Analisis Kualitas Pelayanan Askes di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ABSTRACT. Key words : Quality Service, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy, Importance Performance Analysis.

Analisis Dimensi Kualitas Pelayanan. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang. Oleh : Giovani Anggasta, Herbasuki Nurcahyanto, Susi Sulandari*)

Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten

Analisis Kualitas Pelayanan E-Procurement pada Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Semarang

JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI KATA PENGANTAR

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) PADANGSARI, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

ANALISIS DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP BPJS DI RUANG TULIP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DJOJONEGORO KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

METODE SERVQUAL-SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus di Kantor Kecamatan Kedungbanteng, Purwokerto)

KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS 01 WELERI KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL. Universitas Diponegoro

BAB 1 : PENDAHULUAN. publik. Pelayanan publik ini salah satunya meliputi kesehatan. (1)

STUDI KUALITAS PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN (ASKES) SOSIAL DI RSUD Dr. SOSODORO DJATIKOESOMO KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI PUSKESMAS NGALIYAN KOTA SEMARANG Oleh: Dhiarbima Adi Yuwono, Hardi Warsono.

Yoga Erlangga. Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Diponegoro

ISSN : e-issn :

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI DI KOTA SEMARANG (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 5 SEMARANG)

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

TINJAUAN KEPUASAN PASIEN BPJS TERHADAP PELAYANAN BAGIAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PATRIA IKKT TAHUN 2017

KEPUASAN PASIEN BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL) TERHADAP PELAYANAN DI UNIT RAWAT JALAN (URJ) RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG TAHUN 2014

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK DI KECAMATAN TALANG KELAPA KABUPATEN BANYUASIN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

Informan Penelitian : Petugas-petugas SAMSAT Corner. A. Bagaimana kualitas pelayanan di SAMSAT Corner apabila dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. samping itu penyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit juga banyak

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Ngaliyan Kota Semarang Oleh : Lita Listyoningrum, Ida Hayu Dwimawanti, Hesti Lestari*)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

HIGEIA: JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT

Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Peran utama pemerintah terhadap rakyat adalah memberikan. pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Kualitas Pelayanan Rujukan Pasien Pada PUSKESMAS Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember

there are said to be found lacking from the dimension Tangible, Responsiveness.

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

Analisis Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

ANALISIS INDEKS KEPUASAN PESERTA BPJS TERHADAP PELAYANAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes RI, 2009). kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) SURAKARTA

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

KUALITAS PELAYANAN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN SEBELUM DAN SETELAH PEMEKARAN KOTA TANGERANG SELATAN

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN RSJPDHK TRIWULAN I - IV TAHUN 2017 INSTALASI PEMASARAN DAN PELAYANAN PELANGGAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

mendapatkan pelayanan berlaku universal terhadap siapa saja yang berkepentingan atas hak

ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI PUSKESMAS BANDARHARJO DI KECAMATAN SEMARANG UTARA ABSTRAK

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN DRIVE THRU DI SISTEM MANUNGGAL SATU ATAP KABUPATEN BANTUL JURNAL

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB I PENDAHULUAN. oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di daerah, dan dilingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

ANALISIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK PADA PUSKESMAS SIMPANG TIGA PEKANBARU RIFKY FERRIDILLAH & FEBRI YULIANI

ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PASANG BARU (STUDI KASUS DI PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH)

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN AKTA KELAHIRAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG Oleh : Nora Sembadra Mahardhika, Endang Larasati

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

INTISARI GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT PT.TRI SAPTA JAYA TERHADAP APOTEK DI WILAYAH BANJARMASIN TENGAH

ARTIKEL ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KENDAL

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

Keywords: patient satisfaction; the National Health Insurance; the quality of dental and oral health services

Analisis Kualitas Pelayanan Program Jaminan Kesehatan Nasional BPJS Kesehatan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun. Oleh: Andy Widyatmoko

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

UNIVERSITAS UDAYANA PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DAN PEMBERI LAYANAN TERHADAP RUJUKAN RAWAT

Analisis Kualitas Pelayanan Publik Pada Pasien Peserta BPJS Studi Kasus RSU Puri Raharja Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. memilih barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan mereka. Perusahaan

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB II KAJIAN TEORI. transformasi sumber-sumber ekonomi dari bentuk yang satu menjadi

TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN PASIEN ICU DI INSTALASI RAWAT INTENSIF RSUP DR.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

Transkripsi:

