BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Ragenda prioritas pembangunan

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintah dan

Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

M A N A J E M E N A S N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM APARATUR KEMENTERIAN PAN DAN

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Peran Diklat untuk Meningkatkan Kompetensi ASN AGUSTINUS SULISTYO PENELITI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, JAKARTA MARET 2016

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RANCANGAN UNDANG UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

BAHAN PANITIA KERJA (PANJA) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA NO RUU APARATUR SIPIL NEGARA PENJELASAN PASAL

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LEMBAGA SANDI NEGARA

KASN SEBAGAI PILAR REFORMASI BIROKRASI CERAMAH PADA MUKERTAS KABUPATEN BANGKA UTAMA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POINTERS SAMBUTAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PADA PERTEMUAN DAN SOSIALISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BUPATI OGAN KOMERiNG ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

BUPATI SEMARANG TANGGAL 10 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

MERIT SYSTEM AND COMPETENCY BASED TRAINING IN RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 7 Tahun 2015 Seri E Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

RechtsVinding Online. Sistem Merit Sebagai Konsep Manajemen ASN

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. Negara, anggota Polri,dan anggota TNI. 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

ISU ADMINISTRASI PERKANTORAN. Oleh : MAYA MUTIA, SE, MM Analis Kepegawaian Pertama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Draf RUU 17 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI, DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MEMULAI PERUBAHAN DENGAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN RI

PROGRAM PENATAAN SDM APARATUR. Oleh : DEPUTI SDM APARATUR Dalam Sosialisasi Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah Tanggal, 24 April

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 41 TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

DATA RESPONDEN KUESIONER PENILAIAN MANDIRI (Self Assesment) PEMERINGKATAN KETERBUKAAN INFORMASI BADAN PUBLIK 2015

Transkripsi:

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PENTINGNYA KETERBUKAAN INFORMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALITAS APARATUR SIPIL NEGARA Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed Staf Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara (ASN) termasuk kelompok utama dalam masyarakat karena ASN diserahi tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk mengatur dan mengurus negara. ASN yang dapat menentukan maju atau mundurnya bangsa ini dan dapat meningkatkan kesejahteraan atau membuat penderitaan masyarakat. Demikian besarnya peran dan pentingnya kedudukan ASN dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta tugas-tugas kemasyarakatan sesuai bidang tugasnya. Maka kualitas, kredibilitas, kapabilitas dan profesionalitas ASN harus senantiasa ditingkatkan agar Negara ini semakin baik dan masyarakatnya semakin sejahtera. Pentingnya keberadaan ASN juga dapat dilihat dari jumlahnya yang hanya sekitar 4,7 juta orang atau hanya dua persen dari jumlah penduduk Indonesia. Artinya satu orang ASN berbanding 50 orang masyarakat sehingga menjadi kelas elite yang dipandang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Akhirnya profesi sebagai ASN sangat disukai, terutama oleh generasi muda tamatan berbagai tingkatan pendidikan. Namun tidak banyak yang dapat kesempatan berkiprah sebagai ASN, hanya sekitar dua persen saja dari pencari kerja. Kondisi ini akan semakin sulit apabila nanti diberlakukan moratorium penerimaan ASN atau pemberlakuan sistim Zero Growth sehingga peluang generasi muda makin tertutup untuk jadi ASN. Setiap ASN pada dasarnya adalah pelayan masyarakat (service servant), sesuai dengan taglinenya sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat. Kata abdi berarti pelayan atau yang memberi pelayanan, dan yang dilayani itu adalah masyarakat umum yang mendiami wilayah Nusantara ini. Tapi kondisi ideal ini kadangkala terbalik atau salah kaprah sehingga banyak pula ASN yang minta dilayani oleh masyarakat dan tidak bersikap mengayomi dalam pelaksanaan tugasnya. ASN priyayi seperti itu sudah tidak zamannya lagi, harus diperbaiki dan di-drill agar bisa merubah mindset, prilaku dan cara pendangnya sebagai ASN. Sikap ASN yang hanya menyalahgunakan kekuasaan, menggerogoti kekayaan 1

Negara, memeras rakyat dan sewenang-wenang tentu akan terkikis dengan sendirinya sesuai perkembangan system, teknologi dan tingkat kepedulian masyarakat. Berdasarkan kondisi yang berkembang itulah lahirnya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Peraturan tersebut lahir sebagai tindak lanjut dari Grand Design Reformasi Birokrasi dalam rangka untuk mendapatkan ASN yang berkualitas dan professional dalam pekerjaannya. Kelahiran Undang-Undang ASN ibarat setetes air di gurun pasir yang diharapkan dapat merubah ASN menjadi aparatur yang ideal guna melaksanakan berpemerintahan yang bersih (clean governance) dan mewujudkan pemerintah yang baik (good government). 2. Gambaran Umum Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik adalah berupa pelayanan barang, jasa dan tugas administratif lainnya. Ternyata tugas pelayanan ini masih belum terlaksana secara prima dan relatif belum dapat memberi kepuasan pada masyarakat. Akibatnya muncul berbagai kritik dan pandangan negatif yang membuat posisi ASN jadi lemah. Tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian dan ketatalaksanaan. Namun hingga saat itu tugas-tugas pokok tersebut terasa juga belum terlaksana secara maksimal sehingga belum tercipta sinergisitas antar instansi, masih terjadi penyalahgunaan wewenang, tindak pidana korupsi dan belum efisien serta efektif. Sedangkan tugas pembengunan tertentu adalah berupa pembangunan bangsa (culture and political development) dan pembangunan sosial ekonomi (economic and social development). Terbukti di bidang ini juga belum memberi dampak yang besar sehingga sangat perlu peningkatan rasa keadilan masyarakat, penegakan hukum, mewujudkan rasa aman, keselarasan hidup berbangsa, pemberantasan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengantisipasi dan mengatasi semua kondisi yang terjadi, maka diperlukan ASN yang berkualitas dan profesional dalam tugasnya. Dalam hal ini perlu diaplikasikan Merit System, yaitu manajemen yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur dan kondisi kecacatan. Selanjutnya agar Merit System dapat terlaksana dengan baik diperlukan pula Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), yaitu 2

