Dwi Prihanto, Ginanjar Adhi Pamunkas. Kata-kata Kunci : sistem manajemen, keselamatan dan kesehatan kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007 pada Perusahaan Perkebunan di Sumatera Utara

PERTEMUAN #1 PENGANTAR K3I (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI) TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

I. INSTRUKSI KERJA PENDAFTARAN PRAKTIKAN

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

KINERJA TEKNISI LABORATORIUM DI SMK NEGERI KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA SE-KABUPATEN SLEMAN

PENGEMBANGAN TRAINER INTEGRASI PEMBANGKIT LISTRIK SKALA PIKO. M. Rodhi Faiz, Dedi Tri Laksono

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan globalisasi harus didukung dengan peralatan dan teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MANAJEMEN LABORATORIUM GEOFISIKA MITIGASI BENCANA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan-kegiatan dalam proses manajemen. Untuk mencapai tujuan

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS NASKAH PUBLIKASI

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN LABORATORIUM

LABORATORIUM EKONOMI PERTANIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Judul Penelitian ini adalah Manajemen Sarana Praktik Program Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

EVALUASI LABORATORIUM LABORATORIUM SISTEM KONTROL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP. 372 /MEN/XI/2009 T E N T A N G

Heri Wanto G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GI,? MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INSTRUKSI KERJA. SISTEM MANAJEMEN MUTU AIRLANGGA INTEGRATED MANAJEMEN SYSTEM (ArMS)

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PEMBELAJARAN PRAKTIK PRODUKTIF DI BENGKEL OTOMOTIF SMK

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Manual Prosedur Perekrutan Asisten Laboratorium Psikologi

LAPORAN PROGRAM KERJA LABORATORIUM KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BENGKEL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum di Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika Fakultas MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Laboratorium Hama Tumbuhan Tahun 2016

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KESIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 PADA SALAH SATU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Kelas Bilingual, Kelas Reguler, Prestasi Belajar

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PENGELOLAAN KEGIATAN LABORATORIUM SEKOLAH

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : TEKNIK DAN PROSES KESELAMATAN KERJA KODE / SKS : AK / 2

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

PENGEMBANGAN TRAINER PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SISTEM ON GRID DENGAN PLN UNTUK MENUNJANG MATAKULIAH PRAKTIKUM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

BAHAN AJAR BERBASIS WEBSITE MATA KULIAH WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG.

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Tugas, Pokok dan Fungsi Jurusan Biologi dan UJM Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

Standard Operating Procedure Praktikum

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (STUDI PADA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 DLANGGU) KABUPATEN MOJOKERTO

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

STANDARD PELAYANAN PRIMA LABORATORIUM SISTEM KONTROL

Universitas Diponegoro 2 Chief Environmental Engineer, Safety-Health_Environmental & Loss Control

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di bawah naungan Diknas. SMA memiliki cita-cita agar output (keluaran)

M E M U T U S K A N:

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu sumber daya penting bagi perusahaan selain modal dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Prihanto, Adhi Pamunkas; Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elekto Fakultas Teknik UM STUDI PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA LABORATORIUM PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Dwi Prihanto, Ginanjar Adhi Pamunkas Abstrak: Fokus penelitian ini yaitu: (1) perencanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang; (2) pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pa da Universitas Negeri Malang; (3) evaluasi faktorfaktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan metode wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) wawancara, (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Sumber data yang dipilih adalah: Kepala Jurusan Teknik Elektro, Kepala Laboran Teknik Elektro, Laboran Ahli Teknik Elektro. Tahap analisis data yang dilakukan meliputi 3 tahap yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.dari hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) faktor -faktor yang mendukung antara lain: pemasangan lembar syarat dan etiket bahaya setiap laboratorium, pembentukan asisten praktikum untuk pengawasan saat bekerja, sarana dan prasarana K3 yang memadai, penganggaran dana yang terjadwal, kemampuan tenaga pendidik yang unggul, dan adanya dukungan yang positif dari semua pelaksana di jurusan teknik elektro; dan (2) faktor-faktor yang menjadi kendala antara lain: hal pengorganisasian atau tim audit, pembagian ruang laboratorium dan jumlah laboran. Untuk pendanaan tidak ada masalah serius yang dihadapi, begitu juga dalam hal pengadaan dan pemasangan etiket tanda bahaya dan lembar syarat K3. Dalam HAM pengorganisasian, belum dibentuknya tim audit yang secara khusus mengawasi program kerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jadi pengawasan secara langsung atau formal belum bisa dilaksanakan sepenuhnya. Kata-kata Kunci : sistem manajemen, keselamatan dan kesehatan kerja. Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu pra syarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan di segala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Kecelakaan kerja tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan itu tidaklah terjadi begitu saja terjadi. Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-mata memusatkan diri pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah meratifikasi konvensi keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan buruh, merupakan dua penyebab besar kematian terhadap pekerja. Selain itu, di negara-negara berkembang seperti Indonesia, undang-undang keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman yang ringan bagi yang melanggar peraturan. Padahal meningkatkan standar keselamatan kerja Dwi Prihanto adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang Ginanjar Adhi Pamunkas adalah Alumni Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang 19

