BAB I PENDAHULUAN. Peranan transportasi merupakan kebutuhan yang mutlak dibutuhkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. ada dalam menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis dalam memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan ekonomi Indonesia salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang akan selalu berusaha untuk terus memenuhi kebutuhannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masih rendahnya penerapan good corporate governance di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan transportasi.

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi umum merupakan alat pendukung yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pembangunan ekonomi negara kita masa kini dan masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan pemberi jasa

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi berasal dari bahasa Latin, yaitu transportare, trans berarti

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tetap di gunakan oleh masyarakat indonesia khususnya di Kota Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, manajer harus mampu mengelola perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat

I. PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dan sosial. Keadaan geogarafis Indonesia yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat, selain karena untuk kebutuhan mobilitas jarak dekat,

Kasih et al., Bauran Pemasaran...

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak sekali kategori yang telah disebutkan diatas tersedia pula di kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belangkang Masalah. Dari zaman dulu sampai sekarang manusia mengalami perkembangan

PERANCANGAN SISTEM OTOMASI PEMBELIAN TIKET BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN MEMBERSHIP CARD TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sektor jasa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari bahwa segala

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era Globalisasi ini jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut

I. PENDAHULUAN. oleh keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan kondisi persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

moda udara darat laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan ditengah-tengah badai persaingan. darat, laut dan udara. Salah satu alat transportasi darat yang digunakan oleh

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria-kriteria mutu penelitian ilmiah yang logis, sistematis dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan merupakan suatu lembaga yang dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mampu mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jadi manusia dalam hal ini para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Honda PT Ekajaya Karunia Abadi Surabaya berusaha melakukan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Moda transportasi kereta api hingga kini masih menjadi primadona

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang terus meningkat mengakibatkan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini sarana transportasi merupakan suatu bagian yang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk. melancarakan arus manusia, barang maupun informasi sebagai penunjang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan seperti perekonomian, pengiriman barang atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan transportasi merupakan kebutuhan yang mutlak dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Baik itu pelayanan transportasi udara, darat, ataupun laut semuanya adalah alat penunjang yang dapat mengefektifkan mobilitas masyarakat dewasa ini. Tidak dapat dihindari kelancaran transportasi adalah salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan perekonomian pada suatu negara dalam era globalisasi ini, karena tidak ada kegiatan ekonomi yang dapat dilepaskan dari kegiatan pengangkutan maka harus selalu dapat dijamin kelancaran dalam arus barang dan penumpang dengan cepat, murah dan aman. Pengangkutan tidak lagi dipandang sebagai sektor yang memberikan pelayanan semata-mata, tetapi telah menjadi partner dari kegiatankegiatan ekonomi umumnya. Transportasi angkutan masal saat ini masih merupakan pilihan yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia khususnya di Kota Bandung ini. Salah satu alat angkut transportasi masal yang diminati masyarakat Bandung saat ini adalah alat angkut transportasi Kereta Api. Kereta Api yang dikelola oleh PT.KAI (Kereta Api Indonesia) khususnya kereta api yang melayani daerahdaerah lokal di Bandung ini salah satunya adalah KRD (Kereta Rel Diesel) PATAS (cepat terbatas) yang menghubungkan antara stasiun Bandung- Rancaekek-Cicalengka (Pulang-Pergi) merupakan salah satu angkutan masal yang sudah dioperasikan penggunaanya sejak tahun 1984. Kereta Api ini cenderung 1

2 menjadi pilihan masyarakat dikarenakan berbagai faktor seperti waktu tempuh yang cepat, dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan jenis alat angkut darat yang lainnya, bagasi yang lega sehingga memungkinkan penumpang leluasa membawa barang-barang yang cukup banyak, dan ongkos yang relatif sangat murah jika dilihat dari kondisi perekonomian masyarakat Indonesia saat ini. Terlepas dari kelebihan-kelebihan KRD PATAS yang diuraikan di atas akhir-akhir ini terjadi penurunan volume penumpang dari kereta penumpang lokal PATAS ini, berdasarkan wawancara pra penelitian pada tanggal 14 September 2008 dengan KaSub Sarana Angkutan PT.KAI Daop II, Rudi Suandri menyatakan Penurunan volume penumpang KRD PATAS akhir-akhir ini disebabkan oleh beberapa hal yang terjadi di masyarakat seperti mudahnya kredit kepemilikan kendaraan bermotor (sepeda motor) yang dapat menghemat biaya transportasi, pembukaan jalan by-pass baru Bandung-Garut, bertambahnya pilihan armada angkutan lokal lain yang menghubungkan kota Bandung dengan daerah lokal (kabupaten) dimana jam operasi angkutan-angkutan alternatif ini lebih fleksibel dibandingkan dengan jam operasi KRD PATAS. Berikut disajikan jumlah volume pengguna KRD PATAS dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008(Januari-Maret) :

