PUNGUTAN ISAK. Juni 2015

dokumen-dokumen yang mirip
SEGMEN OPERASI PSAK. Agustus ED AI PSAK 5 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :10:23

PROPERTI INVESTASI PSAK

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI

IMBALAN KERJA PSAK AMANDEMEN. Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja

ASET TAKBERWUJUD PSAK

ASET TETAP PSAK. Agustus ED AI PSAK 16 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :19:30

PENGUKURAN NILAI WAJAR

PENGUNGKAPAN KEPENTINGAN DALAM ENTITAS LAIN

KOMBINASI BISNIS PSAK

ASET TAKBERWUJUD PSAK AMANDEMEN. Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. Agrikultur: Tanaman Produktif

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. AGRIKULTUR: TANAMAN PRODUKTIF

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

PENGATURAN BERSAMA PSAK AMANDEMEN. Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

ED ISAK 15 PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM, DAN INTERAKSINYA EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

ED ISAK 26. exposure draft interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ISAK 30 PUNGUTAN. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

BULETIN TEKNIS PENERAPAN KETENTUAN TRANSISI ISAK 27: PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan

ED PSAK 4. exposure draft

Amendemen PSAK 15. KePentIngAn JAngKA. Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ED PSAK 46. exposure draft

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

Standar Akuntansi Keuangan

Interpretasi. Sewa Operasi Insentif. ED ISAK No Februari Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

Perjanjian Konstruksi Real Estat

Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PUBLIC HEARING DSAK IAI

Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

Pencabutan. Pernyataan Pencabutan. ED PPSAK No Februari Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

PENCABUTAN PSAK 59: AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Bantuan Pemerintah Tidak

Exposure Draft. ED PSAK No. 8 (revisi 2010) 1 Juni Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan

Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

AKUNTANSI SALAM PSAK. penyesuaian

Pernyataan Pencabutan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 33: PPSAK AKTIVITAS

Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Koperasi

BULETIN TEKNIS BULETIN TEKNIS REVALUASI ASET TETAP

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh

AKUNTANSI IJARAH PSAK. penyesuaian

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

Pertambangan Umum. Pernyataan. Exposure draft. (revisi 2011) Akuntansi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 66. exposure draft

Pernyataan Pencabutan

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 67. exposure draft

ED PSAK 48. exposure draft

PENCABUTAN PSAK 31: AKUNTANSI PERBANKAN, PSAK 42: AKUNTANSI PERUSAHAAN EFEK, DAN PSAK 49: AKUNTANSI REKSA DANA

PERJANJIAN KONSESI JASA

Eksplorasi dan Evaluasi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

PPSAK No. 5 8 Oktober Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

PROGRAM LOYALITAS PELANGGAN

PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR ISAK 33: TRANSAKSI VALUTA ASING DAN IMBALAN DI MUKA

ED PSAK 24. imbalan kerja. exposure draft

As e t Ti d a k Be rw u j u d -

DISTRIBUSI ASET NONKAS KEPADA PEMILIK

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

ED PSAK 68. exposure draft

Exposure Draft. ED PSAK No. 53 (revisi 2010) 22 Mei Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PENCABUTAN PSAK 41 : AKUNTANTSI WARAN

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

P ENCABUTAN PSAK 54: AKUNTANTSI R ESTRUKTURISASI UTANG PIUTANG BERMASALAH

ED PSAK 50. Instrumen keuangan: Penyajian. exposure draft

AGRIKULTUR PSAK. Juli ED PSAK 69 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :02:45

ED ISAK 32: DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PENCABUTAN PSAK 41 : AKUNTANTSI WARAN

ED PSAK 65. konsolidasian. exposure draft

Pe n c a b u ta n. Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 28 Februari 2011 oleh

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 26

AKUNTANSI DAN PELAPORAN PROGRAM MANFAAT PURNAKARYA

Transkripsi:

ED ISAK PUNGUTAN Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta 00 Telp: (0) 90 Fax: (0) 000 Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Juni 05

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure draft dimungkinkan sebelum diterbitkannya Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada tanggal September 05. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No., Menteng, Jakarta 00 Telp: (0) 90 Fax: (0) 000 E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Hak Cipta 05 Ikatan Akuntan Indonesia Exposure draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan exposure draft oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.

