HUBUNGAN PROMOSI BPJS KESEHATAN DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BPJS KESEHATAN DI RSUD AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Vera J. Tumbuan *, Febi K. Kolibu *, Budi T. Ratag * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Sebagian masyarakat masih kurang memahami apa itu BPJS Kesehatan, bagaimana memanfaatkannya, bagaimana sistem rujukan bila mereka membutuhkan pelayanan di rumah sakit dan sebagainya. Observasi awal di RSUD Amurang ada pasien yang sudah terdaftar dan menggunakan BPJS Kesehatan, terdaftar tetapi tidak menggunakan layanan BPJS Kesehatan dan ada yang belum tercover oleh BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara promosi BPJS Kesehatan dan pengetahuan pasien dengan pemanfaatan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional study yang dilaksanakan di RSUD Amurang pada bulan Mei - Juli 2016. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah semua pasien dalam kurun waktu dua minggu di RSUD Amurang. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi Square dan uji Fisher s Exact Test. Hasil penelitian menunjukan 72.9% pasien pernah menerima promosi dari BPJS Kesehatan, 42.9% pasien memiliki pengetahuan baik, 82.9% pasien memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Hubungan antara promosi BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan layanan BPJS kesehatan p = 0.000 dan hubungan antara pengetahuan pasien dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan p = 0.003. Kesimpulannya Terdapat hubungan antara promosi BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang dan terdapat hubungan antara pengetahuan pasien dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang. Kata kunci: Promosi, Pengetahuan, Pemanfaatan Layanan BPJS ABSTRACT Most people are still less understand what is it BPJS, how to use it, how the referral system when they require care in hospitals and so on. Initial observation in Amurang hospital, there are patients who are already registered and used health BPJS service, registered but did not use the service of health BPJS, and there are not yet covered by health BPJS. The purpose of this research was to know the relationship between health BPJS promotion and patients knowledge with health BPJS utilization service in Amurang hospital. This research was a quantitative research using cross sectional study conducted in Amurang hospital from May to July 2016. Population and sample in research were all patients within two weeks in Amurang hospital. Data Analysis that used are univariate and bivariate analysis using Chi Square test and Fisher 's Exact Test. 72.9 % of patients had received promotion from BPJS, 42.9 % of patients had good knowledge, 82.9 % of patients using the services of health BPJS. Relationship between the Health BPJS promotion with health BPJS utilization service p = 0.000 and the relationship between patients knowledge with health BPJS utilization service p = 0.003. The conclusion are Relationship were found between health BPJS promotion with health BPJS utilization service in Amurang hospital and relationship were found between patients knowledge with health BPJS utilization service in Amurang hospital. Keywords: promotion, knowledge, utilization service of BPJS PENDAHULUAN Dalam UU No.36 tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pengetahuan serta akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan. Menurut UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (Tim ANTARA, 2014). Dalam tujuan serta manfaat BPJS Kesehatan bagi masyarakat beberapa diantaranya yakni memberi kemudahan akses pelayanan kesehatan serta mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar seperti halnya tujuan asuransi kesehatan yaitu untuk memberikan perlindungan ketika peserta jaminan kesehatan memerlukan layanan kesehatan (Buchbinder dan Shanks, 2014 ; Tim ANTARA, 2014). Pihak pemerintah maupun tenaga kesehatan harus senantiasa memberikan informasi-informasi yang tepat terkait kesehatan disertai dengan menggunakan media sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suiraoka dan Supariasa, 2012). Menurut Gitosudarmo, promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan kemudian senang dan kemudian menggunakan produk tersebut. Dikaitkan dengan BPJS Kesehatan, promosi ditujukan untuk mempengaruhi masyarakat agar mengetahui layanan BPJS Kesehatan dan mau menggunakan atau memanfaatkan layanan tersebut (Sunyoto 2015). Selain Promosi dari pihak BPJS Kesehatan, pengetahuan