PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

IV. KULTIVASI MIKROBA

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. tertentu, tidak adanya perlakuan terhadap variabel (Nazir, 2003).

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

III. MATERI DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. bio.unsoed.ac.id. Lengkap (RAL). Perlakuan yang dicobakan terdiri atas 4 macam, yaitu:

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Nazir (1999: 74), penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi,

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

Transkripsi:

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. L a t a r b e l a k a n g Arsip kertas yang berbahan dasar selulosa tidak luput dari serangan mikrobiologi yang dapat merusak arsip salah satunya adalah jamur. Bahan selulosa pada media kertas dan didukung dengan oleh kelembaban yang yang tinggi dan suhu yang memadai, maka pertumbuhan jamur akan menyebar menutupi permukaan kertas. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang permanen baik terhadap fisik kertas arsip maupun terhadap informasinya. Dengan keadaan seperti hal tersebut diatas, maka untuk mencegah makin meluasnya pertumbuhan jamur pada arsip kertas sebagai bahan pertanggungjawaban nasional yang harus dirawat dan dipelihara, maka perlu adanya tindakan yang dapat menghambat bahkan membunuh jamur dari pertumbuhannya. Salah satu tindakan tersebut adalah dengan menggunakan fungisida yang dapat mengurangi daya kekebalan spora dan membunuh jamur. Sesuai dengan tugas dan fungsi Subdit Instalasi Laboratorium yang tertuang dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05 yaitu diantaranya adalah melaksanakan tugas pengujian bahan pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip, maka pada tahun anggaran 2010 Subdit Instalasi Laboratorium menyelenggarakan kegiatan pengujian daya mortalitas fungisida pada arsip kertas. 1

B. M a k s u d d a n T u j u a n Pengujian laboratorium ini bertujuan daya mortalitas/bunuh jenis fungisida berdasarkan konsentrasi/dosis dan lama terpaan terhadap pertumbuhan jamur pada arsip kertas. Sedangkan sasarannya adalah teridentifikasi satu metode fungisida yang efektif secara aman dan efektif untuk perawatan dan pemeliharaan arsip kertas yang terserang jamur. C. R u a n g L i n g k u p Ruang lingkup pengujian ini dilakukan pada : - Bahan fungisida yang digunakan ortho phenil phenol, formaldehid, dan azadirachtine (merupakan fungisida alami (botanical fungiside) dengan merk FX). - Konsentrasi fungisida yang digunakan 2 (dua) konsentrasi, yaitu 0.25 %, dan 0.75 % dan khusus azadirachine dosis yang digunakan 5 ml/l. - Jenis jamur yang digunakan : Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Trichoderma. II. PELAKSANAAN A. T e m p a t d a n W a k t u Pengujian Daya Mortalitas Fungisida Pada Arsip Kertas dilaksanakan di Subdirektorat Instalasi Laboratorium ANRI. Waktu untuk persiapan, pengujian laboratorium sampai pembuatan laporan dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Desember 2010. B. P e m b i a y a a n Pelaksanaan pengujian ini dibiayai oleh Anggaran Rutin Arsip Nasional RI tahun 2010. C. A l a t d a n B a h a n a. A l a t 1. Incubator 2. Masker 2

3. Otoklaf portable Gallenkamp; 4. Lemari pendingin; 5. Timbangan analitik Metller AE 200; 6. Hot plate Gallenkamp; 7. Tabung reaksi; 8. Gelas piala; 9. Labu erlenmeyer; 10. Cawan petri diameter 9 cm; 11. Pipet ukur 5 ml; 12. Gelas ukur 100 ml; 13. Pembakar bunsen; 14. Pinset; 15. Jarum ose; 16. Kapas; 17. Gunting; 18. Kertas saring; 19. Batang pengaduk dan 20. Kertas bungkus b. B a h a n 1. Media agar PDA (Potato Dextrose Agar Dehydrated) 2. Larutan ortho phenyl phenol, formaldehid, azadirachtine 3. Ethanol (Ethyl alcohol) 4. Air suling/akuades steril 5. Jamur penguji Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Trichoderma. D. M e t o d e P e n g u j i a n Metode pengujian yang digunakan terdiri dari : a. Isolasi Jamur dari ruangan penyimpanan arsip; 3