PUNGUTAN ED ISAK PENGANTAR 5 Dewan 8 Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure Draft ISAK 9 : Pungutan dalam rapatnya pada tanggal 5 Juni 05 untuk 0 disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi, pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya. ED ISAK merupakan adopsi dari IFRIC Levies yang berlaku efektif Januari 0. 5 Contoh yang disampaikan dalam ISAK ini merupakan contoh contoh yang diadopsi dari IFRIC Levies. Penerapan contoh tersebut perlu 8 memperhatikan kesesuaian dengan praktik di Indonesia. 9 0 Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan. ED ISAK ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan dokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, dan situs IAI: www.iaiglobal.or.id 5 Jakarta, 5 Juni 05 Dewan Standar Akuntansi Keuangan 9 Djohan Pinnarwan Danil S. Handaya Sylvia Veronica Siregar Patricia Lianny Leo Teguh Supangkat I. B. Aditya Jayaantara P. M. John L. Hutagaol Kristianto Andi Handoko Indra Wijaya Singgih Wijayana Friso Palilingan Ketua Wakil Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii

Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK PERMINTAAN TANGGAPAN Penerbitan ED ISAK : Pungutan bertujuan untuk meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf dalam ED ISAK tersebut. 5 Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini hal yang diharapkan masukannya: 8. 9 Penerjemahan Istilah Levies Menjadi Pungutan 0 IFRIC menggunakan istilah Levies yang didefinisikan sebagai arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik yang dikenakan oleh pemerintah kepada entitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan (yaitu hukum dan/atau regulasi), selain: 5 a) arus keluar sumber daya yang berada dalam ruang lingkup Pernyataan lain (seperti pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK : Pajak Penghasilan); dan 8 b) denda atau penalti lain yang dikenakan atas pelanggaran 9 peraturan perundang-undangan. 0 ED ISAK menggunakan istilah Pungutan sebagai kata terjemahan dari Levies setelah mempertimbangkan definisi yang digunakan dalam IFRIC. 5 Apakah Anda setuju dengan penggunaan istilah Pungutan sebagai terjemahan dari Levies untuk ISAK? Jika tidak, istilah apa yang lebih tepat dan mengapa? 9. Ruang Lingkup (Paragraf 0 0) ED ISAK mengatur akuntansi untuk pungutan yang diakui berdasarkan pada definisi liabilitas yang diatur dalam PSAK 5: Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. Pungutan yang masuk dalam ruang lingkup ED ISAK diatur dalam paragraf 0 0. Apakah Anda setuju dengan ruang lingkup yang diusulkan dalam ED ISAK ini? Jika tidak, apa alasan Anda? Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA v

PUNGUTAN ED ISAK. Interpretasi (Paragraf 08 ) Interpretasi dalam ED ISAK disajikan dalam paragraf 08 memberikan panduan dalam pengakuan liabilitas untuk membayar 5 pungutan. Apakah Anda setuju dengan ruang lingkup yang diusulkan dalam 8 ED ISAK ini? 9 Jika tidak, apa alasan Anda? 0 Alternatif interpretasi apa yang Anda usulkan?. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi ISAK berlaku efektif secara retrospektif untuk periode tahun buku 5 yang dimulai pada atau setelah tanggal Januari 0. Apakah Anda setuju dengan tanggal efektif dan ketentuan 8 transisi ED ISAK? Jika tidak, kapan tanggal efektif yang 9 menurut Anda lebih tepat dan apa alasan Anda? 0 5. Tanggapan Lain Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait 5 dengan ED ISAK? 9 vi Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK IKHTISAR 5 RINGKAS ED 8 ISAK memberikan interpretasi terkait dengan perlakuan akuntansi atas 9 pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah. 0 ED ISAK memberikan pengaturan akuntansi liabilitas atas pembayaran pungutan kepada Pemerintah, selain daripada pajak penghasilan dalam laporan keuangan entitas. 5 ED ISAK adalah interpretasi atas PSAK 5: Provisi, Liabilitas, Kontinjensi dan Aset Kontinjensi. PSAK 5 memiliki kriteria untuk akuntansi liabilitas 8 dimana salah satunya adalah persyaratan bagi entitas untuk memiliki 9 kewajiban kini sebagai akibat peristiwa masa lalu (dikenal sebagai peristiwa 0 yang mengikat). ED ISAK memberikan interpretasi bahwa liabilitas baru dapat diakui setelah terjadi peristiwa yang mengikat. 5 9 Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA vii

Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK PERBEDAAN 5 DENGAN IFRSs ED ISAK : Pungutan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IFRIC Levies 8 per efektif Januari 0, kecuali: 9 0. IFRIC tentang referensi IFRIC Liabilities arising from Participating in a Spesific Market Waste Electrical and Electronic Equipment tidak diadopsi karena tidak relevan.. IFRIC paragraf tentang ruang lingkup tidak diadopsi karena 5 tidak relevan.. IFRIC Lampiran A paragraf A tentang tanggal efektif dan 8 ketentuan transisi. Opsi penerapan dini tidak diadopsi. 9 0 5 9 Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ix

Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK DAFTAR 5 ISI Paragraf PENDAHULUAN... 8 0 0 Referensi... 9 0 0 Ruang lingkup... 0 0 PERMASALAHAN... 0 INTERPRETASI... 08 5 LAMPIRAN A Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi... A0 A0 8 9 CONTOH ILUSTRATIF 0 5 9 Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA xi

Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PUNGUTAN PENDAHULUAN Referensi PSAK : Penyajian Laporan Keuangan PSAK : Laporan Keuangan Interim PSAK : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi PSAK 5: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK : Pajak Penghasilan PSAK 5: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK : Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah Dikosongkan Latar Belakang 0. Pemerintah dapat mengenakan pungutan kepada entitas. Isu yang didiskusikan dalam Interpretasi ini adalah kapan entitas mengakui liabilitas untuk membayar pungutan yang dicatat sesuai dengan PSAK 5: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. Ruang Lingkup 0. Interpretasi ini membahas akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan jika liabilitas tersebut berada dalam ruang lingkup PSAK 5. Interpretasi ini juga membahas akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan yang waktu dan jumlahnya pasti. 0. Interpretasi ini tidak membahas akuntansi biaya yang timbul dari pengakuan liabilitas untuk membayar pungutan. Entitas menerapkan Pernyataan lain untuk menentukan apakah pengakuan liabilitas untuk membayar pungutan menimbulkan aset atau beban. 0. Untuk tujuan Interpretasi ini, pungutan adalah arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik yang dikenakan oleh pemerintah kepada entitas sesuai dengan peraturan perundangundangan (yaitu hukum dan/atau regulasi), selain: (a) arus keluar sumber daya yang berada dalam ruang lingkup Pernyataan lain (seperti pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK : Pajak Penghasilan); dan Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 (b) denda atau penalti lain yang dikenakan atas pelanggaran peraturan perundang-undangan. 'Pemerintah' mengacu pada pemerintah, instansi pemerintah, dan lembaga sejenis baik lokal, nasional, atau internasional. 05. Pembayaran yang dilakukan entitas atas perolehan aset, atau penyediaan jasa dalam perjanjian kontraktual dengan pemerintah, tidak memenuhi definisi pungutan. 0. Dikosongkan. PERMASALAHAN 0. Untuk mengklarifikasi akuntansi liabilitas untuk membayar pungutan, Interpretasi ini membahas permasalahan sebagai berikut: (a) peristiwa yang mengikat (obligating event) apakah yang menimbulkan pengakuan liabilitas untuk membayar pungutan? (b) apakah tekanan ekonomik (economic compulsion) untuk terus beroperasi di periode masa depan menimbulkan kewajiban konstruktif untuk membayar pungutan yang akan dipicu dengan beroperasi di periode masa depan tersebut? (c) apakah asumsi kelangsungan usaha berarti bahwa entitas memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan yang akan dipicu dengan beroperasi di periode masa depan? (d) apakah pengakuan liabilitas untuk membayar pungutan timbul pada titik waktu tertentu atau apakah, dalam beberapa keadaan, timbul secara progresif seiring berjalannya waktu? (e) peristiwa yang mengikat apakah yang menimbulkan pengakuan liabilitas untuk membayar pungutan yang dipicu jika suatu ambang batas minimum tercapai? (f) apakah prinsip-prinsip untuk mengakui liabilitas untuk membayar pungutan dalam laporan keuangan tahunan dan dalam laporan keuangan interim sama? INTERPRETASI 08. Peristiwa yang mengikat yang menimbulkan kewajiban untuk membayar pungutan adalah aktivitas yang memicu pembayaran pungutan, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundangundangan. Sebagai contoh, jika aktivitas yang memicu pembayaran pungutan adalah penghasilan pendapatan (generation of revenue) pada periode berjalan dan perhitungan pungutan tersebut berdasarkan pada pendapatan yang dihasilkan pada periode sebelumnya, maka peristiwa yang mengikat untuk pungutan tersebut adalah penghasilan pendapatan pada periode berjalan. Penghasilan pendapatan pada. Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 periode sebelumnya dibutuhkan, namun tidak mencukupi, untuk menimbulkan kewajiban kini. 09. Entitas tidak memiliki kewajiban konstruktif untuk membayar pungutan yang akan dipicu dengan beroperasi di periode masa depan sebagai akibat entitas dipaksa secara ekonomik (economically compelled) untuk terus beroperasi dalam periode masa depan tersebut. 0. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha tidak berarti bahwa entitas memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan yang akan dipicu dengan beroperasi di periode masa depan.. Liabilitas untuk membayar pungutan diakui secara progresif jika peristiwa yang mengikat terjadi selama suatu periode waktu (yaitu jika aktivitas yang memicu pembayaran pungutan, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, terjadi selama suatu periode waktu). Sebagai contoh, jika peristiwa yang mengikat adalah penghasilan pendapatan selama suatu periode waktu, maka liabilitas yang terkait diakui ketika entitas menghasilkan pendapatan tersebut.. Jika kewajiban untuk membayar pungutan dipicu ketika suatu ambang batas minimum tercapai, maka akuntansi liabilitas yang timbul dari kewajiban tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam paragraf 08 Interpretasi ini (khususnya, paragraf 08 dan ). Sebagai contoh, jika peristiwa yang mengikat adalah tercapainya ambang batas minimum (seperti jumlah minimum pendapatan atau penjualan yang dihasilkan, atau output yang diproduksi), maka liabilitas yang terkait diakui ketika ambang batas minimum aktivitas tersebut tercapai.. Entitas menerapkan prinsip pengakuan yang sama dalam laporan keuangan interim sebagaimana diterapkan dalam laporan keuangan tahunan. Dengan demikian, dalam laporan keuangan interim, liabilitas untuk membayar pungutan: (a) tidak diakui jika tidak terdapat kewajiban kini untuk membayar pungutan pada akhir periode pelaporan interim; dan (b) diakui jika kewajiban kini untuk membayar pungutan terjadi pada akhir periode pelaporan interim.. Entitas mengakui aset jika entitas telah membayar pungutan dimuka namun belum memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan tersebut. Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 LAMPIRAN A Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ISAK, dan memiliki kekuatan yang sama dengan bagian lain dari ISAK. A0. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal Januari 0. A0. Perubahan kebijakan akuntansi yang disebabkan oleh penerapan awal Interpretasi ini dicatat secara retrospektif sesuai dengan PSAK 5: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.. Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Contoh Ilustratif Contoh ini melengkapi, tetapi bukan merupakan bagian dari, ISAK. CI0. Tujuan dari contoh-contoh berikut adalah untuk mengilustrasikan bagaimana entitas mencatat liabilitas untuk membayar pungutan dalam laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim. Contoh Pungutan dipicu secara progresif ketika entitas menghasilkan pendapatan Entitas A memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu secara progresif ketika entitas menghasilkan pendapatan pada tahun 0X. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan oleh entitas pada tahun 0X. Dalam contoh ini, liabilitas diakui secara progresif selama tahun 0X ketika Entitas A menghasilkan pendapatan, karena peristiwa yang mengikat (obligating event), sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah penghasilan pendapatan (generation of revenue) selama tahun 0X. Pada titik kapan pun pada tahun 0X, Entitas A memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan atas pendapatan yang dihasilkan hingga tanggal tersebut. Entitas A tidak memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan yang timbul dari penghasilan pendapatan di masa depan. Dalam laporan keuangan interim (jika ada), liabilitas diakui secara progresif ketika Entitas A menghasilkan pendapatan. Entitas A memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan atas pendapatan yang dihasilkan sejak Januari 0X hingga akhir periode interim. Contoh Pungutan dipicu secara penuh segera ketika entitas menghasilkan pendapatan Entitas B memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu secara penuh segera ketika entitas menghasilkan pendapatan pada tahun 0X. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan oleh entitas pada tahun 0X0. Entitas B menghasilkan pendapatan pada tahun 0X0 dan pada tahun 0X mulai menghasilkan pendapatan pada tanggal Januari 0X. Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.5

