PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI

PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2017

SELF PLAGIARISM dan. PERMENDIKNAS NOMOR 17/2010 tentang PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

BUKU PEDOMAN PENANGANAN PLAGIASI BAGI DOSEN DAN MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME

KODE ETIK di Lingkungan Program Pascasarjana- Universitas Terbuka (Bahan OSMB dan BTR)

Plagiarisme dan Upaya. Akademik di Indonesia

PERATURAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA. Nomor: 0536 /UN9/PP/2013. Tentang PEDOMAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH UNIVERSITAS RIWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI (PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA) (PERMENDIKNAS NOMOR 17 TAHUN 2010) OLEH : Zaenal Fanani

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

Pendidik Profesional Ilmuwan Tugas Utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan seni melalui Tridharma PT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7142 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN PLAGIARISM DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM

BUKU SAKU FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

PUBLIKASI ILMIAH DAN ETIKA KEPENULISAN ARTIKEL ILMIAH

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

Gedung Auditorium Gd.Hindarto Joesman FK Unjani

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SRIWIJAYA Nomor: 0187/UN9/KP/Tahun 2013 TENTANG

PLAGIARISME: PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 151/IT Del/Rek/SK/XII/17 Tentang KODE ETIK PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH INSTITUT TEKNOLOGI DEL

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SEMARANG NOMOR : 101/SK/UPGRIS/VII/2014 tentang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PERJUANGAN NOMOR 01TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENELITIAN UNIVERSITAS PERJUANGAN

Etika Penulisan Ilmiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (ITAA)dalam Henry Soelistyo (2011), perangkat keras komputer. Sedangkan Akhmad Fauzi (2008:5) menyebutkan bahwa,

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

ETIKA DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH. Oleh : Achmad Arifin, M.Eng [Editor JPTK]

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

Metodologi Desain. Kelompok 3 Claresta Febrianto Jessica Veranda Regina Artya

PANDUAN PENCEGAHAN PLAGIARISME UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Hanif Fakhrurroja, MT

SEPUTAR KENAIKAN JABATAN/PANGKAT AKADEMIK DOSEN. Oleh Prof. Dr. Bustami Subhan, M.S. 1

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DAFTAR ISI. Pasal 7 11 BAB III KEWAJIBAN DOSEN TERHADAP UNIVERSITAS Pasal 10 12

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FORMULIR PENINGKATAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PLAGIASI

BERITA ACARA PERTIMBANGAN/PERSETUJUAN SENAT NOMOR :... 1)

ATURAN, ETIKA AKADEMIK, TUGAS DAN KEWAJIBAN DOSEN PEMBIMBING, KETUA SIDANG DAN PENGUJI DALAM PENYELESAIAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

BAB VIII ATURAN DAN ETIKA AKADEMIK

ATURAN ETIKA STIESIA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN

PENCEGAHAN dan PENANGGULANGAN PLAGIAT di PERGURUAN TINGGI DIKTI 2014 KEMENRISTEK DIKTI

CONTOH SURAT USUL PENILAIAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN KE DIRJEN DIKTI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PLAGIARISME. Ada dua kelompok pelanggaran etik: 1. Sengaja: si pelaku tahu apa yang dilakukan merupakan pelanggaran dan sepantasnya mendapat sanksi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Nomor : 19/K3/KP/2012 Jakarta, 16 Januari 2012 Lamp. : 1 (satu) bundel Hal : Pemberitahuan

KODE ETIK DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING LIA

PEDOMAN PENGELOLAAN PENELITIAN AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian

Livia Melda Christanti

ETIKA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND UNIVERSITAS ANDALAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

TUNTUTAN KEORISINILAN SERTA MASLAH PLAGIASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH. Oleh: Hamdan Hadi Kusuma

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB SENAT FAKULTAS

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG AKREDITASI JURNAL ILMIAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