juga dapat mempengaruhi perilaku masyarakat untuk memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Hal ini tercantum dalam teori L Green, pengetahuan sebagai faktor predisposisi (Notoatmodjo, 2007). Data Kementerian Kesehatan menunjukkan masih ada 142, 1 juta jiwa penduduk Indonesia yang belum memiliki jaminan kesehatan (Kemenkes RI, 2015). Hal ini dapat disebabkan karena masyarakat umumnya apalagi masyarakat di daerah terpencil, pedalaman dan kepulauan masih kurang memperoleh promosi dari BPJS Kesehatan dan pengetahuan masyarakat tentang BPJS Kesehatan masih rendah. Data kunjungan pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang sejak bulan Januari 2016 sampai Mei 2016 yaitu sebagai berikut, pada bulan Januari 149 pasien, bulan Februari meningkat yaitu sebanyak 167 pasien, bulan Maret menurun yaitu sebanyak 157 pasien, bulan April lebih menurun lagi yaitu 117 pasien dan pada bulan Mei kunjungan masih menurun yaitu sebanyak 115 pasien. Berdasarkan observasi yang dilakukan di RSUD Amurang sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang ada di wilayah Kabupaten
Minahasa Selatan, pasien termasuk 1. Pasien rawat jalan maupun rawat sebagian masyarakat miskin dengan inap di RSUD Amurang atau tingkat pengetahuan rendah masih kurang memahami apa itu BPJS Kesehatan, keluarga pasien. 2. Bersedia menjadi subjek bagaimana memanfaatkannya, bagaimana sistem rujukan bila mereka membutuhkan pelayanan di rumah sakit dan sebagainya. penelitian menandatangani consent. dengan informed Hal ini mengakibatkan ada yang sudah terdaftar dan menggunakan BPJS Kesehatan, terdaftar tetapi tidak menggunakan layanan BPJS Kesehatan dan ada yang belum tercover oleh BPJS Kesehatan. Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai faktor. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada peneliti ingin meneliti mengenai hubungan promosi BPJS Kesehatan dan pengetahuan pasien dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Sampel diambil mengunakan metode sampling jenuh atau total sampling, dimana seluruh total populasi yang memenuhi kriteria inklusi dijadikan sampel. Promosi BPJS Kesehatan dan Pengetahuan Pasien adalah variable bebas dalam penelitian ini sedangkan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan adalah variable terikat. Instrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan dibuat oleh peneliti yang telah diuji agar instrumen valid dan reliable. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (penelitian survei analitik) dengan rancangan cross sectional study atau studi potong lintang. Penelitian dilaksanakan di RSUD Amurang yang berlokasi di Desa Teep Kecamatan Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan pada bulan Mei - Juli 2016. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah semua pasien baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap dalam kurun waktu dua minggu di RSUD Amurang dengan criteria inklusi sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN Responden pada penelitian ini adalah 70 pasien dengan karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan yang berbeda-beda. Tabel 1. Distribusi karakteristik responden Jenis Kelamin n % Laki-laki 31 44.3 Perempuan 39 55.7 Umur n % < 55 tahun 48 68.6 55 tahun 22 31.4 Pendidikan n % SD 12 17.1 SMP 11 15.7 SMA/sederajat 28 40.0 perguruan tinggi 19 27.1
Pekerjaan n % Tani 9 12.9 PNS 13 18.6 Swasta 6 8.6 Wiraswasta 8 11.4 Pensiunan 5 7.1 IRT 20 28.6 Tidak Bekerja 9 12.9 Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 1dapat dilihat bahwa dari total 70 pasien sebanyak 55.7% diantaranya berjenis kelamin perempuan dan sisanya sebanyak 44.3% berjenis kelamin laki-laki. Dalam hal ini perempuan lebih komunikatif dan lebih banyak berpatisipasi memberikan data dalam penelitian. Yang menjadi responden dalam penelitian ini untuk karakteristik pasien berdasarkan umur, dibagi dalam dua kelompok. Yang pertama yaitu berumur < 55 tahun sebanyak 68.6% dan kedua yaitu yang berumur 55 sebanyak 31.4% dengan umur termuda yaitu 13 tahun dan umur tertua yaitu 77 tahun. Sebagian besar pasien yang berkunjung di RSUD Amurang yakni mereka yang masih dalam usia produktif. Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan bertambahnya umur seseorang maka pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dawasa (Mubarak dkk, 2012). Kemudian dilihat dari karakteristik pasien menurut pendidikan. Sebagian besar dari total pasien yaitu 28 (40%) pendidikannya SMA/Sederajat sedangkan paling sedikit 11 (15.7%) pasien berpendidikan SMP. Hal ini menunjukan bahwa banyak pasien yang sudah berpendidikan tinggi. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, jadi tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap untuk menerapkan perilaku sehat. Orang dengan pendidikan yang tinggi cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang dengan pendidikan rendah (Notoatmodjo, 2007). Tabel 1 menunjukan sebagian besar responden berprofesi sebagai IRT atau ibu rumah tangga dengan jumlah 20 (28.6%) dan paling sedikit 5 (7.1) responden sebagai pensiunan. Tabel 2. Hubungan antara Promosi BPJS Kesehatan dengan Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan Promosi BPJS Kesehatan Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan Tidak Memanfaatkan Total P Value Memanfaatkan n % n % n % Pernah 48 94.1 3 5.9 51 100 0.000 Tidak Pernah 10 52.6 9 47.4 19 100 Total 58 82.9 12 17.1 70 100
Tabel 2 menggambarkan distribusi frekuensi serta cross tabulation hubungan antara Promosi BPJS Kesehatan dengan Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 2, diantara 51 pasien yang pernah memperoleh promosi BPJS Kesehatan ada sebanyak 48 (94.1%) memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan dan 3 (5.9%) yang tidak memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Sedangkan diantara 19 responden yang tidak pernah memperoleh promosi BPJS Kesehatan ada 10 (52.6%) yang memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan dan 9 (47.4) tidak memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Hasil uji statistik pada kedua variabel ini dengan menggunakan uji Fisher s Exact Test menunjukan bahwa terdapat hubungan antara promosi BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang yang dapat dilihat pada p value 0.000 atau p value < 0.05 dengan tingkat kesalahan (α) 0.05. Pada hasil uji kedua variabel ini ditemui nilai OR (95% CI) 14.400. Promosi serupa dengan komunikasi keduanya memiliki kesamaan yakni merupakan sebuah teknik untuk menyampaikan informasi mengenai sesuatu kepada masyarakat (Sunardi dan Primastiwi, 2015). Promosi dapat dilakukan melalui berbagai media. Media promosi adalah perangkat lunak yang berisikan pesan (informasi) yang lazimnya disajikan dengan menggunakan peralatan (Triwibowo dan Pusphandani, 2015). Pada penelitian dari Komariah (2015) tentang perencanaan komunikasi BPJS Kota Balikpapan dalam Mensosialisasikan Program JKN kepada Masyarakat, perencanaan komunikasi diperlukan dalam Mensosialisasikan Program JKN karena kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh masyarakat Indonesia pada tahun 2019. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini pada penelitannya menggunakan desain kualitatif dengan pegawai BPJS sebagai informan sedangkan penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pasien RSUD sebagai responden. Keduanya memiliki persamaan yaitu promosi atau komunikasi lewat penyuhan atau komunikasi interpersonal maupun menggunakan media seperti televisi, koran, radio dan sebagainya diperlukan agar semua masyarakat menjadi peserta atau dengan kata lain promosi memiliki hubungan dengan kepesertaan dan
Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan Pasien Dengan Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan. Pengetahuan Pasien Pemanfaatan Layanan BPJS Kesehatan Tidak Memanfaatkan Total P Value Memanfaatkan n % n % n % Baik 30 100 0 0 30 100 0.003 Tidak Baik 28 70 12 30 40 100 Total 58 82.9 12 17.1 70 100 Tabel 3 menggambarkan distribusi frekuensi serta cross tabulation hubungan antara pengetahuan pasien dengan Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 3, ada sebanyak 30 responden yang memiliki pengetahuan baik, 30 (100%) memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan sedangkan diantara 40 responden yang memiliki pengetahuan tidak baik ada 28 (70%) yang memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan dan 12 (30%) tidak memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh p value = 0.003, dimana p < α (0.05). Maka secara statistik hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan pasien dengan Ketika pengetahuan berpengaruh terhadap perilaku seseorang maka apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang layanan BPJS Kesehatan dapat menimbulkan perilaku dalam bentuk Dalam penelitian ini, sebagian besar pasien memiliki pengetahuan tidak baik tentang BPJS Kesehatan namun kebanyakan dari mereka pula memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan ini berarti bahwa meskipun