HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN PERILAKU KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TB PARU DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAANTB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLOSO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK BALITA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

GRADASI BASIL TAHAN ASAM (BTA) POSITIF DENGAN RESIKO PENULARAN ANGGOTA KELUARGA DALAM SATU RUMAH (KONTAK SERUMAH ) PENDERITA TBC PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TUBERKULOSSIS PARU DALAM PROGRAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

ABSTRAK. Kata kunci: peran keluarga PMO, kepatuhan minum obat, penderita TB paru

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TBC TENTANG PENYAKIT TBC DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS OESAPA

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN HARGA DIRI PADA PENDERITA PENYAKIT KUSTA

PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

HUBUNGAN KECEMASAN TENTANG PENULARAN PENYAKIT DENGAN PERAN KELUARGA DALAM PERAWATAN PENYAKIT TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL I SUKOHARJO

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

HUBUNGAN PERAWATAN INFUS DENGAN TERJADINYA FLEBITIS PADA PASIEN YANG TERPASANG INFUS. Sutomo

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK

I. PENENTUAN AREA MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

HUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif yaitu tahun,

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI PERAN SERTA KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN KLIEN SKIZOFRENIA

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIET DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS. Nasrul Hadi Purwanto, S.Kep.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN PELAYANAN PUSKESMAS PADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA PENYAKIT KUSTA

PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN KEPATUHAN KONTROL PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BAPTIS KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

Hubungan Perilaku Pasien TBC dengan Self Protection Keluarga. di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Klaten

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS GATAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DENGAN PERILAKU KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS Linda Presti Fibriana, S.Kep.Ns ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi karena adanya prilaku dan sikap keluarga yang kurang baik, diantaranya jarang sekali menggunakan masker debu, control rutin 6 bulan sekali, serta pemeriksaan dahak. Dalam hal ini bagaimana seharusnya keluarga klien yang terdiagnosa TB paru mengetahui secara jelas dan benar apa sebenarnya penyakit Tuberkulosis ini, dan bagaimana cara penularan dan nya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anatara sikap dengan perilaku tentang penyakit menular di wilayah kerja puskesmas wringinanom-gresik. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional, jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 22 responden keluarga pasien TB Paru di wilayah kerja puskesmas wringinaom-gresik melalui metode total sampling. Setelah ditabulasi data yang dianalisis dengan menggunakan uji spearman Hasil penelitian menujukan sikap keluarga sebagian besar negative yaitu 12 responden (54,5%) besikap positif yaitu 10 responden (45,5%). Dan perilaku keluarga yang berperilaku baik 6 responden (27,3%), berperilaku cukup 9 responden (40,9%) dan yang berperilaku kurang 7 responden (31,8%) sedangkan dari hasil uji statistic diperoleh hasil terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya penyuluhan tentang penyakit tuberculosis agar keluarga pasien tuberculosis mengerti dampak dari penyakit tubekulosis dan cara ya. Kata kunci : sikap keluarga tentang penyakit tuberculosis, perilaku keluarga tentang penyakit

