PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PERCOBAAN e/m ELEKTRON

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

Eksperimen e/m Elektron

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.

Pertemuan Ke-2 DIODA. ALFITH, S.Pd, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

MUATAN ELEMENTER ABSTRAK

PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

DETEKSI RADIASI ELEKTROMAGNETIK DI SEKITAR ELEKTRON YANG MENGALAMI PERCEPATAN PADA PERCOBAAN PENGUKURAN e/m ELEKTRON

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON-ETANOL DAN ARGON-BROM TERHADAP UNJUK KERJA DETEKTOR GEIGER-MUELLER ABSTRAK ABSTRACT

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Arus Listrik dan Resistansi

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG...

MATERI IV DIODA : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Voltammogram Siklik Senyawa Klorambusil

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

UN SMA IPA 2009 Fisika

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

UN SMA IPA 2013 Fisika

PERUBAHAN KUAT MEDAN MAGNET SEBAGAI FUNGSI JUMLAH LILITAN PADA KUMPARAN HELMHOLTZ

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 18. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

DESAIN PEMBUATAN DAN UJI COBA KUMPARAN HELMHOLTZ BERBENTUK LINGKARAN. Ginisa Ardiyani *, Erwin, Salomo

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Asisten: (Heldi Alfiadi/ ) Tanggal Praktikum: ( ) Kata Kunci : Efek Hall, Potensial Hall, Gaya Lorentz

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

BIDANG STUDI : FISIKA

DISTRIBUSI ENERGI ATOM BERDASARKAN TEMPERATUR PADA PERCOBAAN FRANK HERTZ

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Prinsip Semikonduktor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA

UM UGM 2017 Fisika. Soal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

Antiremed Kelas 08 Fisika

Jurnal Kimia Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

PENGEMBANGAN MATERIAL WINDOW UNTUK DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE END WINDOW

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

MODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK. frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan.

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

LAPORAN FISIKA EKSPERIMENTAL I

Transkripsi:

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma dengan alat percobaan yang telah disempurnakan. Pengukuran dilakukan dengan probe bola, menggunakan met ode analisa Langmuir probe. Probe dihubungkan dengan sumber tegangan dimuati dengan berbagai harga tegangan positif dan negatif relatif terhadap plasma, maka arus yang tertarik oleh probe akan memberikan informasi tentang keadaan parameter di dalam plasma. Dalam tabung lucutan gas argon diperoleh suhu dan kerapatan elektron plasma masing-masing T_ = (10,0 ~ 0,3) ev dan n_ = (9,9'± 0,2) x loe cm-~~ ABSTRACT 97

I. PENDAHULUAN 98 Penelitian plasma dalam tabung lucutan gas merupakan suatu titik tolak dalam mempelajari efek pengungkungan dan efek cermin plasma oleh medan magnet. Penelitian ini me~upakan penyempurnaan dari penelitian sebelumnya dalam usaha pemvariasian jarak a~ta~ elektroda, yang mana telah dilaksanakan, sehingga pengoperasian probe bisa tepat berada pada daerah kolom positif. Kemudian dengan ditambahnya sistem pendingin di daerah sekitar katoda, menjadikan arus muatan antar elektroda relatif lebih stabil. Parameter plasma di daerah kolom positif pada kondisi normal glow discharge ditentukan dengan probe bentuk bola, diharapkan akan diperoleh hasil pengukuran akhir yang lebih baik, karena adanya efek koreksi dari bentuk yang sederhana. Salah satu yang paling diutamakan dalam diagnostik plasma adalah karakteristik arus-tegangan dari probe yang disisipkan ke dalam plasmac1>, karena parameter plasma seperti suhu dan kerapatan elektron plasma dapat ditentukan atas dasar dari karakteristik probe yang diperoleh dalam percobaan. Analisa metode konvensional penentuan suhu dan kerapatan elektron plasma dengan menggunakan probe, secara singkat dapat dipahami dengan cara sebagai berikut. Pada grafik karakteristik probe idealc2>, arus elektron yang berada di daerah exponensial disajikan oleh persamaan a.tau (1a) In 1_ = In I_~ + e~/kt_ <1b) dimana I_J adalah arus elektron jenuh (berada pada potensial plasma), T_ adalah suhu elektron, k adalah konstanta Boltzmann dan ~ ~dalah tegangan probe relatif terhadap tegangan plasma (~ = Vpr - Vp~). Kalau dianggap distribusi kecepatan elektron di sekitar probe mengikuti distribusi Maxwellc3>, maka arus elektron jenuh diberikan oleh persamaan

