7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari

dokumen-dokumen yang mirip
A. Pengertian Orde Lama

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

sherila putri melinda

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( )

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Materi Sejarah Kelas XII IPS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

A. Kehidupan Politik Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer B. Kehidupan Ekonomi Indonesia di Masa Demokrasi Parlementer C.

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci

Antiremed Sejarah. Persiapan UAS 1 - Sejarah Kelas 12

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI KEDAULATAN. Kata Kunci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

DEMOKRASI LIBERAL. 1. KABINET Natsir (September 1950 April 1951) Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

DEMOKRASI TERPIMPIN. HIS.STORY. - SED Page 1

MODUL KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA MATERI : KEHIDUPAN POLITIK MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI ORDE LAMA

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

SISTEM DAN KONSTELASI POLITIK INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN TAHUN SKRIPSI. Oleh : Sahru Romadloni NIM

LATIHAN SOAL BAB 3 DEMOKRASI LIBERAL

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

SOAL UKK SEJARAH XI IPA

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

PENGARUH DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

Presiden Seumur Hidup

I. PENDAHULUAN. Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang

Silahkan Baca Tragedi PKI Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi Parlementer (Liberal)

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

PERISTIWA PENTING DI MASA DEMOKRASI LIBERAL

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia semenjak 1945

PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KTSP

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LATIHAN SOAL SEJARAH Perjuangan Bangsa ( waktu : 30 menit)

SILABUS PEMBELAJARAN

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI BANGSA INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN. Nina Witasari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

S a o l a CP C N P S W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

KISI-KISI SOAL SEMESTER GASAL

Latihan Soal UM Unair 2015 IPS MATEMATIKA

Bung Karno dan Nasakom

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB III Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin ( )

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERTAMA Ir. SOEKARNO

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB III KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MASA DEMOKRRASI TERPIMPIN. A. Latar Belakang Lahirnya Masa Demokrasi Terpimpin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

SEJARAH KELAS XII-IPA

RANGKUMAN MATERI SEJARAH NASIONAL BAHAN TEST KOMPENTENSI DASAR CPNS

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

Kelas : 11 IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Rabu, 10 Desember 2014 Mata pelajaran : PKN Waktu : WIB

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

G 30 S PKI. DISUSUN OLEH Aina Aqila Rahma (03) Akhlis Suhada (04) Fachrotun Nisa (14) Mabda Al-Ahkam (21) Shafira Nurul Rachma (28) Widiyaningrum (32)

Soal soal Sejarah perbedaan pendapat golongan tua dan muda tentang proklamasi aman dari ancaman Pemerintah Jepang

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd.

Ringkasan Materi Pelajaran

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN KUNCI JAWABAN

Transkripsi:

DEMOKRASI LIBERAL Setelah dilaksanakan Konferensi Meja Bundar, Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, dari RIS menjadi NKRI, dikarenakan bentuk negara federasi atau serikat tidak sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Konstitusi yang berlaku saat itu adalah UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal (1950-1959) dengan sistem parlementer, dengan kepala pemerintahan Perdana Menteri yang terdapat dalam kabinet serta pembentukan badan penyusun Undang-Undang, yaitu konstituante. Kabinet yang pernah terbentuk pada masa Demokrasi Liberal: 1. Kabinet Natsir (6 Sep 1950-21 Mar 1951), didukung oleh Masyumi. Program pokok yang dilakukan kabinet ini: Menggiatkan usaha keamanan dan ketenraman Konsolidasi dan menyempurnakan pemerintahan Menyempurnakan organisasi angkatan perang Mengembangkan dan memperkuat perekonomian Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat.

