HUBUNGAN PERILAKU DENGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR MI ASAS ISLAM KALIBENING, SALATIGA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Pemeriksaan Kualitatif Infestasi Soil Transmitted Helminthes pada Anak SD di Daerah Pesisir Sungai Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Riau

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU MENCUCI TANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

ABSTRAK. Antonius Wibowo, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

HUBUNGAN HIGIENITAS PERSONAL SISWA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN NEMATODE USUS

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

ABSTRAK. Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh Soil Transmitted Helminths (STH)

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

HUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

PENGARUH PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP KEJADIAN ASCARIASIS PADA SISWA SD NEGERI SEPUTIH III KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

Kata Kunci: kebersihan kuku, kebiasaan mencuci tangan tangan, kontaminasi telur cacing pada kuku siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. belum mendapatkan perhatian serius, sehingga digolongkan dalam penyakit

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK PREVALENSI ASKARIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit pada saluran cerna dapat disebabkan oleh protozoa usus dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

RIAMA SANTRI SIANTURI

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

Lampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

BAB I PENDAHULUAN.

Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Ada lebih dari 20 jenis cacing usus yang dapat menginfeksi manusia, namun

UNIVERSITAS UDAYANA. GAMBARAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STHs) PADA PEKERJA INDUSTRI KERAJINAN GENTENG TRADISIONAL

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN INFEKSI CACING DI PUSKESMAS KOTA KALER KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

ABSTRAK. Desy Apriani Sari, Pembimbing: drg. Donny P. SKM

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Shinta Shabrina; Dewi Mayangsari; Dyah Ayu Wulandari. Prodi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang

Infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar di desa program dan non program PAMSIMAS Karang Intan Kabupaten Banjar

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbricoides dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia, dengan rata-rata kejadian

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING PADANG TAHUN 2012

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Rizka Yunidha Anwar 1, Nuzulia Irawati 2, Machdawaty Masri 3

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFEKSI CACINGAN PADA ANAK DI SDN 01 PASIRLANGU CISARUA

Infection risk of intestinal helminth on elementary school student in different ecosystem of Tanah Bumbu district in 2009

xvii Universitas Sumatera Utara

Derajat Infestasi Soil Transmitted Helminthes

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

HUBUNGAN INFEKSI CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA PEREMPUAN SD SALSABILA KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak di SDN Barengan,

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

Kata kunci: Infeksi, Personal Hygiene, Soil Trasmitted Helminth

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi parasit usus yaitu cacing dan protozoa. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

STUDI INFEKSI KECACINGAN DAN ANEMIA PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIK MALARIA, KABUPATEN MAMUJU

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN KECACINGAN DI SD ATHIRAH BUKIT BARUGA MAKASSAR

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

ABSTRAK. Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc Pembimbing II : Hartini Tiono, dr.,m. Kes

ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH

Leni Marlina 1, Junus W 2

INFEKSI CACING USUS PADA ANAK SEKOLAH SDN I MANURUNG KECAMATAN KUSAN HILIR KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

KONTAMINASI TANAH OLEH SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI DUSUN II, DESA SIDOMULYO, KECAMATAN BINJAI, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA TAHUN 2010.