BUKU ETIKA PENELITIAN TAHUN 2014

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

A. Pendahuluan B. Definisi Plagiarisme sengaja tidak

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANDUAN PEMBENT PANDUAN TUGAS AKHIR PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANIS KANTOR PENJAMINAN MUTU

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No.375 /F/Unbrah/VII/2013 PERATURAN DISIPLIN DOSEN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI NOMOR 04/YSR/2004 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI YAYASAN SLAMET RIJADI. Pengurus Yayasan Slamet Rijadi

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HALU OLEO NOMOR : 2208/UN29/SK/PP/2014 Tentang KULIAH KERJA NYATA (KKN) MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO

STANDAR MUTU PENYELESAIAN TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA FEB UNSOED

Oleh: Pembantu Rektor II UB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN ETIKA DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2017, No diatur secara komprehensif sehingga perlu pengaturan perbukuan; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, h

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 007/TAP/MWA-UI/2005 TENTANG : ETIKA PENELITIAN BAGI SETIAP ANGGOTA SIVITAS AKADEMIKA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Transkripsi:

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI Oleh Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13/05/2015 1

A. Latar Belakang Dasar: Permendiknas RI No. 17 Th. 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Setiap perguruan tinggi mengembang misi untuk mencari, menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran. 13/05/2015 2

A. Latar Belakang Dalam memenuhi misi setiap perguruan tinggi tersebut, mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan yang berkarya di bidang akademik di perguruan tinggi bersangkutan, memiliki otonomi keilmuan dan kebebasan akademik. Dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan akademik, mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan wajib menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, terutama larangan untuk melakukan plagiat dalam menghasilkan karya ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat tumbuh dan berkembang. 13/05/2015 3

B. Pengertian Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiator adalah orang perseorang atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok dan atas nama suatu badan. 13/05/2015 4

B. Pengertian Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi plagiat di lingkungan perguruan tingginya. Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dengan menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan. 13/05/2015 5

B. Pengertian Gaya selingkung adalah pedoman tentang tata cara penulisan atau pembuatan karya ilmiah yang dianut oleh setiap bidang ilmu, teknologi dan seni. Karya ilmiah adalah hasil karya akademik mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi yang dibuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan. Karya adalah hasil karya akademik atau non akademik oleh orang perorangan, kelompok, atau badan di luar perguruan tinggi, baik yang diterbitkan, dipresentasikan, maupun dibuat dalam bentuk tertulis. 13/05/2015 6

C. Lingkup dan Pelaku Lingkup: Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada: a. mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai. b. mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, katakata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai. 13/05/2015 7

C. Lingkup dan Pelaku c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. 13/05/2015 8

C. Lingkup dan Pelaku Yang dimaksud dengan sumber terdiri atas: Orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalan bentuk tertulis baik cetak mapun elektronik. 13/05/2015 9

C. Lingkup dan Pelaku Pernyataan sumber memadai apabila dilakukan sesuai dengan tatacara pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni. 13/05/2015 10

Cara Mengacu dan Mengutip Pengacuan meliputi pengutipan langsung (menyalin apa adanya dari sumber yang telah diterbitkan) atau parafrase (menyebutkan ide orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri). Ada dua cara utama dalam mengacu pustaka yang disebutkan dalam teks: (1) Gaya Harvard (Author-date), dan (2) Gaya Vancouver (Author-number). Ada gaya lain (Chicago Manual): (1) Authordate system, and (2) Documentary Note Style. 13/05/2015 11

Contoh Gaya Harvard The author has discussed the implications of these proposals on the national Health Service in another paper (Loft, 1991). Other writers have commented on related issues, notably Lane (1992, 1994) and Lewis (1995, p. 54). Keterangan bibliografis lengkap ditulis dalam DAFTAR RUJUKAN yang disusun secara alfabetis berdasarkan nama akhir pengarangnya. 13/05/2015 12