Analisis Kualitas Pelayanan Askes di Kudus Oleh Febrilia Laita Saputri, Endang Larasati, Hesti Lestari Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email:fisip@undip.ac.id ABSTRACT Service is basically a given activity to assist, prepare and take care of, whether it be goods or services of one party to the other party. Public services are said to be satisfactory if the quality or the service can meet the needs and expectations of the community served. If people are not satisfied with the services provided, the service quality is certainly not qualified or not efficient. To be able to assess the extent to which the quality of public services provided, there needs to be criteria that indicate whether a given public service can be said to be qualified or not. There are five dimensions as a measure of quality of service according to Zeithaml,dkk. This research aims to analyze the quality of Askes service in General Hospital of Kudus Region and people's expectations about health care in this hospital. The locus of this study is the General Hospital of Kudus Region in outpatient and inpatient Askes. This research uses descriptive qualitative research method with 7 (seven) informant. Informants selected a patient or user Askes BPJS ex. Askes. The results of this research are quality of Askes service in the General Hospital of Kudus Region has not qualified because there are still many lacks. The health service is still not up to the expectations of society because there are a lot of complaints and expectations expressed by informants. Required periodic evaluation of health services provided so that the government knows what it lacks and what needs to be repaired. Key Words : Public Service, Quality of Askes Service, Evaluation

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu jenis pelayanan publik yang sangat penting bagi masyarakat dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah pelayanan kesehatan. Wujud dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah salah satunya adalah Rumah Sakit. Demikian pula pemerintah Kabupaten Kudus mendirikan satu rumah sakit milik pemerintah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus (RSUD Kab. Kudus) dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Kudus. Upaya pemerintah untuk mengatasi keterjangkauan dan pemerataan pelayanan salah satunya melalui asuransi kesehatan dari PT. Askes (Persero). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 yang menjadi peserta asuransi kesehatan adalah pegawai negeri, pegawai negeri sipil (PNS), penerima pensiunan pegawai negeri sipil, penerima pensiunan TNI atau POLRI, penerima pensiun pejabat negara, veteran dan perintis kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya. Dari pengambilan data awal yang dilakukan oleh penulis melalui pengamatan, terdapat beberapa indikasi permasalahan dalam pemberian pelayanan di Kudus, antara lain kedisiplinan petugas pemberi pelayanan yang kurang, tidak jelasnya prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh pihak Rumah Sakit, tidak jelasnya alur pendaftaran pelayanan sehingga mengharuskan pasien bertanya berulang ulang kali, dan lamanya proses pelayanan. Permasalahan tersebut kemudian menimbulkan suatu pertanyaan mendasar mengenai kualitas pelayanan asuransi kesehatan atau Askes sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus dan apakah pelayanan asuransi kesehatan atau Askes sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Kudus sudah sesuai dengan harapan masyarakat. B. TUJUAN Pada hakekatnya, penelitian mempunyai fungsi atau tujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ini mempunyai dua tujuan, antara lain : 1) Untuk mengetahui dan menganalisis kualitas pelayanan asuransi kesehatan atau Askes sosial di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus sehingga dapat memenuhi kepuasan pelanggannya.

2) Untuk mengetahui harapan masyarakat khususnya pengguna pelayanan Askes tentang pelayanan askes yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. C. TEORI Organisasi Organisasi adalah sesuatu kelompok orang orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama di bawah kepemimpinan. Organisasi merupakan kumpulan orang, proses pembagian kerja, sistem kerjasama dan sistem hubungan atau sistem sosial. Pendefinisian organisasi diungkapkan oleh Mills dan Mills dalam Kusdi (2011) mendefinisikan organisasi adalah kolektivitas khusus manusia yang aktivitas-aktivitasnya terkoordinasi dan terkontrol dalam dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian Trecker berpendapat dalam Sutarto (2006 : 24) bahwa organisasi adalah perbuatan atau proses menghimpun atau mengatur kelompok kelompok yang saling berhubungan dari instansi menjadi suatu keseluruhan yang bekerja. Dari beberapa pengertian tentang organisasi diatas, dapat disimpulkan definisi organisasi secara sederhana. Organisasi adalah sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi sederhana ini, terdapat adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu orang orang, kerjasama, dan tujuan tertentu. Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja untuk berhasil. Menurut Stoner dan Freeman (Wibowo, 2012:2) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Manajemen juga dikatakan sebagai suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi planning dan decision making, organizing, leading, dan controlling.dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber daya organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Sementara itu, kinerja berasal dari kata performance yang sering artikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Menurut Armstrong dan Baron (Wibowo, 2012:2), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola. Manajemen kinerja dapat diartikan sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar, dan persyaratan persyaratan atribut yang disepakati. Pelayanan Publik Pelayanan merupakan suatu kebutuhan utama yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik perlu ada upaya untuk memahami sikap dan perubahan kepentingan publik sendiri (Saefullah, 2008:28). Perubahan kehidupan dunia yang begitu cepat mempunyai pengaruh yang cepat pula terhadap perubahan sikap dan perilaku masyarakat secara umum. Sejalan dengan hal tersebut, maka untuk memenuhi keinginan masyarakat (pelanggan), Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi sendi sebagai berikut (Hardiyansyah, 2011:141) : (1) Kesederhanaan, (2) Kejelasan dan kepastian, (3) Keamanan, (4) Keterbukaan, (5) Efisien, (6) Ekonomis, (7) Keadilan yang merata, (8) Ketepatan waktu. Kualitas Pelayanan Publik Kata kualitas mengandung banyak pengertian, pengertian kualitas secara sederhana menurut Daviddow&Uttal (1989:19) dalam Hardiyansyah (2011:35) merupakan usaha apa saja yang digunakan untuk mempertinggi kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (1997:49), kualitas adalah

keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut (Ibrahim, 2008:22). Dimensi kualitas pelayanan menurut Zheitaml dkk (dalam Hardiyansyah, 2011:46), yaitu : 1. Dimensi Tangible (Berwujud) : penampilan petugas / aparatur dalam melayani pelanggan, kenyamanan tempat melakukan pelayanan, kemudahan dalam proses pelayanan, kedisiplinan petugas / aparatur dalam melakukan pelayanan, kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan, penggunaan alat bantu dalam pelayanan. 2. Dimensi Reliability (Kehandalan) : kecermatan petugas dalam melayani pelanggan, memiliki standar pelayanan yang jelas, kemampuan petugas / aparatur dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan, keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan. 3. Dimensi Responsiveness (ketanggapan) : merespon setiap pelanggan/pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan, petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat, petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat, petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat, petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat, semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas. 4. Dimensi Assurance (Jaminan) : petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan, petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan, petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan, petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan. 5. Dimensi Empathy (Empati) : mendahulukan kepentingan pemohon/ pelanggan, petugas melayani dengan sikap ramah, petugas melayani dengan sikap sopan santun, petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membedabedakan), petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan. D. METODE Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Locus penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Subjek penelitian yang digunakan sebagai informan adalah

sebanyak 7 orang pasien pengguna Askes atau BPJS ex. Askes. Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan catatan lapangan. PEMBAHASAN A. HASIL PEMBAHASAN a. Dimensi Tangible Di dalam dimensi tangible (berwujud) ini, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Kudus mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pelayanan disini adalah : 1. Kondisi bangunan dan lingkungan Kudus yang baru selesai dibangun dan baru digunakan sehingga semua ruangan di tata ulang menjadi lebih rapi dan memudahkan pasien dalam menggunakan pelayanan di Rumah Sakit ini. 2. Alat bantu yang digunakan oleh petugas dalam memberikan pelayanan sudah canggih dan menggunakan elektronik semua. 3. Kemudahan pasien Askes untuk mendapatkan pelayanan saat datang ke Kudus. kesehatan yang diberikan adalah : 1. Pengap dan panas dirasakan oleh pasien yang berada di luar atau di depan pintu utama saat menunggu panggilan pendaftaran administrasi. 2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai, hal ini terlihat dari masih adanya toilet yang kotor. 3. Kursi untuk menunggu pasien baik pada bagian pendaftaran administrasi maupun pada bagian poli dalam 1, poli dalam 2 dan poli saraf (poliklinik paling ramai) sangat tidak memadai. b. Dimensi Reliability Di dalam dimensi reliability (kehandalan) ini, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Kudus mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari disini adalah : 1. Petugas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus sudah cukup disiplin semua. 2. Petugas administrasi dan petugas medis sudah cukup ahli menggunakan alat bantu (komputer, printer, alat medis, dll) saat memberikan pelayanan kepada pasien. kesehatan yang diberikan oleh pihak Kudus ini adalah : 1. Kurangnya informasi dari pihak Rumah Sakit tentang prosedur pelayanan pasien Askes / pasien BPJS ex. Askes.