2. Kabinet Sukiman (27 Apr 1951-3 Apr 1952), didukung oleh Masyumi dan PNI. Program yang dilakukan kabinet ini mirip dengan kabinet Natsir, dengan sedikit perubahan pada skala prioritas. 3. Kabinet Wilopo (3 Apr 1952-3 Juni 1953), didukung oleh Masyumi, PNI dan PSI. Program pokok yang dilakukan kabinet ini: Mempersiapkan pelaksanaan Pemilu. Meningkatkan kemakmuran rakyat Menciptakan keamanan negara Perjuangan pengembalian Irian Barat Melaksanakan politik bebas-aktif. 4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I/ Ali-Wongso (31 Jul 1953-12 Agt 1955), didukung oleh PNI dan NU. Program pokok yang dilakukan kabinet ini: Meningkatkan keamanan dan kemakmuran, dan segera melaksanakan Pemilu. Pembebasan Irian Barat secepatnya Pelaksanaan politik bebas-aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB Penyelesaian pertikaian politik.

5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agt 1955-3 Maret 1956), didukung oleh Masyumi. Program yang berhasil dilakukan: Terselenggaranya Pemilu 1955 pada 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan 15 Desember 1955 untuk memilih anggota konstituante. Penyelesaian masalah tanggal 27 Juni 1955 yang menjadi kegagalan kabinet Ali dengan mengembalikan posisi Nasution sebagai KSAD. Pembubaran Uni Indonesia-Belanda. 6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Mar 1956-14 Mar 1957), didukung oleh PNI, Masyumi dan NU. Kabinet ini adalah hasil dari Pemilu 1955. Program pokok yang dilakukan kabinet ini: Pembatalan KMB. Perjuangan mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia. Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan dan pertanian. Dilaksanakannya keputusan Konferensi Asia-Afrika.

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul 1953-12 Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari parlemen, melainkan keahlian. Program pokok yang dilakukan kabinet ini (Pancakarya): Membentuk Dewan Nasional. Normalisasi keadaan republik. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB. Memperjuangkan Irian Barat. Mempercepat proses pembangunan.

KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DEMOKRASI LIBERAL Segi positif dari penggunaan sistem Demokrasi Liberal: Terselenggaranya pemilu pertama, yaitu Pemilu 1955 yang merupakan pemilu paling bersih yang pernah terjadi. Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Badnung, yang isinya adalah memperjuangkan Irian Barat agar menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Segi negatif dari penggunaan sistem Demokrasi Liberal: Instabilitas politik negara, karena kabinet yang terus menerus mengalami perubahan. Munculnya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia: Pemberontakan PKI Madiun 1948, dilatarbelakangi: Keinginan mendirikan negara bercorak komunis oleh PKI Runtuhnya Amir Syarifudin sebagai perdana menteri yang digantikan M. Hatta yang melakukan dua kebijakan, yaitu melanjutkan perjanjian Renville dan rasionalisasi tentara. Bersama Musso dari komunis internasional, kekuatan disusun oleh Amir Syarifudin melalui Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk melakukan pemberontakan merebut pimpinan negara Republik Indonesia ke tangan komunis.

Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), terjadi di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh, dilatarbelakangi: Berlanjutnya perjanjian Renville Penolakan SM Kartosuwiryo dan pengikutnya untuk mengosongkan daerahdaerah gerilya di Jawa Barat yang merupakan implikasi dari perjanjian Renville. Penolakan tersebut berlanjut dengan upaya Kartosuwiryo dan pengikutnya (Laskar Hizbullah dan Sabilillah) mendirikan Negara Islam Indonesia (7 Agustus 1949). Gerakan PRRI, muncul disaat keadaan politik sedang tidak stabil sehingga menimbulkan hubungan tidak mesra antara pemerintah pusat dan berbagai macam daerah, sehingga munculnya gerakan untuk membentuk Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia. Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), yaitu gerakan bentukan PRRI yang melakukan aksi pemberontakan dari berbagai daerah terhadap pemerintahan pusat.