Contoh Gaya Vancouver The author has discussed the implications of these proposals on the national Health Service in another paper (1). Other writers have commented on related issues, notably Lane (2,3) and Lewis (4). Keterangan bibliografis lengkap ditulis dalam DAFTAR RUJUKAN yang disusun secara kronologis berdasarkan pemunculannya dalam teks. 13/05/2015 13

Menghindari Plagiasi dalam Mengacu dan Mengutip (1) Tempatkan dalam kutipan setiap hal yang diambil langsung dari teks aslinya, terutama jika Anda memang mengutip. Kemukakan dengan kata-kata sendiri (parafrase), tetapi pastikan bahwa Anda tidak sekadar menata ulang atau membubuhkan beberapa kata baru. 13/05/2015 14

Menghindari Plagiasi dalam Mengacu dan Mengutip (2) Bacalah secermat-cermatnya apa yang hendak diparafrase, tutuplah teks aslinya sehingga tidak tergoda untuk menggunakan teks itu sebagai panduan, kemudian tulislah gagasan itu dengan kata-kata sendiri tanpa mengutip. Bandingkan parafrase tersebut dengan teks aslinya untuk memastikan tidak menggunakan frase atau kata-kata yang sama, dan bahwa informasinya sudah akurat. Catatan: informasi yang sudah menjadi pengetahuan umum tidak perlu disebut sumbernya. 13/05/2015 15

Yang Tidak Perlu Disebut Sumbernya Pengetahuan umum adalah fakta-fakta yang dapat ditemukan di banyak tempat dan sudah diketahui oleh banyak orang banyak. Contoh: Suharto adalah Presiden RI kedua. Contoh yang bukan pengetahuan umum sehingga perlu disebut sumbernya: Suharto menjadi Presiden RI kedua sebagai hasil kudeta. 13/05/2015 16

Self Plagiarism Self Plagiarism (penjiplakan terhadap karya sendiri) tidak tercantum dalam permendiknas, mungkin karena masalah ini masih dianggap kontroversial, masih ada hal-hal yang mengundang perbedaan pendapat, akan tetapi sebetulnya sudah ada beberapa hal yang cenderung disepakati. Yang jelas, penjiplakan terhadap karya sendiri juga dianggap sebagai pelanggaran kode etik penulisan karya ilmiah (self-plagiarism is plagiarism). 13/05/2015 17

Perbedaan antara Plagiarism dan Self Plagiarism Plagiarism menggunakan milik orang lain, baik sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan, tanpa menyebut sumbernya. Self plagiarism menggunakan milik sendiri yang sudah dipublikasikan, dalam artikel di jurnal yang ber-issn atau dalam buku yang ber-isbn, tanpa menyebut sumbernya. 13/05/2015 18

Yang DianggapSelf Plagiarism Dengan sengaja mengirimkan kembali artikel yang sudah pernah terbit di jurnal ber-issn ke jurnal lain yang ber-issn dan kemudian dimuat lagi dalam jurnal itu. Dengan sengaja mengirimkan artikel yang sama ke lebih dari satu jurnal yang berbeda yang akhirnya kedua jurnal ber- ISSN tersebut memuat artikel yang sama. 13/05/2015 19

Yang DianggapSelf Plagiarism Menggunakan ide-ide, data, temuan-temuan, dan bahan-bahan lain secara substansial milik sendiri yang pernah diterbitkan dalam jurnal ber-issn atau buku ber-isbn tanpa menyebut sumbernya. Dengan sengaja mencantumkan tulisan-tulisan dalam bab-bab buku yang telah ditulisnya menjadi bagian-bagian/bab-bab dalam buku lain yang dinyatakan sebagai buku lain yang berbeda dengan sebelumnya (bukan edisi revisi atau pencetakan kembali buku yang sama sebelumnya). 13/05/2015 20