b. Metode inokulasi jamur pada media pertumbuhan jamur (PDA = Potato Dextrose Agar), sehingga diperoleh kultur murni jamur uji; c. Pengujian fungisida. E. P r o s e d u r k e r j a a. Persiapan alat-alat dan akuades steril Mensterilkan alat-alat seperti cawan petri, pipet ukur, labu erlenmeyer, gelas ukur dan gunting dalam otoklaf pada tekanan maksimum 10 lbs p.s.i selama 30 menit. Alat-alat tersebut sebelumnya dibungkus dengan kertas. b. Persiapan bahan 1. Media agar kentang dekstrosa Cara I : 1) Mengupas kentang 200 g, cuci bersih, kemudian potongpotong dengan ukuran 10 mm x 10 mm x 10 mm; 2) Merendam dalam larutan asam asetat 3 % selama 30 menit, kemudian cuci dengan air suling sampai air pencucinya bebas asam; 3) Memasukkan kentang tersebut dalam gelas piala 2000 ml dan menambahkan air suling sebanyak 1000 ml; 4) Memanaskan larutan diatas dan biarkan mendidih selama 1 jam. Jaga supaya volume larutan tetap; 5) Menyaring dengan kertas saring dan ambil filtratnya; 6) Menuangkan 750 ml filtrat ke dalam gelas piala 2000 ml, kemudian dipanaskan kembali dan menjaga supaya volume larutan tetap; 7) Melarutkan 20 g dekstrosa dan 15 g agar dalam 250 ml filtrat sisa kemudian dituangkan dan dicampurkan dengan 750 ml filtrat diatas; 8) Mengaduk larutan tersebut dengan batang pengaduk dan dididihkan selama 5-10 menit; 9) Menuangkan larutan agar ke dalam beberapa tabung reaksi @ 5 ml, dan disumbat dengan kapas; 4

10) Mensterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 103 kpa dan suhu 121ºC atau tekanan maksimum 15 lbs p.s.i selama 50 menit dan 11) Mendinginkan sampai media menjadi padat pada posisi miring kira-kira 15º. Cara II : 1) Menimbang 39 g agar kentang dekstrosa kering (PDA dehydrated), kemudian dilarutkan dalam 250 ml air suling atau akuadest; 2) Menuangkan larutan diatas ke dalam gelas piala 1000 ml dan diencerkan dengan air suling hingga volume 1000 ml; 3) Memanaskan larutan dan didihkan selama 5-10 menit. Volume larutan dijaga supaya tetap; 4) Menuangkan larutan ke dalam beberapa tabung reaksi @ 5 ml yang kemudian disumbat dengan kapas; 5) Mensterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 103 kpa dan suhu 121ºC atau tekanan maksimum 15 lbs p.s.i selama 50 menit dan 6) Mendinginkan sampai media menjadi padat pada posisi miring kira-kira 15 ºC. 2. Larutan ortho phenyl phenol 0.25 % 1) Menimbang ortho phenyl phenol sebanyak 0,25 g dengan menggunakan timbangan. 2) Menuangkan ethanol sebanyak 100 ml dalam gelas ukur dengan ukuran 100 ml. 3) Melarutkan ortho phenyl phenol ke dalam ethanol dengan mengaduknya secara rata. 3. Larutan ortho phenyl phenol 0.75 % 1) Menimbang ortho phenyl phenol sebanyak 0,75 g dengan menggunakan timbangan. 2) Menuangkan ethanol sebanyak 100 ml dalam gelas ukur dengan ukuran 100 ml. 5

3) Melarutkan ortho phenyl phenol ke dalam ethanol dengan mengaduknya secara rata. 4. Larutan Formaldehid 0.25 % 1) Menimbang formaldehid sebanyak 0,25 g dengan menggunakan timbangan. 2) Menuangkan akuades sebanyak 100 ml dalam gelas ukur dengan ukuran 100 ml. 3) Melarutkan formaldehid ke dalam air dengan mengaduknya secara rata. 5. Larutan Formaldehid 0.75 % 1) Menimbang formaldehid sebanyak 0,75 g dengan menggunakan timbangan. 2) Menuangkan akuades sebanyak 100 ml dalam gelas ukur dengan ukuran 100 ml. 3) Melarutkan formaldehid ke dalam air kemudian diaduk dengan rata. 6. Larutan azadirachtine 5 ml/l 1) Memipet azadirachtine sebanyak 1 ml. 2) Menuangkan akuades sebanyak 200 ml dalam gelas ukur. 3) Melarutkan azadirachtine ke dalam air kemudian diaduk dengan rata. c. Isolasi jamur dari ruangan penyimpanan arsip Pada tahapan ini, isolasi jamur dilakukan pada udara ruangan arsip yaitu dengan membuka cawan petri yang mengandung PDA dan antibiotik di ruangan depo arsip. Cawan petri diletakkan di atas rak arsip dalam keadaan terbuka selama 30 menit. Kemudian setelah 30 menit, cawan segera ditutup. d. Identifikasi jamur 6