20 TEKNO, Vol : 21 Maret 2014, ISSN : 1693-8739 yang lebih baik akan menghasilkan keuangan yang baik. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (OHSAS 18001, 2007) merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola risiko. Dan menurut PP no. 50 Tahun 2012, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Secara sederhana, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi: (1) struktur organisasi; (2) perenca naan; (3) pelaksa - naan; (4) evaluasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan yang dibutuhkan bagi pemeliharaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Jadi, pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada Universitas Negeri Malang memiliki arti proses pengorganisasian dan pendayagunaan semua sarana dan prasarana K3 yang di untuk kelancaran proses pembelajaran dan pekerjaan yang berlangsung di laboratorium. Untuk itu dituntut pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di laboratorium pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang. Sebab itu perlu pengembangan dan peningkatkatan K3 di dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Berdasarkan hal-hal tersebut, fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu: (1) perencanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang; (2) p elaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada laboratorium pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang; (3) evaluasi faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang. METODE Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi kepada narasumber. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen penelitian. Karena itu peneliti mutlak hadir di lokasi selama proses pengumpulan data, dari awal sampai berakhirnya penelitian. Lokasi untuk penelitian ini adalah Gedung G4 Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang.Sumber data penelitian ini antara lain: Ketua Jurusan Teknik Elektro, Kepala Laboratorium Teknik Elekto, dan Laboran Ahli Teknik Elektro. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, di bulan Maret. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Analisis data yang dilakukan meliputi 3 tahap, yaitu: (1) reduksi data, dilakukan dengan menggunakan trianggulasi teknik pengumpulan data dan trianggulasi sumber data, (2) penyajian data, dan penarikan kesimpulan, (3) p engecekan keabsahan data.

Prihanto, Adhi Pamunkas; Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 21 Kerja (SMK3) Pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elekto Fakultas Teknik UM HASIL Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro Sarana dan prasarana di laboratorium pendidikan teknik elektro dalam proses penyelenggaraan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sudah mencukupi. Namun semua dalam tahap penyempurnaan dan pengembangan. Karena belum adanya tim audit yang bisa mengontrol dan mengawasi sarana dan prasarana tersebut. Proses pendanaan terkait pengadaan unit K3 di laboratorium ini memiliki beberapa tahapan. Dimulai dari semua pendanaan berasal dari Fakultas, dan Jurusan serta BOPTN. Dana untuk pengadaan unit K3 tidak ada secara langsung namun disertakan dalam anggaran dana tahunan alat dan bahan praktikum. Proses pengadaan alat dipegang langsung oleh laboran karena yang mengetahui secara langsung di laboratorium. Program kerja disusun sebagai acuan kerja agar apa yang menjadi tujuan dapat dilaksanakan berjalan dengan semestinya. Di dalam kepengurusan laboratorium pendidikan teknik elektro terkait sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja belum memiliki program kerja secara berkala ataupun secara formal, baik dalam program kerja dalam satu tahun maupun jangka panjang.program kerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium berjalan bersamaan dengan rencana tahunan yang ada di setiap laboratorium dengan berpedoman pada jurusan dan fakultas. Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro Sistem administrasi di laboratorium pendidikan teknik elektro sendiri masih secara global, jadi tidak ada draft tertulis dari pihak jurusan. Di setiap laboratorium masing-masing terdapat sistem administrasinya sendiri dan dipegang oleh laboran. Sistem administrasi yang dibentuk dalam laboratorium menangani tentang keuangan, ketersediaan alat dan bahan praktikum serta perlengkapan K3 dan peminjaman alat. Pengelolaan administrasi dilakukan bersamaan dengan proses administrasi alat dan bahan praktikum laboratorium. Karena yang secara khusus belum dibentuk.administrasi dilakukan setiap pergantian semester ajar, di mana jika dihitung bulan selama 6 bulan sekali.dosen praktikum tidak ikut andil dalam pengelolaan administrasi di sini.laboran yang memegang semua tanggung jawab sistem administrasi di laboratorium. Upaya pemahaman yang dilakukan terhadap laboran dan dosen praktikum di tidak ada. Karena pada dasarnya masingmasing individu paham betul tentang keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium. Semua laboran dan dosen pengampu mata kuliah praktikum dalam pelaksanaannya dituntut untuk mengerti secara mandiri tentang keselamatan dan dan kesehatan kerja di laboratorium. Upaya pemahaman tidak hanya dilakukan terhadap laboran dan dosen praktikum tetapi juga seluruh mahasiswa pendidikan teknik elektro yang menggunakan laboratorium.adanya mata kuliah wajib keselamatan dan kesehatan kerja di semester pertama membantu mahasiswa atau praktikan untuk bisa lebih memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja itu sendiri.dengan bekal pengetahuan dari awal tentang K3 diharapkan terwujudnya lingkungan kerja yang kondusif dan produktif. Pemasangan lembar syarat K3 dan etiket tanda bahaya pada setiap laboratorium juga memiliki prosedur.pemasangan ini bertujuan sebagai alat pengingat atau rambu-rambu dalam melakukan pekerjaan.pengurus laboratorium pendidikan