Yang Tidak DianggapSelf Plagiarism Menggunakan artikel-artikel tulisannya sendiri yang pernah dimuat dalam jurnal ber-issn untuk bahan penulisan buku ber-isbn atas nama sendiri dengan cara: Menembah, memutakhirkan, merevisi, dan mengembangkannya untuk menjadi bagianbagian dalam buku tersebut; Memperoleh ijin penggunaan tersebut dari penerbit jurnal lain; dan Menyatakannya dalam bagian persantunan (acknowledgement) dalam buku yang ditulis itu. 13/05/2015 21

Yang Masih Mengundang Perbedaan Pendapat Menulis buku yang isinya kumpulan artikel tanpa ada perubahan yang pernah dimuat di jurnal ber-issn: Dianggap self -lagiarism jika tidak disebutkan sumbernya dan/atau tidak memperoleh ijin penggunaan dari penerbit jurnal yang memuat artikel-artikel tersebut. Tidak dianggap self-plagiarism jika sumbernya disebut dan memperoleh ijin dari penerbit jurnal yang memuat artikel-artikel tersebut, dengan tujuan untuk menghimpun temuan-temuan yang tersebar di berbagai jurnal, BUKAN bertujuan untuk memperoleh angka kredit atau pengakuan lainnya. 13/05/2015 22

Yang Masih Mengundang Perbedaan Pendapat Mengirimkan artikel yang sama ke jurnal lain setelah pengelola jurnal yang dituju pertama tidak memberikan keterangan tentang status artikelnya dalam waktu yang cukup lama padahal penulis sudah menanyakan berkalikali, yang ternyata kedua jurnal tersebut memuat artikel itu: Untuk menghindari self-plagiarism, penulis menyampaikan surat pernyataan mencabut/ menarik kembali artikel dari jurnal yang pertama dituju. 13/05/2015 23

C. Lingkup dan Pelaku Yang dimaksud dengan yang dibuat dapat berupa: 1. komposisi musik 2. perangkat lunak komputer 3. fotografi 4. lukisan 5. Sketsa 6. patung, atau 7. karya dan atau karya ilmiah sejenis yang tidak termasuk kategori angka 1 s.d. 6. 13/05/2015 24

C. Lingkup dan Pelaku Yang dimaksud dengan diterbitkan dapat berupa: 1. buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau perguruan tinggi 2. artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah, atau surat kabar 3. kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi tertentu 4. isi laman elektronik, atau 5. hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak termasuk pada angka 1 s.d 4. 13/05/2015 25

C. Lingkup dan Pelaku Yang dimaksud dengan dipresentasikan dapat berupa: 1. presentasi di depan khalayak umum atau terbatas; 2. presentasi melalui radio/televisi/video/cakram padat/cakram video digital; atau 3. bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk pada angka 1 dab 2. 13/05/2015 26

C. Lingkup dan Pelaku Yang dimaksud dengan dimuat dalam bentuk tertulis dapat berupa : cetakan dan/atau elektronik. Yang dimaksud dengan pernyataan sumber memadai apabila dilakukan dengan tata cara pengacuan dan pengutipan dalam gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni. 13/05/2015 27

C. Lingkup dan Pelaku Pelaku Plagiator adalah: 1. satu atau lebih mahasiswa; 2. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau, 3. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama satu atau lebih mahasiswa. 13/05/2015 28

D. Tempat dan Waktu Tempat terjadi plagiat: Di dalam lingkungan perguruan tinggi, antar karya ilmiah mahasiswa, dosen/peneliti/tenaga kependidikan, dan dosen terhadap mahasiwa atau sebaliknya. Dari dalam lingkungan perguruan tinggi terhadap karya ilmiah mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain, karya dan/atau karya ilmiah orang perseorangan dan/atau kelompok orang yang bukan dari kalangan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. 13/05/2015 29

D. Tempat dan Waktu Di luar perguruan tinggi ketika mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi yang bersangkutan sedang mengerjakan atau menjalankan tugas yang diberikan oleh perguruan tinggi atau pejabat yang berwenang. 13/05/2015 30

