LATAR BELAKANG PESERTA JADWAL DAN LOKASI PELAKSANAAN. Lampiran Surat Nomor : Tanggal :

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Pantai Utara Jakarta dalam Review Perpres 54/2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur

Intisari Laporan Penelitian Keadilan Sosial di Pesisir

Jakarta Bay research by SOMO, Both ENDS, and TNI. Presentation by Maarten Bakker, freelance researcher at SOMO

Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Progres Pembangunan Tanggul Pantai Jakarta Tahap 2 Sudah 56,14 Persen

Pengembangan Pantura Jakar ta

Ringkasan Eksekutif Program PTPIN

PENGEMBANGAN TERPADU PESISIR IBUKOTA NEGARA

Atasi Laju Penurunan Permukaan Tanah DKI Jakarta, Kementerian PUPR Siapkan Langkah Quick Wins Komprehensif

INTEGRASI REKOMENDASI KLHS DALAM RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sistem polder Pluit yang pernah mengalami banjir pada tahun 2002.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

PENGEMBANGAN TERPADU PESISIR IBUKOTA NEGARA (PTPIN)

PENANGGULANGAN BANJIR ROB PANTAI UTARA DKI JAKARTA (PEMBANGUNAN TANGGUL LAUT TAHAP A)

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. prioritas utama dalam pemenuhannya. Seiring dengan perkembangan jaman dan

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

Reklamasi 17 Pulau dan GSW akan Memperparah Ancaman Banjir! Bukan Solusi Penurunan Tanah Jakarta

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

Penanganan Banjir Jabodetabek (Belajar dari Pengalaman Banjir Missisippi Tahun 1993) Rabu, 09 Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

Tata Wilayah dan Kota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVIEW PERPRES 54/2008

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR. Cut Azizah Dosen Teknik Sipil Fakultas TekikUniversitas Almuslim ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. Hormat kami. Tim penyusun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 /PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

Rencana Strategis (RENSTRA)

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Risiko Pusat Perubahan

Rencana Strategis

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

DAFTAR ISI TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUBSTANSI DALAM PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 1. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1

I. Permasalahan yang Dihadapi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RISALAH HASIL PELAKSANAAN PAPARAN PUBLIK 2018 PT JABABEKA TBK

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

4/12/2009. Water Related Problems?

PERUBAHAN PERATURAN MENTERI PU NOMOR: 03/PRT/M/2010 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PU

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYIAPAN DOKUMEN PROYEK INVESTASI PENYELENGGARAAN MONOREL DI PULAU BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Air dan sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia dengan total

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV

Transkripsi:

Lampiran Surat Nomor : Tanggal : LATAR BELAKANG Sehubungan dengan pelaksanaan studi Master Plan Program NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), salah satu aspek penting yang perlu dilakukan adalah transfer of knowledge dari keseluruhan proses yang dilakukan dalam penyusunan Master Plan tersebut. Oleh karena itu sesuai SK Menko Perekonomian No. KEP-60/M.EKON/08/2012 tentang Tim Koordinasi Persiapan Pembangunan Jakarta Coastal Development akan dilaksanakan sesi transfer of knowledge secara intensif bagi para pejabat/staf Kementerian/Lembaga/Pemda. Sesi transfer of knowledge ini diharapkan agar para pejabat/staf dapat memahami substansi dan mereplikasi pendekatan yang digunakan dalam pembuatan Master Plan NCICD untuk diterapkan ke daerah lain di Indonesia yang mempunyai permasalahan yang sama seperti di Jakarta dan sekaligus untuk menyiapkan kegiatan dan anggaran di instansi masing-masing terkait penerapan program NCICD. PESERTA Seminar ini dihadiri oleh para pejabat/staf dari Kementerian/Lembaga/Pemda yang tercantum di daftar undangan sesi transfer of knowledge. JADWAL DAN LOKASI PELAKSANAAN Pelaksanaan transfer of knowledge ini akan dilakukan dalam 3 sesi, sesi pertama tanggal 1-4 Juli 2014, sesi kedua tanggal 18-19 Agustus 2014, dan sesi ketiga tanggal 26-29 Agustus 2014. Transfer of Knowledge akan dilakukan di Ruang Pertemuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di Bandung dan di kantor NCICD di Jalan Kebon Jeruk Kav. 75 Jakarta.