3 TABEL 1.1 Total Jumlah Pengguna KRD PATAS Tahun 2000-2008(Januari-Maret) Tahun Jumlah Penumpang 2000 2.206.912 2001 2.067.462 2002 1.725.346 2003 1.574.452 2004 1.733.040 2005 1.368.579 2006 1.210.715 2007 1.091.159 2008 - Januari 79.383 2008- Februari 87.628 2008 - Maret 67.788 Sumber : Data Penumpang PT. KAI, Daop 2 Bandung Pada Tabel 1.1 terlihat penurunan dari pengguna KRD PATAS yang terjadi hampir setiap tahun, penurunan drastis mulai terlihat pada tahun 2002 sebesar 1.725.346. Pada tahun 2003 jumlah penumpang kembali mengalami fluktuasi dengan jumlah total 1.574.452 dan mengalami kenaikan di tahun 2004 yaitu sebanyak 1.733.040 namun penurunan yang cukup drastis kembali terjadi di tahun-tahun seterusnya yaitu tahun 2005, tahun 2006, dan tahun 2007. Pada tahun 2006 harga tiket KRD PATAS mengalami kenaikan sebesar Rp.6000,- karena adanya kenaikan harga BBM dan tanggapan konsumen atas kenaikan harga itu dapat terlihat pada Tabel 1.1 tahun 2006-2007 dimana terjadi penurunan yang

4 cukup signifikan, karena adanya komplain dari konsumen mengenai kebijakan tarif yang baru maka pada bulan Desember 2007 PT. KAI kembali menurunkan harga tiket KRD PATAS keharga sebelumnya Rp.5000,-. Pada tahun 2008 dari data perbulan yang diperoleh penurunan masih terjadi walaupun ada peningkatan pada bulan Februari yaitu sebanyak 87.628, namun pada bulan Maret penurunan kembali terjadi yaitu menjadi 67.788. Dampak dari penurunan keputusan konsumen disajikan lebih lanjut pada Tabel 1.2 : TABEL 1.2 Keputusan Konsumen Menggunakan KRD PATAS Tahun 2006-2007 Tahun Keterangan Jumlah Penumpang (orang) 1.210.715 2006 Pendapatan Bersih(Rp) 5.117.521 Penumpang(orang) 1.091.159 2007 Pendapatan Bersih(Rp) 4.370.176 Sumber : Data PT. KAI, Daop 2 Bandung Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa penurunan keputusan konsumen dalam menggunakan KRD PATAS berpengaruh juga pada penurunan laba bersih yang diperoleh PT.KAI dari KRD PATAS. Keputusan konsumen dalam menggaunakan KRD PATAS yang terus mengalami penurunan ini jika dibiarkan berlarut-larut maka akan mengancam eksistensi KRD PATAS dan juga secara tidak langsung pada pendapatan PT.KAI, Daop 2 Bandung. Salah satu cara mempertahankan konsumen agar menggunakan produk atau jasa kita adalah memahami apa yang mereka butuhkan ketika menggunakan produk atau jasa. Keputusan pembelian suatu produk atau jasa dilakukan dengan

5 pertimbangan semua alternatif dan memilih alternatif yang dapat memberikan hasil maksimum. Bauran pemasaran jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan para pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Strategi yang diterapkan dalam bauran pemasaran jasa yang terdiri dari Product, Pricing, Promotion, Place, People, Physical Evidence, Proses adalah faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen menggunakan suatu jasa(buchari Alma,Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, 2004:97). Dari tujuh faktor tersebut penulis akan meneliti mengenai strategi penetapan harga yang dilakukan PT.KAI untuk menyiasati terjadinya fluktuasi penumpang pada KRD PATAS. Menurut Kepala Bagian Unit Sarana dan Angkutan PT. KAI Daop II Bandung Rudi Suandri mengatakan bahwa penetapan harga dipilih oleh PT.KAI untuk KRD PATAS karena pertimbangan tarif dari kompetitor angkutan lokal lainnya yang melayani trayek angkutan yang sama seperti trayek KRD PATAS. Kepercayaan konsumen terhadap ekonomi, dan perilaku pembelian konsumen ditentukan oleh kondisi harga atau dengan kata lain di dalam pembelian konsumen akan mempertimbangkan harga sebuah produk atau jasa yang akan dibelinya. Hukum permintaan dalam ilmu ekonomi menjelaskan kaitan antara permintaan suatu barang dengan harganya. Hukum ini menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang, maka akan semakin banak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

