b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karkas dan non karkas. a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi karkas.

dokumen-dokumen yang mirip
POKOK BAHASAN VII VII. MANAJEMEN PEMASARAN. Mengetahui kelas dan grade ternak potong yang akan dipasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

MEAT MERUPAKAN SERAT SERAT OTOT HEWAN POTONG YANG DIKONSUMSI UNTUK DIAMBIL DAGINGNYA DENGAN TIDAK MENGALAMI PROSES PENGAWETAN TERLEBIH DAHULU

TINJAUAN PUSTAKA. Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba,

TUMBUH KEMBANG TUBUH TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

MEAT (DAGING) Atat Siti Nurani

Gambar 2. (a) Kandang Individu (b) Ternak Domba

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Brahman Cross

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Keadaan ini disebabkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ternak Domba

TINJAUAN PUSTAKA. : Artiodactyla. Bos indicus Bos sondaicus

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

DAGING. Theresia Puspita Titis Sari Kusuma. There - 1

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

Hubungan antara Umur dengan Berat Karkas Depan (Fore Quarter) Ditinjau dari Potongan Primal Sapi Bali Jantan

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

PEMOTONGAN TERNAK (KAMBING)

POTONGAN KOMERSIAL KARKAS KERBAU: STUDI KASUS DI PT KARIYANA GITA UTAMA-SUKABUMI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

DAGING. Pengertian daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

HUBUNGAN BUTT SHAPE KARKAS SAPI BRAHMAN CROSS TERHADAP PRODUKTIVITAS KARKAS PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang banyak

Karakteristik mutu daging

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

tumbuh lebih cepat daripada jaringan otot dan tulang selama fase penggemukan. Oleh karena itu, peningkatan lemak karkas mempengaruhi komposisi

HUBUNGAN BUTT SHAPE KARKAS SAPI BRAHMAN CROSS TERHADAP PRODUKTIVITAS KARKAS PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA Domba garut Domba Ekor Tipis

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Brahman Cross Pertumbuhan Ternak

EKTERIOR, PENENTUAN UMUR, PENANDAAN, PENDUGAAN BOBOT BADAN DAN EVALUASI TERNAK POTONG. Oleh: Suhardi, S.Pt.,MP

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis Sapi Potong di Indonesia

JENIS HEWAN DAN PRODUK HEWAN YANG DAPAT DIIMPOR MENGGUNAKAN PENETAPAN SEBAGAI IMPORTIR TERDAFTAR HEWAN DAN PRODUK HEWAN DAN PERSETUJUAN IMPOR

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau (Bubalus bubalis)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Ressang, 1982). Menurut Soeparno (1992) daging adalah semua jaringan hewan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Metode

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan setiap pukul WIB,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Konsumsi Protein Ransum

PERSENTASE KARKAS, NON KARKAS DAN JEROAN SAPI BRAHMAN CROSS PADA BERBAGAI UKURAN BOBOT HIDUP PUTRA RAHALDO

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Simmental Peranakan Ongole (SIMPO) B. Pertumbuhan

KARAKTERISTIK KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN DAN BETINA PADA PETERNAKAN RAKYAT DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

PERSENTASE KARKAS, TEBAL LEMAK PUNGGUNG DAN INDEKS PERDAGINGAN SAPI BALI, PERANAKAN ONGOLE DAN AUSTRALIAN COMMERCIAL CROSS

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 24/M-DAG/PER/9/2011 TANGGAL : 7 September 2011 DAFTAR LAMPIRAN

PROPORSI KARKAS DAN KOMPONEN-KOMPONEN NONKARKAS SAPI JAWA DI RUMAH POTONG HEWAN SWASTA KECAMATAN KETANGGUNGAN KABUPATEN BREBES

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah makan yang dimaksud yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. strain Cornish dengan betina yang besar yaitu Plymouth Rocks yang merupakan

Muhamad Fatah Wiyatna Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

TINJAUAN PUSTAKA. : Bos taurus (sapi Eropa) Bos indicus (sapi India/sapi zebu) Bos sondaicus (banteng/sapi Bali)

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara zoologis ternak babi termasuk ke dalam phylum Chordata, kelas

PERSENTASE KARKAS DAN KOMPONEN NON KARKAS KAMBING KACANG JANTAN AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN DAN ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

Transkripsi:

