BABI PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Skizofrenia adalahtantanganbagiduniakedokteran karenamenimbulkangangguangangguan kognitif,afektif,perilakudanmotivasisehinggamenyebabkangangguanadaptasipasienterhadap lingkungan(chandra,2004).skizofreniamerupakansuatugangguanjiwakronisyangdicirikanoleh suatu siklus kekambuhan dan remisi. Kekambuhan merupakan gambaran yang umum dari perjalanan yang siklik dari skizofrenia dan akan terjadi pada banyak pasien (Taylor et al, 2005). Skizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari seluruh gangguan jiwa yang ada, selain karena angka insidennya di dunia cukup tinggi (1 per 1000), hampir 80% penderita skizofreniajugamengalamikekambuhansecaraberulang(kusumowardhani,2006). Insiden kekambuhan pasien skizofrenia cukup tinggi, berkisar 5080% setelah suatu episode psikotik.jikatidakdiberikanterapiangkakekambuhanbahkanbisalebihdari80%(wiersmaetal., 1998cit.Lenioretal.,2001). Kekambuhanmerupakanhalyangbiasaselama perjalananpenyakit skizofrenia (Csernansky and Schuchart, 2002). Hasil studi mengatakan bahwa dengan atau tanpa pengobatanmedis,penderitaskizofreniaakankambuh(sullingerdalamkeliat,1995).pasiendengan diagnosaskizofreniaakanmengalamikekambuhan50%padatahunpertamadan70%padatahun kedua. Kekambuhan dapat meningkatkan frekuensi mondok di rumah sakit, sehingga akan meningkatkanbiayayangdiperlukanuntukperawatanpasienskizofrenia(sadockdansadock,2003; Tayloretal.,2005). i
Faktorfaktor yang berkaitan dengan kekambuhan skizofrenia meliputi faktor individu, faktor terapidanfaktorlingkungan.faktordariindividumeliputijeniskelamin,umur,onsetdini,tilikandiri yang jelek serta sepiritualitas yang kurang. Faktor terapi meliputi ketidakpatuhan minum obat, followup yang jelek, interaksi yang jelek antara pasien dengan keluarganya. Faktor lingkungan meliputikejadianhidupyangpenuhdengantekanan,peningkatankondisiemosional,isolasisosial, status ekonomi yang rendah dan ekspresi emosi yang tinggi (Almond et al., 2004; Taylor et al., 2005). Kekambuhan juga dapat dikurangi dengan jalan mengontrol ketidaktaatan minum obat, lingkungankeluarga,danstreskehidupanakanmenurunkansecarabermaknakekambuhandalam satutahunpertamadanpadagilirannyamemberikandampakpositifpadakualitashidup(sutantri dkk., 1995). Semakin sering pasien skizofrenia itu mengalami kekambuhan akan semakin memberikandampaknegatifpadakualitashidupnya. Penanganan pada pasien skizofrenia dikenal istilah penanganan secara elektik holistik yaitu memandang menelaah penanganan pasien secara utuh dari aspek organobiologik (biosistem), psikologik (psikosistem) dan sosiokultural (sosiokultural sistem). Hal ini berarti bahwa terapi terhadap skizofrenia tidak sematamata dengan obat saja tetapi disertai dengan jenis terapi lain, misalnyapsikoterapidanupayaupayarehabilitasi(boedaja,2006).bidangrehabilitasipsikiatrikkini mulai dilirik kembali setelah bermunculannya penelitian mengenai manfaat dari program terapi psikososial dalam mengatasi gejala sisa (residual symptoms) gangguan fungsi kognitif, dan keterbatasanketerampilansosialyangdialamiolehpenderitaskizofrenia(morris,2005). Hasil dari programprogram rehabilitasi psikiatrik dikombinasikan dengan perkembangan obat antipsikotik memungkinkan pasienpasien dengan skizofrenia mendapat penanganan berbasis masyarakat sehingga dapat menurunkan angka rawat inap secara drastis. Evaluasi terhadap pelayanan pada pasienpasien ini lebih difokuskan pada pengembangan kualitas hidup daripada i