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 Dalam contoh ini, liabilitas diakui secara penuh pada tanggal Januari 0X karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah penghasilan pendapatan pertama pada tahun 0X. Penghasilan pendapatan pada tahun 0X0 dibutuhkan, namun tidak mencukupi, untuk menimbulkan kewajiban kini untuk membayar pungutan. Sebelum tanggal Januari 0X, Entitas B tidak memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan. Dengan kata lain, aktivitas yang memicu pembayaran pungutan, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah titik ketika Entitas B pertama kali menghasilkan pendapatan pada tahun 0X. Penghasilan pendapatan pada tahun 0X0 bukan merupakan aktivitas yang memicu pembayaran pungutan dan pengakuan liabilitas. Jumlah pendapatan yang dihasilkan pada tahun 0X0 hanya berdampak pada pengukuran liabilitas. Dalam laporan keuangan interim (jika ada), liabilitas diakui secara penuh dalam periode interim pertama tahun 0X karena liabilitas diakui secara penuh pada tanggal Januari 0X. Contoh Pungutan dipicu secara penuh jika entitas beroperasi sebagai bank pada tanggal spesifik* Entitas C merupakan suatu bank dan memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu secara penuh hanya ketika entitas beroperasi sebagai bank pada akhir periode pelaporan tahunan. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada jumlah dalam laporan posisi keuangan entitas pada akhir periode pelaporan tahunan. Akhir periode pelaporan tahunan Entitas C adalah tanggal Desember 0X. Dalam contoh ini, liabilitas diakui pada tanggal Desember 0X karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah Entitas C beroperasi sebagai bank pada akhir periode pelaporan tahunan. Sebelum tanggal tersebut, Entitas C tidak memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan, bahkan jika dipaksa secara ekonomik (economically compelled) untuk terus beroperasi sebagai bank di masa depan. Dengan kata lain, aktivitas yang memicu pembayaran pungutan tersebut, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah ketika entitas beroperasi sebagai bank pada akhir periode pelaporan tahunan, * Peraturan perundang undangan dalam contoh tersebut tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia pada saat ISAK disahkan.. Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 yang tidak terjadi hingga tanggal Desember 0X. Kesimpulan tidak akan berubah bahkan jika jumlah liabilitas didasarkan pada jangka waktu periode pelaporan, karena peristiwa yang mengikat adalah ketika entitas beroperasi sebagai bank pada akhir periode pelaporan tahunan. Dalam laporan keuangan interim (jika ada), liabilitas diakui secara penuh dalam periode interim yang mencakup tanggal Desember 0X karena liabilitas tersebut diakui secara penuh pada tanggal tersebut. Contoh Pungutan dipicu jika entitas menghasilkan pendapatan di atas jumlah minimum pendapatan Entitas D memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu jika entitas menghasilkan pendapatan di atas Rp50 juta pada tahun 0X. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan di atas Rp50 juta tersebut, dengan tarif pungutan sebesar 0 persen untuk Rp50 juta pertama dari pendapatan yang dihasilkan (di bawah ambang batas) dan sebesar persen dari pendapatan di atas Rp50 juta. Pendapatan Entitas D mencapai ambang batas pendapatan Rp50 juta pada tanggal Juli 0X. Dalam contoh ini, liabilitas diakui antara tanggal Juli 0X dan Desember 0X ketika Entitas D menghasilkan pendapatan di atas ambang batas karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah aktivitas yang dilakukan setelah ambang batas tercapai (yaitu penghasilan pendapatan setelah ambang batas tercapai). Jumlah liabilitas didasarkan pada pendapatan yang dihasilkan hingga saat ini yang melebihi ambang batas pendapatan Rp50 juta. Dalam laporan keuangan interim (jika ada), liabilitas diakui antara tanggal Juli 0X dan Desember 0X saat Entitas D menghasilkan pendapatan di atas ambang batas. Variasi: Pola fakta yang sama seperti di atas (yaitu pungutan dipicu jika Entitas D menghasilkan pendapatan di atas Rp50 Juta pada tahun 0X), kecuali jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada seluruh pendapatan yang dihasilkan oleh Entitas D pada tahun 0X (yaitu termasuk pendapatan Rp50 juta pertama yang dihasilkan pada tahun 0X). Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.

PUNGUTAN ED ISAK 5 8 9 0 5 8 9 0 5 9 Dalam contoh ini, liabilitas pembayaran pungutan yang terkait dengan pendapatan Rp50 juta pertama diakui pada tanggal Juli 0X ketika ambang batas terpenuhi, karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, untuk pembayaran jumlah tersebut adalah tercapainya ambang batas tersebut. Liabilitas pembayaran pungutan yang terkait dengan pendapatan yang dihasilkan di atas ambang batas diakui antara tanggal Juli 0X dan Desember 0X ketika entitas menghasilkan pendapatan di atas ambang batas, karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah aktivitas yang dilakukan setelah ambang batas tercapai (yaitu penghasilan pendapatan setelah ambang batas tercapai). Jumlah liabilitas didasarkan pada pendapatan yang dihasilkan hingga saat ini, termasuk Rp50 juta pertama dari pendapatan. Prinsip pengakuan yang sama diterapkan dalam laporan keuangan interim (jika ada) sebagaimana diterapkan dalam laporan keuangan tahunan..8 Hak Cipta 05 IKATAN AKUNTAN INDONESIA