AKHIR DEMOKRASI LIBERAL Demokrasi Liberal berakhir karena berbagai macam hal, diantaranya adalah kegagalan konstituante menyusun UUD baru, dan keadaan negara dalam keadaan darurat. Pada Februari 1957, Soekarno memanggil semua pejabat sipil, militer dan pimpinan parpol untuk melakukan pertemuan di Istana Merdeka untuk mengajukan konsepsi: Dibentuknya Kabinet Gotong-Royong yang terdiri atas wakil semua partai dan golongan fungsional. Dibentuk Dewan Nasional (Pertimbangan Agung) yang memberi nasihat kepada kabinet baik diminta maupun tidak. Diubahnya sistem Demokrasi Liberal menjadi Demokrasi Terpimpin. Konsepsi ini diterima oleh sebagian besar anggota, namun selalu tidak memenuhi kuorum karena anggota yang hadir selalu kurang dari dua pertiga, sehingga menimbulkan gejolak politik yang berkelanjutan.

Pada saat negara dalam keadaan darurat, akhirnya Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden adalah: Pembubaran konstituante. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan kembali berlakunya UUD 1945. Pembentukan MPRS dan DPAS. Pengeluaran Dekrit Presiden diterima dan didukung oleh rakyat Indonesia. KSAD langsung mengeluarkan perintah harian kepada anggota TNI untuk mengamankan Dekrit Presiden. Mahkamah Agung juga membenarkan keberadaan Dekrit Presdien. DPR hasil pemilu 1955 pun juga menyatakan kesediaannya dalam menjalankan UUD 1945. Namun, pada akhirnya UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen, karena hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.

DEMOKRASI TERPIMPIN Setelah dirasa bentuk Demokrasi Liberal tidak cocok di Indonesia dan telah dikeluarkannya Dekrit Presiden, maka digunakan sistem Demokrasi Terpimpin (1959-1965) dan system presidensial dengan kepala pemerintahan presiden. Pada masa Demokrasi Terpimpin, banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan konstitusi UUD 1945, diantaranya: Penyimpangan Pancasila sila ke-4 Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup Pembubaran DPR hasil pemilu karena ditolaknya RAPBN buatan Soekarno, menjadi DPR Gotong Royong (DPR-GR) dengan anggota PNI, NU, dan PKI. Pembentukan MPRS tanpa melalui pemilu. Kedudukan presiden ada di atas MPR, DPR dan DPA. Pidato presiden atau Manifesto Politik Republik Indonesia dijadikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yang memiliki inti: UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Masuknya pengaruh PKI ke Indonesia bahkan ke dalam pemerintahan. Penghapusan partai-partai politik massal yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Dwifungsi ABRI (ABRI terdiri dari TNI dan Polri).

Penyimpangan juga terjadi dalam politik luar negeri yang bersifat bebas-aktif menjadi satu poros: Dibentuknya poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyongyang sebagai gerakan anti kolonialisme dan imperialism yang merupakan negara-negara komunis, sehingga mempersempit diplomasi Indonesia di forum internasional. Indonesia keluar dari PBB. Politik konfrontasi berupa politik mercusuar yang diarahkan ke negara kapitalis, yaitu melalui pandangan tentang NEFO (New Emerging Forces) atau kekuatan baru yang menggeser kekuatan lama negara-negara kapitalis, imperialis dan neokolonialis yaitu OLDEFO (Old Establishment Forces). Hal ini diwujudkan dengan dibangunnya dua proyek besar, yaitu Ganefo (Gelora Bung Karno) dan Conefo (gedung DPR/MPR). Dibentuknya Dwikora yang merupakan konfrontasi terhadap Malaysia yang ikut campur terhadap pembentukan negara federasi Malaysia. Dibentuknya Trikora yang merupakan perebutan wilayah Irian Barat secara paksa melalui perang.