prosespenyembuhan.sementaraitupenelitilainmengidentifikasikualitashidupsebagaisalahsatu parameter yang penting untuk dievaluasi. Evaluasi tersebut telah digunakan pada penelitian penelitian yang berbeda dan telah terbukti merupakan parameter penting untuk menyusun indikatorindikator kesehatanjiwa.penelitianterbarumenunjukkanbahwa baikindikatorobyektif maupun subyektif penting untuk menyusun konsep mengenai kualitas hidup. Pasien skizofrenia dapatmelaporkankualitashidupyangcukuptinggidenganrehabilitasi(ccardosaetal.,2005). Ditemukan beberapa surat dalam AlQur an yang berhubungan dengan penyakit dan kesembuhansuatupenyakitseseorang,yaitu: Haimanusia,sesungguhnyatelahdatangkepadamupelajarandariTuhanmudanpenyembuh bagipenyakitpenyakit(yangberada)dalamdadadanpetunjuksertarahmatbagiorangorangyang beriman. (QS.Yunus:57). jika kamumenderita kesakitan,maka sesungguhnya merekapunmenderitakesakitan(pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan (QS.AnNisa:104). B. RUMUSANMASALAH Berdasarkanuraianpadalatarbelakangdiatas,rumusanmasalahpenelitianiniadalahapakah adahubungannyafrekuensikekambuhanterhadapkualitashiduppasienskizofreniadikomunitas (wilayahkerjapuskesmaskasihanii)? C. TUJUANPENELITIAN Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara kekambuhan dengan kualitashiduppasienskizofrenia. Tujuankhususpenelitianiniadalah: i
1. Mengetahuiprosentasekekambuhanpenderitaskizofrenia. 2. Mengetahuibagaimanakualitashiduppasienpasienskizofreniadikomunitas. D. MANFAATPENELITIAN Adaduamanfaatyangpenulisharapkandarikaryatulisini,yaitu: 1. ManfaatTeoritis a. Sebagai bahan literatur tambahan dalam kegiatan proses belajar mengajar mengenai hubungankekambuhandengankualitashiduppasienskizofrenia. b. Sebagai bahan tambahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai halhal yang mempengaruhikekambuhandankualitashiduppasienskizofreniadikomunitas. 2. ManfaatPraktis a. BagiInstansi Sebagai bahan masukan untuk terusmenerus memperbaiki program pelayanan kesehatan,terutamaprogrampenangananpadapasienskizofreniadandapatdijadikan masukandalampengambilankeputusantentangintervensiyangpalingtepatdiberikan kepadapasien. b. BagiPasien Pasienskizofreniayangkambuhkemudianmendapatasuhanyangtepatdanbermutu sesuai dengan simtom dan keluhan yang dialami, sehingga pasien dapat mencegah kekambuhannya dan juga mengurangi keparahan serta gangguan yang terjadi akibat kekambuhan. c. BagiKeluarga i
Agarkeluargadapatmengambiltindakanyangtepatsaatsimtomawalmunculsehingga keparahandapatdicegahdankualitashiduppasienpunakanjauhlebihbaik. E. KEASLIANPENELITIAN 1. Kusumowardhani, (2006) penelitian dengan judul Hubungan Persepsi Pasien Skizofrenia TentangPerilakuKeluargaDenganFrekuansiKekambuhannyadiRSJDSurakarta.Penelitian inimerupakanpenelitianexplanatoryresearchdenganpendekatancrosssectional.populasi adalah semua pasien skizofrenia rawat inap di RSJD Surakarta pada fase rehabilitasi dan pernahdirawatlebihdarisatukali,dengansampeladalahtotaldaripopulasisebanyak39 orang. Uji statistik menggunakan bivariat chisquare test, dari uji statistic terbukti ada hubunganbermaknayanglemahantarapersepsipasiententangperilakukeluargadengan frekuensikekambuhannya(p=0,037,c=0,317). 2. Sutantridkk.(1995)penelitiandenganjudul FaktorPsikososialyangBerhubunganDengan KekambuhanSkizofrenia.Penelitianinimenggunakanmetodewawancaradenganmemakai kuesioneryangberstruktur.kuesionertersebutberisitujuhfaktorpsikososialdanmasing masing faktor terdiri dari beberapa item. Subjek penelitian ini adalah keluarga penderita skizofreniayangdirawatdirumahsakitsardjitoyogyakartapadabulandesembersampai bulannovember1994dandiperoleh24penderita.hasildaripenelitianinididapatkanfaktor yangberhubungandengankekambuhanskizofreniaadalahketerampilanberkomunikasidan ketaatankeluargaterhadappengobatan. 3. Kurniawati, (2006) penelitian dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan KekambuhanPenderitaSkizofreniadiRSJProf.DR.SoeroyoMagelang.Penelitianiniadalah penelitian crosssectional analitik. Sampel penelitian ini melibatkan 40 pasien skizofrenia i
yang rawat inap kembali dirumah sakit. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dukungansosialolehsarason(sarason ssocialsupportquestionnaireataussq).hasildari penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kekambuhanpenderitaskizofrenia. i