Tahap-tahap dibawah ini dikerjakan secara aseptik (keadaan bebas dari semua jenis mikroorganisme) : 1. Membiakkan kultur murni jamur penguji pada beberapa tabung reaksi yang berisi media PDA dengan menggunakan jarum ose steril; 2. Kultur murni jamur diinkubasi dalam inkubator selama 14 hari pada suhu 28 ± 1ºC dan kelembaban udara 85-95 %. Setelah 14 hari akan tampak seluruh permukaan media diliputi oleh spora jamur. 3. Identifikasi jenis jamur yang terdapat di ruangan depo arsip e. Prosedur pengujian Tahap-tahap dibawah ini dikerjakan secara aseptik : 1. Media agar PDA dicairkan dalam penangas air; 2. Fungisida dituangkan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan media PDA hangat. Setelah PDA memadat, diletakkan biakan jamur berdiameter 0.5 cm di tengah-tengah cawan. Kemudian diinkubasi pada suhu kamar dan diamati pertambahan diameter jamur setiap hari. Semua dilakukan dengan 3 kali ulangan. III. HASIL PENGAMATAN Fungisida merupakan zat yang dapat membunuh atau merusak jamur. Aktifitas fungisida terjadi karena adanya pembebasan zat aktif yang dikandung fungisida kemudian masuk atau diserap oleh jamur sehingga jamur akan mati atau terhambat. Efektifitas suatu fungisida terhadap suatu jamur dipengaruhi jenis fungisida dan adanya bahan aktif yang terkandung dalam fungisida. Dalam pengujian ini digunakan fungisida ini ortho phenyl phenol (OPP), formaldehid, dan azadirachtine. OPP dipilih karena karena bahan ini telah dikenal sebagai fungisida yang kurang beracun dibandingkan dengan thymol (isopropyl meta cresol) dan telah diaplikasikan sebagai agen fungisida dalam kertas untuk melindungi komoditi buah-buahan terhadap serangan jamur. Thymol yang sudah umum digunakan sebagai fungisida digambarkan sebagai bahan kimia yang agak berbahaya dan juga memiliki bau yang sangat menyengat sedangkan OPP digambarkan sebagai sedikit iritasi beracun. Beberapa 7

lembaga bahkan telah menyarankan penggantian thymol dengan OPP. Formaldehida digunakan karena menurut literatur formaldehid ini efektif digunakan dalam membunuh jamur sedangkan azadirachtine digunakan karena fungisida ini terdapat bebas di pasaran dan merupakan fungisida alami. Hasil perlakuan fungisida dengan berbagai konsentrasi terhadap sampel uji yang sebelumnya telah ditumbuhi jamur Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus, Trichoderma, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Pengamatan Diameter Pertumbuhan Jamur Aspergillus niger No Konsentrasi Rata-Rata Diameter Pertumbuhan hari ke- (cm) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 1. Orto Phenyl Phenol 0,25 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.75 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 2. Formaldehid 0,25 % 0.5 1.0 1.8 2.1 2.2 2.3 2.8 3 3 3.2 3.8 6 0.75 % 0.5 0.6 0.9 1.3 1.4 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 3 4.9 3. Azadirachtine 5 ml/l 0.5 0.8 2 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4 3.5 3.8 4.2 5.3 8