Tatap muka ke : 8 & 9 POKOK BAHASAN : PRODUKSI KARKAS DAN NON KARKAS Tujuan Instruksional Umum : a. Untuk mengetahui produksi karkas dan non karkas ternak ruminansia besar dan kecil. b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karkas dan non karkas. Tujuan Instruksional Khusus : a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi karkas. b. Mengetahui kualitas karkas dan non karkas. c. Mengetahui standar penilaian karkas. Uraian Materi : Produk utama ternak potong adalah daging. Daging yang terbentuk pada ternak merupakan hasil dari proses pertumbuhan seekor ternak. Jaringan tubuh mencapai pertumbuhan maksimal dengan urutan : Jaringan syaraf Tulang Otot Lemak Sedangkan urutan perkembangan kedewasaan lemak depot adalah : lemak intra muskuler, lemak peri renal / canel, lemak ginjal, lemak sub kutan dan lemak omental / caul yaitu lemak yang menyelimuti retikulum, rumen, omasum dan abomasum. Pada ternak muda, letak deposisi lemak ada di sekitar jeroan dan ginjal. Pada ternak yang lebih tua juga diantara otot (lemak inter muskuler), lapisan bawah kulit (lemak sub kutan), diantara ikatan serabut otot (lemak marbling / intra muskuler). 103

Pada periode post natal, tulang tumbuh lebih awal, tulang rusuk perkembangannya paling akhir. Perkembangan otot terhambat karena terbatasnya ukuran serabut otot pada umur yang berbeda. Pertumbuhan maksimal merupakan pertambahan berat otot yang disebabkan oleh adanya deposisi lemak intra muskuler. Lemak akan ditimbun selama pertumbuhan dan perkembangan. Karkas ternak dewasa mengandung lemak kurang lebih 30 40 %, lemak marbling dapat dibentuk dengan stimulasi pakan. Urutan persentase lemak karkas dari yang tertinggi adalah babi, sapi dan domba. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi karkas Karkas merupakan produk utama dari suatu usaha penggemukan ternak potong. Nilai produk ini sangat dipengaruhi oleh bobot, proporsi dan distribusi jaringan utama (otot, lemak dan tulang), ketebalan otot, komposisi kimia dan penampilan karkas itu sendiri. Komposisi karkas pada ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan (baik yang berupa lingkungan fisiologi maupun nutrisi) dan faktor genetik. Faktor genetik merupakan faktor yang mempunyai sifat tersendiri, misalnya sapi Angus dan babi Duroc mampu menimbun lemak intra muskuler lebih baik dibandingkan dengan ternak yang lain, sapi perah dan pedaging mempunyai perbedaan letak dalam pendistribusian lemak pada depot-depot lemaknya. Pada sapi perah lemak ginjal dan pelvis lebih tinggi dibandingkan dengan lemak sub kutan. Pada bobot karkas yang sama, perbedaan genetik mempengaruhi komposisi karkas. Kandungan lemak jantan dewasa > jantan kastrasi > jantan. Kandungan lemak pada sapi-sapi Bos taurus tipe potong > tipe perah, bangsa kecil > bangsa besar, Bos taurus > Bos indicus, Bos taurus > Bos sondaicus. Bubalus bubalis mempunyai lemak marbling yang lebih kecil atau sama dengan Bos indicus. Kandungan tulang pada karkas lebih tinggi pada ternak yang memiliki bobot maksimal yang tinggi. 104

Nutrisi akan mempengaruhi komposisi karkas dan komposisi ini dapat diubah dengan perlakuan rasio energi protein misalnya dengan pemberian bahan aditif maupun konsentrat. Pakan sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan karkas. Pakan yang baik akan dapat menghasilkan gain yang tinggi sehingga karkas yang dihasilkan juga akan tinggi. Karkas merupakan bagian tubuh ternak hasil pemotongan dikurangi kepala, ke empat kaki bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, darah, organ dalam (hati, jantung, paru-paru, limpa, saluran pencernaan + isi dan saluran reproduksi). Ginjal, lemak pelvis, otot diafragma dan ekor sering diikutkan pada karkas (Berg & Butterfield, 1976; Lawrie, 1985). Hasil produksi karkas dinyatakan dalam persen (%), baik berdasarkan karkas panas (hot carcass) maupun karkas layu (cold carcass). Pada karkas layu biasanya terjadi penyusutan sebesar 2 3 %. Persentase karkas merupakan perbandingan antara bobot karkas dengan bobot tubuh kosong atau bobot potong dikalikan 100%. Persentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi ternak, bangsa, proporsi bagian-bagian non karkas, umur dan jenis kelamin. Konformasi karkas akan meningkat dengan meningkatnya bobot potong. Bobot potong ternak ditentukan oleh bobot hidupnya, bobot potong ternak akan berpengaruh terhadap besarnya penimbunan lemak tubuh, persentase karkas dan kualitas daging. Kenaikan bobot potong cenderung akan meningkatkan persentase karkas yang diikuti dengan kenaikan persentase tulang dan daging. Bobot potong yang lebih tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi Persentase karkas pada beberapa bangsa sapi : Bangsa sapi IPB (1970) Moran (1978) PO 45 - Ongole - 58,8 105

