Kenali Jenis Batuk dan Obat yang Tepat Peter Wijaya, S.Farm., Apt.

dokumen-dokumen yang mirip
Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

St.Aniah Hardiyanti Sitti Hajar Irmawati Sri Rezeki Amalia Suci Febriyani Suparmin Romi Tuti Ernawati Ulmi fajri Vera Febrianti Yanti Sari Syam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Para orang tua menjadi khawatir ketika anak menderita sakit. Ibu. ketika anak terserang penyakit (Widodo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

BATUK. Ebta Narasukma Anggraeny. etha's doc 1

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

The Role of Mucoactive Agents in Management of Respiratory Disease: A Further Approach of Treatment

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis

A PLACEBO-CONTROLLED TRIAL OF ANTIMICROBIAL TREATMENT FOR ACUTE OTITIS MEDIA. Paula A. Tahtinen, et all

Bab I. Pendahuluan. yang ditandai oleh progresivitas obstruksi jalan nafas yang tidak sepenuhnya

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengobatan sendiri (swamedikasi) merupakan bagian dari upaya

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

MAKALAH OBAT BATUK. Disusun oleh: 1. Husna Kamilah NIM J1E Dewita Fitri W. NIM J1E Asisten: Ma ruf Algifarie NIM J1E112069

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. endoskopis berupa polip atau sekret mukopurulen yang berasal dari meatus

INTISARI. Ahmad Rajidin 1 ; Riza Alfian 2 ; Erna Prihandiwati 3

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti

SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

R 150 Bulan 12 VII H 100

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

BAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical

CARA BIJAK MEMILIH OBAT BATUK

CURRICULUM VITAE. Nama : Prof. Dr. Wiwien Heru Wiyono, Ph.D, Sp.P(K), FCCP NIP :

KISI KISI SOAL PRETEST DAN POST TEST. Ranah Kognitif Deskripsi Soal Jawaban

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

INTISARI PROFIL SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK BEBAS PADA ANAK DI APOTEK AMANDIT FARMA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

ABSTRAK RESIKO KEJADIAN ISPA PADA PEROKOK PASIF DAN PENGGUNA KAYU BAKAR DI RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

PENGARUH PEMBERIAN SENAM ASMA TERHADAP FREKWENSI KEKAMBUHAN ASMA BRONKIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua yaitu, infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

UJI AKTIVITAS MUKOLITIK EKSTRAK ETANOL DAUN TEMBELEKAN (LANTANA CAMARA LINN.) SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara berkembang.1 Berdasarkan data World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Saat. penyakit paling. atau. COPD/ Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

Prosentase Penggunaan Amoksisilin secara Rasional untuk Swamedikasi Salesma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK TERDIAGNOSA INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS AKUT

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP TINDAKAN SWAMEDIKASI SELESMA PADA ANAK DI KELURAHAN GROBOGAN PURWODADI NASKAH PUBLIKASI

IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari

BAB I PENDAHULUAN. WHO menunjukkan jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

Transkripsi:

Kenali Jenis Batuk dan Obat yang Tepat Peter Wijaya, S.Farm., Apt.

Definisi Batuk Batuk adalah suatu refleks fisiologis yang bermanfaat: untuk mengeluarkan benda asing (seperti debu, asap, atau makanan) untuk membersihkan saluran napas terhadap sekresi mukus atau lendir merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran napas. De Blasio F, Virchow JC, Polverino M, Zanasi A, Behrakis PK, Kilinc G, et al. Cough management : a practical approach. Cough 2011;7:7 2

Penyebab Batuk Infeksi virus & bakteri, misalnya : Influenza, bronchitis, radang tenggorokan, TBC Asap, rokok, debu Perubahan suhu mendadak Rangsangan kimia dan gas Penyempitan saluran napas asma 3

Jenis Batuk (secara Klinis) 1. BATUK BERDAHAK Memiliki ciri ada lendir/dahak/mukus di tenggorokan. Kadangkala kita dapat memperkirakan mikroorganisme penyebab batuk dari warna, bau dan kekentalan lendir dari cairan mukus ini. Tujuan pengobatan: Permudah pengeluaran dahak 3. BATUK & FLU 2. BATUK KERING Batuk sejenis ini bersifat kering tanpa adanya dahak dengan gejala yang dominan adalah rasa gatal pada tenggorokan. Tujuan pengobatan: Mengurangi dan menekan refleks batuk Batuk yang disertai dengan gejala flu seperti: hidung tersumbat, demam, bersinbersin, pilek, dan nyeri sendi. Tujuan pengobatan: mencairkan dahak dan meredakan gejala flu/pilek. 4