99 atau 1..:1 = envs/4 (2a) 1..:1 = ens (2kT./ rr m.) 1/2 (2b) dimana e adalah muatan elektron, n adalah kerapatan elektron, v adalah kecepatan rerata elektron (v = BkT./m), S adalah luasan probe dan T. adalah suhuelektron, m. massa elektron. Karena adanya sheath (selubung muatan) di sekitar probe, untuk probe berbentuk bola, arus elektron plasma memperoleh faktor koreksi sebesar F = 1 - (ev/kt.) (4), sehingga persamaan (2b) menjadi Suhu elektron plasma dapat ditentukan.dengan karakteristik probe dari hasill percobaan dengan menggunakan persamaa (lb); yaitu dengan mensubstitusikan dua pasangan harga (I_1'~1) dan (I_2'~2) yang diperoleh ke persamaan (lb) tadi, atau dapat dituliskan Dari persamaan (4a) dan (4b) akan diperoleh persamaan suhu elektron plasma yaitu Sedang untuk -kerapatan elektron plasmanya dapat ditentukan dari persamaan (3) dengan harga arus elektron jenuh pada grafik karakteristik probe dari hasil percobaan(~). II. TATA KERJA Blok diagram alat penentu parameter plasma yang digunakan dalam perccbaan ini adalah seperti ditunjukkan pada gambar 1.

100 1 2 5a 3 4 10a 9 8 luc 11 Gambar 1. Blok diagram alat penentu parameter plasma Keterangan gambar : 1. Air pendingin : air didinginkan dengan AC Sanyo 165 BR. 2. Pompa air pendingin : digunakan pompa air Sanyo A-90UM. 3. Pompa vakum : digunakan pompa vakum rotary Edwards, England. 4. Gas argon digunakan sebagai pengisi tabung lueutan. 5. Kran : kran air dan pompa vakum dibuat dari gel as di PPNY, kran untuk gas Argon digunakan regulator Matheson. 6. Tabung plasma : tabung plasma dibuat dari bahan kuningan dan gel as, masing-masing dengan diameter 7,5 em dan 2 em. Jarak antar elektroda dapat divariasi. 7. Katoda : terbuat dari bahan tungsten, panjang 3 em, ~ = 0,5 mm. 8. Anoda : terbuat dari bahan tungsten, ~ = 3,5 mm 9. Probe : terbuat dari bahan tungsten, ~ = 0,5 mm dan ujung berbentuk bola dengan ~ = 0,6 mm. 10. Tegangan searah : tegangan katoda diatur selalu konstan sebesar 15 volt, arus 2,5 A. Tegangan probe hanya

101 dioperasi- kan antara -3~ sampai dengan +30 volt, dengan menggunakan Power Supply Trio PR 602A. Lucutan tabung plasma menggunakan sumber tegangan tinggi Hipotronics. 11. Multimeter : digunakan Elektrometer Keithley bloc dan Sanwa 501-ZX-TR. 12. Tahanan : digunakan tahanan porselin 100 kohm. Adapun cara percobaan dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Tabung lucutan gas divakum hingga bertekanan 0,35 mbar 2. Dipasang tegangan antar elektroda sebesar + 500 volt sehingga terjadi lucutan normal glow, dengan memvariasikan jarak antar elektroda. 3. Probe diberi tegangan dari -30 sampai +30 volt serta dibaca arus yang melalui probe pada Elektrometer. 4. Hasil pemvariasian tegangan terhadap arus digambar sehingga menghasilkan karakteristik probe. 5. Suhu dan kerapatan elektron plasma dapat ditentukan dari hasil analisa karakteristik probe. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan probe bentuk bola~ diperoleh dari hasil variasi tegangan probe evpr)terhadap arus (Ipr) seperti tertera pada tabel 1. data probe I Tabel -3 Vpr Data (volt)(ua) 1-130 110 r -12-6 -9 150, I -15-18 -21 I I -24-27 180 160,5 170,5 200 190 variasi 35 50 (ua) -10 Ipr- -2,5 20 5 tegangan probe terhadap arus probe 12 volt) ------------------------------- 17 95 46 8 3 0 Vpr

102 Hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam selang tegangan antara 24 dan 27 volt, tak ada lagi perubahan arus probe meskipun tegangan dinaikkan hingga melebihi 27 volt (arus relatif selalu tetap 200 fta, sampai tegangan tertentu) Demikian halnya untuk penurunan harga tegangan sampai dengan -24 volt, terjadi kejenuhan arus lagi sebesar -10)UA. Dari kedua harga arus probe tersebut dapat disimpulkan bahwa besar arus elektron jenuh adalah I_~ = 210pA, karena arus. elektron merupakan jumlahan antara arus ion jenuh dengan arus probe sedang arus ion jenuhnya sendiri adalah = 10 }J-A. Dari data pada tabel 1, dapat diketahui masing-masing harga arus elektronnya pada harga tegangan probe yang bersangkutan, yaitu dengan menambahkan harga 10 ua pada arus probenya. Dleh karenanya, sekarang dapatlah digambarkan grafik hubungan antara tegangan probe terhadap In untuk menentukan harga suhu elektron plasmanya (gambar 2) ~~if~f~=:1~~~i~~~e~- ~~~E~~L ~E:g~:~ ::~~~~:;h~::::._~ :- ;~==~~-~_~~~:it~-=~~~1:=:~::i-~~~i~~~~ ~~t~~~~~i1~ilift~~~~r~~t~l~~i~j~ti~ Gambar 2. Grafik hubungan antara Vpr dengan In 1_

