TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008), efektivitas berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:17) menjelaskan bahwa belajar

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Dr. Marzuki (FIS UNY)

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia juga akan menjadi baik. Pendidikan juga merupakan aspek

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli. telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan. untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISBN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB II KAJIAN TEORETIS

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah Sardiman (2008 : 21) yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya, sedangkan Hamalik (2004 : 27) berpendapat Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Tidak hanya itu, lebih jauh lagi Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dila-kukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sebagai akibat dari belajar Abdurrahman (2009 : 28) menge-mukakan bahwa belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dari beberapa pengertian belajar tersebut, tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu : 1. Belajar berhubungan dengan perubahan. 2. Perubahan yang terjadi akibat dari proses pengalaman. 3. Perubahan darihasil belajar bersifat relatif permanen.

9 Menurut Slameto (2003 : 64), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berkaitan dengan pengaruh yang datangnya dari seorang yang sedang belajar itu sendiri. Faktor internal meliputi faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan pengaruh yang datangnya dari luar seorang pembelajar. Faktor eksternal diantaranya adalah faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran. B. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, atau efektif juga dapat diartikan dengan memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang diperoleh, kegunaan, atau manfaat dari hasil yang diperoleh. Seperti yang dikemukakan Sambas (2009) dan Sutikno (2005) bahwa efektivitas berarti kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah dan dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapakan. Pembelajaran matematika yang efektif memerlukan suatu komitmen serius kepada pengembangan dari pemahaman matematika siswa. Sebab siswa belajar dengan menghubungkan gagasan baru kepengetahuan utama, guru harus memahami apa yang siswa telah ketahui. Guru secara efektif mengetahui bagaimana cara mengajukan

10 pertanyaan dan rencana pelajaran yang meng-ungkapkan pengetahuan siswa lebih dulu, kemudian mereka bisa mendisain pengalaman yang dimiliki yang berpengaruh terhadap pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2002: 27) bahwa belajar yang efektif hasilnya merupakan pemahaman, pengetahuan, atau wawasan. Pembelajaran efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam mencari informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Dengan terlibatnya siswa dalam pencarian informasi maka hasil belajar yang diperoleh tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa, tetapi juga meningkatkan keterampilan berfikir, intensitas bertanya, serta interaksi yang baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran yang diwujudkan pada hasil belajar merupakan hal utama dalam menilai efektivitas pembelajaran. C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut Slavin (2005:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Beberapa alasannya adalah penggunaan pembelajaran kooperatif selain untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar juga dapat menimbulkan akibat-akibat positif lainnya. Akibat-akibat positif itu antara lain dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan

11 meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah dapat menumbuhkan kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengapli-kasikan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam suatu kerja sama di dalam diskusi. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Abdurrahman (2009:123) adalah sebagai berikut: 1. Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompok saling membantu demi keberhasilan kelompok. 2. Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentangprestasi belajar anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka saling mengetahui teman yang memerlukan bantuan. 3. Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik heterogen. 4. Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis. 5. Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi. 6. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya mempertahannkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok. 7. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. 8. Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan observasi terhadap komponen-komponen belajar dan melakukan intervensi jika terjadi masalah antar anggota kelompok. 9. Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan sikapnya sesuai dengan

kehidupan yang ada didalam masyarakat, sehingga dengan adanya kerja sama antar anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktifitas, dan perolehan belajar. 12 Lima tipe utama dari model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division (STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), Jigsaw II, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction (TAI). Menurut pendapat Slavin (2005: 143-146), salah satu pembelajaram kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah STAD. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang sederhana, dan merupakan salah satu model yang baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. 1. Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini sama dengan pengajaran biasa hanya berbeda pada pemfokusan terhadap STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa merekaharus memperhatikan seksama selama presentasi kelas karena akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. 2. Tim Tim terdiri dari empat sampai lima anggota kelompok dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah komponen yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan

13 adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 3. Kuis Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dalam setiap siklus, siswa diberikan kuis atau tes individu. Pada saat tes siswa tidak diperbolehkan membantu satu sama lain. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. 4. Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka belajar lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasar tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. Kriteria pemberian poin peningkatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Poin Peningkatan Skor Kuis Terakhir Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar Poin Peningkatan 5 poin 10 poin 1 poin di bawah skor dasar 10 poin Skor dasar sampai 10 poin di atasnya Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 20 poin 30 poin 30 poin (Slavin, 2005:159)

14 5. Rekognisi Tim Rekognisi/penghargaan akan diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut. Untuk menghitung peningkatan skor kelompok digunakan rumus: Pk = poin perkembangan kelompok Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak memperoleh penghargaan.berdasarkan poin perkembangan kelompok terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan seperti pada tabel berikut. Tabel 2.2 Kriteria Poin Perkembangan Kelompok Perkembangan Penghargaan Pk < 15 poin Baik 15 Pk < 25 poin Hebat Pk 25 poin Super Hebat (Slavin,2005 : 80) Setiap pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelebihan pembelajaran STAD (Umamik : 2007) adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerja sama kelompok. 2. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara peserta didik yang berasal dari ras yang berbeda. 3. Menerapkan bimbingan oleh teman. 4. Menjelaskan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah.

15 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Guru memberikan pengarahan tentang langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD hanya pada pertemuan pertama, antaralain peserta didik harus bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi, peserta didik harus bertanggung jawab agar setiap individu di dalam kelompok betul-betul memahami konsep yang dipelajari, jika ada pertanyaan dari peserta didik dianjurkan untuk menanyakan kepada teman satu timnya sebelum menanyakan pada guru. 2. Dengan tanya jawab guru melakukan apersepsi untuk mengingat kembali materi sebelumnya. 3. Guru menyampaikan materi singkat yang akan dibahas. 4. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. 5. Membagi peserta didik dalam tim yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. 6. Peserta didik bergabung dengan anggota timnya masing-masing yang telah ditentukan. 7. Peserta didik diberi soal/lembar diskusi, tiap tim satu lembar diskusi. 8. Peserta didik melakukan diskusi dengan timnya sampai semua anggota tim mengerti apa yang didiskusikan. 9. Guru berkeliling didalam kelas, memperhatikan bagaimana anggota tim bekerja, dan memberi pengarahan bila ada yang kurang jelas dengan perintah lembar diskusi. 10. Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dimana salah satu siswa dari perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok lain

16 menanggapinya. 11. Peserta didik mengerjakan tes individu/kuis. 12. Guru bersama peserta didik membahas tes individu sambil mengulang hal-hal yangdianggap sulit oleh peserta didik. 13. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat rangkuman. 14. Guru menghitung skor individu dan skor tim. 15. Setelah diketahui skor tim,ditentukan tim yang mendapat penghargaan. D. Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:592).Sedangkan menurut Sumarno (2011) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang didalamnya meliputi berbagai metode yang berpusat pada guru. Metode-metode tersebut diantaranya adalah ceramah, Tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan pemahaman konsep searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya pemahaman konsep langsung sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam pemahaman

konsep ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa. 17 Langkah-langkah pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dengan tanya jawab guru melakukan apersepsi untuk mengingat kembali materi sebelumnya. 2. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. 3. Guru menyampaikan garis besar materi yang akan dibahas. 4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya 5. Guru memberikan soal kepada peserta didik 6. Guru berkeliling di dalam kelas, memperhatikan bagaimana siswa mengerjakan soal. 7. Guru beserta peserta didik membahas soal E. Pemahaman Konsep Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat, sedangkan konsep berarti suatu rancangan. Sedangkan dalam matematika, konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk menggolongkan suatu objek atau kejadian. Jadi pemahaman konsep adalah pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak. Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu. Dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai

konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Carpenter ( dalam Bennu, 2010 ) yang menyatakan salah satu ide yang diterima secara luas dalam pendidikan matematika 18 adalah bahwa siswa harus memahami matematika. Skemp (dalam Muaddab, 2010) membedakan pemahaman menjadi dua yaitu pemahaman instruksional (instructional understanding) dan pemahaman relasional (relational understanding). Pada pemahaman instruksional, siswa hanya sekedar tahu mengenai suatu konsep namun belum memahami mengapa hal itu bisa terjadi. Sedangkan pada pemahaman relasional, siswa telah memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi dan dapat menggunakan konsep dalam memecahkan masalah-masalah sesuai dengan kondisi yang ada. Pemahaman konsep berpengaruh terhadap tercapainya hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar atau kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru.berkenaan dengan hal tersebut Dimyati (2006: 3) yang mengungkapkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/ PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor (Wardhani, 2008: 10) diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematis adalah: (a) mampu menyatakan ulang suatu konsep; (b) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (c) memberi contoh dan noncontoh dari konsep; (d) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis; (e) mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep; (f) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (g) mengaplikasikan konsep atau algoritma

19 pada pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh siswa berdasarkan hasil tes pemahaman konsep. Indikator pemahaman konsep yang digunakan adalah menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta mengaplikasikan konsep. F. Kerangka Pikir Belajar merupakan suatu proses yang aktif, karena di dalam belajar seseorang berusaha membangun pengetahuan. Membangun pengetahuan akan lebih bermakna jika siswa mengalami bukan hanya mengetahui dan menghafal saja. Pembelajaran akan berjalan dengan baik jika siswa terlibat secara aktif dan guru tidak mendominasi pembelajaran. Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru akan menimbulkan kejenuhan dan siswa cenderung bersifat pasif. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Pada pembelajaran konvensional siswa hanya pasif menerima informasi dari guru. Hal ini disebabkan dalam proses mengajar, guru masih menggunakan metode ceramah sebagai cara penyampaian materi yang masih sangat dominan di dalam kelas. Guru menekankan penerapan suatu konsep, sedangkan pengenalan dan pengembangan konsep kurang ditekankan. Siswa dituntut menerima dan menghafal fakta-fakta yang disampaikan oleh guru. Padahal dalam pembelajaran yang baik siswa tidak hanya dituntut untuk menerima fakta-fakta yang disampaikan tanpa proses pemikiran terlebih dahulu dari setiap siswa. Situasi ini mengakibatkan saat pengerjaaan soal siswa mengalami kesulitan karena kurang memahami konsep matematika yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran yang biasa diterapkan menggunakan metode ekspositori, di mana

20 pembelajaran berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan siswa mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Minat belajar akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui variasi model maupun media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Kegiatan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan diantaranya tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada ketergantungan saling memerlukan yang positif, tanggung jawab masing-masing anggota, keterampilan hubungan antar personal, serta meningkatkan interaksi antarsiswa. STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kemampuan dan jenis kelamin. Siswa juga dituntut untuk saling membantu dalam menguasai materi yang diajarkan. Siswa berkemampuan tinggi dalam kelompok diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari. STAD adalah salah satu pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam belajar, yaitu dengan bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugas. Dengan siswa aktif dalam belajar siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh dari pengalamannya akan lebih bermakna dan mudah diingat. Dengan pengetahuan yang bermakna, tentu siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan persoalan matematika yang dihadapinya, sehingga pemahaman konsep matematis siswa akan lebih baik. Dengan mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pemahaman konsep

21 matematis siswa akan lebih baik daripada pemahaman konsep matematis yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Ar-Raihan Bandarlampung. G. Anggapan Dasar Penelitian ini bertolak belakang pada anggapan dasar sebagai berikut. 1. Semua siswa kelas VIII semeseter genap SMP IT Ar-Raihan Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis siswa selain metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk seluruh siswa diabaikan. H. Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut. 1. Hipotesis Umum Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Ar-Raihan Bandarlampung. 2. Hipotesis Khusus Rata-rata skor pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional.