MATRIKS PENYEMPURNAAN STATISTIK EKONOMI DAN KEUANGAN INDONESIA (SEKI) - Bab V

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD) 2014*

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

TABEL 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA RINGKASAN (Juta USD)

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

S e p t e m b e r

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

S e p t e m b e r

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

S e p t e m b e r

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Bank Indonesia. Jakarta DEFINISI DATA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan cara ekspor dan impor, franchising, maupun membangun kantor

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/2/PBI/2002 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA PERUSAHAAN BUKAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2017

Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010). Pada akhir tahun 1994, IHSG. mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada bulan Oktober 2012 IHSG


EKONOMI INTERNASIONAL NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1 / 9 /PBI/1999 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

Agustus 2013 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Triwulan IV 2016

BAB VII Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan I 2016

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

Perekonomian Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data tabel FSNSE pada tahun Jenis data

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 13/ 15 /PBI/2011 TENTANG PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA LEMBAGA BUKAN BANK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

Materi Minggu 9. Neraca Pembayaran Internasional

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2016

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

PEMANTAUAN KEGIATAN LALU LINTAS DEVISA BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

Wednesday, November 16, 2011 IPS SMP. S. Efiaty, S.Pd. SMP Negeri 5 Yogyakarta S. Efiaty, S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Universitas Bina Darma

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

NERACA PEMBAYARAN. Oleh : Bambang Haryadi - FE UKP

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA. Realisasi Triwulan II 2017

DAFTAR ISI STATISTIK EKONOMI KEUANGAN INDONESIA KATA PENGANTAR TABEL-TABEL

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana bagi pendanaan usaha dan sebagai sarana bagi pendanaan perusahaan untuk

KEBIJAKAN SELAMA PERIODE

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

30 September 31 Desember Catatan

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

Transkripsi:

Judul Tabel pada V NERACA PEMBAYARAN 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA : RINGKASAN V.1 V.1 Perubahan klasifikasi pada neraca Barang menjadi "Barang Dagangan Umum" (Nonmigas dan Migas) dan "Barang Lainnya". Reklasifikasi komponen "Barang untuk diolah" dan "Barang untuk diperbaiki" dari neraca Barang ke Jasa. Reklasifikasi komponen "Merchanting" dari neraca Jasa ke Barang. Reklasifikasi komponen "FISIM" dari neraca Pendapatan ke Jasa. Perubahan nama neraca "Pendapatan" dan "Transfer Berjalan" menjadi "Pendapatan Primer" dan "Pendapatan Sekunder". Penyajian "Transaksi Modal" secara gross (penerimaan dan pembayaran). Penyajian komponen "Investasi Langsung" yang semula berdasarkan arah investasi (directional principle) menjadi berdasarkan prinsip aset dan kewajiban. Penyajian komponen "Derivatif Finansial" di Transaksi Finansial sebagai komponen tersendiri. Penyesuaian klasifikasi komponen "Cadangan Devisa dan yang terkait". 2 TRANSAKSI BERJALAN : BARANG V.2 V.2 Perubahan klasifikasi komponen pada neraca Barang menjadi "Barang Dagangan Umum" (Nonmigas, Minyak, dan Gas) dan "Barang Lainnya". Reklasifikasi komponen "Barang untuk diolah" dan "Barang untuk diperbaiki" dari neraca Barang ke Jasa. Reklasifikasi komponen "Merchanting" dari neraca Jasa ke Barang. Lainnya". Penambahan memorandum nomimal transaksi ekspor impor (Nonmigas dan Migas). 3 TRANSAKSI BERJALAN : JASA-JASA V.3 V.3 Perubahan klasifikasi pada neraca Jasa dari 11 komponen menjadi 12 komponen. Reklasifikasi komponen "Barang untuk diolah" dan "Barang untuk diperbaiki" dari neraca Barang ke Jasa serta diubah namanya menjadi "Jasa manufaktur" dan "Jasa pemeliharaan dan perbaikan". Reklasifikasi komponen "Merchanting" dari neraca Jasa (Jasa bisnis lainnya) ke Barang. Perubahan nama komponen "Jasa asuransi" dan "Royalti dan imbalan lisensi" menjadi "Jasa asuransi dan dana pensiun" dan "Biaya penggunaan kekayaan intelektual".