D. Tempat dan Waktu Waktu terjadi plagiat: selama mahasiswa menjalani proses pembelajaran; sebelum dan setelah dosen mengemban jabatan akademik asisten ahli, lektor, lektor kepala atau guru besar/profesor; sebelum dan setelah peneliti/tenaga kependidikan mengemban jabatan fungsional jenjang pertama, muda, madya dan utama; 13/05/2015 31

E. Pencegahan Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat; Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi; Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat; 13/05/2015 32

E. Pencegahan Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkar pernyataan yang ditandatangani oleh penyusun bahwa: 1. karya ilmiah tersebut bebas plagiat 2. apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Pimpinan perguruan tinggi wajib mengunggah secara elektronik semua karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/ tenaga kependidikan yang telah dilampiri pernyataan melalui portal Garuda (garba rujukan digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/ tenaga kependidikan Indonesia, atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 13/05/2015 33

E. Pencegahan Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi ketentuan (membuat surat pernyataan dan diunggah ke portal garuda) juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang dosen yang memiliki jabatan akademik dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan akademik dan kualifikasi akademik dosen yang diusulkan. 13/05/2015 34

E. Pencegahan Penilaian sejawat sebidang dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik tersebut diproses pada: 1. tingkat jurusan/departemen/bagian, untuk jabatan akademik asisten ahli dan lektor 2. tingkat jurusan/departemen/bagian, senat akademik pada aras fakultas dan/atau aras perguruan tinggi untuk jabatan akademik lektor kepala dan guru besar/profesor. 13/05/2015 35

E. Pencegahan Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan selain harus memenuhi ketentuan (membuat pernyataan dan diunggah ke portal garuda) juga harus dilakukan penilaian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan. 13/05/2015 36

E. Pencegahan Penilaian sejawat sebidang untuk jabatan fungsional peneliti/tenaga kependidikan, dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional tersebut diproses pada perguruan tinggi yang bersangkutan. 13/05/2015 37

F Penanggulangan Mahasiswa Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa, Ketua jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa. Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga dilakukan oleh mahasiswa. 13/05/2015 38

F Penanggulangan Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan di hadapan ketua jurusan/departemen/bagian. Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah terbukti terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator. Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada mahasiswa yang diduga melakukan plagiat. 13/05/2015 39

F Penanggulangan Dosen/Penelilti/Tenaga Kependidikan Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan, pimpinan perguruan tinggi membuat persandingan antara karya ilmiah dosen/peneliti/tenaga kependidikan dengan karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan. Pemimpin/pimpinan perguruan tinggi meminta senat akademik untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan. 13/05/2015 40

F Penanggulangan Sebelum senat akademik memberikan pertimbangan, senat meminta komisi etik dari senat akademik untuk melakukan telaah tentang: 1. kebenaran plagiat 2. proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiah plagiator, yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan. 13/05/2015 41

F Penanggulangan Senat akademik menyelenggarakan sidang dengan membahas hasil telaah komisi etik, dan mendengarkan pertimbangan para anggota senat, serta merumuskan pertimbangan yang akan disampaikan kepada pemimpin/pimpinan perguruan tinggi. Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat, diberi kesempatan melakukan pembelaan dihadapan sidang senat akademik. 13/05/2015 42

F Penanggulangan Apabila berdasarkan persandingan dan telaah telah terbukti terjadinya plagiat, maka senat akademik merekomendasikan sanksi untuk dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada pemimpin/pimpinan perguruan tinggi untuk dilaksanakan. Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat. 13/05/2015 43

G. Sanksi Mahasiswa Yang dilanggar Pasal 10 ayat (4) Urutan sanksi: 1. Teguran 2. Peringatan tertulis 3. Penundaan pemberian sebahagian hak mahasiswa 4. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa 5. Pemberhentian dgn hormat dari status sbg mahasiswa 6. Pemberhentian tdk dengan hormat 7. Pembatalan ijazah apabila mahasiwa telah lulus 13/05/2015 44

