SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI ADAS (Foeniculum vulgare) MENGGUNAKAN METODE DPPH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS

OPTIMALISASI EKSTRAKSI DAN UJI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LIBO (FICUS VARIEGATE BLUME) ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

KAJIAN FITOKIMIA DAN TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN PINANG YAKI Areca Vestiaria Giseke

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN JENIS PELARUT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) DENGAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

UJI FITOKIMIA DAN PENENTUAN Inhibition Concentration 50% PADA BEBERAPA TUMBUHAN OBAT DI PULAU TIDORE

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. - Beaker glass 1000 ml Pyrex. - Erlenmeyer 1000 ml Pyrex. - Labu didih 1000 ml Buchi. - Labu rotap 1000 ml Buchi

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN TIGA (Allophylus cobbe L.)

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA RIMPANG, BATANG, DAN DAUN BANGLE (Zingiber purpureum Roscoe)

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SOYOGIK (Saurauia bracteosa DC)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

UJI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL SPONS Lamellodysidea herbacea

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DARI DAUN TURI (Sesbania grandiflora Pers)

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TUMBUHAN KLAMPOK WATU(Syzygium litorale)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI AMPAS HASIL PENGOLAHAN SAGU (Metroxylon sagu Rottb) ABSTRAK

UJI KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN OBAT YANG TERDAPAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 4 (1) dapat diakses melalui

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KERING DAUN Ocimum americanum L. SEBAGAI ANTIFUNGI Candida albicans

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

UJI SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK METANOL TUMBUHAN GOWOK (Syzygium polycephalum)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

Transkripsi:

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI ADAS (Foeniculum vulgare) MENGGUNAKAN METODE DPPH Idza N. Sastrawan 1), Meiske Sangi 1), Vanda Kamu 1) 1) Program Studi Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unnsrat, Manado 95115 e-mail: dhiya_28@ymail.com; meiskesangi@gmail.com; vandakamu05@gmail.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak biji adas. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid, flavonoid, tannin, saponin dan menetukan aktivitas antioksidan dari ekstrak biji adas. Skrining Fitokimia untuk alkaloid ditentukan dengan menggunakan pereaksi Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoid dan steroid ditentukan menggunakan Mg bubuk. Senyawa tannin ditentukan dengan larutan FeCl 3 1%. Senyawa saponin ditentukan menggunakan aquades. Ekstrak biji adas diperoleh dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut petroleum eter dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode 1-1-difenil-2-pikrihidrazil (DPPH). Hasil penelitian menunjukan kandungan senyawa kimia biji adas positive mengandung senyawa falvonoid, tannin dan saponin, sedangkan untuk senyawa alkaloid, triterpenoid dan steroid memberikan hasil yang negatif. Aktivitas antioksidan dengan 1000; 2000; 3000; 4000; 5000 ppm, memberikan hasil berturut-turut yaitu 48.99 %, 33.92 %, 5.93 %, 21.23 %, 6.40 %. Aktivitas antioksidan biji adas tertinggi terdapat pada konsentrasi 1000 ppm dengan hasil 48.99 %. Biji adas memiliki persen aktivitas antioksidan yang baik, sehingga dapat didigunakan sebagai salah satu sumber antioksidan alami. Kata kunci : Antioksidan, Biji adas, DPPH PHYTOCHEMICAL SCREENING AND ANTIOXIDANT ACTIVITY TESTING OF FENNEL SEED EXTRACT (Foeniculum vulgare) USING THE DPPH METHOD ABSTRACT Has done research on phytochemical screening and testing fennel seed extract antioxidant activity. The purpose of this study is to determine the phytochemical screening compounds content of alkaloids, triterpenoids and steroids, flavonoids, tannins, saponins and determine the antioxidant activity of extracts of fennel seeds. Phytochemical screening for alkaloids was determined using reagent Mayer, Dregendorff, Wagner. Triterpenoids and steroids were determined using Mg powder. Tannin compounds determined with 1% FeCl3 solution and saponin determined using distilled water. Fennel seed extract obtained by the method soxhletasi using petroleum ether solvent and antioxidant activity assay using method 1-1-diphenyl-2-pikrihidrazil (DPPH). Research has been done showing the chemical content of fennel seeds contain compounds falvonoid positive, tannins and saponins. Antioxidant activity with 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm, 5000 ppm, respectively yield is 48.99 %, 33.92 %, 5.93 %, 21.23 %, 6.40 %. The highest antioxidant activity of fennel seeds contained 1000 ppm with 48.99 % result. Fennel seeds have a good percent antioxidant activity, so it can didigunakan as a source of natural antioxidants. Keywords : Antioxidants, Fennel seeds, DPPH PENDAHULUAN Di Indonesia tanaman adas telah dibudidayakan sebagai tanaman bumbu dan tanaman obat. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan hasil sulingan dari serbuk buah adas yang masak dan kering, sedangkan untuk daun adas kebanyakan dimasak untuk dijadikan sayur. Minyak atsiri yang terkandung dalam biji adas

Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas... 111 merupakan salah satu senyawa aktif bahan dasar pembuatan obat, disamping itu minyak atsiri adas juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industry minyak telon. Aroma wangi yang dihasilkan digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa, mengharumkan ramuan obat dan makanan (Kridati, et al., 2012). Dari pengujian yang telah dilakukan oleh Suhendra dan Arnata (2009), skrining fitokimia kadar total fenol ekstrak bubuk adas ditentukan dengan metode folin CiocalteuPhenol memberikan hasil positif dengan 2 jenis pelarut. Dimana total fenol yang diperoleh menggunakan etil asetat lebih besar dibandingkan dengan pelarut etanol. Penelitian terhadap kandungan dari minyak biji adas menurut Inneke (1995), dari kromatogram kromatografi gas (GC) telah diidentifikasi 14 macam komponen penyusun minyak biji adas, yaitu golongan monoterpen, phenol, dan golongan keton. Yang termasuk golongan phenol adalah anetol dan iso anetol 58.52%; golongan monoterpen terdiri dari -pinen 3%, camphene 0.33%, α-limonene 3.5%; sedangkan golongan keton adalah d- camphore 0.39%, fenchone 26.7%. Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa fenolik dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada buah-buahan dan rempah yang memiliki kemampuan menangkap radikal bebas. Salah satu metode yang digunakan dalam menguji aktivitas antioksidan yaitu metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode pengujian ini merupakan metode yang konvensial dan telah lama digunakan untuk penetapan aktivitas senyawa antioksidan. Menurut Widyastuti (2010), metode DPPH mudah digunakan, cepat, cukup teliti dan baik digunakan dalam pelarut organik. Reaksi oksidasi terjadi setiap saat, ketika manusia bernapas terjadi reaksi oksidasi. Reaksi ini mencetuskan terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur serta fungsi sel. Namun, reaktivitas radikal bebas itu dapat dihambat oleh sistem antioksidan yang melengkapi sistem kekebalan tubuh (Winarsi, 2007). Radiasi ionisasi merupakan salah satu penyebab terbentuknya radikal bebas, baik secara langsung atau akibat cedera sel dan peradangan. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas mencari reaksireaksi agar dapat memperoleh kembali elektron pasangannya. Selain itu, radikal bebas dapat mengalami tubrukan kaya energi dengan molekul lain, yamg merusak ikatan didalam molekul, sehingga radikal bebas dapat merusak membran sel atau DNA sel yang rentan (Corwin, 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka dianggap perlu untuk melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa alkaloid, triterpenoid/steroid, flavonoid, tannin, dan saponin dalam ekstrak biji adas dan pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak biji adas. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (Agustus - September 2013 di Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT Manado. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah alat soxhlet, evaporator, timbangan digital, pipet mikro, desikator, oven, spektrofotometer UV-Vis, ayakan, kertas saring, alat-alat gelas lainnya. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji adas, pelarut petrolium eter, etanol, aquades, magnesium bubuk, asam klorida, besi(iii)klorida 1%, DPPH (1-1-difenil-2-pikrihidrazil). Prosedur Penelitian 1. Preparasi Sampel Sampel dari penelitian ini adalah biji tanaman adas yang diperoleh dari pasar bersehati kota Manado. Biji adas dalam keadaan kering, dibersihkan dan dibuat serbuk. 2. Ekstraksi Serbuk biji adas diekstraksi dengan menggunakan metode soxhletasi. Mula-mula 50 g serbuk biji adas dimasukan ke dalam alat soxhletasi yang telah dibungkus dengan kertas saring. Ekstraksi menggunakan pelarut petroleum eter 500 ml sampai pelarut berwarna bening dengan waktu 4-5 jam. Filtrat dikumpulkan lalu diuapkan

