Mampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan mental organik

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium

Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

Darulkutni Nasution Department of Neurology

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK. Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB 7 PENURUNAN DAYA INGAT

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN DIAGNOSTIK PPDGJ-III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

Gangguan Psikiatrik Pada Pasien Ginjal ANDRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

NEUROBEHAVIOUR. Dr.dr. Abdul Muis, Sp.S (K)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

NYERI DAN EFEK PLASEBO

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sietem persepsi, perilaku dan daya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

GANGGUAN PSIKOTIK I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

PEDOMAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

Demensia. DEMENTIA / Indonesian Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

PENGKAJIAN LANSIA 2 : PSIKOGERONTIK. Chairul Huda Al Husna

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN. Penuaan secara kognitif ditujukan kepada lanjut usia yang diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

STATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

STATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis.

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH TINGKAT KESADARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

manusia. Bersifat ekstrim, penderita bisa menyiksa dirinya sendiri

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

GANGGUAN KESADARAN PADA EPILEPSI. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

Transkripsi:

Judul: Gangguan Mental Organik prof. Jayalangkara Tanra (neuropsikiatri) Alokasi waktu: 3 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mampu melakukan diagnosa dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pada pasien dengan gangguan mental organik Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Materi: Mampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan mental organik Definisi Yang dimaksud dengan gangguan mental organic meliputi berbagai gangguan jiwa akibat dari disfungsi otak oleh penyebab apapun yang dapat dibuktikan atau dengan adanya kesan yang kuat melalui riawayat /anamnesa, pemeriksanaan fisik, maupun laboratorium. Disfungsi yang terjadi dapat bersifat primer (terjadi di otak), maupun sekunder (diluar otak / sistemik). Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya gangguan mental organic antara lain: Penyakit /gangguan primer atau cidera otak Penyakit /gangguan sistemik yg secara sekunder mempengaruhi otak Zat atau obat yang saat itu ada/ dalam waktu panjang mempengaruhi otak Gambaran utama yang dapat terjadi: Adanya gangguan fungsi kognitif dan sensorium Gangguan persepsi (ilusi & halusinasi), waham, afek, kepribadian & perilaku (gangguan fungsi kognitif & sensorium tidak menonjol) Demensia Merupakan suatu sindrom akibat penyakit / gangguan baik yang bersifat primer maupun sekunder mempengaruhi otak. Penyakit demensia bersifat kronik progresif dengan gejala utama adanya gangguan fungsi kortikal luhur yang meliputi daya ingat, daya pikkir, orientasi, pemahaman, berhitung, belajar, bahasa, dan daya nilai. Tidak ditemukan adanya gangguan kesadaran, serta kadang gejala awal yang timbul adanya kemerosotan pengendalian emosi, perilaku sosial serta motivasi hidup. Gejala depresi, halusinasi, ataupun waham tidak jarang juga dapat muncul. Pedoman diagnostik umum untuk demensia: - Penurunan kemampuan (disabilitas) daya ingat & daya pikir sampai mengganggu kegiatan harian seseorang, misalnya: mandi berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air - Tidak ada gangguan kesadaran - Disabilitas > 6 bln

Demensia pada penyakit Alzheimer Merupakan suatu penyakit degenerative primer yang terjadi di otak dnegan etiologi yang tidak diketahui pasti. Onset perkembangan berjalan lambat dengan manifestasi gejala meliputi perkembangan deficit kognitif multiple yang meliputi gangguan memori, afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif.onset biasa terjadi pada usia 60 70 tahun, berjalan lambat dan kontinu mengalami deteriorasi. Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui pemeriksaan paologi otak melalui penemuan atrofi pada otak, tangle neurofibrilari, serta plak senil. Adapun pedoman diagnostik untuk demensia pada penyakit Alzheimer: Memenuhi pedoman diagnostik umum Onset bertahap, sulit dipastikan, deteriorasi lambat, dalam perjalanan penyakit bisa terjadi suatu taraf stabil nyata Tidak ada bukti penyakit otak / sistemik lain penyebab demensia Tidak ada serangan apoplektik akut ataupun gejala neurologis dari kerusakan otak fokal Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada demensia Alzheimer cukup terbatas. Beberapa obat dapat membantu perbaikan fungsi kognitif, namun hanya sementara. Intervensi farmakologi dapat berupa pemberian obat golongan inhibitor enzim asetilkolineseterase (donepezil, rivagstigmine, galantamine) yang dapat memperlambat progresi penyakit secara temporary namun tidak dapat mengembalikan fungsi otak yang telah rusak. Pemberian obat golongan antagonis reseptor NMDA (memantine) juga diketahui dapat memperlambat deteriorasi pada pasien dengan gejala sedang hingga berat. Obat psikotropik lainnya dapat digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul seperti cemas, depresi, maupun psikosis. Penatalaksaan intervensi psikologis yang dapat diberikan antara lain dnegan memory wallet, latihan memori, maupun pemberian sistem navigasi untuk mencegah terseat atau hilang. Demensia vaskuler Dahulu dikenal sebagai demensia arteriosclerosis atau demensia multi infark. Gejala yang khas adalah adanya riwayat serangan iskemi, gangguan kesadaran, paresis, atau hilangnya ingatan sepintas. Gangguan ini dapat terjadi terutama pada gangguan serebro-vaskuler dan jarang oleh suatu serangan stroke yang besar. Onset dapat sterjadi secara akut ataupun lambat, biasanya pada usia lanjut dengan adanya hendaya dalam memori dan daya pikir. Daya tilikan diri dan daya nilai pada umumnya baik namun kadang dapat disertai dengan adanya labilitas dalam emosi, serta jarang terjadi perubahan kepribadian. Pedoman diagnostik: Memenuhi kriteria pedoman diagnostik umum untuk demensia Hendaya kognitif tidak merata Tilikan dan daya nilai relatif baik Onset umumnya akut atau deteriorasi bertahap. Adanya gejala neurologis fokal meningkatkan kemungkinan diagnosa, kadang hanya dapat ditetapkan melaui pemeriksaan CT-Scan

