230 Kusmiyarto, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D... UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-D DALAM PEMBELAJARAN IPS TENTANG PELAKU EKONOMI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI METODE INKUIRI DI SMP NEGERI 1 KARANGAN TRENGGALEK SEMESTER II TAHUN 2013/2014 Oleh: Kusmiyarto SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek Abstrak. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPS ditentukan oleh bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan penilaian guru sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Namun pada pelaksanaannya masih ditemukan berbagai masalah yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak masksimal, salah satunya adalah rendahnya daya serap siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini terjadi karena suasana pembelajaran IPS di Kelas VIII-D cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa VIII-D SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek dengan penggunaan metode inquiry selama proses belajar mengajar. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek pada Kelas VIII-D Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester II dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inquiry dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan. Hasil sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,06 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 41,18% dan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu nilai rata-rata menjadi 73,82 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 67,65%. Dan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa tercapai secara klasikal sebesar 94,12% dengan nilai rata-rata sebesar 89,41. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-D dalam pembelajaran IPS tentang pelaku enonomi dalam sistem perekonomian Indonesia di SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek Tahun 2013/2014 Semester II. Kata kunci: hasil belajar, pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, metode inquiry Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sektor yang sangat luas berdampak pada tuntutan peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sesuai dengan peran pendidikan untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu berpikir secara mandiri dan kritis, karena pendidikan merupakan modal dasar bagi pembangunan manusia yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, UNESCO telah mempersiapkan pendidikan manusia abad XXI, yaitu peserta didik perlu dilatih untuk bisa berpikir, berbuat atau melakukan sesuatu, menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana yang ia inginkan, belajar secara mandiri juga perlu bejar untuk hidup bersama orang lain (Atmadi dan Setiyaningsih, 2000). Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses menyampaikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran tergantung kepada faktor guru dalam menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik. Seorang guru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 231 sesuai dengan target kurikulum. Dalam kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi hasil bermakna pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau dalam bekerja atau aktivitas lainnya. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Hamalik (2006), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. (a) Ranah koginitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. (b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yang menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteririsasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Belajar merupakan suatu proses pembelajaran diri menjadi manusia yang berilmu dan lebih maju dengan berbagai pengalaman belajar. Akan tetapi, ketika seseorang ingin hasil yang maksimal, maka dalam proses belajar mengajar harus ada yang namanya suatu usaha dan yang baik untuk menuju proses pembelajaran yang baik. Aspek-aspek yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan yaitu kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa dan metode yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan pendidikan tersebut disebut kegiatan belajar mengajar. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan metode yang tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan materi dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial sangat erat kaitannya dengan berbagai fenomena sosial di masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan program pendidikan yang mengintregasikan konsepkonsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungan, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi. Pembelajaran IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, isu-isu sosial yang sangat penting untuk dipelajari. Mata pelajaran IPS dirancang agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap problema sosial di masyarakat. Per-
