PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN JUDUL SKRIPSI. Oleh : PARAMUDITHA WIDYANTO K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Agustus 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP CAHAYA DAN SIFATNYA DENGAN MODEL KOOPERATIVE TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TREFFINGER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

: ARNIKA ANDRIANI K

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY (SAVI)

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN Paramuditha Widyanto 1), Yulianti 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: therealwidyanto@gmail.com Abstract: The purpose of this research is to improve calculate fractions ability through learning model of cooperative type Team Accelerated Instruction (TAI) in fourth grade of SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta 2015/2016 academic year. The subject of this research were teacher and the 36 students on the fourth student of SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta 2015/2016 academic year. This research was classroom action research conducted in two cycles. The data collection technique were observation, interview, test and documentation. The technique of data analyzed was interactive analysis and descriptive comparative. The data validity was investigated by content validity and triangulation. Based on minimum completeness criteria (KKM) 70. At preaction the passing percentage was 36,11%; it increases to 61,11% at cycle I; and then it increases to 88,89% at cycle II. Based on result of the research, it can be concluded that using cooperative type Team Accelerated Instruction (TAI) can improve calculate fraction ability on the fourth student of SDN Bratan 01 No.71 Surakarta 2015/2016 academic year. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung pecahan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama dua siklus. Untuk pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan kajian dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dan deskriptif komparatif analisis kritis. Teknik validitas data yang digunakan adalah validitas isi dan triangulasi. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal 70, yaitu pada kondisi awal sebelum diterapkan tindakan ketuntasan siswa sebesar 36,11%; pada siklus I ketuntasan siswa meningkat menjadi 61,11%; dan pada siklus II meningkat menjadi 88,89%. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci : Team Accelerated Instruction (TAI), kemampuan menghitung pecahan 1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2),3) Dosen PGSD FKIP UNS Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan Matematika kepada siswanya, hendaklah memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu Matematika. Menurut Ruseffendi (1991) bahwa Matematika adalah bahasa simbol, ilmu edukatif yang tidak menerima pembuktian secara induktif tentang pola keteraturan, struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, dan akhirnya ke dalil (Heruman, 2008: 1). Dengan memahami hakikat dari Matematika itu sendiri diharapkan guru paham bahwa semua aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari Matematika. Artinya bahwa Matematika digunakan di segala aspek kehidupan. Meskipun Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan, namun ilmu ini sering disoroti dengan paradigma yang salah. Hal ini dikarenakan Matematika sering dikatakan sebagai ilmu yang rumit, identik dengan rumus, simbol dan angka-angka yang sulit dipahami. Hal inilah yang menyebabkan Matematika tidak disukai oleh kebanyakan siswa. Fakta di lapangan membenarkan bahwa banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah pada mata pelajaran Matematika. Hal ini menjadi masalah dan perlu adanya perhatian khusus untuk menyikapinya. Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2015 dengan guru kelas IV yang bernama Ibu Sri Marsini, S. Pd. bahwa masalah yang terjadi pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta yaitu: 1) ada beberapa siswa yang belum hafal perkalian di luar kepala, 2) kebanyakan siswa merasa kesulitan karena harus menyamakan penyebutnya, 3) tidak a- da inisiatif dari siswa tersebut untuk bertanya

kepada teman ataupun guru mengenai kesulitan yang dialami, akibatnya siswa yang pandai selalu mendominasi kelas, 4) kebanyakan siswa selama pembelajaran tidak memerhatikan guru. Hal ini tentunya akan berdampak buruk juga pada materi yang lain, karena materi satu dengan yang lain saling berkesinambungan. Seperti pada materi pecahan ini, nantinya siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan. Oleh karena itu, kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta perlu ditingkatkan. Hasil wawancara tersebut dikuatkan dengan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 pada 2 Desember 2015 mengenai pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas. Ditemukan beberapa fakta, di antaranya: 1) Kurangnya penerapan pembelajaran inovatif, 2) Pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered), 3) Siswa kurang memerhatikan penjelasan guru, 4) Guru sudah berperan aktif dalam pembelajaran seperti melakukan tanya jawab kepada siswa dan juga memberikan pertanyaan terbuka, sehingga tercipta kondisi kelas yang kondusif. Hal tersebut didukung oleh data yang diperoleh dari nilai evaluasi pratindakan (pretest) yang telah dilaksanakan pada 21 Desember 2015. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan menghitung pecahan mata pelajaran Matematika termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai Matematika pratindakan yang menunjukkan bahwa sebanyak 23 siswa atau 63,89% dari 36 siswa nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu di bawah 70. Sedangkan jumlah siswa yang lulus atau nilainya melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 13 siswa atau 36,11%. Rata-rata kelas sebesar 50,18 dari jumlah siswa 36, nilai tertinggi 83,3 dan nilai terendah 20. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta masih rendah. Berdasarkan kondisi tersebut, dalam usaha untuk meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta dipilihlah model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI), untuk diterapkan dalam pembelajaran tersebut sebagai alternatif pemecahan masalah. Karena model ini sangat cocok untuk pembelajaran Matematika dikarenakan selain mengasah kemampuan dalam kelompok juga dikembangkan untuk mengatasi kesulitan individu, yang mana sering terjadi diproses pembelajaran di SD yaitu pembelajaran Matematika. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok, mengelola, serta saling membantu satu sama lain diharapkan dapat melatih tingkat kerjasama yang tinggi antar siswa serta dapat pula meningkatkan kemampuan menghitung pecahan. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) ini digagas oleh Robert E. Slavin. Slavin merancang model pembelajaran ini karena ia merasa bahwa model pembelajaran yang dirancang khusus untuk pelajaran Matematika baru sedikit. Slavin (2005: 187) mengatakan bahwa, Dasar pemikiran dari model pembelajaran TAI ini adalah para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan materi, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang yang belum memenuhi syarat kemampuan untuk mempelajari materi tersebut, tetapi ada juga siswa lainnya yang mungkin malah sudah tahu materi itu sehingga merasa bosan dan membuang-buang waktu. Dari pendapat Slavin di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam model pembelajaran TAI mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Model ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual, masingmasing siswa memiliki tanggung jawab yang sama. Sehingga jika terdapat hasil individu yang lemah, itu akan menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016?