7 6 5 4 3 2 OPP 0.25 % OPP 0.75 % Formaldehid 0.25 % Formaldehid 0.75 % Azadirachtine 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 Gambar 1. Diameter Pertumbuhan Jamur Aspergillus niger Dari Tabel 1. Dapat dilihat bahwa ortho phenyl phenol dengan konsentrasi 0.25 % dan 0.5 % dapat menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger. Ini terlihat bahwa diameter jamur sama sekali tidak menunjukkan pertambahan walaupun setelah 22 hari inkubasi. Sedangkan untuk formaldehid dan azadirahtine sedikit menghambat pertumbuhan jamur karena setelah hari ke 22 inkubasi seluruh permukaan cawan tidak penuh ditumbuhi jamur. Urutan daya hambat fungisida terhadap pertumbuhan jamur yaitu ortho phenyl phenol 0.75 % dan 0.25 %, formaldehid 0.75 %, formaldehid 0.25 %, dan azadirachtine (Gambar 1.). Tabel 2. Pengamatan Diameter Pertumbuhan Jamur Aspergillus fumigatus No Konsentrasi Diameter Pertumbuhan hari ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 1. OPP 0,25 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0,75 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 2. Formaldehid 0,25 % 0.5 0.5 0.7 0.9 1.0 1.2 1.4 1.7 1.8 2 2.6 4.5 0,75 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 9

3. Azadirachtine 5 ml/l 0.5 1.0 1.5 1.9 2.0 2.5 2.5 2.5 2.5 2.7 2.9 3.3 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 OPP 0.25 % OPP 0.75 % Formaldehid 0.25 % Formaldehid 0.75 % Azadirachtine Gambar 2. Diameter Pertumbuhan Jamur Aspergillus fumigatus Berdasarkan pada Tabel 2, jamur Aspergillus fumigatus sama sekali tidak mengalami pertumbuhan setelah diberi perlakuan fungisida ortho phenyl phenol konsentrasi 0.25 % dan 0.75 % serta formaldehid 0.75 %. Pemberian formaldehid 0.25 % dan azadirachtine sedikit menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus fumigatus tetapi jika dibandingkan, formaldehid 0.25 % memberikan efek yang lebih baik. Urutan daya hambat fungisida terhadap pertumbuhan jamur yaitu ortho phenyl phenol (0.75 %, 0.25 %) dan formaldehid 0.75 %, formaldehid 0.25 %, dan azadirachtine (Gambar 2). 10

Tabel 3. Pengamatan Diameter Pertumbuhan Jamur Trichoderma Diameter Pertumbuhan hari ke- No Konsentrasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. OPP 0,25 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.75 % 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 2. Formaldehid 0,25 % 0.7 2.0 5.1 8.5 9.0 9.4 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 0.75 % 0.8 3.0 3.5 5.2 6.0 9.2 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 3. Azadirachtine 5 ml/l 0.7 4.0 4.9 7.8 8.0 9.3 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 22 OPP 0.25 % OPP 0.75 % Formaldehid 0.25 % Formaldehid 0.75 % Azadirachtine Gambar 3. Diameter Pertumbuhan Jamur Trichoderma Dari Tabel 3. Dapat dilihat bahwa pemakaian fungisida ortho phenyl phenol untuk semua konsentrasi dapat menekan pertumbuhan jamur Trichodema karena pada hari ke 22 inkubasi diameter koloni jamur Trichoderma masih tetap 0.5 cm. Namun, penggunaan fungisida formaldehid 0.75 %, 0.25 % dan azadirachtine tidak dapat menghambat pertumbuhan jamur Trichoderma karena pada pada hari ke tiga inkubasi, jamur Trichoderma sudah tumbuh dengan 11

cepat. Namun daya hambat formaldehid 0.75 % masih lebih baik dari formaldehid 0.25 %, dan azadirachtine (Gambar 3). IV. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ortho phenyl phenol konsentrasi 0.25 % dan 0.75 % efektif membunuh jamur Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Trichoderma. 2. Fungisida formaldehid konsentrasi 0.75 %, 0.25 % dan azadirachtine dapat sedikit menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger, dan Aspergillus fumigatus tetapi tidak dapat menghambat pertumbuhan jamur trichoderma. Fungisida formaldehid konsentrasi 0.75 % lebih baik dari formaldehid konsentrasi 0.25 % dan azadirachtine dalam menghambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Trichoderma. B. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai efektifitas fungisida terhadap pertumbuhan jamur yang tumbuh di kertas. Jakarta, Desember 2010 Koordinator Penguji Sari Hasanah, S.Si 12