Bali 56 56,6 Madura 47 60,8 FH - 59,3 Hereford Angus Shorthorn 51,4 60,3 Preston & Willis (1970) Potongan karkas Pemotongan karkas ternak berdasarkan pada : Potongan primal (whole sale cut), yang terdiri dari potongan besar + 20 kg yang terdiri dari potongan mayor dan minor. Potongan mayor antara lain : Bahu (chuck), merupakan bagian yang paling besar Rusuk (rib), bagian yang paling empuk Paha (round), merupakan bagian yang paling besar Punggung (loin + short loin), bagian yang paling empuk Potongan minor (tidak banyak dagingnya), antara lain : Bagian dada (brisket + short plate) Bagian bawah dada (flank) Potongan sub primal (retail cuts), merupakan potongan kecil-kecil untuk dijual eceran, biasanya sudah diambil tulangnya. Non karkas (offal) Edible offal (bagian yang layak dimakan), misalnya lidah, jantung, hati, paruparu, ginjal, limpa, saluran pencernaan dan otak. Inedible offal (bagian yang tidak layak dimakan), misalnya tanduk, kuku, kepala, kulit dan tulang. 106

Kualitas daging sapi Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging adalah Genetik (bangsa, jenis kelamin) Bobot badan Tipe ternak Umur Pakan (jumlah dan kualitas) Stress Proses pemotongan Penyimpanan Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi sifat daging yang pada akhirnya akan menentukan nilai gizi daging dan selera konsumen. Berdasarkan selera konsumen, kualitas daging dipengaruhi oleh : Maturitas Sapi yang berumur tua akan mempunyai lemak lebih banyak, propporsi lean sedikit dan semakin alot, sedangkan sapi muda mempunyai lemak sedikit, lean banyak dan empuk. Marbling Marbling merupakan lemak yang terdapat di dalam daging (intra muskuler). Apabila marbling cukup, daging akan empuk dan mempunyai juiceness baik. Daging yang empuk mempunyai nilai WHC (water holding capacity = daya ikat air) tinggi dan cooking loss rendah. Tekstur daging (lean) 107

Tekstur daging ditentukan oleh serabut-serabut otot (ikatan serabut otot dan jaringan ikat). Semakin teratur serabut-serabut otot daging : Daging akan bertekstur lembut Pembungkus serabut otot tipis, sitoplasma banyak, daging makin padat Jaringan ikat sedikit Daging lebih empuk. Serabut otot tidak teratur : Bertekstur kasar (tidak teratur) Serabut otot tebal (sitoplasma sedikit) Jaringan ikat banyak Daging alot Tekstur daging berhubungan dengan : kadar air, kadar lemak, WHC, CL, keempukan dan juiceness. Kekompakan (kepadatan daging lemak) Kepadatan daging dipengaruhi oleh umur, pakan, genetik, lingkungan / manajemen. Kepadatan daging lemak berhubungan dengan marbling, jaringan ikat, sitoplasma sel daging, tingkat keempukan, WHC, cooking loss, warna daging. Warna daging Warna daging ditentukankan oleh konsentrasi myoglobin yang mengangkut oksigen dan karbondioksida, dan ini dipengaruhi oleh jenis ternak, pakan, spesies, jenis otot / lokasi otot, marbling, kepadatan daging lemak, ikatan jaringan ikat, umur sapi, jenis kelamin, stress (tingkat aktivitas otot dan tipe otot), ph, oksigen. Warna daging juga tergantung pada tipe molekul myoglobin, status kimia myoglobin serta kondisi kimia dan fisik komponen lain dalam daging. 108