Tujuan penelitian ini adalah, Untuk meningkatkan kemampuan menghitung pecahan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. METODE Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar, sehingga kompetensi yang diharapkan dapat terpenuhi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa. Terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010: 107). Dalam penelitian ini data yang didapatkan bersumber dari data primer yang meliputi siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta. Selain itu data juga diperoleh dari data sekunder yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah validitas isi dan triangulasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis interaktif Miles & Huberman (Sugiyono, 2010: 338) yang meliputi empat tahap yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selain teknik analisis interaktif, penelitian tindakan kelas i- ni juga menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif. HASIL Berdasarkan hasil kegiatan observasi, wawancara, dan tes pada kondisi awal, dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan menghitung pecahan siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari sebagian besar siswa di kelas IV SD Bratan 01 No.71 Surakarta masih belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Pratindakan Interval Tengah (xi) Frekuensi (fi) xi.fi (%) 15-25 20 5 100 13,89 26-36 31 6 186 16,67 37-47 42 10 420 27,78 48-58 53 1 53 2,78 59-69 64 1 64 2,78 70-80 75 12 900 33,33 81-91 86 1 86 2,78 Jumlah 36 1809 100 Berdasarkan Tabel 1 mengenai nilai siswa dalam menghitung pecahan sebelum diterapkan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) adalah sebagai berikut : pada interval 70-80 memiliki frekuensi tertinggi sebanyak 12 siswa dengan persentase 33,33%; pada interval 37-47 sebanyak 10 siswa dengan persentase 27,78%; pada interval 26-36 sebanyak 6 siswa dengan persentase 16,67%; pada interval 15-25 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,89%; selanjutnya pada interval 48-58, 59-69, dan 81-91 memiliki frekuensi yang sama yaitu masing-masing 1 siswa dengan persentase 2,78%. Data hasil analisis nilai kemampuan menghitung pecahan pratindakan selengkapnya dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Kemampuan Pratindakan Kriteria Keterangan Terendah 20 Tertinggi 83,3 Rata-rata Kelas 50,18 Ketuntasan 36,11% Ketidaktuntasan 63,89% Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat nilai terendah adalah 20, nilai tertinggi 83,3, nilai rata-rata kelas 50,18 dan jumlah yang tuntas adalah 13. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta sebesar 36,11%, sedangkan persentase ketidaktuntasan adalah 63,89%.

kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada siklus I menunjukkan a- danya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan pada Siklus I Interval Tengah (xi) Frekuensi (fi) xi.fi (%) 30-39 34,5 1 34,5 2,78 40-49 44,5 5 222,5 13,89 50-59 54,5 6 327 16,67 60-69 64,5 2 129 5,56 70-79 74,5 8 596 22,22 80-89 84,5 11 929,5 30,56 90-99 94,5 2 189 5,56 100-109 104,5 1 104,5 2,78 Jumlah 36 2532 100 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat nilai tes evaluasi siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta dengan rincian sebagai berikut : pada interval 80-89 memiliki frekuensi tertinggi sebanyak 11 siswa dengan persentase 30,56%; pada interval 70-79 sebanyak 8 siswa dengan persentase 22,22%; pada interval 50-59 sebanyak 6 siswa dengan persentase 16,67%; pada interval 40-49 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13,89%; pada interval 60-69 dan 90-99 memiliki frekuensi yang sama sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,56%; selanjutnya pada interval 30-39 dan 100-109 memiliki frekuensi yang sama sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,78%. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70, maka berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah diterapkan tindakan pada siklus I, dari 36 siswa yang nilainya memenuhi KKM sebanyak 22 siswa atau 61,11%. Sehingga masih ada 14 siswa atau 38,89% siswa yang nilainya belum memenuhi KKM. Perbandingan peningkatan kemampuan menghitung pecahan pada pratindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Perbandingan Peningkatan Kemampuan pada Pratindakan dan Siklus I Kriteria Pratindakan Siklus I Terendah 20 38 Tertinggi 83,3 100 Rata-rata Kelas 50,18 70,61 Ketuntasan 36,11% 61,11% Ketidaktuntasan 63,89% 38,89% Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas menunjukkan peningkatan dari 50,18 menjadi 70,61. terendah yang didapatkan siswa pada pratindakan adalah 20 yang pada siklus I meningkat menjadi 38. tertinggi yang diperoleh siswa pada pratindakan adalah 83,3 yang pada siklus I meningkat menjadi 100. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 meningkat signifikan dari persentase ketuntasan pratindakan sebesar 36,11% menjadi 61,11% pada siklus I. Namun pencapaian tersebut ternyata belum mencapai target yang ditetapkan yaitu persentase ketuntasan 80%. Karena belum tercapainya target tersebut maka diputuskan untuk melakukan perbaikan dengan melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Pada siklus II nilai kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta mengalami peningkatan dibandingkan pratindakan dan siklus I. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kemampuan pada Siklus II Interval Tengah (xi) Frekuensi (fi) xi.fi (%) 56-62 59 1 59 2,78 63-69 66 3 198 8,33 70-76 73 1 73 2,78 77-83 80 6 480 16,67 84-90 87 8 696 22,22 91-97 94 15 1410 41,67 98-104 101 2 202 5,56 Jumlah 36 3118 100

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa pada interval 91-97 memiliki frekuensi tertinggi sebanyak 15 siswa dengan persentase 41,67%; pada interval 84-90 sebanyak 8 siswa dengan persentase 22,22%; pada interval 77-83 sebanyak 6 siswa dengan persentase 16,67%; pada interval 63-69 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8,33%; pada interval 98-104 sebanyak 2 siswa dengan persentase 5,56%; selanjutnya pada interval 56-62 dan 70-76 memiliki frekuensi yang sama sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,78%. Perbandingan peningkatan kemampuan menghitung pecahan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Perbandingan Peningkatan Kemampuan pada Siklus I dan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Terendah 38 59,5 Tertinggi 100 100 Rata-rata Kelas 70,61 86,46 Ketuntasan 61,11% 88,89% Tidak Tuntas 38,89% 11,11% Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata klasikal menunjukkan peningkatan dari 70,61 menjadi 86,46. Untuk nilai terendah mengalami peningkatan dari 38 menjadi 59,5, sedangkan untuk nilai tertinggi tetap 100. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 mengalami peningkatan dari persentase ketuntasan siklus I sebesar 61,11% menjadi 88,89% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari siklus II telah berhasil mencapai indikator kinerja penelitian yang ditentukan. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang disajikan dalam deskripsi kondisi awal, deskripsi pelaksanaan tindakan, dan perbandingan hasil antar siklus maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) berhasil meningkatkan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Data peningkatan kemampuan menghitung pecahan siswa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Peningkatan Kemampuan pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II Tuntas 13 22 32 Tidak Tuntas 23 14 4 ketuntasan 36,11% 61,11 88,89 ketidaktuntasan 63,89% 38,89 11,11 Tabel 7 menunjukkan bahwa pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan ketuntasan siswa hanya 13 siswa atau 36,11%. Setelah penggunaan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) pada pelaksanaan siklus I ketuntasan siswa menjadi 22 siswa atau 61,11% dan pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89%. Selain peningkatan persentase ketuntasan terjadi juga peningkatan pada aktivitas siswa. Pada kondisi awal skor aktivitas siswa adalah 1,60 dan termasuk dalam kategori cukup baik (CB). Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I aktivitas siswa adalah 2,25 termasuk dalam kategori baik (B). Selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 3,10 yang termasuk dalam kategori sangat baik (SB). Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan siswa serta dapat meningkatkan pikiran kritis maupun melatihnya bekerja dalam kelompok. Tujuan dari model pembelajaran kooperatif sesuai dengan pendapat Suyitno (Aris Shoimin, 2016: 200) yaitu, dalam pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Lebih rinci lagi tujuan dari model pembelajaran TAI menurut Huda (2014: 200) adalah Untuk meminimalisasi pengajaran individual yang terbukti kurang efektif dan juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta motivasi siswa dengan belajar kelompok. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua sik-

lus, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Bratan 01 No.71 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Huda, Miftahul. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Shoimin, Aris. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZ Media. Slavin, E. R. (2005). Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.