Komposisi : Bromhexine HCl : 4 mg/5ml Guaiafenesin : 100 mg/5ml Cara Kerja Obat : Bromhexine: mengencerkan sekret pada saluran napas dengan jalan menghilangkan serat-serat mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat pada sputum/dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Guaiafenesin: Meningkatkan aliran sekresi alamiah di sepanjang saluran pernapasan. Indikasi : Bekerja sebagai sekretolitik (mukolitik) dan ekspektoran untuk meredakan batuk berdahak dan mempermudah pengeluaran dahak Dosis : Dewasa dan anak di atas 12 tahun Anak 6-12 tahun Anak 2-6 tahun : 3 x 10 ml / hari : 3 x 5 ml / hari : 3 x2,5 ml / hari Ref: BPOM Approved Document 5

Komposisi : Dextromethorphan HBr : 10 mg/5ml Cara Kerja : Dextromethorphan HBr (hydrobromide), yang merupakan pereda batuk non-opiat sintetik yang bekerja secara sentral dengan jalan meningkatkan ambang rangsang refleks batuk. Indikasi : Untuk meringankan batuk yang tidak berdahak atau yang menimbulkan rasa sakit Dosis : Dewasa atau anak > 12 tahun Anak 6-12 tahun Atau menurut petunjuk dokter : 3 x 5 ml / hari : 3 x 2.5 ml/hari Rasa Vanila Ref: BPOM Approved Document 6

Komposisi : Bromhexine HCl : 4 mg Phenylephrine HCl : 5 mg Paracetamol : 150 mg CTM : 2mg Cara Kerja : Obat untuk flu dengan kombinasi sekretolitik yaitu bromhexine hydrochloride dengan suatu analgesik antipiretik, antihistamin, dan dekongestan. Rasa Pepermin Indikasi : Untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersing yang disertai batuk Dosis : Dewasa dan anak >12 tahun Anak 6-12 tahun Anak < 6 tahun : 3 x 10 ml /hari : 3 x 5 ml / hari : harus dengan rekomendasi dokter Ref: BPOM Approved Document 7

Komposisi : Bromhexine HCl :4 mg/5 ml Cara Kerja Obat : Bromhexine adalah derivat dari zat aktif vascine yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Bromhexine memperbaiki transpor mukus dengan mengurangi viskositas mukus dan dengan mengaktifkan epitel bersilia. Studi klinis menunjukkan bahwa bromhexine memiliki efek sekretolitik dan sekretomotor pada daerah saluran bronkus, yang dapat mempermudah pengeluaran dahak dan batuk Rasa Stroberi Indikasi : Sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak Dosis : Dewasa dan Anak > 10 tahun Anak 5-10 tahun Anak 2-5 tahun Atau sesuai dengan petunjuk dokter : 3 x 10 ml / hari : 3 x 5 ml / hari : 2 x 5 ml /hari Ref: BPOM Approved Document 8

SELLING DIAGRAM Forum Apoteker Indonesia - Surabaya - April 2013 Page 9

Mencegah pembentukan serabut AMPS (Acid Mucopolysaccharide) di dalam sel goblet dan kelenjar mucus. Memecah fragment/serabut AMPS yang sudah terbentuk sehingga mengurangi kekentalan dahak 1 Mengaktifkan kerja silia (rambut getar di saluran pernapasan) sehingga transport mucus diperbaiki 2 Memperbaiki difusi antara pembuluh darah dan saluran pernafasan (difusi vaso-bronkial) 3 1. Sasaki, H., et al. Experience of The Use of Bisolvon Injections Against Bronchial Asthma Attacks in Children. Basic Pharmacology and Therapeutics. 1979; 7(10): 3159-3165. 2. Thomson, M.L., et al. Bromhexine and Mucociliary Clearance in Chronic Bronchitis. Brit. J. Dis. Chest. 1974; 68:21-27 3. Tsuda, M. Experience of the use of Bisolvon injections on patients with obstructive respiratory disease. Basic Pharmacology and Therapeutics. 1980; 8(4). 10

Bisolvon SOLUTION Komposisi : Bromhexine HCl 2mg/ml Indikasi: Berperan sebagai mukolitik untuk memfasilitasi batuk produktif Dosis Pemakaian Oral : Anak 5-10 tahun : 3 x 2 ml Anak 2-5 tahun : 2 x 2 ml Bisolvon tidak boleh digunakan pada pasien yang hipersensitif terhadap Bromhexine atau komponen lain dalam formula Ref: BPOM Approved Document 11

