BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, banyak ditemukan perubahan-perubahan yang terjadi

PENYIMPANGAN SOSIAL, DAMPAK DAN UPAYA PENCEGAHANNYA

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja adalah masa pencarian nilai-nilai hidup. Dalam situasi demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

Dinamika Pelanggaran Hukum

BAB II LANDASAN TEORI. oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

SMA/MA IPS kelas 10 - SOSIOLOGI IPS BAB 5. PERILAKU MENYIMPANGLATIHAN SOAL BAB 5

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI M E M U T U S K A N :

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Parigi Moutong provinsi Sulawesi Tengah. Terbentuknya kecamatan Taopa

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak termasuk golongan dewasa dan juga bukan golongan anak-anak, tetapi remaja

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

Singgih D. Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa dimana manusia mengalami transisi dari masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB II. kejahatan adalah mencakup kegiatan mencegah sebelum. Perbuatannya yang anak-anak itu lakukan sering tidak disertai pertimbangan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

BAB VI PENYIMPANGAN SOSIAL DAN PENGENDALIAN SOSIAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Jalan, Bagian Jalan, & Pengelompokan Jalan

BAB IV PENUTUP. akhir penulisan hukum ini penulis akan menyampaikan simpulan dan saran.

Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

Perbandingan Penghukuman Terhadap Anak dengan Minimal yang Disebut sebagai Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB II LANDASAN TEORI Remaja, Karakteristik dan Tugas Perkembangannya. adolescence yang diadopsi dari bahasa latin adolescere yang artinya

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

UPAYA GURU PEMBIMBING UNTUK MENCEGAH PERILAKU SISWA MENYIMPANG

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menanggulangi masalah kenakalan remaja disekolah, maka penulis mengambil

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang remaja. Istilah remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat Penduduk. : Andri Sudjiyanto

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 "... yang melindungi

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. kenyamanan dalam rangka menuju masyarakat sejahtera, adil, dan makmur.

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Al Adl, Volume VII Nomor 14, Juli-Desember 2015 ISSN UPAYA DIVERSI DALAM PROSES PERADILAN PIDANA ANAK INDONESIA

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

KASUS PENYIMPANGAN SOSIAL. Dimas Y, Nyalliska W, Priyo Imam, Hilmi A, Fandy A, Prillia N X-8

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB XII PERILAKU MENYIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN OLEH ANAK. Menurut Moeljatno istilah perbuatan pidana menunjuk kepada makna

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian serta dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai komunitas anak nakal yang ada Di Desa Terbanggi Besar Yaitu : a. Profil Komunitas Anak Nakal Komunitas anak nakal yang ada Di Desa Terbanggi Besar merupakan sekumpulan anak-anak remaja yang berusia 15-20 tahun yang pada umumnya tidak bersekolah lagi dan memiliki latar belakang ekonomi keluarga yang rendah. Komunitas anak nakal tersebut menurut para informan adalah anak-anak yang sering kali melakukan aksi kejahatan yang melanggar hukum, tak jarang dari aksi menyimpang mereka tersebut sering memakan korban dan membuat mereka berkonflik dengan hukum. b. Bentuk Komunitas Anak Nakal Bentuk komunitas anak nakal yang didesa terbanggi besar yang merupakan kelompok kriminalitas yang sering melakukan aksi kejahatan dengan berbagai modus, sejalan dengan pendapat Jensen (Sarwono, 1994) dikategorikan 4 bentuk kenakalan remaja, yaitu: 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, dan pembunuhan.

101 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: Pengerusakan, pencurian, pencopetan, dan pemerasan 3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, dan hubungan seks sebelum nikah 4. Kenakalan melawan status: membolos sekolah, minggat dari rumah atau melawan perintah orangtua. a. Upaya dan Treatment Yang Dilakukan Untuk Mencegah Kenakalan Remaja Berdasarkan hasil wawancara dan observasi,adapun faktor yang mempengaruhi komunitas anak-anak yang ada di Terbanggi melakukan tindak kriminalitas adalah sebagai berikut: Adapun upaya dan treatment yang dilakukan oleh porang tua dan masyarakat yang memiliki pengaruh pada komunitas anak nakal adalah sebagai berikut: Upaya dan treament yang dilakukan oleh orang tua : 1. Memberikan pendidikan formal dengan menyekolahkan anak disekolah yang baik dalam proses pembentukan karakter anak diluar dari pendidikan yang didapat dari keluarga. 2. Memberikan pendidikan spiritual atau keagamaan serta pendidikan mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. 3. Meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan memberikan kebutuhan yang cukup bagi anak-anak. 4. Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak sehingga merasa dekat dan nyaman dengan keluarga.

102 5. Mengajarkan bagaimana cara bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. 6. Mengenalkan pada anak tentang kegiatan-kegiatan yang positif yang dapat memberikan manfaat untuk hidup mereka. Upaya masyarakat setempat dalam mencegah kenakalan anak remaja 1. Mendirikan suatu organisasi atau wadah sebagai tempat menampung aspirasi anak-anak remaja tersebut serta dapat membantu mereka bagaimana bermasyarakat dikehidupan social. 2. Mengadakan kegiatan yang dapat memberikan manfat positif bagi anan-anak remaja dengan memberi mereka peranan yang sesuai dengan kemampuan dan karakter mereka. 3. Pemberian peranan sosial terhadap anak-anak remaja tersebut dikehidupan bermasyarakat juga dapat membantu agar anak-anak remaja tersebut tidak merasa dikecilkan dan termarjinalisasikan oleh orang dewasa. 4. Mengadakan pertemuan rutin dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan mengenai perilaku menyimpang dan bagaimana cara mengantisipasi agar tidak terjerumus didalamnya. 5. Mengajak anak-anak remaja tersebut untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatankegiatan sosial seperti menggalang dana yang legal serta memberikan barangbarang yang tidak terpakai untuk disumbangkan kepanti-panti sosial atau orang yang tidak mampu. 6. Menyediakan tempat untuk mengasah kemampuan dan keahlian anak-anak remaja tersebut agar bisa menjadi modal mereka dalam mencari pekerjaan

103 yang sesuai dengan keahloan mereka tersebut, dan tentunya harus mendapat dukungan dan bantuan dari masyarakat dan pemerintah setempat. 7. Mendirikan panti rehabilitasi bagi anak-anak remaja yang pernah berkonflik dengan hukum atau yang pernah melakukan tindak kriminalitas dengan membantu mereka agar tidak melakukan hal yang serupa dikemudian hari dan dapat menjadi seorang anak remaja yang tumbuh dengan normal. b. Faktor-faktor Penyebab Anak Menjadi Nakal 1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna 2. Penerapan nilai dan norma yang salah dan terlambat pada anak,sehingga menghasilkan perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilainilai yang berlaku dalam masyarakat dan melanggar hukum. 3. Kurang dan rendahnya pendidikan pada anak-anak, karena selain pendidikan yang didapat dirumah anak juga perlu mendapatkan pendidikan disekolah, berbeda dengan anak-anak nakal yang ada diterbanggi yang tidak bersekolah lantaran tidak memiliki keinginan untuk bersekolah hal itulah yang menjadikan mereka berprilaku menyimpang. 4. Keadaan ekonomi orang tua yang rendah dan kurang mampu, membuat anakanak nakal tersebut mencari sesuatu dengan cara yang melanggar hukum dan menyimpang. 5. Pengaruh penyalahgunaan narkoba,penggunaan narkoba pada anak-anak remaja ini menjadikan mereka candu sehingga anak-anak yang tidak sekolah dan tidak bekerja itu terpaksa melakukan aksi kejahatan untuk mendapatkan uang dan membeli barang tersebut.

104 6. Sifat pemalas dan tidak adanya keinginan untuk bekerja,sehingga anak-anak nakal tersebut lebih memilih menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan termasuk melakukan aksi kejahatan yang melanggar hukum. 7. Faktor yang terakhir adalah pengaruh buruk dari teman sepermainan yang mengajak anak-anak lain untuk melakukan hal-hal yang aturan dan norma yang ada dan menjadi terumus. c. Sanksi Sosial Dan Sanksi Hukum Yang Diterima Oleh Anak Nakal Sanksi Sosial Adapun sanksi sosial yang mereka terima dari masyarakat setempat yaitu: 1. Dikucilkan dan diabaikan oleh masyarakat di lingkungan sekitar mereka. 2. Penilaian dan pandangan negatif masyarakat terahadap anak-anak nakal tersebut membuat masyarakat setempat membatasi bahkan tidak mengizinkan anak-anak mereka bergaul atau berteman dengan anak-anak nakal tersebut dengan alasan agar tidak terpengaruh. 3. Pemblacklist-an atau penolakan dari struktur adat dan mengharuskan mereka untuk memperbaiki keberadaannya di adat tersebut dengan hukuman atau denda yang telah ditetapkan, jika mereka telah memiliki keanggotaan di dalam adat. 4. Tidak diberikan peranan dalam struktur organisasi yang ada di desa tersebut seperti karang taruna, organisasi islam masjid dal lain-lain, dengan alasan tidak dapat memberikan contoh dan pembelajaran yang baik terhadap rekannya.

105 5. Tidak di ikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di desa mereka karena imets anak nakal membuat masyarakat ragu memberikan tanggung jawab kepada mereka. Sanksi Hukum Menurut UU Tentang Pengadilan Anak 1997 BAB III Pidana Dan Tindakan : Anak-anak remaja yang tergabung dalam komunitas anak nakal yang melakukan tindak kriminalitas dapat dikenakan, Pasal 22, terhadap anak nakal dapat dijatuhkan pidana atau tindakan yang ditentukan dalam undang-undang ini. Pasal 23, ayat 1, pidana yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah pidana pokok dan pidana tambahan, ayat 2, pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal ialah: a.pidana penjara; b. pidana kurungan; c. pidana denda; atau d. pidana pengawasan. Ayat 3, selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terhadap anak nakal dapat juga dijatuhkan pidana tambahan, berupa perampasan barang-barang tertentu dan atau pembayaran ganti rugi. Ayat 4, ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembayaran ganti rugi diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Mengenai sanksi yang dijatuhkan pada para pelaku yang melakukan tindak kriminalitas yang umumya dilakukan oleh anak-anak remaja dikomunitas anak nakal didesa terbanggi besar,informan yang merupakan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap keberadaan komunitas anak nakal itu selain dari pihak kepolisian menagatakan bahwa sanksi yang diterima oleh anak-anak pelaku kejahatan tersebut khususnya untuk sanksi sosial,informan-informan yang juga