Judul Tabel pada Penggabungan komponen "Jasa komunikasi" dan "Jasa komputer dan informasi" menjadi "Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi". Reklasifikasi komponen "FISIM" dari neraca Pendapatan ke Jasa (Jasa Keuangan). 4 TRANSAKSI BERJALAN : PENDAPATAN V.4 V.4 Perubahan judul tabel menjadi "TRANSAKSI BERJALAN : PENDAPATAN PRIMER" Perubahan nama pada neraca "Pendapatan" menjadi "Pendapatan Primer". Reklasifikasi komponen "FISIM" dari neraca Pendapatan (Pendapatan investasi lainnya) ke Jasa. Perubahan nama komponen "Pendapatan ekuitas" menjadi "Pendapatan modal ekuitas". 5 TRANSAKSI BERJALAN : TRANSFER BERJALAN V.5 V.5 Perubahan judul tabel menjadi "TRANSAKSI BERJALAN : PENDAPATAN SEKUNDER". Perubahan nama pada neraca "Transfer Berjalan" menjadi "Pendapatan Sekunder". Perubahan nama komponen "Remitansi tenaga kerja" menjadi "Transfer personal". 6 TRANSAKSI FINANSIAL : INVESTASI LANGSUNG V.6 V.6 Penyajian komponen "Investasi Langsung" yang semula berdasarkan arah investasi (directional principle) menjadi berdasarkan prinsip aset dan kewajiban. Perubahan nama komponen "Modal ekuitas dan laba ditanam kembali" dan "Modal lainnya" menjadi "Modal ekuitas" dan "Instrumen utang". Penambahan memorandum penyajian komponen "Investasi Langsung" berdasarkan arah investasi (directional principle). 7 TRANSAKSI FINANSIAL : INVESTASI PORTFOLIO V.7 V.7 Perubahan nama komponen "Saham" menjadi "Modal ekuitas". Penghapusan detail komponen "Aset-Sektor swasta- Surat utang". Perubahan nama komponen "Otoritas moneter" menjadi "Bank sentral". Penyajian komponen "Kewajiban-Sektor publik-surat utang -Pemerintah" yang semula berdasarkan valuta menjadi berdasarkan maturity. Penyajian komponen "Kewajiban-Sektor swasta-surat Utang" yang semula berdasarkan instrumen menjadi berdasarkan maturity. Penambahan memorandum penyajian komponen "Kewajiban-Sektor publik-surat utang-pemerintah" berdasarkan valuta. 8 TRANSAKSI FINANSIAL : INVESTASI LAINNYA V.8 V.8 Perubahan klasifikasi komponen "Aset-Sektor swasta" dari semula 3 komponen menjadi 4 komponen, yaitu dengan penyajian komponen "Piutang dagang dan uang muka" sebagai komponen tersendiri. Perubahan klasifikasi komponen "Kewajiban-Sektor publik" dari semula 2 komponen menjadi 3 komponen, yaitu dengan penyajian komponen "Uang dan Simpanan" sebagai komponen tersendiri.

Judul Tabel pada Perubahan nama komponen "Otoritas moneter" menjadi "Bank sentral". Perubahan urutan klasifikasi serta penyesuaian nama pada komponen "Kewajiban-Sektor swasta". Perubahan nama komponen "Utang dagang" menjadi "Utang dagang dan uang muka" pada komponen "Kewajiban-Sektor swasta". 9 POSISI CADANGAN DEVISA V.9 V.9 Perubahan klasifikasi komponen Cadangan Devisa. 10 NILAI EKSPOR MENURUT KOMODITI V.10 V.10 Perubahan judul tabel menjadi "NILAI EKSPOR MENURUT KOMODITAS". Perubahan klasifikasi pada neraca Barang menjadi "Barang Dagangan Umum" (Hasil pertanian, Hasil manufaktur, Hasil pertambangan, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya". Lainnya". Perubahan nama komponen "Produk manufaktur lainnya" menjadi "Hasil manufaktur lainnya". 11 NILAI EKSPOR MENURUT NEGARA TUJUAN V.11 V.11 12 NILAI EKSPOR MENURUT JENIS VALUTA V.12 V.12 Penyesuaian valuta utama yang ditampilkan. 13 NILAI EKSPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITI V.13 V.13 Perubahan judul tabel menjadi "NILAI EKSPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITAS". Perubahan klasifikasi pada neraca Barang menjadi "Barang Dagangan Umum" (Hasil pertanian, Hasil industri, Hasil pertambangan, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya".