232 Kusmiyarto, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D... kembangan masyarakat yang dinamis memerlukan karakter yang mampu mencegah permasalahan melalui mata pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah. Pada tingkat sekolah menengah pertama, mata pelajaran IPS masih bersifat mono-disipliner, yakni terdapat mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi dan ekonomi (Supardi, 2011:216). Mata pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran yang diterapkan di kelas VIII, banyak materi yang terkandung di dalamnya, salah satunya yakni pelaku ekonomi dalam perekonomian Indonesia. Akan tetapi hasil belajar yang di dapat setelah pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut dilihat dari nilai harian siswa yang hanya mencapai taraf kurang dari target ketuntasan belajar. Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih mewujudkan fungsi dan tujuan IPS sebagai salah satu wahana sumber daya manusia perlu dikembangkan iklim belajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi kreatif siswa sehingga lahir gagasan baru dalam pembelajaran harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didiknya sedangkan siswa harus selalu berusaha melakukan kegiatan yang lebih banyak daripada guru. Peran guru harus membimbing, mengarahkan materi pelajaran sehingga siswa lebih banyak memahami aktivitas belajar dari sisi konsep serta kemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam belajar yang aktif dan kreatif. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru perlu memperhatikan semua aspek pribadi siswa seperti potensi fisik dan jiwa (lambat, cepat), tingkat perkembangan pengalaman belajar, latar belakang sosial ekonomi dan lingkungan sosial budaya, bakat, minat kepribadian dan harapannya serta proyeksi yang diterapkan masyarakat, pemerintah untuk masa depannya (Gunawan, 1996). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dan berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur paling efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya ekonomi. Penelitian dilakukan mulai dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan (observasi), (4) refleksi pada setiap tindakan yang dilakukan, dan (5) evaluasi (Arikunto, 2009:16). Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Maret-April 2014 dan mendapatkan responden 34 orang dari siswa VIII-D SMP Negeri 1 Karangan. Instrumen penelitian dilakukan dengan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Penelitian terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dalam penelitian guru bertindak sebagai penyampai materi pembelajaran dan dibantu oleh rekan guru sebagai pengamat/observer. Hal ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya peningkatan belajar pada siswa kelas VIII D dalam pembelajaran IPS melalui metode inkuiri. Dalam menentuan keberhasilan proses yang dilakukan selama penelitian, ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang. Dimana penilaian menggunakan format skor. Arikunto (1997) membagi skor penilaian menjadi 4 kategori, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Kategori Penilaian Lembar Observasi
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 233 Penilaian skor Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup baik 1 Kurang baik Untuk mencari persentase nilai ratarata setelah dilakukan observasi dilakukan dengan menggunakan rumus: Jumlah skor NR = x 100% Skor maksimal NR adalah persentase nilai rata-rata setelah dilakukan observasi. Data yang sudah didapat dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Langkah-langkah analisis yang dilakukan adala menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan dan mereduksi data yang melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklarifikasian di dalamnya. Kegiatan diawali dengan diskusi tentang materi ajar, yaitu Pelaku Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia diikuti dengan latihan menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode inkuiri. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Dalam penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas VIII-D pada mata pelajaran IPS. Data nilai pre test, siklus I dan siklus II siswa kelas VIII-D pada mata pelajaran IPS materi pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut. Tabel 2 Nilai siswa pra siklus 1 AF 70 T - 2 AW 60 - TT 3 AS 60 - TT 4 APP 80 T - 5 ASD 60 - TT 6 CRYM 40 - TT 7 EP 60 - TT 8 FJP 80 T - 9 FAEF 70 T - 10 HAL 40 - TT 11 IPNR 70 T - 12 IYP 60 - TT 13 JLR 50 - TT 14 JAPP 60 - TT 15 KF 80 T - 16 LEA 40 - TT 17 LY 70 T - 18 MIS 60 - TT 19 NRP 50 - TT 20 NWM 80 T - 21 OSR 70 T - 22 PKB 40 - TT 23 PRP 80 T - 24 RRP 60 - TT 25 RNF 70 T - 26 RDS 60 - TT 27 RFA 70 T - 28 SMK 40 - TT 29 SNS 60 - TT 30 TNYP 80 T - 31 WS 60 - TT 32 WPDN 50 - TT 33 YS 40 - TT 34 MAS 90 T - Jumlah 2110 14 20 Rata-rata 62.06 41.18 58.82 Dari tabel nilai di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang belum tuntas. Dari jumlah 34 siswa hanya 14 siswa atau 41,18% yang berhasil mencapai KKM, dan 20 siswa yang lain belum mencapai KKM. Nilai rata-rata siswa kelas VIII-D juga masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Tabel 3 Nilai siswa siklus I 1 AF 80 T - 2 AW 80 T - 3 AS 90 T - 4 APP 60 - TT 5 ASD 70 T - 6 CRYM 60 - TT 7 EP 50 - TT