PENGARUH PERSONAL HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GIANYAR

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR MI ASAS ISLAM KALIBENING, SALATIGA 112 Liena Sofiana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Abstract Background : Occurence of Soil Transmitted Helminths infection in Indonesia still very high. That wormy number at elementary school student are 60-80%. Soil Transmitted Helminths infection is a health problem in tropical and subtropical regions. The number of patients infected with more than one species of intestinal worms such as Ascaris, Trichuris and hookworm. In the tropics, the soil moist and protected from sunlight is a good condition to continue the transmission of Ascaris continuously. Clay is a good place for development and remain infective Ascaris eggs around the puddle of water because of drought escape. When exposed to rain, water mixed with soil to spread to vegetables or fruits are eaten or later come flying through the air and will contaminate the environment. In areas with poor sanitation conditions and dense population prevalence will increase. Her case is more frequent in children mainly aged 5-9 years compared with adults. Another contributing factor is the knowledge, attitudes, and behavior of healthy people against infections Soil Transmitted Helminths. This study to investigate the correltion between the behavior with the Soil Transmitted Helminths infection in children of primary school. Method : It is an analytic and observational study with cross sectional design. The data is collected using faecal survey is using Kato Katz method and interview is using questionnaire the 33 respondents. Result : The result of the study showed that there is not any significant correlation between behavior and the Soil Transmitted Helminths infection (p=0,616) of the elemntary school children in MI Asas Islam Kalibening, Tingkir Of Salatiga District. Conclusion : There is statistically not any significant correlation between behavior and the soil transmitted Helminths infection. Keywords : Soil Transmitted Helminths, behavior. 1. PENDAHULUAN Angka kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths di Indonesia masih cukup tinggi. Angka tersebut pada siswa sekolah dasar mencapai 60-80%. Infeksi Soil Transmitted Helminths merupakan masalah kesehatan di daerah tropis dan subtropis. Banyaknya penderita yang terinfeksi lebih dari satu spesies cacing usus seperti Ascaris, Trichuris dan cacing tambang. Ascariasis dapat mengakibatkan protein energy malnutrition. Pada anak-anak yang diinfeksi 13-14 cacing dewasa dapat kehilangan 4 gram protein dari diet yang mengandung 35-50 gram protein/hari. Sedangkan infeksi Trichuris trichiura dapat menyebabkan anemia, malnutrisi dan diare pada anak-anak dengan infeksi berat. Di daerah tropis, tanah lembab dan terlindung dari sinar matahari merupakan kondisi yang baik untuk tetap berlangsungnya transmisi Ascaris secara terus menerus. Tanah liat merupakan tempat yang baik untuk perkembangan telur Ascaris dan tetap infektif di sekitar genangan air karena terhindar dari kekeringan. Bila terkena hujan, air bercampur tanah menyebar ke tanaman sayuran atau buah-buahan yang selanjutnya

113 ISSN : 1978-0575 ikut termakan atau beterbangan di udara dan akan mencemari lingkungan. Di daerah dengan kondisi sanitasi yang jelek dan penduduk padat prevalensinya akan meningkat. Kasusnya lebih sering pada anak-anak terutama umur 5-9 tahun dibandingkan dengan orang dewasa. Faktor lain yang berperan adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku sehat masyarakat terhadap infeksi Soil Transmitted Helminths. Trichuris trichiura atau cacing cambuk merupakan cacing yang bersifat kosmopolit, terutama ditemukan pada daerah panas dan lembab, seperti di Indonesia. Daerah penyebarannya sama dengan ascariasis, prevalensinya tinggi pada keadaan sosial ekonomi yang rendah. Cacing ini menginfeksi segala umur dan semua jenis kelamin. Sama dengan cacing Ascaris, cacing ini pun cara penularannya melalui makanan/minuman yang tercemar telur infektif, dengan faktor resiko yang sama pula. Daerah Salatiga sebagai daerah survei yang beriklim tropis merupakan daerah berbukit yang sangat ideal bagi perkembangbiakan cacing Soil Transmitted Helminths. Aneka permainan pada anak usia sekolah pada umumnya hampir selalu dilakukan di luar rumah/tanah, yang merupakan media bagi perkembangbiakan Soil Transmitted Helminths, seperti A.lumbricoides, Hookworm, dan T.Trichiura. Kebiasaan buruk anakanak seperti tidak mencuci tangan setelah bermain di tanah, apalagi ketika akan makan/minum hanya akan mempermudah masuknya telur cacing ke dalam usus mereka. Berdasarkan data bahwa banyak anak usia sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kidul yang memiliki berat badan rendah, sehingga memunculkan dugaan bahwa hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi Soil Transmitted Helminths pada anak usia sekolah, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan perilaku dengan infeksi Soil Transmitted Helminths. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross secsional. Analisis data meliputi analisis univariat (deskriptif) dan analisis bivariat menggunakan uji chi square. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan totality sampling. Pemeriksaan tinja dilakukan pada siswa kelas V dan VI sebanyak 33 anak. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan tinja dengan metode Kato Katz terhadap 33 anak sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, didapatkan 3 anak yang positif terinfeksi Soil Transmitted Helminths. Hasil pemeriksaan tinja tersebut dapat dilihat pada tabel 1. KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

