SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO OPTIMASI PARAMETER MODEL MOCK UNTUK MENGHITUNG DEBIT ANDALAN SUNGAI MIU. I Gede Tunas *

dokumen-dokumen yang mirip
Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PULAU-PULAU KECIL DI DAERAH CAT DAN NON-CAT DENGAN CARA PERHITUNGAN METODE MOCK YANG DIMODIFIKASI.

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

INFRASTRUKTUR ANALISIS PENYIMPANGAN PERKIRAAN DEBIT MENGGUNAKAN MODEL MOCK DAN NRECA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

ANALISIS DEBIT ANDALAN

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru

Irigasi Dan Bangunan Air. By: Cut Suciatina Silvia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Ketersediaan Air Sungai Talawaan Untuk Kebutuhan Irigasi Di Daerah Irigasi Talawaan Meras Dan Talawaan Atas

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

ANALISIS DEBIT SUNGAI MUNTE DENGAN METODE MOCK DAN METODE NRECA UNTUK KEBUTUHAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Tujuan: Peserta mengetahui metode estimasi Koefisien Aliran (Tahunan) dalam monev kinerja DAS

Bab V PENGELOLAAN MASALAH BANJIR DAN KEKERINGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. paket program HEC-HMS bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air pada suatu

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ketibung Kabupaten Lampung Selatan

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

Keywords: water supply, water demand, water balance,cropping

KOMPARASI DEBIT ANALITIK METODE MOCK DENGAN DEBIT TERUKUR CATCHMENT AREA BOGOWONTO TERUKUR DI STASIUN PUNGANGAN

Agrium, April 2014 Volume 18 No 3

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

SIMULASI OPERASI WADUK LAMONG UNTUK KEPENTINGAN AIR BAKU DAN IRIGASI LAMONG DAM SIMULATION OF OPERATION FOR RAW WATER AND IRRIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

I. PENDAHULUAN. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PERHITUNGAN NERACA AIR STUDI KASUS KOTA CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TIK. Pengenalan dan pemahaman model dasar hidrologi terkait dengan analisis hidrologi

Aplikasi Model Regresi Dalam Pengalihragaman Hujan Limpasan Terkait Dengan Pembangkitan Data Debit (Studi Kasus: DAS Tukad Jogading)

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KELAYAKAN MODEL NAM (NEDBOR AFSTROMNINGS MODEL) UNTUK PREDIKSI KETERSEDIAAN AIR PADA DAS HO

Perkiraan Koefisien-koefisien Karakteristik Daerah Aliran Sungai Krengseng untuk Membangun Kurva-Durasi Debit

Kata kunci: evapotranspirasi, Metode Penman, Metode Mock, Metode Wenbul

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

ANALISIS KEANDALAN METODE MOCK DENGAN DATA HUJAN 5, 10, 15 HARIAN DAN 1 BULANAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

ANALISIS NERACA AIR SUNGAI RANOWANGKO

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

BAB 3 METODE PENELITIAN

Kompetensi. Model dalam SDA. Pengenalan dan pemahaman model dasar hidrologi terkait dengan analisis hidrologi MODEL KOMPONEN MODEL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Ariansyah Tinjauan Sistem Pipa Distribusi Air Bersih di Kelurahan Talang

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI

OPTIMASI PARAMETER MODEL DR.MOCK UNTUK PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH PDAM JAYAPURA CALCULATION OF DEPENDABLE FLOW AS WATER SOURCE IN PDAM JAYAPURA

MINI RISET METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI PERHITUNGAN CURAH HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

Prediksi Pasok Dan Kebutuhan Air Sungai Ciliwung Pada Ruas Jembatan Panus Sampai Manggarai

ANALISIS WATER BALANCE DAS SERAYU BERDASARKAN DEBIT SUNGAI UTAMA

Evapotranspirasi Rekayasa Hidrologi Universitas Indo Global Mandiri

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR DAS ASAM-ASAM DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE MOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. PDAM kota Subang terletak di jalan Dharmodiharjo No. 2. Kecamatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERENCANAAN POLA OPERASI EMBUNG BULUNG UNTUK KEBUTUHAN AIR BAKU DESA BULUNG KABUPATEN BANGKALAN

Transkripsi:

