BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah sumber dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekurangan cairan dalam tubuhnya (Suriawiria, U., 1996). Sekitar 70 % tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PERBANDINGAN JUMLAH KLOROFORM AIR INSTALASI HASIL PRODUKSI DAN AIR KRAN PDAM KOTA BANDUNG

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Hidayatullah dkk., 2013). Kompetisi renang mulai diadakan di Olympics pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

FORUM IPTEK Vol 13 No. 03. PENGGUNAAN KAPORIT PADA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT KANKER Oleh : Mulyono, ST *)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. disinfeksi setelah waktu kontak tertentu (Chandra, 2009 : 50), sedangkan klorin atau

ANALISIS KADAR KLORIN PADA AIR KOLAM RENANG DI TEMPAT WISATA GORONTALO. Liansyah S. Pakaya, Herlina Jusuf, Ramly Abudi 1

DISINFEKSI DAN NETRALISASI

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH BREAKPOINT CHLORINATION (BPC) TERHADAP JUMLAH BAKTERI KOLIFORM DARI LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KUALITAS AIR 3

STUDI OPTIMASI PERBANDINGAN PERANCANGAN SEWAGE TREATMENT PLANT UNTUK KAPAL CORVETE UKURAN 90 METER, DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOLOGI DAN KIMIAWI

Bab V Hasil dan Pembahasan

Penilaian Risiko Adanya Total Koliform pada Air Produksi IPA X Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. renang setidaknya seminggu sekali, 55% anak anak (umur 5 9 tahun)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANTI-FOAMING DAN DISINFEKTAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DISINFEKSI 13. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak, bahkan orang dewasa pun menyukainya. Tempat tujuan utama yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

DESINFEKSI WADAH DAN MEDIA PEMELIHARAAN

Air bagi Kehidupan Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena mempunyai fungsi sebagai tempat

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jumlah klorin yang tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak tertentu.

I. PENDAHULUAN. Industri sawit merupakan salah satu agroindustri sangat potensial di Indonesia

PEMBUANGAN DAN PEMUSNAHAN OBAT-OBAT RUSAK DAN KADALUWARSA. Prof. Dr. Slamet Ibrahim S. DEA. Apt. Farmakokimia- Sekolah Farmasi ITB 2009

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENGOLAHAN LIMBAH B3 MEDIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS. Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bensin diperoleh dari penyulingan minyak bumi. Produk minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air bersih merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi manusia.

BAB II LANDASAN TEORI

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah sumber dasar untuk kelangsungan kehidupan di atas bumi dan merupakan bagian dari lingkungan fisik yang sangat esensial, seperti untuk industri, pertanian, pemadam kebakaran dan lain-lain. Penentuan kualitas air menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan peruntukkan air. 1,2 Air bersih digunakan untuk keperluan sektor rumah tangga. Pengertian ini harus dibedakan dengan pengertian air minum. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syaratsyarat dan pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak, sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Air untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya dan memenuhi syarat kesehatan yang meliputi mikrobiologi, fisikia, kimia, dan radioaktif. 3,4,5 Permasalahan air bersih semakin berkembang akibat kerusakan lingkungan dan pencemaran air limbah domestik. Pencemaran air menurunkan kualitas air 1

2 permukaan yang digunakan sebagai air baku. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan hasil buangan industri. Oleh karena itu pengolahan air limbah domestik seharusnya dilakukan secara serius demi kesehatan manusia. Pengolahan air adalah cara untuk memisahkan zat-zat pengotor dari air mentah. Dalam proses pengolahan air, klorin berfungsi sebagai oksidator dan disinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. 4,6 Klorin merupakan desinfektan yang paling sering digunakan di seluruh dunia, dan trihalometan biasanya yang paling umum timbul akibat klorinasi. Diantara senyawa trihalometan, senyawa kloroform adalah senyawa yang paling banyak ditemukan dan biasanya dalam konsentrasi yang paling tinggi. 7,8 Adanya senyawa trihalometan dalam air minum diungkap pertama kali oleh J.Rook pada sekitar tahun 1972. Hasil penelitian Rook terhadap kualitas air minum di Roterdam menyatakan bahwa senyawa haloform dalam air minum dengan konsentrasi yang cukup tinggi ditemukan segera setelah proses khlorinasi. Pada tahun 1976, National Cancer Institute mengumumkan bahwa senyawa kloroform yang merupakan senyawa THMs yang paling umum, dengan dosis yang cukup tinggi dapat menyebabkan kanker terhadap tikus. Penelitian di Belgia menunjukkan hubungan yang berkembang antara melanoma malignan terhadap konsumsi air terklorinasi. Minum dan berenang dalam air terklorinasi juga dapat menyebabkan melanoma. Sekarang ini, hampir tidak ada keraguan bahwa senyawa THMs khususnya kloroform adalah senyawa yang sangat potensial dapat menyebabkan kanker. 9,10

