I1 + I2 + I3 + I4 + I5 Contoh perhitungan: Rangkaian seperti diatas P = 60 Watt U = 0,9 Volt P 60 I = = = 66,6 A U 0,9 U 0,9 R = = = 0,01 Ohm I 66,6 Rt = 4xR = 4x0,01 = 0,04 Ohm 59

Contoh contoh rangkaian pemanas mula 1. TOYOTA 1. Amperemeter 2. Kunci kontak 3. Relai busi pijar 4. Busi kontrol 5. Busi pijar 6. Motor starter Kunci kontak posisi glow, arus pengendali mengalir dari baterai kunci kontak terminal 8 terminal G masa Kumparan (8 E) menarik kontak, arus utama mengalir dari baterai terminal B terminal G Busi kontrol Busi pijar masa Kunci kontak posisi start, arus pengendali mengalir dari: Baterai kunci kontak terminal ST terminal E masa Kumparan menarik kontak, arus utama langsung mengalir dari baterai terminal B terminal S busi pijar masa Baterai kunci kontak terminal 50 kumparan selenoid masa Selenoid menghubung, motor stater mendapat arus utama langsung dari baterai Selama start berlangsung arus utama tidak melalui busi kontrol. Tegangan pada busi pijar tetap, karena tegangan baterai akan turun waktu motor stater bekerja. 60

2. Volkswagen, Opel 1. Kunci kontak 2. Motor starter 3. Kontrol unit 4. Relay daya 5. Busi pijar 6. NTC diair pendingin 7. Lampu kontrol Kontrol unit elektronik berfungsi untuk mengatur waktu pemanasan berdasarkan temperatur air pendingin dan memberi informasi pada lampu kontrol apabila motor siap distart Kunci kontak pada posisi glow, arus pengendali mengalir dari baterai terminal 30 15 kontrol unit Relai menghubung dan busi pijar langsung mendapat arus utama dari baterai. Motor siap distart bila lampu kontrol padam. Kunci kontak pada posisi start, busi pijar masih tetap hidup. Pemutusan aliran ke busi pijar dikendalikan oleh kontrol unit melalui informasi dari terminal 50. 61

3. Mitsubishi, Chevrolet (Big Horn, Trooper) a. kunci kontak b. Lampu kontrol c. Kontrol unit d. NTC e. Tahanan depan f. Busi pijar Kunci kontak posisi glow, arus mengalir dari baterai kunci kontak terminal 6 (juga lampu kontrol) kontrol unit. Relai 2 menghubung, arus utama dari baterai melalui relai 2 tahanan depan busi pijar masa Waktu pemesanan ditentukan oleh kontrol unit berkat informasi yang diberikan oleh NTC di air pendingin Lampu padam motor siap distart Kunci kontak posisi start, relai 1 menghubung Arus utama tidak lagi melalui tahanan, tapi langsung ke busi pijar. Tegangan pada busi pijar tetap, akibat turunnya tegangan baterai waktu motor stater bekerja. 62

4. Mercedes Benz 1. Kontrol unit 2. Relay 3. Reed kontak 4. Lampu kontrol 5. Busi pijar 6. NTC Waktu kontak pada posisi glow, arus pengendali mengalir dari baterai (terminal 15) rangkaian elektronik relai Relai bekerja, arus utama dari baterai terminal 30 sekering busi pijar Apabila salah satu busi pijar tidak berfungsi, reed kontak akan berhubungan dan kontrol unit akan memberi arus pada lampu kontrol NTC memberi informasi temperatur awal pada kontrol unit untuk menentukan lamannya pemanasan Kontak pada posisi start, relay masih tetap menghubung dan pemutusannya diatur oleh terminal Apabila kontak pada posisi glow dan motor tidak distart maka kontrol unit akan memutuskan aliran (safety) 63

DAFTAR ISI BAB I SEJARAH ENGINE DIESEL... 1 BAB II TIPE-TIPE ENGINE... 3 BAB III PENGGOLONGAN MOTOR DIESEL... 5 A. Cara penyemprotan dan pembentukan campuran... 5 B. Proses kerja... 7 C. sistem pengisian/penghisapan... 8 D. Proses kerja motor diesel dibandingkan dengan motor otto 4 langkah... 10 E. Diagram indikator tekanan motor Otto 4 langkah... 14 F. Kesimpulan... 15 BAB IV MODEL RUANG BAKAR... 18 A. Injeksi langsung... 18 B. Injeksi tak langsung... 21 BAB V BAGIAN-BAGIAN KHUSUS MOTOR DIESEL... 23 BABVI SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL... 28 Pompa pengalir... 35 Saringan bahan bakar... 36 Sistem aliran bahan bakar... 37 Nozel... 50 BAB VII SISTEM PEMANAS MULA... 57 Fungsi... 57 Rangkaian sistem pemanas mula... 59 Contoh-contoh rangkaian pemanas mula... 66 64

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan bahan ajar motor diesel I untuk program studi otomotif jenjang D-3. Bahan ajar ini berisi sejarah motor diesel, karakteristik, sistem bahan bakar dan sistem pemanas mula. Bahan ajar ini disesuaikan dengan silabus matakuliah motor diesel I. Penulis berharap bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca lainnya. Penulis juga menyadari bahwa jawaban ujian akhir semester ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan di waktu yang akan datang, dan akhirnya penulis berharap tulisan dan tugas ini dapat berguna bagi kita semua. Bandung, Agustus 2009 Ridwan Adam M Noor 65

BAHAN AJAR MOTOR DIESEL I TM 442 D-3 OLEH: RIDWAN ADAM M. NOOR, S.PD 1976 11 16 2005 011 002 PRODI TEKNIK MESIN D-3 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UPI 66