PEMBEBASAN IRIAN BARAT Pembebasan Irian Barat dilakukan melalui berbagai cara: Melalui perjuangan diplomasi: Perundingan dengan Belanda (1950), berisi tentang penarikan Irian Barat dari Belanda ke tangan RIS. Namun usaha ini gagal dilakukan. Membicarakan melalui PBB (1953), usaha ini juga gagal dilakukan karena suara yang didapat tidak mencapai dua pertiga suara. Konfrontasi ekonomi (1957), diantaranya melakukan nasionalisasi produk Belanda, pelarangan penerbitan buku berbahasa Belanda, pelarangan penerbangan dengan maskapai Belanda (KLM), dan mogok karyawan perusahan-perusahan miliki Belanda. Melalui perjuangan fisik: Perjuangan melalui Trikora (1961), yang berisi: Pengibaran bendera Merah Putih di Irian Barat Gagalkan pembentukan negara Papua oleh Belanda Persiapan mobilisasi umum atau perang.

Operasi militer (1962), yang dilakukan dalam tiga tahapan: Infiltrasi atau penyusupan ke daerah Irian Barat dengan menggunakan kapal selam. Eksploitasi atau penyerangan secara terbuka. Konsolidasi atau pendudukan pasukan Republik Indonesia di daerah Irian Barat. Pada operasi militer ini, gugur Komodor Yos Sudarso dan Kapten Laut Wiratno di Laut Arafuru. Pada akhirnya, konflik yang terjadi antara Indonesia-Belanda diselesaikan melalui: Rencana Bunker (1962), Irian Barat diserahkan melalui PBB dengan badan UNTEA dan perjanjian New York. Pepera atau Penentuan Pendapat Rakyat (1963), dilakukan referendum yang hasil akhirnya adalah Irian Barat memilih jatuh ke tangan Indonesia.

AKHIR DEMOKRASI TERPIMPIN Demokrasi Terpimpin berakhir dengan munculnya Peristiwa G30S/PKI. Menjelang G30S/PKI, PKI telah beberapa kali melakukan pertemuan rahasia mengenai penyerangan G30S/PKI secara fisik dengan militer yang akan dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang merupakan Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa. Pada dini hari 1 Oktober 1965, seluruh anggota gerakan mulai bergerak dan melakukan pembunuhan terhadap 7 orang penting, 6 orang perwira tinggi dan 1 orang perwira pertaa Angkatan Darat. Ketujuh orang tersebut dibawa ke Lubang Buaya dan dimasukkan ke dalam sumur tua lalu ditimbun sampah dan tanah. Ketujuh korban tersebut adalah: 1. Letjen Ahmad Yani 2. Mayjen R. Soeprapto 3. Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo 4. Mayjen Suwondo Parman 5. Brigjen Donald Izacus Panjaitan 6. Brigjen Soetojo Siswomihargo 7. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean

AKHIR DEMOKRASI TERPIMPIN Pada 1 Oktober 1965, segera dilakukan penumpasan G30S/PKI di sekitar Medan Merdeka dan Lanud Halim Perdana Kusuma yang merupakan markas PKI saat itu. Selain itu, kantor RRI juga berhasil direbut kembali oleh RPKAD dan setelah itu muncul berita bahwa akan terjadi perebutan kekuasaan (coup) yang selanjutnya menimbulkan kegelisahan di tengahtengah masyarakat. Selanjutnya terjadi berbagai penumpasan G30S/PKI di berbagai daerah di Indonesia. Peristiwa G30S/PKI menyebabkan instabilitas politik dan ekonomi yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan sarana public, kenaikan harga-harga, inflasi dan devaluasi rupiah. Pada 10 Januari 1966, muncul demonstran dari berbagai pihak yang mengajukan Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat yang meliputi: Bubarkan PKI Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur PKI Penurunan harga-harga dan perbaikan ekonomi Aksi Tritura mencuat di berbagai penjuru Indonesia sampai akhir keluar Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani Soekarno, yang berisi perintah kepada Letjen Soeharto atas nama presiden untuk mengambil tindakan agar terjaminnya keaman dan ketertiban serta kestabilan pemerintahan dan jalannya revolusi.