3 Di Bidang Kedokteran Gigi, selain memiliki risiko menyebabkan kanker, air terklorinasi juga memiliki efek lainnya. Centerwal et all (1986) dan Geurtsen (2000) menyatakan jika perenang yang renang di dalam air terklorinasi dilaporkan mengalami erosi/pengikisan pada lapisan enamel gigi. 11 Sungai Cikapundung merupakan sumber air permukaan kedua terbesar yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung. Kondisi air Sungai Citarum-Cikapundung sudah tercemar, banyak limbah industri dan sampah dibuang ke sungai. Secara kasat mata sudah terjadi perubahan warna pada air Sungai Citarum dan Cikapundung. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah salah satu penyedia air minum dan air bersih di Indonesia. Di Bandung, PDAM Tirtawening Kota Bandung memiliki wilayah distribusi yang meliputi wilayah Bandung Utara, Bandung Tengah Selatan, Bandung Barat, dan Bandung Timur. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Badaksinga merupakan salah satu instalasi pengolahan air milik PDAM Kota Bandung yang memproduksi air paling banyak untuk masyarakat. 12,13 Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk meneliti kandungan kloroform yang terdapat di air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari PDAM di Kota Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah terdapat perbedaan jumlah kloroform dalam air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari PDAM di Kota Bandung?

4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kloroform yang terkandung di dalam air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari IPA Badaksinga PDAM Kota Bandung, sehingga diketahui apakah air tersebut aman untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari dalam jangka panjang oleh masyarakat luas. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kandungan kloroform yang terdapat di dalam air kran dan air instalasi hasil produksi, serta dapat menjadi informasi yang berguna untuk PDAM dalam penyediaan air bersih dengan kualitas yang lebih baik disertai proses distribusi yang baik sehingga tidak mengubah kualitas air yang akan diterima dan digunakan oleh masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktis Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kualitas air bersih untuk masyarakat dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai kandungan-kandungan berbahaya lainnya yang terkandung di dalam air bersih ataupun yang terkandung di dalam air minum di Indonesia.

5 1.5 Kerangka Pemikiran Secara umum proses pengolahan air bersih meliputi klorinasi, koagulasi dan flokulasi, filtrasi, dan desinfeksi. Desinfeksi merupakan bagian yang penting dari pengolahan air dan penting untuk mencegah penyebaran penyakit infeksius yang ditularkan melalui air. Klorin merupakan agen oksidasi yang sangat kuat dan menghancurkan molekul organik kompleks yang memberikan agen warna pada air. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan disinfektan. 4,7,14 Dalam desinfeksi, ditambahkan gas klorin (Cl 2 ) atau cairan sodium hipoklorit (NaOCl) dan bereaksi dengan air untuk membentuk hypochlorous acid dan hypobromous acid yang bereaksi dengan kandungan organik (material yang secara alamiah terdapat pada air yang memberikan berbagai dampak seperti warna, beban organik, dan dekomposisi biokimia) untuk membentuk disinfection by-products (DBPs) dalam jumlah yang banyak. Kelemahan desinfeksi dengan menggunakan klor adalah terbentuknya senyawa trihalometan yang berbahaya. 6,15,16 Trihalometan adalah senyawa organik derivat metan (CH 4 ) yang mana tiga buah atom hidrogennya (H) diganti oleh atom halogen, yakni klor, brom, dan iodium. Senyawa trihalometan yang umum dijumpai antara lain kloroform (CHCl 3 ), dibromokhloromethan (CHBr 2 Cl), dan bromoform (CHBr 3 ). Jumlah total ke empat senyawa tersebut sering disebut total trihalometan (TTHM). 9 Kebocoran pipa distribusi merupakan salah satu yang berpengaruh pada kualitas air. Kebocoran pipa dapat menyebabkan masuknya bahan kontaminan ke