103 Dengan mengetahui ha~ga slope (kemi~ingan) pada gamba~ 2 dan menggunakan pe~samaan (5), maka dapat ditentukan harga suhu elektron plasmanya. Telah dihitung untuk masing-masing ha~ga pasangan antara (80,-3); (60,-6); (45,-9) dan (30, 12)i yang masing-masing dengan (15,-18) maka suhu elektron plasma yang diperoleh adalah T.1 = 10,394 ev, T.2 = T.3 = 10,043 ev dan T.4 = 9,474 ev memberikan rata-rata T. = (10,0 + 0,3) ev. Selanjutnya dari persamaan (3), kerapatan elektron plasma dapat ditentukan, yaitu : n. = (9,9 ~ 0,2) x loa cm-3 IV. KESIMPULAN Penyempurnaan alat percobaan penentu parameter plasma dengan penambahan sistem pendingin di daerah sekitar katoda serta usaha pemvariasian jarak antar elektroda pada tabung lucutan gas berdampak positif. Selama percobaan dilakukan, arus probe teramati selalu stabil untuk berbagai macam harga tegangan probe yang diberikan serta menjadikan mudah dalam menentukan keadaan normal glow discharge, diperoleh pada tekanan gas argon 0,35 mbar, tegangan antar elektroda 320 volt, jarak antar elektroda 18 v cm dan arus filamen katoda 2,5 A. Hasil pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma pada tabung lucutan gas yang masing-masing adalah T. = (10,0 ~ 0,3) ev dan n. = (9,9 ~ 0,2) x loa cm-3 UCAPAN TERIMA KASIH Atas segala bantuan rekan-rekan sekerja di PPNV dalam melakukan penelitian hingga kertas kerja ini selesai ditulis, penulis mengucapkan terima kasih. DAFT AR PUST AI<A 1. CHARLES B. WHARTON, "Plasma Probing", Lawrence Radiation Laboratory, University of California, California. 2. NOBUYUKI KAVA, "New Technique for Direct Measurement of Electron Tempe~ature", Rev. Sei. Instrum. 53, 7, July, 1982.

104 31 IIM. PodgorNyi, "Topics in Plasma Diagnostics", Translatedfrom RICHARDSH. HUDDLESTONE CosmeticsStudy, ( Rusia, 1971> Institute USSR Research "Plasma of Laboratory LEONARD, (1965). Techniques", California Plasma and SANLEY L. Los Angeles, 5. WONG C.S., "Proceedings of First Tropical College on Applied Physics", University of Malaya, Malaysia (1983). TANYA JAWAB 1. Engkir S. Apa gunanya penelitian ini? Widdi Usada Untuk mempelajari parameter plasma pada suhu dan kerapatan rendah dalam tabung lucut yang secara geometri dikenal sebagai tabung lucut sistem terbuka. Untuk tahap selanjutnya ingin ditinjau pengaruh medan magnet yang dipasang sepanjang kolom plasma dan dikedua ujung tabung, dalam hal pengungkungan plasma dalam medan magnet. Perlu diketahui geometri tersebut juga merupakan salah satu konsep reaktor fusi (reaktor fusi cermin). 2. Made Berata a. Dengan adanya sistem pendingin di daerah sekitar elektroda akan menjadikan arus stabil. Bagaimana hubungan antara perubahan suhu dengan aliran arus? b. Pada hubungan antara tegangan dan arus mula-mula naik kemudian turun. Menurut teori yang pernah kami baca mula-mula arus naik setelah jenuh tidak turun tetapi lurus. Apa sebab pada grafik yang ditunjukkan ada penurunan arus? Suryadi a. Hingga kini, hubungan rumusan secara teoritis belum diperoleh. b. Pada grafik hubungan tegangan dan arus (dalam tabung) yang ditunjukkan, tidak ada penurunan arus. Arus

105 selalu naik, yang turun naik hanyalah tegangannya saja. 3. Utaja Bagaimana cara eksperimen dari BCDE pada gambar yang telah dijelaskan, apakah tidak loncat dari B ke sisi kanan? Agus Purwadi Cara eksperimen untuk memperoleh kurva BCDE pada gambar karakteristik lucutan listrik I - V di bawah ini: yaitu setelah tegangan breakdown di titik B diperoleh, tegangan penyedia daya distop, selanjutnya yang divariasi adalah tahanan luarnya saja. Segmen garis BCDE pasti terjadi, tetapi dalam waktu yang relatif sangat singkat (orde mikro deti k) 10 1 -I,0 F 'O~I2. 20D.ljoo boo ~oo -V (VO( t) Gamba... Ka... akteristik lucutan list... ik I - V