112 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 2, Oktober 2013 dengan evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. 3. Penentuan Kadar Air (Sudarmadji, 1989) Kadar air ditentukan dengan menimbang 3 g sampel. Sampel dimasukan ke dalam oven pada suhu 105 o C selama 3-5 jam, kemudian dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, setelah itu sampel ditimbang. Perlakuan ini dilakukan beberapa kali hingga berat sampel konstan. Kadar air dihitung berdasar rumus: % Kadar air = 100 % 4. Skrining Fitokimia (Sangi, et al., 2008) Senyawa flavonoid : Sebanyak 200 mg sampel biji adas yang telah diekstrak dengan 5 ml etanol dan dipanaskan selama lima menit di dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan HCl pekat, kemudian ditambahkan 0.2 g bubuk Mg, hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya warna merah tua (magenta) dalam waktu 3 menit. Senyawa saponin : Sebanyak 2 g sampel biji adas yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan air suling sehingga seluruh cuplikan terendam, dididihkan selama 2-3 menit, dan selanjutnya didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat. Hasil positif ditunjukan dengan terbentuk buih putih yang stabil. Senyawa tannin : Sebanyak 20 mg sampel biji adas yang telah dihaluskan, ditambah etanol sampai sampel terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl 3 1%. Hasil positif ditunjukan dengan terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau. 5. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak biji adas diukur dengan metode Gaulejac et al. dalam Kiay et al. (2011). Sebanyak 0.005; 0.01; 0.015; 0.02; dan 0.025 g ekstrak biji adas metode ekstraksi soxhletasi ditambahkan 5 ml etanol untuk hasil konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000 ppm, ditambahkan masing-masing dengan 1.5 ml larutan 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil (DPPH) dan divortex selama 2 menit. Tingkat berkurangnya warna dari larutan menunjukkan efisiensi penangkap radikal. Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada λ 517 nm setelah diinkubasi selama 30 menit. Aktivitas penangkap radikal bebas dihitung sebagai persentasi berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan persamaan: HASIL DAN PEMBAHASAN ( ) 1. Penentuan Kadar Air Penentuan kadar air merupakan pengukuran banyaknya air yang masih terdapat dalam sampel biji adas. Penentuan kadar air dilakukan sebelum proses ekstraksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar air dalam sampel biji adas 14.09%. Kadar air dalam bahan akan mempengaruhi ketahanan dalam penyimpanan dan aktivitas dari mikroba. Sehingga kadar air yang rendah akan membuat penyimpanan bahan lebih lama. 2. Skrining Fitokimia Hasil skrining fitokimia biji adas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil skrining fitokimia biji adas Golongan Hasil uji Keterangan Senyawa Alkaloid : Mayer Dragendorff Wagner Triterpenoid / steroid - - - Tidak terbentuk endapan - Tidak terjadi perubahan warna Flavonoid + Merah tua Tannin + Biru kehitaman Saponin + Buih Berdasarkan hasil skrining fitokimia biji adas yang terdapat pada Tabel 1, menunjukan bahwa biji adas mengandung flavonoid, tannin dan saponin. Ini membuktikan biji adas mengandung senyawa aktif metabolit sekunder. Pada pengujian flavonoid menunjukan hasil positif dengan perubahan warna merah tua, untuk uji tannin hasil positif ditunjukan dengan perubahan warna biru kehitaman dan

% aktivitas Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas... 113 untuk uji saponin hasil positif ditunjukan dengan adanya busa yang terbentuk. Untuk uji alkaloid, triterpenoid dan steroid memberikan hasil negatif karena tidak adanya endapan maupun perubahan warna yang terjadi pada saat penambahan pereaksi. Kandungan flavonoid dan tannin yang terkandung didalam biji menunjukan bahwa, biji adas berpotensi sebagai antioksidan. Senyawa kimia yang bermanfaat dari tumbuhan adalah hasil dari metabolit sekunder yang berupa alkaloid, steroida/terpenoida, flavonoid atau fenolik. Senyawa ini diantaranya berfungsi sebagai pelindung terhadap serangan atau gangguan yang ada disekitar, sebagai antibiotik dan juga sebagai antioksidan (Atmoko dan Ma ruf, 2009). 3. Uji Aktivitas Antioksidan Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak biji adas metode soxhletasi dengan senyawa 1,1- difenil-2-pikrihidrazil atau DPPH dapat dilihat pada Gambar 1 berikut : 60 50 40 30 20 10 0 1000 2000 3000 4000 5000 konsentrasi ppm Gambar 1. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak biji adas metode ekstraksi soxhletasi. Kemampuan penangkapan radikal DPPH oleh suatu antioksidan dinyatakan dengan nilai persen penangkapan radikal. Nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa sampel senyawa yang digunakan memang berpotensi sebagai antioksidan (Ridwina, 2008). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan larutan DPPH pada sampel ditandai dengan berubahnya warna ungu menjadi warna kuning yang berarti adanya proses penangkapan radikal bebas. Gambar 1 menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi yaitu pada konsentrasi 1000 ppm sebesar 48.99%, sedangkan untuk konsentrasi yang lebih tinggi aktivitas antioksidannya berkurang atau tidak ada aktivitas. Dari hasil yang telah diperoleh, biji adas memiliki potensi aktivitas antioksidan walaupun aktivitasnya kurang dari 50 %. Untuk konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 2000, 3000, 4000 dan 5000 ppm, diharapkan memberikan aktivitas yang tinggi tetapi sebaliknya semakin tinggi, semakin berkurangnya aktivitas atau tidak adanya aktivitas. Ini kemungkinan disebabkan kandungan minyak atsiri yang tinggi, sedangkan untuk konsentrasi 3000 ppm kurva yang menurun kemungkinan diakibatkan karena tidak homogennya pengambilan ekstrak pada saat penimbangan pembuatan konsentrasi larutan. Menurut Prakosa, et al., (2013), biji adas memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi dengan penyusun utama yaitu anetol 60 %. Salah satu khasiat anetol adalah sebagai karminatif. Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Suhendra dan Arnata (2009), hasil aktivitas antioksidan dengan konsentrasi 1000 ppm kebawah, memberikan hasil yang optimal pada konsentrasi 975 ppm. Ini membuktikan bahwa hasil pengujian aktivitas antioksidan tertinggi ada pada sekitaran 1000 ppm. DPPH yang merupakan suatu molekul radikal bebas dengan warna ungu dapat berubah menjadi senyawa yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan, dimana antioksidan memberikan satu elektronnya pada DPPH sehingga terjadi peredaman pada radikal bebas DPPH. Elektron yang tidak berpasangan pada DPPH memberikan suatu absorbansi yang kuat, maksimum pada λ = 517 nm dan berwarna ungu. Peredaman radikal bebas oleh antioksidan terjadi ketika electron tidak berpasangan menjadi berpasangan dengan adanya donor hidrogen, sehingga membentuk DPPH yang stabil (Yuhernita dan Juniarti, 2011). Struktur DPPH dan reaksinya dengan antioksidan ditunjukan pada Gambar 2.