106 perwakilan dari masyrakat,pemuda,dan tokoh adat,perlu mengadakan musyawarah untuk menemui kesepakatan walaupun beberapa dari penerapan sanksi sosial telah mereka rencanakan. Dalam penelitian ini peneliti megkaitkan hasil yang didapat dari wawancara dan observasi mengenai faktor yang mempengaruhi kenakalan komunitas anak diterbanggi dengan teori sosiologi yaitu, teori struktural fungsional yang menitikberatkan bahwa sesungguhnya bahwa manusia yang tidak memahami (lewat proses internalisasi dan sosialisasi) mengenai tujuan hidup yang disetujui oleh masyarakat maka akan memungkinkan timbulnya kecenderungankecenderungan manusia tersebut untuk berprilaku menyimpang atau anomie. Seseorang yang mengalami anomie (ketidaksesuain antara tujuan dengan alat maupun cara yang digunakan) biasanya akan mencari jalan alternatif yang negative serta bertindak melanggar nilai-nilai sosial yang berlaku dalam kehidupan sosial. Kenakalan yang dilakukkan oleh komunitas anak nakal ini sangat sulit untuk diminimalisir dan ditekan, karena semakin banyaknya kritikan dan cibiran yang mereka terima menjadikan mereka semakin liar dan brutal sehingga bukannya perubahan yang baik yang timbul melainkan penyimpangan yang lebih serta dapat menimbulkan kerugian materiil dan kesengsaraan batin baik pada para pelaku sendiri maupun pada para korban, penjelasan diatas sejalan dengan Teori labeling yang dikemukakan oleh Edwin H. Lemert,dimana teori ini meyebutkan bahwa perilaku menyimpang lahir karena adanya batasan (cap,julukan,sebutan) atas suatu perbuatan yang disebut menyimpang. Bila kita member cap pada sesorang

107 yang menyimpang, maka cap tersebut akan mendorong orang itu berprilaku yang menyimpang. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian,peneliti memberikan saran kepada semua pihak yang bersangkutan dan berpengaruh terhadap keberadaan komunitas anak nakal dan aksi kriminalitas agar bekerja sama dengan baik dalam penanganan dan tindak lanjut terhadap anak-anak anak yang melanggar hukum tanpa pandang bulu. Diharapakan juga kepada orang tuanya yang mersa anaknya berprilaku menyimpang untuk lebih menerima keadaan dan terbuka jika anak-anak mereka melakukan pelanggaran hukum tanpa harus melakukan hal-hal tidak sewajarnya, selaku orang tua yang baik seharusnya bisa menerima memahami makna pengendalian sosial dari prilaku menyimpang yang anak-anaknya karena dengan adanya pengendalian sosial yang melibatkan pihak yang berwajib dapat memberikan efek jera kepada anak untuk tidak melakukan aksi kejahatan lagi didesa terbanggi besar. Saran untuk pihak kepolisian agar dapat lebih berani dan tegas dalam melakukan penggerebekan dan penangkapa pelaku kejahatan didesa terbanggi besar dengan membawa personel yang cukup dalam melakukan penangkapan, tunjukan jika anggota polisi tidak takut dalam menegakan kebenaran dan memberantas aksi kriminalitas. Untuk sebagian masyarakat desa terbanggi besar yang masih belum bisa bersifat terbuka dengan keberadaan komunitas anak nakal yang ada,agar bisa bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam menegakkan kebenaran dan memberantas aksi

108 kriminalitas agar tercipta kawasan desa terbanggi besar yang kondusif dan aman adri kejahatan serta menjaga nama baik kampung kita tercinta yang sebelumnya menjadi sorotan masyarakat luar sebagai kampung yang rawan kriminalitas. Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian banyak memiliki kekurangan,maka peneliti mengharapkan masukan demi kebaikan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. Kepada pihak yang khususnya sebagian masyarakat kampung terbanggi yang sempat tidak menerima dengan adanya penelitian yang peneliti lakukan dengan sangat tanpa mengurangi rasa hormat peneliti meminta maaf,karena penelitian ini dilakukan buka untu membuka iaib atau mejelekan nama abik kampung terbanggi yang sempat mencuat akan tetapi penelitian ini diharapkan bisa menjadi awal dalm menjadikan kampung terbanggi sebagi kampung yang kondusif dan aman dari ancaman kejahatan yang selam ini terjadi,peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada masyaraka yang telah membantu dan memahami tujuan diadakannya penelitian ini.