22 TEKNO, Vol : 21 Maret 2014, ISSN : 1693-8739 teknik elektro sudah sangat baik dan lengkap dalam penyelenggaraan pemasangan lembar syarat K3 dan etiket tanda bahaya pada setiap laboratorium. Terbukti dengan dipasangnya etiket tanda bahaya dan syarat K3 di setiap laboratorium yang ada di jurusan. Dengan begitu laboran pendidikan teknik elektro sudah melaksanakan apa yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 dalam Lampiran II tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ayat 6 bahwa peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan darurat disediakan, diperiksa, diuji dan dipelihara secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman teknis yang relevan. Di sendiri belum adanya prosedur perawatan yang khusus hanya menangani perlengkapan K3. Prosedur perawatan yang dilakukan adalah prosedur perawatan peralatan praktikum di laboratorium. Jadi secara tidak langsung perawatan unit K3 sudah termasuk dalam perawatan peralatan praktikum.prosedur perawatan di pegang langsung oleh laboran dan dilakukan setiap praktikum selesai dilakukan. Selanjutnya dalam hal pengawasan pemakaian alat K3 di laboratorium pendidikan teknik elektro.pengawasan dilakukan sepenuhnya oleh asisten praktikum yang secara langsung mengawasi jalannya praktikum di laboratorium. Di jobsheet dan modul praktikum sudah dijelaskan cara penggunaan alat yang baik dan benar. Dengan begitu pengawasan pemakaian alat lebih mudah dilakukan. Evaluasi Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboratorium Pendidikan Teknik Elektro Evaluasi program kerja SMK3 dilakukan setiap selesai pelaksanaan praktikum dan setiap akhir semester.namun evaluasi ini tidak bersifat formal. Karena evaluasi ini tidak dilakukan secara khusus oleh pengurus laboratorium, evaluasi di sini dilakukan bersamaan dengan evaluasi a-khir semester. Dengan begitu masalah yang dievaluasi pun tidak hanya tentang SMK3 namun lebih ke arah pelaksanaan praktikum yang sudah dilakukan. PEMBAHASAN Di penyempurnaan dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terus dilakukan. Semua pihak yang berkecimpung dalam laboratorium berusaha memperbaiki dan ikut berpartisipasi dalam penyempurnaan dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.yang berhak melakukan penyempurnaan dan pengembangan adalah semua pengelola laboratorium mulai dari Ketua Jurusan, Kepala Laboratorium, Laboran maupun Asisten Praktikum. Kecelakaan kerja bisa terjadi oleh beberapa faktor.faktor dari pengguna sendiri maupun dari peralatan di laboratorium. Faktor dari pengguna bisa terjadi apabila kurangnya ke hati-hatian saat praktikum maupun kurang paham dalam mengoperasikan alat. Faktor dari peralatan sendiri yaitu karena usia pakai yang habis maupun penggunaan di luar batas kemampuan alat itu sendiri. Kendala yang dihadapi oleh laboratorium selama penyelenggaraan adalah dalam hal pengorganisasian atau tim audit, pembagian ruang laboratorium dan jumlah laboran. Untuk pendanaan tidak ada masalah serius yang dihadapi, begitu juga dalam hal pengadaan dan pemasangan etiket tanda bahaya dan lembar syarat K3. Dalam HAM pengorganisasian, belum dibentuknya tim audit yang secara khusus mengawasi program kerja sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Prihanto, Adhi Pamunkas; Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 23 Kerja (SMK3) Pada Laboratorium Pendidikan Teknik Elekto Fakultas Teknik UM Jadi pengawasan secara langsung atau formal belum bisa dilaksanakan sepenuhnya. Kendala selanjutnya yaitu tentang pembagian ruang laboratorium.adanya alih fungsi dan tidak tetapnya ruangan menjadi kendala yang paling sulit dihadapi.karena sulit untuk menerapkan standar lingkungan kerja yang sesuai dengan K3.Penggunaan ruang laboratorium yang tidak semestinya menjadi sebab utama.laboratorium dijadikan ruangan teori maupun sebaliknya. Di samping banyaknya faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada laboratorium pendidikan teknik elektro, ada pula banyak hal yang mendukung pelaksanaan sistem manajemen ini. Faktor pendukung dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada laboratorium pendidikan teknik elektro Universitas Negeri Malang antara lain: (1) pemasangan lembar syarat dan etiket bahaya setiap laboratorium; (2) pembentukan asisten praktikum untuk pengawasan saat bekerja; (3) sarana dan prasarana K3 yang memadai; (4) peng - anggaran dana yang terjadwal; (5) kemampuan tenaga pendidik yang unggul; dan (6) adanya dukungan yang positif dari semua pelaksana di jurusan teknik elektro. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian. Perencanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektromeliputi kegiatan: perencanaan pengadaan, pengadaan barang, dan inventarisasi. Pemakaian sarana dan prasarana K3 dikelola dengan membuat petunjuk teknis khusus pemakaian saran. Pemeliharaan sarana dan prasarana K3 dilakukan saat selesai pekerjaan. Pelaksanaan sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro meliputi kegiatan pengelolaan administrasi dan organisasi serta upaya pemahanan serta pemasangan lembar syarat dan etiket bahaya di setiap laboratorium. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam sistem manajemen keselamatan pendidikan teknik elektro antara lain: tidak adanya tim audit atau kurangnya pengawasan, kurangnya laboran, dan alih fungsi ruangan laboratorium. Faktor-faktor yang mendukung antara lain: pemasangan lembar syarat dan etiket bahaya setiap laboratorium, pembentukan asisten praktikum untuk pengawasan saat bekerja, sarana dan prasarana K3 yang memadai, penganggaran dana yang terjadwal, kemampuan tenaga pendidik yang unggul, dan adanya dukungan yang positif dari semua pelaksana di jurusan teknik elektro. SARAN Dari kesimpulan yang telah dijabarkan, ada beberapa saran yang dapat diutarakan oleh penulis, sebagai berikut. Mengingat sistem manajemen K3 keberadaannya sangat penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran di dalam laboratorium, maka disarankan bagi Ketua Jurusan untuk terus memberikan pengarahan serta masukan atau kritik yang membangun pada Kepala Laboratorium dan Laboran agar dapat mengembangkan programprogram yang berkaitan tentang SMK3 di dalam laboratorium agar berjalan dengan