PENDAHULUAN Di Indonesia penyakit Tuberkulosis masih menjadi momok karena negara ini termasuk daerah endemis. Tuberkulosis dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, Penularan penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil paru. Menurut WHO (1999). Dalam pelayanan kesehatan tidak terlepas dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dari pasien terutama pasien Tuberkulosis. Pengetahuan keluarga yang mengenai menjaga kesehatan agar tetap dalam kondisi yang sehat baik jasmani maupun rohaninya. Terutama bila ada keluarga yang menderita Tuberkulosis, motivasi dan peran keluarga sangat diharapkan. Misalnya secepat mungkin membawa penderita ditempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan serta bagaimana perilaku dan sikap keluarga dapat mencegah penularan penyakit Tuberkulosis (Notoatmojo, 2003). Mengingat jumlah pasien TB di Indonesia merupakan jumlah terbanyak ketiga di dunia yakni 5,8% setelah India 21,1% dan Cina 14,3%.(Rahmawati:2009) WHO memperkirakan setiap tahunnya di Indonesia terdapat 557.000 kasus baru TBC, dimana 250.000 diantaranya adalah penderita TB BTA positif, dengan jumlah kematian 140.000. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001), Konsekuensi yang dapat terjadi pada penderita TB paru yang tidak melakukan pengobatan, setelah lima tahun menderita diprediksikan 50% dari penderita TB paru akan meninggal, adanya sumber penularan, imunisasi, keadaan rumah yang kurang baik meliputi (suhu dalam rumah, ventilasi, pencahayaan dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan sekitar rumah ) sekitar 45%, vaksin BCG sekitar 50%. Kontak yang berlebihan yang berlangsung terus menerus selama 3 bulan atau lebih, kebiasaan penderita yang kurang baik dalam pengeloalan ludah / secret serta tidak memakai masker debu diprediksikan 75%. Dari studi pendahuluan dengan menggunakan rekam medik di wiliyah kerja puskesmas wringinanaom kec. Wringinanom pada tahun 2009 terdapat 22 penderita (Dinkes, Gresik 2009). Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi karena adanya prilaku dan sikap keluarga yang kurang baik. Keluarga Kurangnya perilaku keluarga tersebut ditunjukan dengan tidak menggunakan masker debu ( jika kontak dengan pasien ), keterlambatan dalam pemberian vaksin BCG ( pada orang yang tidak terinfeksi ), dan terapi 6-9bulan.Terjadinya perilaku yang kurang baik dari keluarga karena kurangnya pengetahuan dan sikap keluarga (Isminah, 2004). dalam hal ini bagaimana seharusnya keluarga klien yang terdiagnosa TB paru mengetahui secara jelas dan benar apa sebenarnya penyakit Tuberkulosis ini, dan bagaimana cara penularan dan nya. Sikap keluarga sangat menentukan keberhasilan pengobatan. Amat terlebih dalam mencegah penularannya, karena jika sikap keluarga klien yang terdiagnosa TB paru mengerti apa yang sebenarnya dia lakukan maka secara otomatis dia juga bisa dan mampu melindungi dirinya dan anggota keluarga lainnya. Jika prilakunya baik maka akan membawa dampak positif bagi penularan Tuberkulosis (Notoatmojo, 2003). Pada prinsipnya upaya-upaya dilakukan dan pemberantasan dijalankan dengan usaha-usaha diantaranya: pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang penyakit TBC, bahaya-bahanya, cara penularannya. Pencegahan dengan vaksinasi B.C.G pada anak-anak umur 0 14 tahun, chemoprophylactic dengan I.N.H pada keluarga, penderita atau orang-orang yang pernah kontak dengan penderita. Dan menghilangkan sumber penularan dengan mencari dan mengobati semua penderita dalam masyarakat (Indan Entjang, 2000). Adapun juga upaya menurut WHO yaitu pencahayaan rumah yang baik, Menutup mulut saat batuk, Tidak meludah di sembarang tempat, Menjaga kebersihan lingkungan dan alat makan. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular TB Paru di Puskesmas