6 dalam pipa distribusi. Bahan kontaminan ini dapat berupa mineral tanah, bahan kimia, maupun jasad renik yang dapat mengganggu kesehatan pelanggan PDAM maupun bertambahnya bakteri, sehingga perlu untuk dilakukannya penambahan klor untuk tetap menjaga kualitas air bersih. Selain kebocoran pipa, panjang pipa, korosi yang terjadi di dalam pipa, serta buruknya material dinding pipa juga berkontribusi dalam memperburuk kualitas air dan hilangnya sisa klor yang terkandung di dalam air, sehingga jika terdapat pengaruh langsung dari pipa distribusi, maka semakin panjang pipa akan semakin menurun juga kualitas air didalamnya. Hal tersebut dapat dicegah dengan penambahan klor saat proses pengolahan air, namun jika klor yang digunakan bertambah banyak maka kemungkinan terbentuknya senyawa trihalometan akan bertambah besar, dan diantara senyawa trihalometan, senyawa kloroform adalah yang paling banyak ditemukan dan bersifat karsinogenik. 7,17,18 The WHO International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan kloroform dan Bromodiklorometan sebagai possible human carcinogens (kelompok 2B). Dibromoklorometan dan bromoform tidak termasuk dalam klasifikasi, mengindikasikan jika tidak terdapat bukti yang membuktikan kedua kandungan ini sebagai karsinogenik, tetapi belum ada penelitian yang cukup membuktikan jika mereka terklasifikasi sebagai non-karsinogenik. 15 Resiko jangka panjang dari konsumsi air terklorinasi termasuk pembentukan radikal bebas yang berlebihan yang dapat mempercepat penuaan, meningkatkan resiko mutasi genetik dan pertumbuhan kanker, mengganggu metabolisme kolesterol, dan memicu pengerasan arteri. Kloroform sendiri dapat mencapai 70-

7 240 kali lebih tinggi jika berada di udara. Mandi menggunakan air hangat atau berendam di dalam air hangat terklorinasi dapat menyebabkan terhirupnya kloroform. Air hangat menyebabkan kulit menjadi seperti sponge; yang dapat menyerap dan menghirup lebih banyak klorin dalam mandi selama sepuluh menit dibandingkan dengan mengkonsumsi delapan gelas air yang sama. Salah satu efeknya yaitu iritasi mata, sinus, tenggorokan, kulit dan paru-paru, membuat rambut dan kulit kepala kering, dan juga dapat melemahkan sistem imun. 10 Selain berpengaruh pada kesehatan tubuh, terdapat juga pengaruh terhadap kesehatan gigi-geligi. Centerwal et all (1986) dan Geurtsen (2000) menyatakan jika perenang beresiko mengalami pengikisan pada lapisan enamel gigi. 11 Adanya senyawa THMs dan halogen lainnya dalam air minum dalam kadar tertentu tidak terlepas dari buruknya kualitas air baku, sementara teknologi pengolahan air minum yang digunakan masih sederhana dan memerlukan biaya produksi yang tinggi. Akibatnya terjadi peningkatan penggunaan senyawa klor yang saat ini masih menjadi pilihan utama sebagai bahan desinfektan sehingga akan meningkatkan terbentuknya senyawa THMs dan halogen organik lainnya. 19 Berbagai hal dalam pendistribusian seperti terjadinya kebocoran dan korosi di dalam pipa terbukti berpengaruh pada kualitas air yang akan diterima. Semakin panjang jalur distribusi maka semakin tinggi jumlah kloroformnya, oleh karena itu peneliti membagi kelompok sampel penelitian berdasarkan jarak distribusi air bersih PDAM Kota Bandung (jarak dekat, jarak tengah, dan jarak jauh).

8 Diagram 1.1 Proses Terbentuknya Kloroform Air baku Proses pengolahan air bersih Kebocoran pipa, korosi di dalam pipa, buruknya material dinding pipa kontaminan & sisa klor dalam air hilang kualitas air menurun perlu penambahan jumlah klorin saat proses pengolahan air resiko terbentuk THMs semakin tinggi Bromoform, BDCM, DBCM Pre klorinasi, pre sedimentasi, koagulasi & flokulasi, sedimentasi, filtrasi Desinfeksi Klorin Kandungan organik di dalam air Kloroform Trihalometan (THMs) Desinfection by products (DBPs) The WHO International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan kloroform sebagai possible human carcinogens (2B) - Meningkatkan pertumbuhan kanker & resiko mutasi genetik - Menghancurkan anti oksidan vit.e - 70-240 kali lebih berbahaya jika terdapat di udara - Mandi dengan air hangat terklorinasi lebih berbahaya daripada mengkonsumsi air minum terklorinasi - Iritasi mata, melemahkan sistem imun, dll - Erosi lapisan enamel gigi

9 1.6 Hipotesis Terdapat perbedaan kandungan kloroform yang terdapat di dalam air instalasi hasil produksi dan air kran yang bersumber dari PDAM di Kota Bandung. 1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan multistage purposive sampling dan metode analisis data menggunakan analisis varian / ANOVA. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan di PDAM Kota Bandung pada bulan Maret September 2015.