Judul Tabel pada Lainnya" serta komoditas "Emas batangan" dihapus dari Hasil Industri. 14 VOLUME EKSPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITI V.14 V.14 Perubahan judul tabel menjadi "VOLUME EKSPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITAS". Perubahan klasifikasi pada neraca Barang menjadi "Barang Dagangan Umum" (Hasil pertanian, Hasil manufaktur, Hasil pertambangan, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya". Lainnya" serta komoditas "Emas batangan" dihapus dari Hasil Industri. 15 NILAI EKSPOR NONMIGAS MENURUT NEGARA TUJUAN V.15 V.15 16 NILAI EKSPOR NONMIGAS MENURUT JENIS VALUTA V.16 V.16 Penyesuaian valuta utama yang ditampilkan. 17 NILAI EKSPOR MIGAS MENURUT NEGARA TUJUAN V.17 V.17 18 NILAI EKSPOR MIGAS MENURUT JENIS VALUTA V.18 V.18

Judul Tabel pada 19 IMPOR BARANG MENURUT KATEGORI EKONOMI V.19 V.19 Perubahan klasifikasi komponen "Barang" menjadi "Barang Dagangan Umum" (Barang konsumsi, Bahan baku dan bahan penolong, Barang modal, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya". Lainnya". 20 NILAI IMPOR MENURUT NEGARA ASAL V.20 V.20 Penyesuaian cakupan komponen "Impor yang tidak 21 NILAI IMPOR MENURUT JENIS VALUTA V.21 V.21 Penyesuaian valuta utama yang ditampilkan. Penyesuaian cakupan komponen "Impor yang tidak 22 NILAI IMPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITI V.22 V.22 Perubahan judul tabel menjadi "NILAI IMPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITAS". Perubahan klasifikasi komponen "Barang" menjadi "Barang Dagangan Umum" (Hasil pertanian, Hasil industri, Hasil pertambangan, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya". Lainnya" serta komoditas "Emas batangan" dihapus. 23 VOLUME IMPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITI V.23 V.23 Perubahan judul tabel menjadi "VOLUME IMPOR NONMIGAS MENURUT KOMODITAS".

Judul Tabel pada Perubahan klasifikasi komponen "Barang" menjadi "Barang Dagangan Umum" (Hasil pertanian, Hasil industri, Hasil pertambangan, dan Barang dagangan lainnya) dan "Barang Lainnya". Lainnya" serta komoditas "Emas batangan" dihapus. 24 NILAI IMPOR NONMIGAS MENURUT NEGARA ASAL V.24 V.24 Penyesuaian cakupan komponen "Impor yang tidak 25 NILAI IMPOR NONMIGAS MENURUT JENIS VALUTA V.25 V.25 Penyesuaian valuta utama yang ditampilkan. Penyesuaian cakupan komponen "Impor yang tidak 26 NILAI IMPOR MIGAS MENURUT NEGARA ASAL V.26 V.26 27 NILAI IMPOR MIGAS MENURUT JENIS VALUTA V.27 V.27 28 JUMLAH PELAWAT MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK V.28 V.28 Perubahan pintu masuk "Polonia" dan "Selaparang" menjadi "Kuala Namu" dan "Lombok". Penambahan catatan mengenai perubahan kedua pintu masuk di 29 JUMLAH PELAWAT NASIONAL MENURUT PINTU KELUAR V.29 V.29 Perubahan pintu keluar "Polonia" dan "Selaparang" menjadi "Kuala Namu" dan "Lombok". Penambahan catatan mengenai perubahan kedua pintu keluar di 30 JUMLAH TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) MENURUT NEGARA PENEMPATAN V.30 V.30 Pemisahan kelompok negara "Timur Tengah dan Afrika" menjadi "Timur Tengah" dan "Afrika". Komponen "Jumlah TKI" dipindahkan ke baris paling bawah.