Wringinanom gresik. Sedangkan untuk tujuan khusus dalam penelitian ini meliputi (1) Mengidentifikasi sikap keluarga tentang penyakit menular di Puskesmas Wringinanom gresik, (2) Mengidentifikasi perilaku keluarga tentang penyakit menular di Puskesmas Wringinanom gresik, (3) Mengidentifikasi hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular di Puskesmas Wringinanom gresik. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik Cross Sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh keluarga pasein di puskesmas wringinanom gresik. Sampel dalam penelitian adalah sebagian keluarga yang ada dipuskesmas wringinanom gresik. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 orang penderita yang ada dipuskesmas wringinanom gresik yang diambil dengan teknik total sampling. Variabel independent pada penelitian ini adalah sikap keluarga tentang. Variable dependent dalam penelitian ini adalah perilaku keluarga tentang. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang dilaksanakan dalm penelitian ini adalah skala likert/kuesioner. Untuk membandingkan Adakah hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis Diwilayah Kerja Puskesmas Wringinanom Gresik digunakan uji korelasi rank spearman dengan tingkat kepercayaan 95% signifikan atau bermakna, apabila p value < 0.05. seluruh pengolaan data diolah dengan sistem komputerisasi dengan bantuan software SPSS 16.00 for windows. Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Sikap keluarga tentang penyakit menular No Sikap keluarga Responden Prosentase 1. 2. Positif Negatif 10 12 45,5% 54,5% Jumlah 22 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa hampir setengahnya (45,5%) responden sebanyak 10 mempunyai sikap positif dengan nilai instrumen 2 (>50%-100%) dan sebagain besar (54,5%) responden sebanyak 1 mempunyai sikap negatif dengan nilai instrument 1 (<50% - <25,5%).

2. Perilaku keluarga tentang penyakit menular No Perilaku Keluarga Responden Prosentase 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 6 9 7 27,3% 40,9% 31,8% Jumlah 22 100% Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagaia besar responden (40,9%) yang mempunyai perilaku yang cukup dan sebagian kecil (27,3%) responden berperilaku baik. dengan kriteria nilai yang ada atau yang berlaku, yakni: Baik bila prosentase 76 100 % atau skor 16-20, cukup bila prosentase 56 75 % atau skor 12-15, kurang bila prosentase < 56 % atau skor < 11. 3. Tabulasi silang Antara Sikap Dengan Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis. Sikap keluarga tentang * Perilaku keluarga terhadap Crosstabulation Perilaku keluarga terhadap Kurang Cukup Baik Total Sikap keluarga Negatif Count 7 5 0 12 tentang Expected 3.8 4.9 3.3 12.0 Count % of Total 31.8% 22.7%.0% 54.5% Positif Count 0 4 6 10 Expected Count 3.2 4.1 2.7 10.0 % of Total.0% 18.2% 27.3% 45.5% Total Count 7 9 6 22 Expected Count 7.0 9.0 6.0 22.0 % of Total 31.8% 40.9% 27.3% 100.0% Berdasarkan data tabulasi silang responden yang berperilaku baik dari 22 responden yang bersikap negative 0 (0,0%), yang positif 6 (27,3%), responden yang berperilaku cukup dari 22 responden yang bersikap negative 5 (22,5%), yang bersikap positif 4 (18,2%). Responden yang berperilaku kurang dari 22 responden yang besrikap negative 7 (31,8%) dan yang bersikap positif 0 (0,0%).

Spearman's rho Sikap keluarga tentang Perilaku keluarga terhadap Correlations **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) Sikap keluarga tentang Perilaku keluarga terhadap Correlation Coefficient 1.000.767 ** Sig. (2-tailed)..000 N 22 22 Correlation Coefficient.767 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000. N 22 22 Dari hasil uji Spearman s Rho diatas diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,000 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular TB Paru dipuskesmas Wringianom Gresik. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,767 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat. Pembahasan 1. Sikap Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas wringinanom-gresik Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa hampir separuh sikap keluarga tentang penyakit menular di wilayah kerja puskesmas wringinanom kabupaten gresik berkategori negatif sebanyak 12 responden (54,5%) dengan nilai instrument 1 (<50% - <25,5%). Sedangkan sebagaian kecil berkategori positif 10 responden (45,5%) dengan nilai instrument 2 (>50%-100%).Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor antara lain pengalaman pribadi, faktor emosional. Dari hasil tabulasi data pada lampiran di peroleh hasil bahwa responden dari diagram pengalaman pribadi keluarga merawat pasien tuberculosis dengan melihat orang lain (tetangga) 31,8%, dan keluarga yang sudah pernah merawat pasien tuberculosis 40,9%, sedangkan keluarga yang baru pertama kali merawat pasien tuberculosis 27,3%. Hal ini sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayan, media massa, lembaga pendidikan/ agama, faktor emosional. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Pengaruh kebudayaan, tanpa didasari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyaratkanya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu individu masyarakat asuhannya. Media massa, dalam pembritahuan surat kabar maupun

radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif cenderung dipengerahui oleh sikap penulisanya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya Azwar,2002. Faktor lain yang menyebakan sikap negatif terhadap, adalah jarang sekali pelaksanaan kontrol rutin 6 bulan sekali, menggunakan masker debu, pemeriksaan dahak, serta adanya pengaruh faktor emosional dari penderita dan keluarga. Sebagian responden berusia <36 yang mempunyai emosi yang terkadang-kadang (malas) untuk pergi berobat/ mengajak pasien untuk kontrol rutin, memakai masker debu, pemeriksaan dahak, dan malas untuk berobat dengan alasan jauh dari tempat tinggal mereka. Sehingga mereka akan melakukan kontrol apabila ingin atau saat keluarga mereka mengalami keluhan saja. Mereka mengabaikan adanya kemungkinan timbulnya penyakit yang lebih serius. Dan mereka menggangap tidak ada keluhan penyakit sembuh jika ada keluhan mereka berobat. 2. Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis Diwilayah Kerja Puskesmas Wringinanom-Gresik Hasil pengumpulan data mengenai perilaku penyakit menular dengan menggunakan kuesioner kepada keluarga pasien dengan. Didapatkan sebagaian besar responden yaitu sebanyak 6 responden (27,3%) berperilaku baik, sebagai berkategori cukup 9 responden (40,9%) berperilaku cukup sedangkan berkategori kurang 7 responden (31,8%) berperilaku kurang. Faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku salah satunya pemberian informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan (pendidikan kesehatan) yang di tunjukan pada diagram 4.3 dengan menunjukan 21 responden (95,5%) pemberian informasi didapatkan hanya saat berobat saja (puskesmas, rumah sakit). Dan ada beberapa faktor penunjang yang mempengaruhi penelitian diatas salah satunya pendidikan, dan pekerjaan. Maulana heri,d.j,2009 Faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu; faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor pendukung Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan (tradisi), norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu. Faktor pendukung ialah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya sedangkan faktor pendorong meliputi sikap dan perilaku kesehatan atau petugas yang lainya. Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga komponen faktor agar searah dengan tujuan kegiatan tersebut terhadap kesehatan pada umunya. Bahwa pengalaman atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dan berperilaku yang baik, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali yang dihadapi pada masa lalu. Model teori green ini dapat digunakan untuk memberi penyuluhan (pendidikan kesehatan) dan mendekati para ibu yang anaknya/keluarganya, (faktor pendorong) sehingga keluarga tersebut menjadi paham mengenai pentingnya mencegah penyakit. Melalui penyuluhan (faktor presdiposisi ini semua diarahkan untuk mencapai perilaku postif. Dari hasil penelitian di puskesmas wringinanom di dapatkan sebanyak 6 responden dengan keluarga yang berperilaku baik dari hasil tersebut dapat di katakan bahwa sebagian responden minim nya informasi yang didapatkan (kurangnya informasi), karena sebagain keluarga berpendidikan SMP-SMA. Dan keluarga hanya mendapatkan informasi disaat kelurga berobat/berkunjung atau mendatangi di puskesmas, sulitnya mencapai sarana pelayanan kesehatan, dan mahalnya biaya transportasi dan pengobatan. Keluarga jarang sekali bahkan tidak pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan di desa mereka. 3. Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Wringinanom-Gresik Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat hubungan antara sikap tentang penyakit menular menunjukan dari hasil uji Spearman s Rho

