Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORAGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN BREBES

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 22 TAHUN 2007

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 03 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 38 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2008 Nomor 1 Seri D.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 01 TAHUN 2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KELURAHAN KOTA KOTAMOBAGU

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH.

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2005

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DI KOTA BANJAR

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUBANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 159 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI KELURAHAN MENTERI DALAM NEGERI,

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI E

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 94 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SORONG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KUALIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL UMUM

~ ..56tt1cotOtJaIca?w PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN KOTA KOTAMOBAGU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN DAN PEMERINTAH KELURAHAN

GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR: 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR: 30.Al TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 15 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

Transkripsi:

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG PENEMPATAN DAN PEMINDAHAN PENUGASAN PEJABAT FUNGSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengembangkan profesionalisme, pembinaan karier dan peningkatan mutu pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil khususnya pejabat fungsional Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, periu mengatur penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan dalam rangka kepastian dan tertib administrasi kepegawaian perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penempatan dan Pemindahan Penugasan Pejabat Fungsional. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pengawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Keputusan Gubernur Nomor 85 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan, Pengusulan dan Penerapan Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Keputusan Gubernur Nomor 5 Tahun 2004 tentang Penetapan Jenis Jabatan Fungsional di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENEMPATAN DAN PEMINDAHAN PENUGASAN PEJABAT FUNGSIONAL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Asisten Tata Praja dan Aparatur adalah Asisten Tata Praja dan Aparatur Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Dinas Pendidikan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani bidang pendidikan dasar dan/atau pendidikan menengah dan tinggi di Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Dinas Kesehatan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani bidang kesehatan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Lembaga Teknis Daerah adalah unsur penunjang Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta di bidang tertentu. 9. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan. 10. Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi adalah Wilayah Kerja Walikota/Bupati Administrasi yang terdiri atas Kecamatan dan Kelurahan. 11. Walikota/Bupati Administrasi adalah Kepala Pemerintahan Kota Administrasi/ Kabupaten Administrasi di Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagai perangkat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertanggung jawab kepada Gubernur. 12. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 13. Jabatan Fungsional adalah Jabatan yang dijabat PNS dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) yang dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan keahlian dan keterampilan tertentu dan bersifat mandiri. 14. Rumpun Jabatan Fungsional adalah himpunan jabatan fungsional yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan. 15. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang menerima pelimpahan wewenang dari Gubernur dalam penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

16. Penempatan adalah penempatan tempat tugas pejabat fungsional dalam Satuan Organisasi Perangkat Daerah. 17. Pemindahan adalah penetapan perpindahan tempat tugas pejabat fungsional dalam dan antar Satuan Organisasi Perangkat Daerah. BAB II ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 1) Penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dilaksanakan berdasarkan asas: a. profesionalisme; b. loyalitas; c. kepastian; d. penyegaran; e. kebutuhan organisasi; f. tertib administrasi; g. pembinaan. 2) Makna dari asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: a. profesionalisme merupakan sikap mengedepankan panggilan profesi dalam menjalankan setiap penugasan; b. loyalitas adalah kecintaan, tanggung jawab dan kemitraan yang tinggi pada diri pejabat fungsional terhadap Pemerintah Daerah; c. kepastian adalah ketetapan dan kejelasan hukum dalam pelaksanaan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional; d. penyegaran adalah penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional merupakan bagian dari upaya penyegaran terhadap pegawai dalam pelaksanaan tugas; e. kebutuhan organisasi adalah penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi; f. tertib administrasi adalah dengan ditetapkan Peraturan Gubernur ini, maka tertib administrasi kepegawaian dalam penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dapat diwujudkan; g. pembinaan adalah pelaksanaan penempatan dan pemindahan pejabat fungsional merupakan bagian dari upaya pembinaan karier pegawai pejabat fungsional. 3) Asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus disikapi pejabat fungsional dan pejabat yang berwenang dalam pelaksanaan penempatan, pemindahan penugasan pejabat fungsional. Pasal 3 Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum dan tertib administrasi dalam pelaksanaan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional. Pasal 4 Penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional bertujuan antara lain: a. memenuhi kebutuhan organisasi; b. mewujudkan dan meningkatkan kesegaran pejabat fungsional dalam pelaksanaan tugas; c. meningkatkan pemerataan penugasan pejabat fungsional secara proporsional; d. meningkatkan pelayanan organisasi.