2. Kurangnya informasi dari pihak Rumah Sakit tentang perubahan aturan - aturan pelayanan kesehatan pasien asuransi PT. Askes (Persero) menjadi pasien BPJS ex. Askes. 3. Surat Rujukan dari dokter keluarga yang menyulitkan pasien. 4. Pengambilan obat pasien BPJS ex. Askes hanya diberikan seminggu sekali. 5. Aturan BPJS ex. Askes tentang pengobatan poliklinik hanya diperbolehkan sehari 1 poliklinik. c. Dimensi Responsiveness Di dalam dimensi responsiveness (ketanggapan) ini, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Kudus mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pelayanan disini adalah : 1. Petugas di loket pendaftaran menjalankan tugas sesuai dengan aturan. 2. Pelayanan yang diberikan oleh petugas dilakukan dengan prinsip keadilan dan kejujuran. 3. Ketelitian dari petugas saat memberikan pelayanan dapat meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh petugas. 4. Petugas di dalam ruangan poliklinik baik perawat maupun dokter selalu memberikan respon yang baik. kesehatan yang diberikan oleh pihak Kudus ini adalah : 1. Terlalu lama mengantri dari pagi hingga sore untuk mendapatkan pelayanan secara menyeluruh. 2. Obat yang diberikan oleh BPJS berbeda dengan obat yang diberikan oleh Askes dahulu. 3. Petugas yang kurang mampu dalam menggunakan komputer dan alat bantu yang digunakan akan menyebabkan kecepatan pelayanan menjadi berkurang atau lamban. d. Dimensi Assurance Di dalam dimensi assurance (jaminan) ini, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Kudus mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pelayanan disini adalah : 1. Perekrutan dan penempatan petugas medis pada ruangan poliklinik sesuai dengan bidang atau kompetensinya. 2. Keamanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus ini sangat terjamin. kesehatan yang diberikan oleh pihak Kudus ini adalah : 1. Tidak ada transparansi biaya pengobatan dari pihak Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Kudus untuk pasien BPJS ex. Askes. e. Dimensi Empathy Di dalam dimensi empathy (empati) ini, pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Kudus mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pelayanan disini adalah : 1. Petugas medis pada ruangan poliklinik sangat ramah, sopan dan welcome terhadap pasien yang berobat. kesehatan yang diberikan oleh pihak Kudus ini adalah : 1. Masih adanya petugas di loket pendaftaran administrasi yang tidak ramah kepada pasien dan memberi arahan kepada pasien dengan cara membentak bentak. B. ANALISIS Kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus ini dinilai dengan menggunakan dimensi kualitas pelayanan publik menurut Zeithaml,dkk. Berdasarkan penelitian tentang analisis kualitas pelayanan Askes di Kudus, ternyata masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. Kualitas pelayanan Askes dilihat dari dimensi tangible, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dimensi assurance dan dimensi empathy adalah belum berkualitas. Kualitas pelayanan Askes ini belum dapat dikatakan baik atau berkualitas karena masih terdapat beberapa kekurangan pada setiap dimensi nya. Dari keluhan keluhan yang telah diungkapkan oleh pasien Askes tentang proses pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus ini dapat diketahui bagaimana harapan masyarakat terhadap sikap petugas di Rumah Sakit ini saat memberikan pelayanan. 1. Pasien menginginkan jam pemeriksaan dokter dimajukan lebih pagi. 2. Harapan pasien terhadap obat yang diberikan oleh BPJS jangan jauh beda dengan obat yang diberikan Askes dahulu. 3. Penambahan petugas farmasi. 4. Prosedur pelayanan khususnya surat rujukan jangan berlaku hanya satu bulan saja tetapi dua bulan. 5. Penambahan sarana dan prasrana seperti tempat duduk dan toilet di Rumah Sakit ini agar menambah kenyamanan pasien saat berobat.

PENUTUP A. KESIMPULAN Berikut ini merupakan hasil penelitian tentang kualitas pelayanan Askes di Kudus : 1. Kualitas pelayanan Askes di Rumah Sakit ini ternyata belum berkualitas dan masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki. 2. Pelayanan pasien Askes (BPJS ex. Askes) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus, masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. B. SARAN Saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus adalah : 1. Pihak Rumah Sakit hendaknya melakukan perbaikan berdasarkan kekurangan pada setiap dimensi kualitas pelayanan. a. Dimensi tangible : penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana yang masih belum layak untuk pasien. b. Dimensi reliability : pemasangan prosedur pelayanan dan maklumat pelayanan pada ruangan pendaftaran administrasi, pengambilan alternatif kebijakan mengenai aturan pengambilan obat dan jumlah pengobatan poliklinik dalam sehari. c. Dimensi responsiveness : peningkatan kompetensi petugas pendaftaran administrasi dalam memberikan pelayanan. d. Dimensi assurance : pemberian kuitansi pengobatan kepada pasien Askes dengan rincian biaya pengobatan. e. Dimensi empathy : penerapan 3S (senyum, sapa, salam) bagi setiap petugas yang memberikan pelayanan. 2. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus hendaknya melakukan evaluasi setiap bulan atau setiap tahun melalui kuesioner atau kotak saran mengenai pelayanan yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat dan segera membenahi pelayanan yang masih kurang memuaskan bagi masyarakat. Daftar Pustaka Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya. Yogyakarta : Penerbit Gava Media. Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi : Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.