diatas diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,000 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular diwilayah kerja Puskesmas Wringianom Gresik. Bahwa semakin memiliki sikap positif maka akan berperilaku baik dan memiliki sikap negatife maka berperilaku cukup/kurang. Menurut widayatun diasumsikan perilaku timbul dari sikap, penelitian yang mempertanyakan bagaimana konsistensi kedua hal itu satu sama lainya. Bahwa perilaku konsisten dengan sikap hanya dalam kondisi tertentu. Sikap ini tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencermikan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya, menurut Notoatmojo,S. Penelitian ini menjelaskan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam semua level penyakit. Dalam primer keluarga dapat mempengaruhi pemilihan gaya hidup yang dapat mencegah penyakit. Hal penting yang mempengaruhi kesehatan adalah perilaku penyakit dan perilaku pemulihan kesehatan. Perilaku penyakit pada keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Nies dan McEwen (2001) mengatakan bahwa perilaku yang sehat dalam keluarga termasuk dalam pelaksanaan promosi dan proteksi kesehatan. Berdasarkan data diatas bahwa perilaku keluarga tentang penyakit menular di wilayah kerja puskesmas wringinanom-gresik masih kurang. Dikarenakan terbatasnya pemberian informasi yang di dapatkan oleh keluarga, dan jarang sekali ada penyuluhan kesehatan di desa wringinanom. Keluarga hanya mendapatkan informasi dari petugas kesehatan yang ada di puskesmas saat keluarga dan pasien berobat di puskesmas. Minimnya informasi yang didapatkan oleh keluarga menjadikan perilaku kurang baik dalam. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular diwilayah kerja Puskesmas Wringianom Gresik. SIMPULAN 1. Sikap keluarga tentang penyakit menular Tuberkulosis di Puskesmas Wringianom Gresik didapatkan sikap positif 45,5% dan sikap negatif 54,5% 2. Perilaku keluarga tentang penyakit menular dipuskesmas Wringianom Gresik di dapatkan perilaku baik 27,3%, perilaku cukup 40,9%, dan perilaku kurang 31,8% 3. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular TB Paru dipuskesmas Wringianom Gresik Dari hasil uji Spearman s Rho diatas diperoleh nilai Sig. (2-tailed) atau p value 0,000 (karena p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku keluarga tentang penyakit menular dipuskesmas Wringianom Gresik. Nilai koefisien korelasi spearman sebesar 0,767 yang artinya menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.

DAFTAR PUSTAKA Alimul, A, H. (2007). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, A. (2002). Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara Arif Mansjoer. (2000). Kapit Selekta kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga. FKUI : Media Aesculapius Charles Abraham & Eamon Shanley. (1997). Psikologi Sosial Untuk Perawat. Jakarta : EGC Charlene J.Reeves,Roux Gayle,Louhart Robin. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Dari Brunner & Suddarth. Jakarta : Salemba Medika Dianne C. Baughman & Joann C.Hackley. (2000). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC Friedman M,M. (1998). Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Jakarta : EGC Hidayat, A.Aziz. (2009). Metode Penelitian Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Heri D.J. Maulana, (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC Indan Etjang. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT Citra Aditya Bakti Isminah (2004). Pencegahan Tuberkulosis di Masyarakat. http://www.medicastore.com Noorkasiani,Heryati & Rita ismail. (2009). Sosiologi Keperawatan. Jakarta : EGC Nursalam, Pariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung Seto Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Saemba Medika Notoatmojo, Soekodjo (2003). Ilmu Keperawatan Mayarakat Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineeka Cipta Nasrul Effendi (1998). Dasar-dasar Keperawatan kesehatan masyarakat. Edisi Kedua Purwanto,H. (1998). Pengantar Ilmu Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : Graha Ilmu Suzanne C. Smeltzer,Brenda G.Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner&Suddarth. Jakarta : EGC Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta : EGC Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Umum. Jakarta : EGC Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, Edisi Pertama. Jogjakarta : Graha Ilmu Rahmawati. (2009). Pencegahan Tuberkulosis. http.//www.hariansumutpos.com/ 2009/03/37643/.528-ribu-terdeksi-menderita-penyakit-tb-paru Widayatun,T.R. (2009). Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta : CV