BAB III RUANG LINGKUP DAN MEKANISME Pasal 5 Pengaturan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dalam Peraturan Gubernur ini meliputi seluruh jenjang jabatan fungsional pada setiap jenis jabatan fungsional yang sudah ditetapkan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pasal 6 Penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dilaksanakan sesuai dengan formasi kebutuhan jabatan fungsional Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau dalam Unit Kerja Perangkat Daerah. Pasal 7 1) Penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dilakukan melalui: a. mekanisme umum; b. mekanisme khusus. 2) Mekanisme umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan berdasarkan kebutuhan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah dengan prosedur sebagai berikut: a. pengelola kepegawaian Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah menyusun rencana penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional; b. rencana penempatan dan pemindahan penugasan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dapat disusun berdasarkan prakarsa pengelola kepegawaian, usul unit kerja dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah dan/atau atas perintah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah; c. pemberitahuan mengenai rencana pelaksanaan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional kepada pejabat fungsional oleh pengelola kepegawaian dan/atau pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah dan/atau pejabat yang ditunjuk; d. untuk pelaksanaan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dalam lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan, pimpinan menetapkan keputusan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional sesuai kewenangan yang dimiliki berdasarkan pelimpahan kewenangan sebagaimana disebut dalam lampiran I, II dan III Peraturan Gubernur ini; e. untuk pelaksanaan penempatan dan pemindahan pejabat fungsional antar Satuan Kerja Perangkat Daerah, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah mengajukan usul tertulis kepada Gubernur melalui Kepala BKD, dan Kepala BKD memproses penetapan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional sesuai dengan kewenangannya berdasarkan lampiran I, II dan III Peraturan Gubernur ini; f. pengajuan usul penempatan dan pemindahan sebagaimana dimaksud pada huruf e disertai dengan penjelasan/keterangan yang menyatakan bahwa rencana penempatan dan pemindahan pejabat fungsional yang diusulkan telah disampaikan kepada pejabat fungsional yang bersangkutan; g. penyampaian keputusan penetapan penempatan dan pemindahan kepada pejabat fungsional yang bersangkutan; h. pejabat fungsional melaksanakan tugas sesuai dengan keputusan penempatan dan pemindahan pejabat fungsional yang diterima. 3) Mekanisme khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan berdasarkan permohonan dari pejabat fungsional yang bersangkutan, dengan prosedur sebagai berikut:

a. pejabat fungsional yang bersangkutan mengajukan permohonan tertulis penempatan dan pemindahan penugasannya kepada pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan. b. permohonan tertulis sebagaimana dimaksud huruf a ayat (3) sekurang-kurangnya menyebutkan hal-hal sebagai berikut: 1. Nama; 2. NIP/NRK; 3. Pangkat/Ruang Golongan/Jabatan Fungsional; 4. Tempat tugas saat mengajukan permohonan; 5. Tempat tugas yang dituju; 6. Alamat tempat tinggal; 7. Alasan pengajuan permohonan. c. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah melakukan penelitian permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf b untuk memutuskan menyetujui atau menolak permohonan penempatan dan pemindahan penugasan dari pejabat fungsional; d. apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c dapat disetujui pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah menetapkan penempatan dan pemindahan pejabat fungsional untuk penempatan dan pemindahan dalam lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah, sesuai ketentuan dalam lampiran I, II dan III Peraturan Gubernur ini; e. apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c dapat disetujui pimpinan Unit Kerja Perangkat Daerah meneruskan permohonan tersebut kepada pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk permohonan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional antar Unit Kerja Perangkat Kerja Daerah dan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah menetapkan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional; f. apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c dapat disetujui, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah, meneruskan permohonan tersebut kepada Gubernur melalui Kepala BKD, untuk permohonan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional antar Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Kepala BKD menetapkan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional; g. penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional antar Satuan Kerja Perangkat Daerah atas permohonan pejabat fungsional sendiri dilakukan setelah ada persetujuan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang disetujui; h. apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf c ditolak, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah memanggil pejabat fungsional yang mengajukan permohonan untuk diberi penjelasan mengenai belum dapat dikabulkan permohonan yang bersangkutan, sehingga dicapai kesepakatan atas penolakan tersebut; i. keputusan penetapan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional sebagaimana dimaksud huruf d, e dan f disampaikan kepada yang bersangkutan; j. pejabat fungsional yang bersangkutan melaksanaan keputusan penetapan penempatan dan pemindahan sebagaimana dimaksud pada huruf i. Pasal 8 Pelaksanaan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dilakukan berdasarkan mekanisme umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) wajib ditaati dan dipatuhi setiap pejabat fungsional sebagai wujud loyalitas terhadap Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pasal 9 Penolakan pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah terhadap permohonan penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dan pejabat fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf h dilakukan berdasarkan pertimbangan objektif kebutuhan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat Daerah, dan disampaikan langsung kepada pejabat fungsional yang bersangkutan.

BAB IV PEJABAT YANG MENERIMA PELIMPAHAN KEWENANGAN Pasal 10 1) Penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional dilakukan oleh pejabat yang berwenang. 2) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat yang menerima pelimpahan wewenang dalam penempatan dan pemindahan penugasan pejabat fungsional Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana tercantum dalam lampiran I, II dan III Peraturan Gubernur ini. BAB V SANKSI Pasal11 Terhadap setiap pejabat fungsional yang menolak dan/atau tidak melaksanakan keputusan penetapan penempatan dan pemindahan pejabat fungsional berdasarkan mekanisme umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI PENUTUP Pasal 12 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Juli 2008 Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2008 Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Fauzi Bowo Muhayat NIP 050012362 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 57