Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak)

dokumen-dokumen yang mirip
Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak?

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si.

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERAN KASIH SAYANG DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MENELISIK PERBEDAAN PEMBETULAN SPT DENGAN PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN SPT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN (KUP)

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA

2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/PMK.03/2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

BAB II LANDASAN TEORITIS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KETENTUAN MENGENAI SANKSI PERPAJAKAN DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG

Pasal 26 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009. Pasal 36 ayat (1) huruf a, UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2009.

KUP NPWP DAN SPT. Amanita Novi Yushita, M.Si

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

1

DIREKTORAT PENYULUHAN, PELAYANAN, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT

1 of 5 21/12/ :19

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

PENUNJUK UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

NPWP dan Pengukuhan PKP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Ketetapan Pajak. Penerbitan.

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengajuan Keberatan

PENAFSIRAN HUKUM Bahan Ajar, Pengantar Hukum Pajak, DTSD II Angkatan III, Tahun 2014 Agus Suharsono, Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

2011, No sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.03/2010 TENTANG

197/PMK.03/2015 PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK P

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.03/2008 TENTANG

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pengurangan, Penghapusan, dan Pembatalan

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

BAB 3 KETENTUAN SUNSET POLICY DAN DASAR HUKUM PERPANJANGAN SUNSET POLICY

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Tata Cara Pembetulan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

2 dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009; c. bahwa untuk memberikan pedoman pelaksanaan dan kepastian hukum bagi Wajib Pajak terkait penerbitan Sura

BAB VI KETENTUAN UMUM TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak? (Oleh : Johannes Aritonang -Widyaiswara Madya pada BDK Pontianak) Pendahuluan Seorang teman bertanya kepada saya. Dapatkah Wajib Pajak mengubah data SPT saat Pemeriksaan atau Penyidikan Pajak berlangsung? Bagaimana caranya? Hal ini sering sekali saya dengar di saat Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak oleh pemeriksa pajak bahkan saat sebuah pemeriksaan pajak telah dinaikkan menjadi Penyidikan Pajak. Salah satu sisi manusiawi manusia adalah melakukan kekeliruan. Hal ini juga terjadi dengan Surat Pemberitahuan (SPT) yang telah disampaikan Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP), juga tidak luput dari kekeliruan. Terlepas dari bentuk kekeliruan yang dilakukan Wajib Pajak, ternyata Undang-Undang Perpajakan memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk memperbaiki kekeliruan terhadap SPT yang dilaporkannya.. Namun adakalanya Wajib Pajak baru menyadari kekeliruan pengisian SPT pada saat pemeriksaan pajak berlangsung, atau bahkan pada saat penyidikan pajak sedang berlangsung. Pembahasan Salah satu ciri dari sistem pemungutan pajak Indonesia adalah self assessment yaitu sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang. Sistem self assessment ini tergambar jelas pada SPT yang disampaikan Wajib Pajak ke KPP. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak pasal 3 ayat 1 UU Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (UU-KUP). Mengisi Surat Pemberitahuan yaitu mengisi formulir Surat Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Yang dimaksud dengan: a. benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; b. lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsurunsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan. Page 1