Penilaian Karkas Penilaian terhadap kualitas karkas dapat dilakukan melalui : Yield grade Quality grade Yield grade Adalah grade untuk menentukan jumlah dagingn pada karkas (cutability), terutama pada daging paha (round), daging lulur (loin), daging bahu (chuck), dan daging rusuk (rib). Ada 5 (lima) grade yaitu grade 1 (daging banyak) sampai grade 5 (daging sedikit, tetapi lemak banyak). Cutability 1 (yield grade 1), dengan ciri-ciri : Lemak tidak ada Marbling tidak ada Daging terlalu banyak Ada perdagingan ganda (double muscling) Biasanya sapi mempunyai fertilitas yang rendah Bangsa sapi yang mempunyai kualitas YG 1 misalnya Simmental dan Charolais Yang disenangi konsumen adalah cutability 2 dan 3 YG ditentukan oleh : Tebal lemak punggung (TLP) dalam inchi % lemak PGJ (pelvis, ginjal, jantung) atau KPH (kidney, pelvic, heart) Luas urat daging (LAMR = luas area mata rusuk) dalam inchi kuadrat Bobot karkas panas (lbs) 109

Rumus YG = 2,5 + (2,5 x TLP, inchi) + (0,2 x %lemak KPH) + (0,0038 x bobot karkas panas, lbs) (0,32 x LAMR, inchi 2 ). Hasil perhitungan kualitas hasil dibulatkan ke bawah, misalnya 1,76 dibulatkan menjadi 1,0. Tingkat (jumlah) daging yang dapat dikonsumsi diestimasi dan dinilai dari angka 1 5. Karkas dengan angka kualitas hasil terendah menghasilkan daging dengan jumlah tertinggi. chuck Hubungan antara nilai YG dengan % perdagingan pada round, loin, rib dan Yield grade % perdagingan 1 > 52,4 2 50,1 52,3 3 47,8 50,0 4 45,5 47,7 5 < 45,4 Catatan : nilai YG 1 1,9 termasuk dalam YG = 1 2 2,9 YG = 2 3 3,9 YG = 3 4 4,9 YG = 4 5 5,9 YG = 5 Lemak KPH dapat dihitung dengan metode : Metode 1 : % lemak KPH = Berat KPH fat x 100% Berat karkas Metode 2 : % Lemak KPH = Berat lemak yang ada pada KPH x 100% Berat KPH 110

Lemak KPH menggambarkan banyak sedikitnya lemak yang ada pada karkas Lemak KPH juga menggambarkan adanya marbling pada daging. Definisi daging sapi (beef) berdasarkan umur jenis kelamin dan kondisi seksual : Veal: daging dari sapi yang dipotong pada umur sangat muda (3 14 minggu) Calf: karkas dari sapi muda umur antara 14 52 minggu (tipe daging ini masih disebut veal. Steer: sapi jantan kastrasi sebelum mencapai dewasa kelamin. Heifer: sapi dara (belum pernah melahirkan). Cow: sapi betina dewasa (pernah melahirkan). Bull: sapi jantan dewasa, bisa dipergunakan sebagai pejantan. Stag: sapi jantan yang dikastrasi setelah mecapai dewasa kelamin. 111

112

113

MENGHITUNG KARKAS Menghitung karkas untuk kurban Sapi Caranya adalah sebagai berikut : Seekor sapi akan mampu menghasilkan karkas (tulang daging, tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan) sekitar (49 57) % dari berat hidup. Jika kita membeli seekor sapi dengan berat badan 400 kg, maka akan memperoleh karkas sekitar (196-228) kg. Dari sejumlah ini, akan mampu dihasilkan daging tanpa tulang (boneless) sekitar 75 % dari berat karkas atau sekitar (147 170) kg. Belum termasuk jeroan, kaki dan kepala. Berat daging yang diperoleh sangat tergantung pula kepada perlakuan yang diberikan oleh kita selama sapi tersebut belum dipotong. Akibat jeleknya perlakuan sebelum dipotong, biasanya dapat menurunkan (susut berat badan) sampai dengan 5% dari berat badannya, bahkan bisa lebih tinggi lagi. Bila kita konversikan penyusutan 5 % dari berat sapi 400 kg, sekitar 20 kg berat hidup dengan nilai uang sebesar 20 Kg x Rp. 40.000,00 = Rp 800.000,00 per ekor (asumsi harga sapi saat Iedul Adha Rp. 40.000,00/kg berat hidup). Nilai yang cukup besar dari penyusutan ini hilang begitu saja. Jika ternak diperlakukan dengan baik, manfaat yang sebesar itu akan dapat dinikmati oleh banyak orang. Seandainya, kita akan membagikan kepada yang berhak menerima daging qurban per bungkus per orang seberat 1 kg daging ditambah jeroannya, maka dari seekor sapi dengan berat badan 400 kg akan diperoleh sekitar (147 ) 170) bungkus. Menghitung karkas untuk kurban Domba Dengan cara perhitungan yang sama, tetapi koefesien teknis yang berbeda, seekor domba/kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg (termasuk kelas A, pada Iedul Adha), akan menghasilkan karkas sekitar (41-49) % dari berat hidupnya atau sekitar (16,4-19,6) Kg. Dari sejumlah tersebut diperoleh daging (boneless) sekitar 75 % dari berat karkas atau menghasilkan daging tanpa tulang sekitar (12,3 14,7) kg. Seandainya, patokan pembagian daging qurban yang digunakan daging per bungkus 114