Tabel 1. Hasil pemeriksaan tinja di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kabupaten Salatiga Responden Frekuensi Persentase(%) Positif 3 9,1 Negatif 30 90,9 Total 33 100,0 114 Pada tabel 1. terlihat bahwa anak yang terinfeksi Soil Transmitted Helminths sebanyak 3 anak (9,1%), sedangkan anak yang tidak terinfeksi Soil Transmitted Helminths sebanyak 30 anak (90,9%). Tabel 2. Aspek Perilaku dengan Kejadian Infeksi Kecacingan di MI Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kabupaten Salatiga Positif Negatif p Aspek perilaku n % n % Mencuci tangan sebelum makan Ya 3 9,1 29 87,87 0,909 Mencuci tangan dengan sabun setelah berak Ya 3 9,1 27 81,80 0,744 Tidak 0 0 3 9,1 Berak di jamban Ya 3 9,1 27 81,80 0,744 Tidak 0 0 3 9,1 Mandi dan membersihkan badan 2 kali sehari Ya 3 9,1 29 87,87 0,909 Memotong kuku 1 minggu sekali Ya 3 9,1 26 78,78 0,670 Tidak 0 0 4 12,12 Masih menggigit kuku jari tangan Ya 2 6,06 0 0 0,176 Tidak 1 3,03 30 90,91 Memakai alas kaki apabila bermain dan keluar rumah Ya 3 9,1 29 87,87 0,909 Menggunakan air bersih untuk mandi, masak dan minum Ya 3 9,1 30 90,91 Tidak 0 0 0 0 Tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku anak sekolah dasar tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths, karena hasil uji chi square menunjukkan nilai p > 0,05. Aspek perilaku diatas dilakukan pengkategorian sehingga akan didapatkan perilaku anak baik dan perilaku tidak baik.

115 ISSN : 1978-0575 Tabel 3. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan perilaku dengan infeksi Soil Transmitted Helminths di Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kabupaten Salatiga Infeksi Soil Transmitted Helminths Sikap Positif Negatif Total n % n % n % Tidak baik 1 3 13 39,4 14 42,4 0,616 Baik 2 6,1 17 51,5 19 57,6 Total 3 9,1 30 90,9 33 100,0 p Tabel diatas menunjukkan bahwa 6,1% responden yang terinfeksi penyakit Soil Transmitted Helminths memiliki perilaku yang baik, sedangkan responden yang memiliki perilaku tidak baik yang terkena kecacingan hanya 3%. Melihat kecenderungan proporsi tersebut menunjukkan arah hubungan yang negatif. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,616 (p>0,05) sangat tidak signifikan berarti tidak ada hubungan antara perilaku responden dengan kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths. Hasil analis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku dengan infeksi Soil Transmitted Helminths pada anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Asas Islam Kalibening Kecamatan Tingkir Kabupaten Salatiga. Hasil penelitian yang tidak sama, menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku anak dengan infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di Kelurahan Pannampu Kecamatan Tallo Kotamadya Makassar 1. Perilaku bukan merupakan faktor risiko yang berhubungan langsung dengan infeksi Soil Transmitted Helminths, hal tersebut dikarenakan anak-anak telah melakukan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aspek dalam penelitian ini ada 8 perilaku, dan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan infeksi Soil Transmitted Helminths yaitu mencuci tangan sebelum makan (p=0,909), memotong kuku 1 minggu sekali (p=0,909) dan masih menggigit kuku jari tangan (p=0,670). Berbeda dengan penelitian lain bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasan mencuci tangan dengan sabun dengan prevalensi kecacingan 2. Infeksi Soil Transmitted Helminths pada responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan setelah berak (p=0,744) dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan dengan infeksi Soil Transmitted Helminths. Tidak adanya hubungan ini dikarenakan anak-anak sudah membiasakan mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan mencuci tangan memakai sabun dan air mempunyai peranan penting dengan pencegahan infeksi kecacingan, karena dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran yang ada di permukaan kulit. Pemelitian lain menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan tidak mencuci tangan setelah BAB dengan infeksi kecacingan, ada hubungan disini dikarenakan tidak tersedianya sabun di jamban 3. Anak-anak sering tidak mencuci tangan setelah BAB, padahal penularan infeksi ini secara langsung melalui tangan yang telah terkontaminasi dengan telur cacing yang infektif. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa pada kuku jari tangan anak sekolah dasar di Jakarta ditemukan telur cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Kuku jari tangan yang kotor dan terkontaminasi tanah yang mengandung telur infektif merupakan media dalam penularan penyakit kecacingan 4. Manusia terinfeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura karena menelan telur infektif yang mengkontaminasi makanan, minuman dan alat makan 5. Aspek yang lain yaitu berak (BAB) di jamban, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dengan infeksi Soil Transmitted Helminths (p=0,744), hal ini dikarenakan KES MAS Vol. 4.No. 2, JUNI 2010 : 76-143