24 TEKNO, Vol : 21 Maret 2014, ISSN : 1693-8739 baik mulai dari pelaksanaan sampai sarana dan prasarana yang ada. Kepala Laboratorium disarankan untuk terus meningkatkan kinerjanya dan kinerja bawahannya, merawat, memelihara peralatan P3K, K3 dan apa agar dalam kondisi yang lebih baik. Diharapkan kala terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuannya tentang sistem manajemen K3 dengan mengikuti pelatihan dan terus mengembangkan keterampilannya mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Bagi Laboran Diharapkan lebih mengkaji tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium pendidikan teknik elektro. Hasil penelitian ini hendaknya menjadi tambahan referensi bagi Laboran dan lebih meningkatkan kompetensi asisten dan mahasiswa dalam memahami sistem manajemen K3 khususnya dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Gempur Santoso, M.Kes, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, (Jakarta : Prestasi Pustaka), 2004 Jukifli, M. 2011. Mengenal OHSAS 18001 dalam Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). (Online), (http:// mjulkifli.wordpress.com/2011/06/21/m engenal-ohsas-18001-dalam-penerapan-sistem-manajemen-kesehatan-dankeselamatan-kerja-smk3/), diakses 10 Januari 2014. Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia. 1996. Permenaker 05/Men/1996. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja Indonesia. OHSAS 18001 : 2007. Occupational Health and Safety Management Systems Requirements. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Suma mur. Sejarah dan Hari Depan Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja in : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung. Jakarta. 1996. p:22-25.