Secara tidak langsung menyatakan bahwa untuk mengisi SPT harus dilakukan oleh orang yang memang mengerti tentang Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, bahkan juga harus mengerti tentang pembukuan dan juga pencatatan. Jika dilihat dari kesempurnaan sebuah SPT, maka di dalam mengisi SPT sangat mungkin terjadi adanya kekeliruan-kekeliruan yang disebabkan oleh kesulitan-kesulitan baik yang disebabkan karena luasnya kegiatan usaha, kesulitan sehubungan dengan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, juga karena sebab lainnya. Sehubungan dengan kesulitan kesulitan dalam penyampaian SPT, UU-KUP memberikan hak kepada Wajib Pajak sehubungan dengan penyampaian SPT yaitu : 1. Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT (Pasal 3 ayat 4 UU KUP); 2. Membetulkan SPT (Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP); 3. Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT (Pasal 8 ayat 3 dan ayat 4 UU KUP). Semua hak ini dapat mengubah data SPT yang telah disampaikan sebelumnya. Hak untuk Memperpanjang Jangka Waktu Penyampaian SPT dan Hak Membetulkan SPT dapat dilakukan Wajib Pajak terhadap SPT nya dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, dan sanksi pajak yang diterapkan terhadap kedua hak ini hanyalah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai dengan tanggal pembayaran. Page 2 Bagaimana jika Wajib Pajak menyadari kekeliruannya saat telah dimulainya pemeriksaan pajak ataupun bahkan saat penyidikan pajak berlangsung? Yang dimaksud dengan mulai melakukan tindakan pemeriksaan adalah pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak. Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan (UU KUP Pasal 1 poin 25). Yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak, jika terhadap SPT-nya telah dimulai tindakan pemeriksaan dan Wajib Pajak menyadari adanya kekeliruan atau kesalahan pada SPT-nya adalah dengan mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT. Pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT dapat dibagi 2: 1) Mengungkapkan kesalahan pengisian SPT setelah dilakukan pemeriksaan. Pasal 8 ayat 4 UU KUP menyatakan bahwa: Walaupun Dirjen Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Dirjen Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak (SKP), Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:

a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau d. jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan. Sanksi pengungkapan ini diatur dalam Pasal 8 ayat 5 yaitu sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2007 menjelaskan lebih lanjut Pasal 8 ayat (4) UU KUP sbb : a. Laporan tersendiri dimaksud harus ditandatangani oleh Wajib Pajak dan dilampiri dengan : Penghitungan pajak yang kurang dibayar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam format SPT; SSP bukti pelunasan pajak yang kurang dibayar; dan SSP bukti pembayaran sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50%. b. Untuk membuktikan kebenaran pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT, pemeriksaan tetap dilanjutkan dan dari hasil pemeriksaan diterbitkan SKP dengan mempertimbangkan laporan pengungkapan ketidakbenaran Wajib Pajak tersebut beserta pelunasan pajak yang telah dibayar. c. Dalam hal hasil pemeriksaan membuktikan bahwa pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT yang dilakukan oleh Wajib Pajak ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, SKP diterbitkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tersebut. d. Apabila hasil pemeriksaan tersebut (pada poin c) ditindaklanjuti dengan penerbitan SKPKB, SSP (bukti pelunasan pajak dan pelunasan sanksi) tidak dihitung sebagai kredit pajak. e. Pelunasan pajak yang kurang dibayar dan sanksi administrasi berupa kenaikan di atas dapat diperhitungkan sebagai pembayaran atas surat ketetapan pajak hasil pemeriksaan berdasarkan permohonan WP. Ada beberapa hal yang dapat dicermati pada Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT: a. Pengungkapan dilakukan setelah pemeriksaan pajak berlangsung, tetapi: belum dilakukan penetapan pajak (belum menerbitkan surat ketetapan pajak). b. belum dilakukan penyidikan pajak karena kealfaan (psl 38 UU KUP). c. Pengungkapan dilakukan bagi Wajib Pajak yang belum pernah membetulkan SPT maupun yang pernah membetulkan SPT. d. Diungkapkan dengan Laporan Tersendiri (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam format SPT) e. Pengungkapan ini berlaku untuk semua SPT baik SPT Tahunan maupun SPT Masa, yang dapat mengakibatkan: i) pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil; ii) rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih besar; Page 3