Jenis-jenis demensia vaskuler: a. Demensia Vaskuler Onset Akut Terjadi cepat setelah serangkaian stroke akibat thrombosis / emboli atau perdarahan, jarang oleh suatu infark besar b. Demensia Multi-Infark Onset > lambat Setelah serangan iskemi minor akumulasi infark parenkim otak c. Demensia Vaskuler Subcortikal Fokus pada substansia alba hemisfer (CT-Scan) Korteks serebral biasanya tetap baik Gejala klinis mirip Demensia pada penyakit Alzhaimer d. Demensia Vaskuler Campuran Kortikal & Subkortikal Dapat diduga dari gambaran klinis / otopsi Jenis demensia lainnya - Demensia pada penyakit Pick - Demensia pada penyakit Creutzfeldt-Jacob - Demensia pada penyakit Huntington - Demensia pada penyakit Parkinson - Demensia pada penyakit HIV - Demensia dengan NPH Delirium Dahulu dikenal sebagai sindrom otak akut, psikosis infektif akut, reaksi organic akut, maupun sindrom psiko-organik akut. Onset peynakit biasanya cepat, perjalan hilang timbul, seringkali cepat sembuh namun dapat juga berlarut. Penyebab utama adanya riwayat penyakit otak / sistemik ataupun penggunaan zat. Pedoman diagnostik Gangguan kesadaran & perhatian Taraf berkabut hingga koma Kemampuan memusatkan, mempertahankan & mengalihkan perhatian menurun Gangguan fungsi kognitif secara umum Distorsi persepsi: adanya ilusi & halusinasi visual Hendaya daya pikir & abstrak, dengan / tanpa waham bersifat sementara & selalu ada inkoherensi ringan Hendaya daya ingat segera & jangka pendek, jangka panjang relatif utuh

Disorientasi waktu, kalau berat juga tempat & orang Gangguan psikomotor Hipo/hiperaktivitas Waktu bereaksi lebih panjang Arus pembicaraan bertambah atau berkurang Reaksi terperanjat meningkat Gangguan siklus tidur-bangun Insomnia atau waktu tidur terbalik Gejala memburuk pd malam hari Mimpi buruk, berlanjut halusinasi Gangguan emosional Depresi, cemas, cepat marah, euforia, apatis, kehilangan akal Onsetnya cepat, fluktuasi sepanjang hari, bisa membaik atau berlanjut tetapi < 6 bln Sindrom amnesik organik Ditandai adanya suatu gangguan daya ingat jangka pendek / panjang dengan daya ingat segera yang relative masih baik. Kemampuan belajar materi baru dirasakan terganggu, terjadinya amnesia anterograde maupun retrograde serta adanya disorientasi. Fungsi persepi dan kogntif masih dalam taraf normal. Pedoman diagnostk: Hendaya daya ingat jangka pendek, amnesia anterograd & retrograd, daya ingat menurun, terbalik meurut kejadiannya Riwayat atau nyata cedera otak, terutama di daerah diensefalon & temporal medial bilateral Daya ingat segera baik, perhatian & kesadaran baik, tidak ada hendaya intelektual secara umum Gangguan mental organik lainnya Mencakup berbagai sindrom / gangguan yang menyebabkan disfungsi otak. Penyebab dapat akibat penyakit otak primer maupun sekunder, tidak mengarah ke demnsia, delirium, ataupun sindrom amnesik organik. Pedoman diagnostik: Ada penyakit, kerusakan ataupun disfungsi otak, penyakit sistemik yang diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental tercakup Adanya hubungan waktu (minggu - bulan) perkembangan antara penyebab & timbulnya sindrom mental Kesembuhan tejadi setelah perbaikan / dihilangkannya penyebab yang mendasari Tidak ada bukti penyebab lain seperti pengaruh kuat keluarga atau pengaruh stres sebagai pencetus

Halusinosis organik Pedoman umum Halusinasi segala bentuk (biasanya visual atau auditorik) menetap atau berulang Kesadaran jernih Tidak ada penurunan fungsi intelektual atau gejala afektif yang bermakna Tidak jelas ada waham & sering tilikan masih utuh Gangguan katatonik organik Disertai salah satu: Stupor Gaduh gelisah dengan / tanpa kecenderungan menyerang Keduanya berganti secara cepat & tak terduga Gangguan waham organik (lir-skizofrenia) Waham yang menetap atau berulang Halusinasi, gangguan proses pikir, atau fenomena katatonik tersendiri mungkin ada Kesadaran & daya ingat tidak terganggu Gangguan afektif organik Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu diagnosa yang tercakup di dalam kelompok gangguan suasana perasaan Gangguan cemas (ansietas) organik Gambaran utama gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik ataupun campuran keduanya Gangguan ini sering dijumpai pada epilepsi lobus temporalis, tirotoksikosis dan feokromositoma