114 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 2, Oktober 2013 NO 2 NO 2 O 2 N N N RH O 2 N H N N R NO 2 NO2 DPPH Radikal (ungu) DPPH Stabil (kuning) Gambar 2. Mekanisme DPPH Akseptor, (Yuhernita dan Juniarti, 2011) KESIMPULAN 1. Hasil skrining fitokimia, biji adas mengandung senyawa aktif flavonoid, tannin dan saponin. 2. Ekstrak biji adas mengandung aktivitas antioksidan dengan aktivitas tertinggi pada 1000 ppm yaitu 48.99 %. Uji aktivitas antioksidan biji adas metode DPPH menunjukkan aktivitas yang baik. DAFTAR PUSTAKA Atmoko, T. dan A. Ma ruf. 2009. Uji Toksisitas dan Skrining Fitokimia Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan Orangutan Terhadap Larva Artemia Salina L. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam. 6(1): 37-45. Corwin, E.J. 2009. Buku saku Patofisiologi. Edisi ketiga. Penerjemah: Yudha, E.K., Wahyuningsi, E., Yulianti, D., dan Karyuni, P.E. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Inneke. 1995. Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia dan Analisa Profil Deskriptif Flavor Minyak Biji adas (Foeniculum Vulgare Mill) [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. Kiay, N., E. Suryanto dan L. Mamahit. 2011. Efek Lama Perendaman Ekstrak Kalamansi (Citrus microcarpa) terhadap Aktivitas Antioksidan Tepung Pisang Goroho (Musa spp.). Chemistry Progress. 4: 27-33. Kridati, E. M., E. Prihastanti dan S. Haryanti. 2012. Rendemen Minyak Atsiri dan Diameter Serta Ukuran Sel Minyak Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill) yang Dibudidayakan di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 20(1): 1-17. Prakosa, A.H., I. D. Pamungkas, dan D. Ikhsan. 2013. Pengaruh Waktu Pada Penyulingan Minyak Adas (Fennel Oil) Dari Biji dan Daun Adas Dengan Metode Uap dan Air. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(2): 14-17. Ridwana, G. 2008. Perbandingan Pengukuran Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Minyak Atsiri Lempuyang Gajah [Skripsi]. FMIPA IPB, Bogor. Sangi, M., M. R. J. Runtuwene., H. E. I. Simbala dan V. M. A. Makang. 2008. Analisa Fitokimia Tumbuhan Obat Di Minahasa Utara. Chem. Prog. 1(1): 47-53. Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberti. Yogyakarta. Suhendra, L., dan I. W. Arnata. 2009. Potensi Aktivitas Antioksidan Biji Adas Sebagai Penangkap Radikal Bebas. Jurnal Agrotekno. 15(2): 66-71. Widyastuti, N. 2010. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Dengan Metode CUPRAC, DPPH dan FRAP Serta Kolerasinya Dengan Fenol dan Flavonoid Pada Enam Tanaman [Skripsi]. FMIPA Institut Pertanian Bogor, Bogor. Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Cetakan kelima.

Sastrawan, Sangi dan Kamu: Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas... 115 Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI). Yuhernita dan Juniarti. 2011. Analisa Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Metanol Daun Surian yang Berpotensi sebagai Antioksidan. Makara, Sains. 15(1): 48-52.