iii) jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau iv) jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses pemeriksaan tetap dilanjutkan. 2) Mengungkapkan Ketidakbenaran Pengisian SPT karena Kealpaan. Pada tahapan ini terhadap pemeriksaan SPT Wajib Pajak dibuatkan Laporan Sumir oleh pemeriksa karena pemeriksa menemukan petunjuk adanya indikasi tindak pidana perpajakan. Selanjutnya pemeriksaan ini ditingkatkan menjadi Pemeriksaan Bukti Permulaan. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara (pasal 1 poin 26, UU KUP). Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan. SKEMA PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM: Pemeriksaan pa Pemeriksaan Bukti Permulaan Penyidikan Pajak Pasal pa pa 8 ayat 3 UU KUP menyatakan bahwa: Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 UU KUP, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila WP dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar. Ketentuan ini dijelaskan oleh PP No. 80 Tahun 2007 sbb : a. Ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 UU KUP adalah Setiap orang yang karena kealpaannya: tidak menyampaikan SPT; atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan perbuatan kealpaan yang pertama kali dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A UU KUP, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau Page 4

kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. b. Pernyataan tertulis harus ditandatangani oleh WP dan dilampiri dengan : Penghitungan kekurangan pembayaran pajak yang benar, dengan format SPT; SSP bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak; dan SSP bukti pembayaran sanksi administrasi denda sebesar 150 %. c. Terhadap WP yang telah mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya dan sekaligus melunasi kekurangan pembayaran pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasinya tidak akan dilakukan penyidikan, sepanjang tidak ditemukan data yang menyatakan lain dari pengungkapan ketidakbenaran perbuatan tersebut. d. Apabila telah dilakukan tindakan penyidikan dan mulainya penyidikan tersebut diberitahukan kepada Penuntut Umum, kesempatan untuk membetulkan sendiri sudah tertutup bagi WP yang bersangkutan. Dan pajak yang masih harus dibayar tersebut harus segera di setor ke negara, dan Surat Setoran Pajak dijadikan sebagai satu kesatuan dengan laporan pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT. Bagaimana jika terhadap SPT telah dilakukan tindakan Penyidikan? Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat mengungkapkan dengan pernyataan tertulis mengenai ketidakbenaran perbuatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 UU KUP sepanjang mulainya penyidikan belum diberitahukan kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (pasal 5 PP No.80 tahun 2007). Sehingga jika penyidikan tersebut telah diberitahukan kepada Penuntut Umum, maka kesempatan untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT sudah tertutup bagi WP yang bersangkutan. Penutup Salah satu kata kunci bagi Wajib Pajak pada saat SPT Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan bahkan penyidikan pajak adalah adanya kesadaran sendiri terhadap kekeliruan ataupun kesalahan SPT yang telah disampaikan. Kata kesadaran sendiri ini dapat juga diartikan sebagai sebuah kesadaran yang sebenarnya atas sebuah kekeliruan ataupun sebuah ketakutan akan sanksi yang akan diterima Wajib Pajak sehubungan dengan kekeliruan ataupun kesalahan yang telah diperbuatnya. Sanksi itu bisa berupa sanksi administrasi dan atau sanksi pidana. Bagi Wajib Pajak yang merasa SPT yang telah disampaikannya sudah benar, seharusnya tidak perlu takut, karena terhadap produk-produk dari hasil pemeriksaan berupa surat ketetapan pajak dapat diajukan Keberatan ke Kantor Wilayah DJP tempat dimana KPP Wajib Pajak berada, ataupun ke Direktorat Keberatan jika pemeriksaannya dilakukan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak, bahkan Wajib Pajak dapat mengajukan Banding ke Pengadilan Pajak, jika Wajib Pajak tidak puas atas hasil keputusan keberatan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sumber bacaan: Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2007 :Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Page 5

Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007, Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Tim DJP dan Pusdiklat Pajak : Modul Informasi Data Laporan Pengaduan dan Pemeriksaan Bukti Permulaan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusdiklat Pajak, 2011 Kurniawan,Anang Mury: Upaya Hukum Terkait dengan Pemeriksaan,Penyidikan dan Penagihan Pajak, Graha Ilmu, 2011 Page 6