Efek Bromhexine Inhalasi pada pengobatan Bronkiolitis pada Bayi Studi klinis terbaru tahun 2010 pada pengobatan bronkiolitis pada 330 pasien yang berusia 1,5 sampai dengan 14 bulan dengan penggunaan kombinasi Epinephrine inhalasi dan Bromhexine inhalasi. Ref: Sarrell,E. M., et al. Epinephrine and bromhexine in the ambulatory treatment of bronchiolitis. Journal of Pediatric Infectious Diseases. 2010 ;5:377-384 12

% infants that showed improvement from previous day Efek Bromhexine Inhalasi pada pengobatan Bronkiolitis pada Bayi 30 Change in PaO2 over time 25 20 ** Epinephrine + Saline Epinephrine + Bromhexine 15 * Saline only 10 5 * ** 0 1 2 3 4 5 6 7 Time of PaO2 measurement # (day) Control group: Epinephrine + Saline Study group: Epinephrine + Bromhexine Placebo group: Saline only # Each measurement was taken in the morning, before initiation of treatment *control group vs others; Day 1 (P=0.002), Day 2 (P=0.034) **study group vs others; Day 3 (P=0.08), Day 4 (P=0.003) Adapted from: Sarrell,E. M., et al. Epinephrine and bromhexine in the ambulatory treatment of bronchiolitis. Journal of Pediatric Infectious Diseases. 2010 ;5:377-384 13

Bronchiolitis caregiver diary (BCD) score Efek Bromhexine Inhalasi pada pengobatan Bronkiolitis pada Bayi 12 BCD Score in different treatment group * 10 8 6 4 2 Epinephrine + Saline Epinephrine + Bromhexine Saline only * * * * * * * * 0 Baseline Day 1 Day 3 Day 5 Day 7 Control group: Epinephrine + Saline Study group: Epinephrine + Bromhexine Placebo group: Saline only *control group vs others (P<0.0001) **study group vs others (P<0.0001) Adapted from: Sarrell,E. M., et al. Epinephrine and bromhexine in the ambulatory treatment of bronchiolitis. Journal of Pediatric Infectious Diseases. 2010 ;5:377-384 14

Efek Bromhexine Inhalasi pada pengobatan Bronkiolitis pada Bayi Kesimpulan: Pemberian kombinasi Epinephrine inhalasi dan Bromhexine inhalasi menunjukkan perbaikan klinis lebih cepat dibandingkan pemberian Epinephrine saja. Adapted from: Sarrell,E. M., et al. Epinephrine and bromhexine in the ambulatory treatment of bronchiolitis. Journal of Pediatric Infectious Diseases. 2010 ;5:377-384 15

Bisolvon INJEKSI Bisolvon Injeksi direkomendasikan untuk pengobatan dan pencegahan kasus-kasus berat dari komplikasi setelah operasi seperti yang disebabkan oleh produksi dan transportasi mukus yang terganggu. Dapat juga diberikan sebagai infus i.v dengan larutan glukosa, levulosa, garam fisiologi atau larutan Ringer Tidak boleh dicampur dengan larutan alkali karena sifat asam larutan Bisolvon (ph 2.8) dapat menyebabkan kekeruhan Indikasi: Terapi sekretolitik pada penyakit bronkopulmoner akut & kronis yang berhubungan dengan sekresi mukus yang abnormal dan gangguan transport mukus Ref: BPOM Approved Document 16

Penggunaan kombinasi Bisolvon dengan antibiotik : Meningkatkan konsentrasi antibiotika melalui difusi vaso bronkial sehingga hasil terapi lebih efektif dan optimal. Dengan demikian, akan mengurangi resiko eksaserbasi (kambuhnya penyakit) Pemberian bromhexine bersama dengan antibiotik (amoksisillin, erythromycin, oxytetracycline) akan memberikan konsentrasi antibiotik yang lebih tinggi dalam sputum dan sekresi bronkopulmoner.* *Ref: BPOM Approved Document 17

50% 45% 46% 47% 40% 35% 34% 30% 25% p=0.022 22% Amoxicillin alone 20% 15% Amoxicillin + Bromhexine 10% p=0.008 5% 0% Acute Bronchitis Pneumonia Adanya peningkatan angka kesembuhan yang bermakna pada kelompok Bromhexine Adapted from: Roa, C.C., et al. Clinical Effectiveness of a Combination of Bromhexine and Amoxicillin in Lower Respiratory Tract Infection: A randomized controlled trial. Arzneim-Forsch./Drug Res. 1995;45(1), Nr.3:267-272. 18

19