PEMBAHASAN - LATAR BELAKANG PROGRAM NCICD Latar belakang Program NCICD adalah banyaknya permasalahan-permasalahan yang terjadi di Ibukota DKI Jakarta, dimana beberapa permasalahan yang melatarbelakangi program ini antara lain: 1. Banjir Permasalahan banjir telah dihadapi oleh DKI Jakarta sejak 400 tahun yang lalu. Banjir pada saat ini disebabkan oleh 2 (dua) hal, yakni banjir karena air hujan dan banjir karena air laut. Ke depannya banjir di Jakarta diperkirakan akan meningkat, hal ini dikarenakan oleh a. Penurunan muka tanah (7,5 cm/tahun) b. Peningkatan ketinggian air laut (8 mm/tahun) c. Perubahan iklim 2. Kepadatan Penduduk meningkat akibat Urbanisasi Populasi DKI Jakarta pada tahun 2000 sebesar 20 juta penduduk dan pada tahun 2030 diperkirakan meningkat menjadi 30 juta penduduk. Hal ini menyebabkan tidak adanya lahan untuk daerah resapan air. 3. Penurunan muka tanah (Land Subsidence) Penurunan muka tanah sebagian besar disebabkan oleh terjadinya ekstraksi air tanah besar-besaran di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Peta penurunan muka tanah di beberapa daerah di Jakarta antara tahun 1974 2010 dapat dilihat pada gambar berikut Jika kecepatan penurunan muka tanah pertahun dianggap sama, maka pada tahun 2100 Jakarta diperkirakan akan makin tenggelam sebesar 5-6 meter, tetapi jika penggunaan air tanah dapat dihentikan pada tahun 2020 penurunan muka tanah di Jakarta dapat ditahan di 1,5-2 meter. 4. Kemacetan 5. Kualitas Perumahan yang kurang baik 6. Kurangnya persediaan air bersih 7. Kualitas air yang buruk 8. Pengembangan water front yang kurang maksimal - SEJARAH PROGRAM NCICD Program NCICD awalnya bernama JCDS (Jakarta Coastal Development Strategy). Proyek JCDS (2007 2011) Dimulai sejak terjadinya banjir besar yang terjadi di DKI Jakarta pada tahun 2007 Menghasilkan 3 (tiga) skenario Tahap 1 (selesai tahun 2015) Tahap 2 (selesai antara tahun 2020/5) Tahap 3 (selesai antara tahun 2025/35) Tidak satupun dari ketiga skenario disetujui. Yang disetujui adalah pendekatan terintegrasi dengan pengembangan daerah perkotaan (NCICD). Pada Februari 2013 JCDS berubah menjadi NCICD (National Capital Integrated Coastal Development)

- MASTER PLAN NCICD NCICD terselenggara atas kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Belanda. Master plan NCICD mencakup A. Desain teknis dan desain perkotaan B. Perhitungan cost-benefit C. Business cases D. Kajian Lingkungan Hidup Strategis E. Strategi Implementasi NCICD menggunakan pendekatan terintegrasi yang meliputi Tujuan Utama NCICD adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang kepada Jakarta terhadap ancaman banjir yang berasal dari sistem perairan (laut dan sungai yang berada di fokus area) dan memfasilitasi pengembangan sosio-ekonomi dari Ibukota Negara Indonesia. - Penanganan banjir jangka pendek - Pembangunan terintegrasi jangka panjang A. Penanganan banjir jangka pendek Inti dari penanganan banjir jangka pendek ini adalah dengan memperkuat tanggul-tanggul yang telah ada. B. Pembangunan terintegrasi jangka panjang