lembaga nonstruktral yang mandiri dan bebas dari intervensi politik, sebagaimana yang yang diatur dalam pasal 27 sampai dengan pasal 42 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. B. PEMBAHASAN Berikut dapat dikembangkan pointer-pointer di bawah ini: 1. Gambaran Kondisi, Analisis Situasional, Analisi Prospektif, Analisis Kesenjangan atas Problem dan Tantangan a. Kondisi ASN ASN masih banyak yang belum profesional dalam melaksanakan tugas ASN masih banyak yang belum menguasai dengan baik peraturan perundang-undangan ASN masih banyak yang menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan kelompok ASN masih banyak yang melanggar peraturan disiplin ASN masih banyak yang berprilaku yang kurang terpuji Masih terjadi tindak pidana korupsi dan pungutan liar Masih terjadi kesewenang-wenangan pimpinan terhadap ASN Masih terjadi pengangkatan pejabat tidak sesuai Merit System Kekuatan politik masih besar pengaruhnya pada ASN Pendapatan dan kesejahteraan ASN masih perlu ditingkatkan Masih ada ASN yang menggunakan aset negara untuk kepentingan sendiri b. Analisis Situasional Saat ini dituntut ASN bekerja secara profesional dan tuntas ASN dikritisi oleh masyarakat agar dapat memberikan pelayanan prima Masyarakat sudah sangat kritis dan senantiasa memberi penilaian terhadap ASN Perlu keterbukaan informasi dalam setiap pelaksanaan tugas ASN Perlu keterbukaan informasi pada setiap rekrutmen ASN dan penempatan ASN dalam suatu jabatan Perlu keterbukaan informasi pada semua kegiatan dan program kerja pemerintah Perlu lembaga khusus yang dapat menampung dan mencarikan solusi permasalahan yang berkaitan dengan tugas ASN 3

Perlu adanya unit khusus yang mengurus tentang pengaduan masyarakat yang berkenaan dengan masalah ASN c. Analisis Prospektif Ke depan diharapkan terwujud ASN yang mengerti dengan baik tugas, wewenang dan kewajibannya Diharapkan nanti akan terbentu instansi/lembaga pemerintah yang kuat dan dapat memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat Diharapkan ke depan proses administrasi kepegawaian akan lebih terbuka dan memberi informasi yang lengkap Diharapkan ke depan tingkat partisipasi masyarakat akan lebih tinggi untuk perbaikan ASN dan instansi pemerintah d. Analisis Kesenjangan Diharapkan tingkat kesejahteraan ASN akan semakin baik Diharapkan profesionalitas ASN akan bertambah baik Diharapkan ASN dapat menjadi warga utama yang mengayomi dan menjadi teladan bagi masyarakat 2. Pemikiran, inisiatif atau hal-hal strategis yang jadi pemikiran dari penulis (yang diyakini dapat mengatasi kesenjangan, menyelesaikan masalah atau membawa perbaikan), a. Strategi Aksi 1. Melaksanakan gerakan reformasi birokrasi di seluruh wilayah Indonesia. 2. Mendorong organisasi/lembaga tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan untuk membentuk unit layanan keterbukaan informasi masyarakat. 3. Memotivasi masyarakat untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan melalui masukan/saran/kritik yang disampaikan lewat unit layanan keterbukaan informasi masyarakat. b. Best Practices dan Agenda 1. Membentuk pusat informasi (access centre) yang mengakses semua informasi tentang reformasi birokrasi dan Kemen PAN dan RB. 2. Membuat berbagai media informasi internal dan eksternal, baik media cetak maupun eletronik. 3. Membuat jalur komunikasi dengan masyarakat melalui email, facebook, twitter, kotak surat dan sebaginya. 4

4. Membuat portal khusus tentang reformasi birokrasi dan unit pengaduan masyarakat, Membuka akses informasi kepada masyarakat pada setiap propinsi/kabupaten/kota se-indonesia. 5. Memberdayakan lembaga lokal dan kearifan lokal sesuai budaya daerah dalam sosialisasi reformasi birokrasi dan unit pengaduan masyarakat. 6. Memasyarakatkan reformasi birokrasi dan unit layanan keterbukaan informasi masyarakat kepada siswa dan mahasiswa untuk menjadi agen-agen pembaharuan. C. PENUTUP Kemen PAN dan RB memegang peran utama dalam memasyarakatkan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan reformasi birokrasi. Kemudian Kemen PAN dan RB seharusnya juga memfasilitasi pembentukan unit layanan masyarakat tentang keterbukaan informasi pada setiap organisasi/lembaga pemerintah pada semua tingkatan di seluruh Indonesia. Juga membina dan mengawasi pelaksanaan kerja unit layanan masyarakat tersebut. Pembinaan dilakukan secara terus menerus sehingga berfungsi secara baik dan benar serta diminati oleh masyarakat. 5