234 Kusmiyarto, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D... 8 FJP 80 T - 9 FAEF 70 T - 10 HAL 80 T - 11 IPNR 50 - TT 12 IYP 60 - TT 13 JLR 70 T - 14 JAPP 50 - TT 15 KF 80 T - 16 LEA 100 T - 17 LY 60 - TT 18 MIS 70 T - 19 NRP 80 T - 20 NWM 50 - TT 21 OSR 70 T - 22 PKB 60 - TT 23 PRP 80 T - 24 RRP 100 T - 25 RNF 90 T - 26 RDS 80 T - 27 RFA 70 T - 28 SMK 80 T - 29 SNS 60 - TT 30 TNYP 100 T - 31 WS 100 T - 32 WPDN 70 T - 33 YS 100 T - 34 MAS 60 - TT Jumlah 2510 23 11 Rata-rata 73.82 67.65 32.35 Pada Siklus I ketuntasan belajar siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum siklus. Nilai rata-rata siswa sebesar 73,82, dan dari 34 siswa sebanyak 23 siswa sudah dapat tuntas dalam belajar. Persentase ketuntasan yang didapatkan siswa pada siklus I sebesar 67,65% sedangkan KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 70. Maka diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya. Tabel 4 Nilai siswa siklus II 1 AF 100 T - 2 AW 80 T - 3 AS 100 T - 4 APP 100 T - 5 ASD 100 T - 6 CRYM 60 - TT 7 EP 100 T - 8 FJP 80 T - 9 FAEF 90 T - 10 HAL 80 T - 11 IPNR 100 T - 12 IYP 90 T - 13 JLR 80 T - 14 JAPP 60 - TT 15 KF 100 T - 16 LEA 80 T - 17 LY 100 T - 18 MIS 100 T - 19 NRP 70 T - 20 NWM 80 T - 21 OSR 90 T - 22 PKB 80 T - 23 PRP 100 T - 24 RRP 100 T - 25 RNF 90 T - 26 RDS 100 T - 27 RFA 100 T - 28 SMK 80 T - 29 SNS 90 T - 30 TNYP 80 T - 31 WS 100 T - 32 WPDN 100 T - 33 YS 100 T - 34 MAS 80 T - Jumlah 3040 32 2 Rata-rata 89.41 94.12 5.88 Dari sebelum siklus ketuntasan siswa sebesar 14 siswa atau 41,18%, pada siklus I meningkat menjadi 67,65% atau ada 23 siswa yang sudah tuntas dalam belajar. Dan pada siklus II hasil belajar siswa lebih meningkat dengan nilai rata-rata sebesar 89,41 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 94,12%. Jadi pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, prestasi siswa telah memenuhi standar Kriteria Minimal (KKM) yaitu sebesar 70,00 dan ketuntasan kelas telah mencapai 94,12%. Perbandingan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia dengan menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut.
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 1, April 2016 235 Gambar 1 Peningkatan hasil belajar siswa Pendekatan inkuiri lebih banyak berpusat pada siswa dibandingkan aktivitas pada pendekatan konvensional. Metode inkuiri juga menyediakan waktu bagi siswa untuk memperoleh pengalaman langsung. Zaini (2009) berpendapat bahwa seorang siswa akan mudah mengingat pengetahuan yang diperoleh secara mandiri lebih lama, dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari mendengarkan orang lain. Kesulitan siswa dalam memahami materi sistem perekonomian Indonesia dapat diatasi dengan diterapkan pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri. Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas dalam hal bertanya, mengemukakan pendapat/ide serta mendengarkan dengan aktif. Selain itu dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi (Suryanti dkk, 2006). Suryobroto (2002: 201), menyatakan ada beberapa kelebihan pembelajaran inkuiri antara lain: membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa, membangkitkan gairah pada siswa misalkan siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan, membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan, siswa terlibat langsung dalam belajar sehingga termotivasi untuk belajar, srategi ini berpusat pada anak, misalkan memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawabanya belum diketahui. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi IPS materi pelaku ekonomi dalam perekonomian Indonesia pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Karangan Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 semester II. Hal ini dikuatkan dengan peningkatan antara sebelum siklus, siklus I dan siklus II. Prestasi belajar bidang studi IPS sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata 62,06 dengan persentasi ketuntasan belajar siswa 41,18%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 73,82 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 67,65%. Dan pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 89,41 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 94,12%. Saran Bagi tim dalam penelitian, untuk meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan dari kolaborator bisa meningkatkan kinerja. Bagi guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada
236 Kusmiyarto, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII-D... siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkan. Serta lebih DAFTAR RUJUKAN Atmadi,A & Setiyaningsih, Y. 2000. Transformasi Pendidikan. Jakarta: Kanisius. Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Supardi. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak. memaksimalkan perangkat dan penunjang pembelajaran sesuai dengan metode inkuiri. Suryanti, W.W & Rokhim A. 2006. Pembelajaran Kontekstual sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Laboratorium Unesa dalam Memahami Materi Panas. Jurnal Pendidikan Dasar, 7 (I), 50-60. Suryosubroto, B. 2001. Proses Belajar- Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S.A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.