6 Salah satu dari strategi penetapan harga adalah Flat-rate pricing. Strategi flat-rate pricing adalah suatu strategi penetapan harga yang muncul dari salah satu 7 bauran pemasaran, yaitu pricing yang memegang peranan penting dalam usaha jasa transportasi. Flat-rate pricing adalah suatu strategi penetapan harga dimana penyedia jasa melakukan kesepakatan atas harga dengan pelanggan di awal transaksi dengan harga tarif tetap (flat) (Fandi Tjiptono, Pemasaran Jasa, 2006:200). Strategi flate - rate pricing ini diterapkan oleh PT.KAI Daop II, Bandung yang pengimplementasiannya dilakukan dengan cara PT. KAI melakukan penekanan harga tiket KRD PATAS tetap lebih murah dibandingkan dengan tarif angkutan pesaing lainnya. Harga tiket KRD PATAS yang dijual di loket penjualan telah ditetapkan diawal bagi konsumen yang akan menggunakan KRD PATAS yaitu sebesar Rp.5000,00 dan tarif ini berlaku untuk semua stasiun yang di singgahi KRD PATAS, jadi walaupun tujuan konsumen tidak turun pada stasiun terakhir relasi KRD PATAS harga tiketnya tetap sama (flat) selama konsumen menggunakan KRD PATAS. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh dari strategi tarif flat-rate pricing dalam hubungannya dengan keputusan penggunaan terhadap penggunaan KRD PATAS. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian : Pengaruh Strategi Penetapan Flat-rate pricing Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa KRD PATAS Jurusan Bandung-Cicalengka. (Survei Pada Penumpang KRD PATAS).

7 1.2 Identifikasi Masalah Industri Perkereta Apian Indonesia adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang transportasi masa yang telah melayani masyarakat Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama. KRD PATAS adalah salah satu jenis kereta api yang digunakan oleh PT.KAI di daerah operasi (Daop) 2 Bandung untuk melayani kebutuhan transportasi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Namun akhir-akhir ini volume penumpang KRD PATAS mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor, pembukaan jalan By-pass lokal, dan bertambahnya armada angkutan lokal yang melayani trayek yang sama. Strategi yang digunakan dari bauran dari pemasaran jasa yang terdiri dari Product, Pricing, Promotion, Place, People, Physical Evidence, dan Proses adalah faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan suatu jasa. Perubahan-perubahan yang muncul dalam transportasi angkutan lokal di kota Bandung mendorong PT.KAI untuk menerapkan strategi flat-rate pricing(harga tetap), yaitu suatu strategi penetapan harga dimana penyedia jasa melakukan kesepakatan atas harga dengan pelanggan di awal transaksi untuk harga tiket KRD PATAS yang diharapkan strategi penetapan harga ini dapat meningkatkan keputusan penumpang lokal untuk memilih menggunakan KRD PATAS.

8 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan responden KRD PATAS terhadap pelaksanaan strategi penetapan flat rate-pricing (harga tetap) KRD PATAS 2. Bagaimana tanggapan responden KRD PATAS terhadap keputusan menggunakan jasa KRD PATAS 3. Seberapa besar strategi penetapan flat rate-pricing (harga tetap) berpengaruh terhadap keputusan menggunakan jasa KRD PATAS 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tanggapan responden terhadap pelaksanaan strategi penetapan flat ratepricing (harga tetap) pada KRD PATAS 2. Tanggapan responden terhadap keputusan menggunakan jasa KRD PATAS 3. Besarnya pengaruh strategi penetapan flat rate-pricing (harga tetap) terhadap keputusan menggunakan jasa KRD PATAS

9 1.5 Kegunaan Penelitian Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan kegunaan akademis maupun praktis. 1. Kegunaan Akademik a. Bagi perkembangan ilmu, penelitian ini dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan strategi penetapan flat ratepricing (harga tetap) yang mempengaruhi keputusan untuk menggunakan jasa KRD PATAS pada PT.KAI Daop II, Bandung sehingga dapat memberikan masukan bagi penelitian dalam mengembangkan ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai strategi penetapan flat-rate pricing (harga tetap). b. Sebagai informasi bagi penelitian lanjutan dalam bidang strategi penetapan flat-rate pricing (harga tetap) terhadap keputusan menggunakan jasa KRD PATAS. 2. Kegunaan Praktis Sedangkan kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan (PT. KAI) mengenai strategi penetapan flat-rate pricing (harga tetap) yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan jasa KRD PATAS.