2012, No

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

Pengelolaan Lingkungan Pertambangan dari Aspek Pengelolaan Tanah dan Vegetasi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

Disampaikan pada acara:

RINGKASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

PELAKSANAAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATUBARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. PENDAHULUAN A.

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 63 TAHUN 2003

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

KAJIAN PENILAIAN KEBERHASILAN REKLAMASI TERHADAP LAHAN BEKAS PENAMBANGAN DI PT. SUGIH ALAMANUGROHO KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROPER mendorong tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup

FORM ASPEK KERUSAKAN LAHAN (Khusus Industri Tambang)

BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG

KEBIJAKAN REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2012

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penambangan batubara pada umumnya di Indonesia adalah sistem

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

meliputi pemilihan: pola tanam, tahapan penanaman (prakondisi dan penanaman vegetasi tetap), sistem penanaman (monokultur, multiple cropping), jenis

PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

RANCANGAN PERMEN ESDM NO. TH

Peraturan Reklamasi dan Pascatambang

PRESIDEN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 3.

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG DI DESA BUKIT MULIA DAN SUMBER JAYA PT AKBAR MITRA JAYA KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

PEJABAT PENGADAAN BARANG/ JASA

Kementerian Lingkungan Hidup LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

BENCANA LINGKUNGAN PASCA TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan. Oleh Dr. Ardi, SP, M.Si

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

BAB VII KAWASAN LINDUNG DAN KAWASAN BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari alam dan lingkungannya. Manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Total permintaan umat manusia sejagat raya terhadap sumberdaya alam dan jasajasa

TEKNIK KEBERHASILAN REKLAMASI DAN PENUTUPAN TAMBANG: Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi 1.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

BAB 2 KEBIJAKAN DAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TEMPEL KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

REHABILITASI KERUSAKAN LAHAN AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN 1. Iskandar

FORM ISIAN ASPEK PKL PROPER

PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

Analisis Erosi lahan Pada Lahan Revegetasi Pasca Tambang

ANALISIS TUTUPAN LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SITU BURUNG, DESA CIKARAWANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

Transkripsi:

2012, No.201 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA A. Penambangan 1. Pengupasan, penimbunan dan atau pengelolaan tanah pucuk 2. Pengupasan, penimbunan dan pengelolaan tanah/batuan penutup a. Tanah pucuk tidak tercampur dengan tanah/batuan penutup b. Tidak terjadi erosi dan atau longsor lebih dari 15% (limabelas timbunan tanah pucuk c. Timbunan tanah pucuk ditanami tanaman penutup dengan baik a. Batuan potensial pembentuk asam (PAF) dienkapsulasi b. Tidak terjadi erosi dan atau longsor yang mengganggu enkapsulasi dan/atau lebih dari 15% (limabelas timbunan tanah/ batuan penutup c. Timbunan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu terjal dengan kemiringan kajian geoteknik Pengamatan Pengamatan Klinometer dan meteran

5 2012, No.201 d. Tidak terjadi rembesan air di kaki timbunan yang phnya kurang dari 4 ph meter atau ph stick 3. Penggalian dan pengambilan bahan tambang e. Timbunan tanah/ batuan penutup ditanami tanaman penutup dengan baik a. Luas permukaan lubang galian yang terbentuk tidak (duapuluh IUP apabila terkonsentrasi atau tidak lebih dari 30% (tigapuluh IUP apabila terfragmentasi dan setiap lubang tidak (duapuluh IUP b. Jarak tepi lubang galian paling sedikit 500(limaratus) meter dari batas IUP (rona awal berdekatan dengan permukiman) c. Tidak dijumpai penurunan ph air tanah lebih dari 1 (satu) tingkat dari kondisi awal d. Tidak menyebabkan air permukaan yang ph meter dan ph stick Mengacu pada

2012, No.201 6 B. Reklamasi 1. Penataan lahan bekas tambang 2. Penutupan lubang (yang harus ditutup) dengan tanah/ batuan penutup dari tempat penimbunan 3. Penyebaran tanah pucuk dari tempat penimbunan menutupi tanah/batuan penutup pada bekas lubang galian (yang harus ditutup) keluar dari IUP kualitasnya lebih rendah dari baku mutu air limbah a. Kemiringan lahan peruntukan lahan dan kajian geoteknik b. Tidak terjadi genangan permanen, kecuali pada lokasi lubang yang tidak ditutup c. Air permukaan/ genangan pada lubang galian akhir yang tidak ditutup memiliki kualitas yang baku mutu peruntukan air a. Tidak dijumpai batuan potensial masam yang teroksidasi b. Tidak dijumpai penurunan ph air tanah lebih dari 1 (satu) tingkat dari kondisi awal a. Tanah pucuk tersebar merata pada lebih dari 75% (tujuhpuluh lima perseratus) dari keseluruhan lahan reklamasi KepmenLH No, 113/2003 Mengacu PP 82 Tahun 2001 ph meter dan ph stick b. Tanah pucuk pada ph meter

7 2012, No.201 zona perakaran memiliki ph tanah yang dan ph stick 4. Penanaman a. Tahun pertama: Lebih dari 80% (delapanpuluh areal reklamasi ditumbuhi oleh tanaman penutup tanah b. Tahun kedua: Lebih dari 80% (delapanpuluh reklamasi ditumbuhi oleh tanaman cepat tumbuh C. Pasca tambang 1. Penataan lahan bekas tambang Luas permukaan bekas lubang galian yang terbentuk tidak (duapuluh perseratus) dari luas IUP apabila terkonsentrasi atau tidak lebih dari 30% (tigapuluh perseratus) dari luas IUP apabila terfragmentasi dan setiap lubang tidak (duapuluh perseratus) dari luas IUP 2. Penanaman a. Tahun pertama: Lebih dari 90% (sembilanpuluh perseratus) luas

2012, No.201 8 lahan sesuai peruntukan ditutupi tanaman penutup tanah dan perbaikan kesuburan tanah (peruntukan hutan, perkebunan, pertanian laha kering, sawah, perikanan darat dan pariwisata) b. Tahun kedua: Lebih dari 90% (sembilanpuluh perseratus)luas lahan peruntukan hutan ditumbuhi Lebih dari 60% (enampuluh perseratus)luas lahan peruntukan perkebunan, pertanian lahan kering dan sawah ditumbuhi Lebih dari 30% (tigapuluh lahan peruntukan permukiman dan pariwisata ditumbuhi c. Tahun ketiga dan seterusnya: Lebih dari 90% (sembilanpuluh perseratus) luas lahan sesuai peruntukan

9 2012, No.201 ditumbuhi MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, BALTHASAR KAMBUAYA