Judul Tabel pada 31 REMITANSI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) MENURUT NEGARA PENEMPATAN V.31 V.31 Pemisahan kelompok negara "Timur Tengah dan Afrika" menjadi "Timur Tengah" dan "Afrika". Komponen "Jumlah Remitansi TKI" dipindahkan ke baris paling bawah. 32 REMITANSI TENAGA KERJA ASING (TKA) MENURUT NEGARA ASAL V.32 V.32 Komponen "Jumlah Remitansi TKA" dipindahkan ke baris paling bawah. 33 INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL V.33 V.33 Pemindahan "Bermuda", "Greenland", dan "Saint Pierre & Miquelon" ke kelompok negara "Amerika Utara" serta penambahan penjelasan di Pemindahan "Kepulauan Cayman" ke kelompok negara "Amerika Tengah dan Selatan". 34 ALIRAN MODAL SAHAM DALAM INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL V.34 V.34 Digabung dengan tabel V.35 sehingga judulnya menjadi "ALIRAN MODAL SAHAM DAN MODAL DITANAM KEMBALI DALAM INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL". Pemindahan "Bermuda", "Greenland", dan "Saint Pierre & Miquelon" ke kelompok negara "Amerika Utara" serta penambahan penjelasan di Pemindahan "Kepulauan Cayman" ke kelompok negara "Amerika Tengah dan Selatan". 35 ALIRAN MODAL DITANAM KEMBALI DALAM INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL V.35 V.34 Digabung dengan tabel V.35 sehingga judulnya menjadi "ALIRAN MODAL SAHAM DAN MODAL DITANAM KEMBALI DALAM INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL". 36 ALIRAN MODAL LAINNYA DALAM INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT NEGARA ASAL V.36 V.35 Perubahan nomor tabel dari V.36 menjadi V.35. 37 ALIRAN INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT SEKTOR EKONOMI Pemindahan "Bermuda", "Greenland", dan "Saint Pierre & Miquelon" ke kelompok negara "Amerika Utara" serta penambahan penjelasan di Pemindahan "Kepulauan Cayman" ke kelompok negara "Amerika Tengah dan Selatan". V.37 V.36 Perubahan nomor tabel dari V.37 menjadi V.36.

Judul Tabel pada Penghapusan catatan terkait sektor migas yang kemudian akan dijelaskan di metadata. 38 39 ALIRAN INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT SEKTOR EKONOMI DAN NEGARA ASAL ALIRAN INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA MENURUT SEKTOR EKONOMI DAN NEGARA ASEAN V.38 V.37 Perubahan nomor tabel dari V.38 menjadi V.37. Penambahan keterangan "a.l. / antara lain" pada komponen negara "Amerika Serikat" dan "Australia". Penghapusan catatan penjelasan negara-negara yang tergabung V.39 V.38 Perubahan nomor tabel dari V.39 menjadi V.38. 40 POSISI INVESTASI INTERNASIONAL INDONESIA V.40 V.39 Perubahan nomor tabel dari V.40 menjadi V.39. Mulai publikasi Q2-2014, data IIP dipublikasikan secara triwulanan. Penyajian komponen "Investasi Langsung" yang semula berdasarkan arah investasi (directional principle) menjadi berdasarkan prinsip aset dan kewajiban. Perubahan nama komponen "Modal saham dan laba ditanam kembali" dan "Modal lainnya" menjadi "Modal ekuitas" dan "Instrumen utang". Perubahan nama komponen "Saham" menjadi "Modal ekuitas". Perubahan nama komponen "Piutang Dagang" dan "Utang Dagang" menjadi "Piutang Dagang dan Uang Muka" dan "Utang Dagang dan Uang Muka". Perubahan klasifikasi komponen Cadangan Devisa. Penambahan memorandum penyajian komponen "Investasi Langsung" berdasarkan arah investasi (directional principle). 41 KURS TENGAH BEBERAPA MATA UANG UTAMA TERHADAP RUPIAH DI BANK INDONESIA V.41 V.40 Perubahan nomor tabel dari V.41 menjadi V.40. Tidak ada perubahan isi. 42 INDEKS NILAI TUKAR NOMINAL RUPIAH TERHADAP MATA UANG MITRA DAGANG UTAMA V.42 V.41 Perubahan nomor tabel dari V.42 menjadi V.41. Tidak ada perubahan isi.