116 semua anak sudah tidak berak di sembarang tempat. Berbeda dengan penelitian lain perilaku tidak pernah berak di sembarang tempat menunjukkan ada hubungan yang bermakna, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menyediakan jamban dan berak masih di sembarang tempat 3. Banyak ditemukan telur ascaris (28,3%) di dekat jamban dan di tempat buang air besar lainnya (71,4%) dan didekat sumur atau tempat untuk mencuci (43,3%) 6. Beberapa aspek lain yang tidak berhubungan adalah memakai alas kaki apabila bermain dan keluar rumah (p=909). Perilaku masyarakat membuang air besar di sembarang tempat dan kebiasaan memakai alas kaki mempunyai intensitas infeksi cacing tambang dengan pola transmisi umumnya terjadi di dekat rumah 7. Infeksi cacing tambang pada manusia melalui penetrasi larva filariform yang terdapat di tanah, masuk melalui kulit, dan biasanya terjadi ketika berjalan tanpa memakai alas kaki di atas tanah yang terkontaminasi oleh larva cacing tambang 5. 4. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, perilaku dengan infeksi Soil Transmitted Helminths pada anak sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Kalibening Kecamatan Tingkir Kabupaten Salatiga. Perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus terutama bagi anak sekolah dasar yang berisiko tinggi. Hasil penelitian yang sama dengan DAFTAR PUSTAKA 1. Arif, Muh. Iqbal. Faktor Risiko Terjadinya infeksi kecacingan (ascaris lumbricoides dan trichuris trichiura) pada anak sekolah dasar di kelurahan pannapu kec. Tallo kotamadya makassar. Tesis, IKM UNAIR. 2004 2. Hidayat, Taufik. Kesehatan Lingkungan, Higiene Perseorangan dan Intensitas Penyakit Kecacingan dengan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar di Kota Mataram. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2002 3. Wachidanijah, Sutomo, A.H, Padmawati, R.S. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak Serta Lingkungan Rumah dan Sekolah dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Anak Sekolah Dasar (Studi di Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen). Berita Kedokteran Masyarakat, 18 (4) : 177-183. 2002 4. Tjitra,E. Penelitian Soil Transmitted Helminth di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran; 72: 5-11.1991 5. Gandahusada,S., IllahudeD.,H.,Pribadi,W. Helminthologi di dalam Parasitologi Kedokteran, hal 7-23. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2006 6. Soeripto,N.,Doeljachman,Sumarni,S.,Sutarti,Soil Transmitted Helminths in Yogyakarta, Buletin Penelitian Kesehatan, 1989;17;247-55. 7. Bakta, I.M. Aspek Epidemiologi Infeksi Cacing Tambang pada Penduduk Dewasa Desa Jagapati Bali. Medika; XXI (6). 1995 : 431-437.