Terdapat 3 (tiga) opsi yang tersedia, diantaranya 1. Mengosongkan Jakarta bagian utara - Memindahkan 4juta penduduk - Kerugian ekonomi sebesar 200 miliar dollar - 1,5 juta pekerja terancam 2. Membangun tanggul didalam kota - Banyak tanggul-tanggul tinggi di dalam kota - Ketinggian tanggul 5 meter di sekitar pantai - Membutuhkan stasiun-stasiun pompa yang besar - Membutuhkan waduk-waduk besar di dalam kota (diperkirakan membutuhkan waduk penahan air sebesar 50 100 km 2 (jika pompa yang digunakan sebesar 500 m 3 /s) 3. Membangun tanggul di lepas pantai dengan menggunakan tanggul yang besar - Sungai akan mengalir secara gravitasi - Ketinggian air di dalam waduk terjaga - Dibutuhkan retensi yang tidak terlalu besar di dalam kota - Pentingnya dibutuhkan perbaikan kualitas air Model Final NCICD Alternatif model: A. Hanya membuat tanggul lepas pantai B. Dikombinasikan dengan reklamasi lahan - Project Engineering saja - Integrasi proteksi banjir dan pengembangan kota - Hanya proteksi banjir, penambahan - Penambahan nilai sosio-ekonomi Nilai sosio-ekonomi terbatas - Opsi-opsi pembiayaan - Resiko tidak terlalu bervariasi - Resiko bervariasi Elemen kunci NCICD: - Sebagai pengaman banjir - Menyediakan tempat penampung air lepas pantai sebesar 7500 Ha - Dapat dikombinasikan dengan reklamasi lahan

- Kawasan pusat bisnis baru - Melengkapi jalur transportasi yang belum ada - Pemandangan kawasan pelabuhan yang spektakular Komponen-komponen dari rencana NCICD Terdapat 3 opsi dalam reklamasi lahan di program NCICD - 4000 Ha perkembangan cepat - 3150 Ha didorong pasar real estate - 1250 Ha Mengoptimalkan bisnis, kemungkinan ekspansi di masa depan - ASPEK MANAJEMEN NCICD Terdapat 5 konsep manajemen yang akan digunakan, yakni a. Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi (Integrated Water Resources Management) b. Manajemen Zona Pantai Terintegrasi (Integrated Coastal Zone Management) c. Manajemen Daerah Aliran Sungai (river basin management) d. Manajemen Tata Air (water governance management) e. Manajemen Keamanan Air (water security management) Karena kompleksnya program ini, maka perlu menerapkan pendekatan adaptive management, karena manajemen air sangat kompleks dan berhubungan dengan ketidakpastian. Struktur adaptive management: - Sistem pengawasan, semua stakeholder dapat mengakses seluruh data - Proses data dan aksi tindak lanjut disetujui oleh stakeholder - Implementasi no regret measures - Transparan - Keseimbangan antara kontinuitas dan fleksibilitas - Memungkinkan adanya social learning Unit Manajemen Program (PMU) NCICD (Master Plan) saat ini dapat dilihat pada gambar berikut

Unit ini bertujuan un-tuk mempersiapkan tahap A (jangka pendek) dan memper-siapkan keterlibatan swasta, strategi pendanaan, dan komunikasi. Rencana perubahan PMU dari tahap penyusunan Master Plan ke tahap Implementasi (1) Tugasnya untuk mensinkronisasi dan mengkoordinasi persiapan proyek, pelaksanaan, dan pengawasan. (2) dengan melibatkan sektor swasta perubahan PMU dari tahap penyusunan Master Plan ke tahap implementasi *) Perlu adanya Badan Pengembangan Program NCICD, yang merupakan - Badan publik, disahkan oleh pemerintah - Disupervisi oleh komite yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah - Bertanggungjawab kepada stakeholder melalui Badan Penasehat - Badan dengan kekuatan pengadaan yang memadai - Rencana anggaran jangka panjang - Berkapasitas untuk menentukan dan mengendalikan kinerja dari kontraktor dan investor - Pengawasan kinerja dan sistem pengendalian - Saluran komunikasi terbuka - Organisasi pembelajaran Tahapan Manajemen Program NCICD

- ASPEK PEMBIAYAAN NCICD Diusulkan untuk pembiayaan program NCICD dengan menggunakan pembiayaan dari publik (contoh: pemerintah) dan pihak swasta (Public Private Partnership). Dengan penstrukturan model pembiayaan yang baik dapat memberikan : a. Menyediakan sumber pembiayaan sampai akhir program b. Alokasi penyebaran resiko yang optimal c. Pembiayaan penyelesaian awal d. Menawarkan kepastian anggaran e. Realisasi ekuitas pemerintah - ASPEK SPASIAL DAN SOSIO-EKONOMI NCICD NCICD menyesuaikan dengan sasaran saat ini di daerah-daerah yang terdapat di dalam lingkup program NCICD sehingga program NCICD dapat mendukung sasaran tersebut. Oleh karena itu dalam menentukan arah dari program NCICD diperlukan adanya kajian dan pengumpulan data dari sasaran-sasaran yang ada. Kesulitan yang dihadapi dalam tahap pengkajian ini adalah sedikitnya data bagus, akses terhadap data sulit, dan kualitas dari data sekunder yang masih dipertanyakan. Secara makro, NCICD turut memberikan dampak positif untuk aspek sosial-ekonomi dengan terhubungnya Jawa bagian barat dan timur dan pelabuhan tanjung priok serta tersedianya lapangan pekerjaan baru dengan adanya program NCICD ini. Secara meso, NCICD turut memberikan dampak terhadap 1. Sanitasi dan kesehatan, terdapatnya perpipaan pasokan air bersih. Dengan adanya program NCICD, pasokan air bersih di daerah Jakarta bagian utara dapat meningkat, sehingga masyarakat tidak perlu mengambil air bersih dari air tanah yang dapat menyebabkan penurunan muka tanah. Resiko yang ada dalam hal ini adalah jika pasokan air terkendala dengan fluktuasi pasokan air dan kualitas air yang buruk sehingga perlunya percepatan program sanitasi. 2. Komunitas nelayan dan perikanan Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah nelayan yang terdapat di sekitar teluk jakarta semakin menurun setiap tahunnya yang disertai dengan penurunan jumlah kapal yang dimiliki. Dengan adanya program NCICD, komunitas nelayan dan perikanan di teluk Jakarta berkesempatan untuk memiliki a. Kualitas air yang lebih baik di teluk jakarta, kualitas hasil tangkapan yang lebih baik b. Lokasi fishing ports yang baru

c. Kesempatan baru dengan adanya transformasi dari danau menjadi air tawar Secara mikro, program NCICD berdampak terhadap masyarakat yang hidup di sekitar sea wall, sehingga perlunya merelokasi 2000 rumah dan 7000 warga yang hidup di sekitar sea wall. - KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS NCICD Penilaian Kajian Lingkungan Hidup Strategis 1. KLHS fokus terhadap solusi-solusi mendasar 2. Mendasari dari kajian-kajian yang terinci 3. KLHS akan berfungsi sebagai living document Dampak program NCICD 1. Program NCICD memiliki dampak negatif terhadap beberapa aspek lingkungan 2. Skenario lain diluar NCICD memiliki dampak negatif yang lebih besar dari semua kategori Hasil penilaian terhadap beberapa skenario yang diusulkan 3. Penurunan muka tanah, kualitas air, mangrove, komunitas pantai, transportasi dan energi, serta infrastruktur komunikasi merupakan dampak yang paling penting 4. NCICD merupakan solusi yang paling menjanjikan Mitigasi untuk kualitas air dan mangrove sangat dibutuhkan - TANTANGAN TEKNIS DARI PROGRAM NCICD Konsep desain dari tanggul yang akan dibuat Profil tanah di area yang akan direklamasi Ketersediaan pasir dan batu untuk kebutuhan reklamasi Waktu konstruksi dan pengembangan area di fokus area Pengerukan yang dibutuhkan untuk mencapai level air yang diinginkan di dalam lagoon