pengetahuan tidak baik, tetapi ada ajakan dan kesadaran untuk mengikuti salah satu bentuk program pemerintah di bidang kesehatan serta terdorong dengan manfaat yakni keringanan dalam hal pembiayaan untuk pemeliharaan kesehatan atau berobat. Penelitian terdahulu mendukung hasil penelitian ini. Penelitian dari Septianingrum dan Sari tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang JKN dengan Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan di Desa Sobokerto Ngemplak, Boyolali Tahun 2015 menggunakan uji fisher exact test diperoleh p value 0.000 < 0.05. Perbedaanya penelitian tersebut hanya pada ibu hamil di satu desa sedangkan penelitian ini dilakukan pada pasien dari berbagai daerah. Namun memiliki kesamaan dalam hal tujuan yaitu untuk mengetahui atau menganalisis huabungan antara pengetahuan dengan Kesimpulan penelitiannya adalah terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil tentang JKN dengan penggunaan kartu BPJS
Kesehatan di Desa Sobokerto Ngemplak, Boyolali tahun 2015. Dalam teori Anderson, faktor penggunaan layanan kesehatan dikelompokan menjadi tiga karakteristik yaitu karakteristik predisposisi (predisposing characteristic), karakteristik pendukung (enabling characteristic), dan karakteristik kebutuhan (need characteristic). Pengetahuan termasuk dalam karakteristik pendukung dimana karakteristik ini merupakan kondisi yang membuat individu mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Sejalan dengan teori Anderson, dalam teorinya Lawrence Green pada faktor predisposisi mengungkapkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku terhadap diri seseorang atau masyarakat dalam pemanfaatan layanan kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Teori-teori ini mendukung bahwa ada hubungan antara pengetahuan pasien dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan. KESIMPULAN 1. Terdapat 72.9% pasien yang pernah menerima promosi dari BPJS Kesehatan dan 27.1% pasien tidak pernah menerima promosi dari BPJS Kesehatan. 2. Terdapat 42.9% pasien yang memiliki pengetahuan baik tentang BPJS Kesehatan dan 57.1% pasien yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang BPJS Kesehatan. 3. Terdapat 82.9% pasien yang memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan dan 17.1% pasien yang tidak memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan. 4. Terdapat hubungan antara promosi BPJS Kesehatan dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. 5. Terdapat hubungan antara pengetahuan pasien dengan pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan di RSUD Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. SARAN 1. Disarankan kepada pemerintah, tenaga kesehatan lebih khusus kepada pihak BPJS Kesehatan pusat maupun daerah agar melakukan promosi tentang program BPJS Kesehatan kepada masyarakat dengan memanfaatkan berbagai media yang dapat dijangkau masyarakat luas serta memberikan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat. 2. Disarankan kepada pihak BPJS Kesehatan pusat maupun daerah agar memberikan promosi dengan isi yang lengkap tentang BPJS Kesehatan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang BPJS Kesehatan.
3. Disarankan kepada masyarakat agar dengan cermat memperhatikan promosi BPJS Kesehatan dan mau berusaha mencari informasi tentang BPJS Kesehatan. Daftar Pustaka Buchbinder S B. N H Shanks. 2014. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Komariah S. 2015. Perencanaan Komunikasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kota Balikpapan Dalam Mensosialisasikan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kepada Masyarakat Kota Balikpapan. (Online), Vol.3 No.2, (http://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id, diakses 28 Juli 2016). Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K, Supradi. 2012. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Septianingrum M, Sari A.N. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang JKN dengan Penggunaan Kartu BPJS Kesehatan di Desa Sobokerto Ngemplak, Boyolali Tahun 2015. (Online), Vol.6 No.2, (http://jurnal.akbidmu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/ download/124/94, diakses 26 Juli 2016). Suiraoka IP. IDN Supariasa. 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sunyoto D. 2015. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CAPS. Triwibowo C. ME Pusphandani. 2015. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Tim ANTARA: 2014. Himpunan Peraturan BPJS Kesehatan. Jakarta: Perum LKBN ANTARA.