seberat satu kg, maka untuk seekor domba/kambing, dengan berat hidup sekitar 40 kg akan diperoleh sekitar (12-15) bungkus daging. Teknik menaksir ternak Cara penjualan ternak qurban umumnya dilakukan secara berat taksir kadangkala ada pula yang memberikan dengan harga timbang hidup. Untuk ini, harus dipertanyakan kapan dan dimana ditimbangnya. Sebab, selama proses penjualan ternak tersebut akan terjadi penyusutan, yang dapat mencapai lebih dari 10 %. Bagi orang awam sangat sulit menentukan tepatnya berat hidup berdasarkan nilai taksir penjualan. Untuk mengetahui berapa berat sebenarnya ternak yang kita beli, tidak ada jalan lain kecuali harus ditimbang. Kita dapat memperolehnya pada perusahaan peternakan atau pedagang yang menjual ternak qurban dengan timbangan hidup. Cara ini lebih menjamin konsumen, sehingga kita dapat memperkirakan berapa daging yang akan dihasilkan dari ternak yang dipotong. Dengan memperoleh angka taksiran bobot hidup, maka persentase karkas dan daging dapat segera diketahui. Karkas sapi berkisar 47-57 persen dari bobot hidupnya dan daging 75 persen dari karkas. Karkas adalah potongan daging tulang tanpa kepala, kaki, kulit dan jeroan. Untuk domba persentase karkasnya sekitar 45 persen dan dagingnya 75 persen dari karkas. Daging merupakan bahan yang sangat pokok, baik penggunaannya maupun zat-zat dan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya. Selain memilih, membersihkan dan menyimpan akan berakibat buruk terhadap bahan baku tersebut. Demikian pula salah memasak dan menyajikan tidak akan didapat rasa seperti yang dikehendaki. Daging sapi (Bahasa Inggris: beef) adalah jaringan otot yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini 115

sangat banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rendang. Selain itu ada beberapa bagian daging sapi lain seperti lidah, hati, hidung, jeroan dan buntut hanya digunakan di berbagai negara tertentu sebagai bahan dasar makanan. Ditinjau dari segi pengolahan atau kuliner, maka pengertian meat, yaitu semua daging yang diambil dari hewan berkaki 4 yang dipelihara khusus untuk mendapatkan dagingnya. Yang termasuk golongan meat adalah : Beef : Daging sapi Veal : Daging sapi muda Lamb : Daging domba muda Mutton : Daging domba / kambing Pork : Daging babi Beef atau Daging Sapi Beef atau daging sapi diambil dari sapi pedaging yang sudah berumur lebih dari satu tahun. Satu karkas sapi dibelah dua melalui tulang belakang dari leher hingga bagian ekor. Belahan dapat dibagi menjadi dua bagian tepat pada rib yang ke-13. Masing-masing potongan disebut quarter yaitu potongan bagian depan atau fare quarter dan potongan bagian belakang atau hind quarter. Leg / butt : Bagian paha Rump : Bagian lulur Loin : Bagian lulur Rebs : Bagian iga Shoulder / blade : Bagian lengan Mech / chuck / neck : Bagian leher 116