G. Sanksi Sanksi tambahan tidak ada. Sanksi lain menurut aturan per UU-an: UU Sisdiknas: Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta. 13/05/2015 45

G. Sanksi Bagi Mahasiswa: Sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja. Sanksi berupa pembatalan nilai/pemberhentian dengan hormat/pemberhentian dengan tidak hormat/pembatalan ijazah kepada mahasiswa, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang. 13/05/2015 46

G. Sanksi Bagi Dosen/Peneliti/Tendik: Ketentuan yg Dilanggar: Pasal 11 ayat (6) Urutan Sanksi: 1. Teguran 2. Peringatan tertulis 3. Penundaan pemberian hak 4. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional. 13/05/2015 47

G. Sanksi 5. Pencabutan hak unt diusulkan sebagai profesor/jenjang utama bagi yg memenuhi syarat. 6. Pemberhentian dengan hormat dari status dosen/peneliti/tendik. 7. Pemberhentian tdk dgn hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tendik. 8. Pembatalan ijazah yg diperoleh dari PT yang bersangkutan. 13/05/2015 48

G. Sanksi Sanksi tambahan: Apabila dosen/peneliti/tendik menyandang sebutam profesor/jenjang utama: Diberhentikan dari jabatan profesor/jenjang utama. 13/05/2015 49

G. Sanksi Sanksi Lain Menurut Peraturan Per-UU-an: UU Sisdiknas: Mempergunakan karya ilmiah jiplakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, vokasi dipidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta. 13/05/2015 50

G. Sanksi Bagi Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan: Sanksi berupa teguran/peringatan tertulis/ penundaan pemberian hak, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja. Sanksi berupa penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional/pencabutan hak untuk diusulkan ke guru besar/jenjang utama/ pemberhentian dengan hormat/pemberhentian dengan tidak hormat/pembatalan ijazah, dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang. 13/05/2015 51

G. Sanksi Penjatuhan sanksi-sanksi tersebut di atas tidak menghapuskan sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemberhentian sebagai profesor/guru besar bagi dosen dilakukan oleh Mendiknas atas usul perguruan tinggi yang bersangkutan atau atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui Kopertis. 13/05/2015 52

G. Sanksi Pemberhentian dari jenjang jabatan fungsional utama untuk peneliti/tenaga kependidikan dengan mekanisme yang sama untuk diteruskan oleh Mendiknas kepada pejabat yang berwenang. Mendiknas atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul pengangkatan kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan ke dalam jabatan semula apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/peneliti utama/jenjang utama. 13/05/2015 53

G. Sanksi Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi, Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagitor. Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi berupa: 1. teguran 2. peringatan tertulis 3. pernyataan pemerintah bahwa perguruan tinggi yang bersangkutan tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik. 13/05/2015 54

Akibat Plagiasi bagi Pengelola Jurnal Dalam instrumen Akreditasi 2010, nilai akrediatasi jurnal yang diusulkan akan dikurangi jika: 1. Terbukti memuat artikel yang keseluruhannya merupakan plagiat (-10) 2. Terbukti memuat artikel berisikan bagianbagian yang merupakan plagiat (-5). 13/05/2015 55

Upaya Pencegahan oleh Pengelola Jurnal Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa: Karya ilmiah tersebut bebas plagiat; Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 13/05/2015 56

Upaya Pencegahan oleh Perguruan Tinggi Pimpinan Perguruan Tinggi wajib mengunggah secara elektronik semua karya ilmiah sivitas akademika yang telah dilampiri pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui portal Garuda (Garda Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah dosen dan mahasiswa Indonesia atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. 13/05/2015 57

Sekian dan Terima Kasih 13/05/2015 58