Bresket : Bagian dada Shin / shank : Bagian kaki Berdasarkan Tingkat Kelembutan Terbaik (first class) : Loin dan Rump Sedang (second class) : Ribs, Shoulder, dan neck Kurang (third class) : Leg, Brisked, dan Shin Loin Loin terdiri dari fillet (lulur dalam atau tender loin) dari contra fillet (lulur luar atau sirloin), kedua macam daging ini merupakan yang terbaik untuk dijadikan beef steak, sate, dan lain-lain. Fillet bersama-sama dengan contra fillet akan menghasilkan bone steak dan parter house steak. Fillet merupakan daging yang paling lembut diantara semua bagian ternak. Fillet pada kedudukannya diselubungi oleh lapisan lemak yang menambah kelembutan pada fillet tersebut. Fillet terdiri dari 3 bagian, yaitu : a. Bagian kepala (head fillet) b. Bagian tengah (midle / heart fillet) c. Bagian ekor (tail fillet) Potongan-potongan Daging dalam Pengolahan: a.) Chateau briand, dipotong dari bagian kepala fillet, berat 200 400 gr dan tebal 2.5 6 cm, dihidangkan untuk 2 3 orang. Urat-urat serta lemak yang berlebihan dibuang dalam jumlah tertentu, akan tetapi melekat pada siert lemak serta memberikan aroma dan kelembutan pada steak ketika dimasak. b.) Tournedos, dipotong dari bagian tengah fillet, berat 180 200 gr dan tebal 2 2.5 cm. Lapisan urat yang berwarna putih seperti lemak terdapat pada fillet dipisahkan, sebelum memotong tournedos. Tournedos yang sudah dipotong diletakkan berdiri (serat daging vertikal), kemudian dipukul pelan dengan cutlet 117

bat sehingga fillet bertambah pendek dan lebar. Ikat tournedos dengan benang untuk menjaga agar bentuk tournedos tetap bulat hingga dimasak. c.) Fillet steak, dipotong dari bagian tengah fillet, beratnya 175 180 gr dn tebal 1.5 2 cm. d.) Minute steak, dipotong dari bagian tengah fillet, beratnya 100 125 gr dan tebal 1 1.5 cm. e.) Breakfast steak, dipotong dari bagian tengah fillet, beratnya 90 100 gr dan tebalnya 0.5 1 cm. f.) Fillet mignon, dipotong dari bagian ekor fillet, beratnya 40 50 gr dan tebalnya 0.5 cm, dihidangkan 4 5 potong untuk satu porsi. g.) Beef stroganoff, dipotong dari bagian ekor fillet, beratnya ± 15 gr dan panjangnya 3 4 cm. h.) Fillet goulash stroganoff, dipotong dadu antara 1 1.5 cm, stroganoff bisa diambil dari bagian trinning. i.) Roast beef, potongan daging utuh diambil dari bagian rump yang diikat rapi untuk dibakar (roasting). j.) Stew, potongan daging bagian rump yang dipotong bentuk kubus ukuran 4 5 cm. k.) Rump steak, dipotong seberat 150 170 gr dan tebal 1 cm. l.) Paillard, potongan daging bagian rump yang diiris tipis seberat 150 170 gr dan tebal 0.5 cm. m.) Paupiette, potongan daging bagian rump yang diiris tipis seberat 150 170 gr dan tebal 0.3 0.5 cm. n.) Rib steak, bagian rib seutuhnya dipotong melintang, termasuk daging dan tulang belakang seberat 205 300 gr dan tebal 2 2.5 cm. o.) Force meat atau minced beef, potongan daging bagian chuck (neck) yang dilumatkan. 118

Latihan soal : 1. Jelaskan pengaruh pakan dan lama penggemukan terhadap produksi dan kualitas karkas yang dihasilkan! 2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas daging pada karkas! 3. Sebutkan potongan-potongan karkas whole sale cut dan retail cut! 4. Apa yang anda ketahui tentang cutability pada karkas! Rangkuman Materi Produk utama ternak potong adalah daging. Daging yang terbentuk pada ternak merupakan hasil dari proses pertumbuhan seekor ternak. Pertumbuhan maksimal merupakan pertambahan berat otot yang disebabkan oleh adanya deposisi lemak intra muskuler. Lemak akan ditimbun selama pertumbuhan dan perkembangan. Karkas merupakan bagian tubuh ternak hasil pemotongan dikurangi kepala, ke empat kaki bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, darah, organ dalam (hati, jantung, paru-paru, limpa, saluran pencernaan + isi dan saluran reproduksi). Ginjal, lemak pelvis, otot diafragma dan ekor sering diikutkan pada karkas. Komposisi karkas pada ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan (baik yang berupa lingkungan fisiologi maupun nutrisi) dan faktor genetik. Pada bobot karkas yang sama, perbedaan genetik mempengaruhi komposisi karkas. 119