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO OPTIMASI PARAMETER MODEL MOCK UNTUK MENGHITUNG DEBIT ANDALAN SUNGAI MIU I Gede Tunas * Abstract Mock Model is an hydrology model for use in analyzing a watershed system in order to predict the hydrologic response of the system to a user defined rainfall and climatologic event. To obtain the optimal parameter value, Mock model must be optimized by adjusting model parameter values until model results match historical data. This research would try to optimize the Mock parameter models in Miu Watershed. Parameters values are adjusted by maximize correlation value and minimize volume error of the observed and measured discharge. The result of optimization shows that the optimal parameter value for 2 periods which stated by objective function value have 0.00095 volume error and 0.75 correlation value. Keywords: Mock models parameter, optimization, dependable flow Abstrak Model Mock merupakan model hidrologi yang digunakan untuk mengananalisis sistem DAS dalam memprediksi respon hidrologi dari suatu masukan kejadian hujan dan iklim. Model Mock perlu dioptimasi/kalibrasi untuk memperoleh nilai parameter optimal dengan cara menyesuaikan parameter model hingga hasil optimasi menghampiri data historis. Penyesuaian parameter model dilakukan dengan memaksimalkan koefisien korelasi dan volume error dari debiit pengukuran dan debit optimasi. Hasil optimasi menunjukkan bahwa nilai parameter optimal selama 2 periode yang dinyatakan dengan fungsi tujuan memiliki koefisien korelasi sebesar 0.75 dan volume error sebesar 0.00095. Kata kunci: Parameter model mock, optimasi, debit andala. 1. Pendahuluan Pengembangan sumber daya air sungai merupakan usaha untuk menyediakan dan memanfaatkan air untuk menunjang kehidupan manusia. Kegiatan pembangunan seperti pengadaan bendung/waduk untuk irigasi, PLTA dan sumber air bersih memerlukan dukungan analisis data awal tentang ketersediaan air yang akurat. Pada beberapa kasus, data debit tercatat disuatu stasiun hidrometri yang diinginkan untuk menunjang kebutuhan pengembangan wilayah sungai sering belum tersedia lengkap. Walaupun ada, namun tidak tercatat secara kontinyu sepanjang tahun sehingga dalam keadaan memaksa diperlukan adanya pengukuran langsung dilapangan yang memerlukan waktu, materi dan tenaga. Cara lain yang dapat digunakan untuk memprediksi data awal tentang ketersediaan air suatu sungai adalah dengan model. Pada prinsipnya model yang baik adalah model yang dapat menirukan perilaku sistem DAS yang sesungguhnya. Namun keterbatasan model selama ini adalah unjuk kerja model tidak sepenuhnya dapat menirukan perilaku sistem DAS. Hal ini terkait dengan kompleksitas sifat * Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Optimasi Parameter Model Mock untuk Menghitung Debit Andalan Sungai Miu (I Gede Tunas) masukan dan sistem yang tidak sepenuhnya terwakili dalam model. Demikian pula penentuan besaran parameter dalam model bukanlah pekerjaan yang mudah. Beberapa parameter model memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi sehingga sulit untuk diperkirakan secara tepat (Tunas, 200). Model Mock adalah salah satu model hidrologi yang sering digunakan di Indonesia untuk menghitung ketersediaan air suatu sungai berdasarkan data hujan sebagai masukan model, disamping beberapa metode yang lain seperti metode tangki Sugawara dan metode SMEC. Sistem kerja model ini mengikuti prinsip water balance untuk memperkirakan ketersediaan air (debit) suatu sungai. Secara kusus, Model Mock dapat diterapkan apabila data debit sungai tidak tersedia (walaupun ada, akan tetapi rentang data tidak memadai untuk perhitungan). Informasi data debit didasarkan pada hitungan pendekatan (empiris) mengguanakan data hujan. Untuk dapat menirukan perilaku aliran di dalam sistem DAS, model Mock memerlukan penyesuaian parameter model yang disebut sebagai optimasi. Optimasi dilakukan terhadap parameter-parameter model dengan melakukan evaluasi kemiripan hasil simulasi dan data observasi. Pada model ini, tidak semua perkiraan parameter dapat ditentukan berdasarkan karakter fisik DAS. Beberapa parameter harus ditentukan berdasarkan proses optimasi karena tidak memiliki arti fisik sama sekali. Oleh karena itu unjuk kerja model Mock dalam menirukan perlaku DAS yang sesungguhnya sangat tergantung dari ketersediaan data observasi selam periode waktu tertentu agar dapat dilakukan proses optimasi parameter model. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Model hidrologi Model hidrologi adalah sebuah sajian sederhana (simple representation) dari suatu sistem hidrologi yang sangat kompleks (Sri Harto, 2000) Menurut Dooge (1979) dalam Sri Harto (2000), model didefenisikan sebagai suatu struktur, alat, skema, atau prosedur nyata atau abstrak, yang menghubungkan masukan, sebab atau rangsangan, tenaga atau informasi dan keluaran, pengaruh, atau tanggapan dalam referensi waktu tertentu. Secara umum model hidrologi dibedakan menjadi 3 macam (Ponce, 1989, Sri Harto, 2001), yaitu : model fisik (physical/material model), model analog dan model matematik. Model hidrologi yang akan digunakan untuk mewakili sistem DAS adalah model yang mampu mengikuti seluruh proses hidrologi seperti pada siklus hidrologi. Konsep dasar dalam pengembangan model hidrologi adalah siklus hidrologi dan water balance. Pada prinsipnya proses transformasi hujan menjadi limpasan merupakan suatu proses yang menerus (continues) dan terdapat ketergantungan antar bagian proses. Komponen dari seluruh proses transformasi dapat dipisahkan dalam beberapa bagian yaitu komponen hidrometeorologi, komponen permukaan, komponen bawah permukaan dan komponen sungai. Model yang baik adalah model yang mampu menirukan perilaku DAS sedekat mungkin dan ukuran kedekatan ini akan berbeda untuk setiap tujuan pembuatan model. Model dapat disusun memanfatkan rumus rumus yang telah ada atau dengan rumus yang digunakan dalam satu atau lebih komponen proses. Dalam setiap pengembangan model di dalamnya tercakup pemanfaatan rumus atau penyusun struktur model dengan andaian andaian tertentu. Oleh sebab itu akan selalu dijumpai parameter paraneter model yang tidak diketahui secara pasti sifatnya atau ada besarn besaran tertentu yang tidak diketahui datanya. Oleh sebab itu perlu dilakukan optimasi/kalibrasi untuk mengetahui besaran atau parameter yang tidak diketahui agar keluaran dari model 1

Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2007: 0-8 dapat sesuai dengan keluaran DAS (Sri Harto, 2000). 2.2 Model Mock Model mock merupakan salah satu contoh model hidrologi yang sederhana untuk menghitung debit andalan suatu sungai. Debit andalan adalah debit sungai yang tersedia dengan kemungkinan terpenuhi pada tingkat kepercayaan tertentu (umumnya untuk irigasi diambil 80 %) dalam memenuhi kebutuhan irigasi. Dengan diketahuinya debit andalan, maka luas daerah irigasi yang akan diairi dari sungai yang bersangkutan dapat ditentukan. Model mock dapat diterapkan apabila data debit sungai tidak tersedia (walaupun ada, akan tetapi rentang data tidak memadai untuk perhitungan). Informasi data debit didasarkan pada hitungan pendekatan (empiris) mengguanakan data hujan. Data hujan yang digunakan adalah data hujan setengah bulanan atau bulanan rata-rata. Model ini mentransformasi hujan-aliran mengikuti prinsip water balance untuk memperkirakan ketersediaan air (debit) suatu sungai. Metode ini menganggap bahwa hujan yang jatuh pada DAS sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian akan menjadi limpasan langsung (direct run-off) dan sebagian lagi akan masuk ke tanah sebagai infiltrasi. Apabila kapasitas lengas tanah (soil moisture capacity) telah terlampai, air akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi sebagai perkolasi (percolation) menuju aquifer jenuh sebagai air tanah (ground water) yang akhirnya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow). Aliran air hujan yang dialihragamkan (transformation) oleh sistem DAS yang bersangkutan akhirnya akan sampai ke sungai yamg ada dalam DAS yang bersangkutan. Aliran di sungai adalah jumlah aliran langsung di permukaan tanah (overland flow) dan aliran dasar (base flow). Untuk setiap bulannya, terlebih dahulu model akan menghitung penyimpanan kelembaban tanah (soil moistur storage, SMS) pada akhir bulan. Bila SMS akhir lebih besar dari kapasitas kelembaban tanah (soil moisture capacity, SMC) maka akan terjadi kelebihan air (water surplus, WS), dan apabila SMS akhir lebih kecil dari SMC, maka WS = 0. Meskipun tidak terjadi kelebihan air (WS = 0), limpasan langsung dapat terjadi akibat limpasan badai (storm runoff). Besarnya aliran dan penyimpanan air tanah (groundwater storage) diperoleh dengan cara menghitung infiltrasi dari volume penyimpanan, yang mana faktor-faktor infiltrasi (i), resesi aliran air tanah (k) dan faktor limpasan badai (PF) dapat ditentukan. Persamaan dasar yang digunakan dalam model Mock adalah persamaan keseimbangan air di dalam tanah dan persamaan penyimpanan air tanah, yakni : S = R.. (1) n E a ( V n ) + 0.5( k) I n V = k 1+ 1... (2) Gambar 1. Model tangki Mock 3. Metode Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat DAS Miu, salah Sub-DAS Palu dengan luas daerah tangkapan kurang lebih 2

Optimasi Parameter Model Mock untuk Menghitung Debit Andalan Sungai Miu (I Gede Tunas).93 km 2 yang terdiri dari beberapa anak sungai (Gambar 2). Adapun tahapan yang diambil untuk menyelesaikan penelitian ini dapat dibedakan atas 3 macam yaitu tahap pengumpulan data, tahap optimasi dan tahap analisis. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder berupa data klimatologi Stasiun Boladangko Kulawi, data curah hujan harian selama 20 tahun pada Stasiun Kulawi dan Stasiun Kalawara dan peta rupa bumi skala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal tahun 1999. Data selainnya adalah data pengukuran hidrometri berupa elevasi muka air rerata harian pada tahun 2003 di outlet DAS Miu yang dilakukan BPDAS Palu-Poso, seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Data curah hujan rerata wilayah dihitung dengan menggunakan metode Polygon Thiessen. Cara ini didasarkan atas rata-rata timbang. Masing-masing stasiun hujan mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua stasiun. Penentuan luas pengaruh stasiun yang ditetapkan sebagai faktor pembobot (weighting factor) Thiessen, dilakukan dengan menggunakan perangkat Sistem Informasi Geografis (Arc View 3.3), dalam hal ini ekstensi CRWR-Vector yang dikembangkan oleh Fransisco Olivera (1989). Penyusunan data pada Model Mock dilakukan dengan menggunakan fasilitas solver yang terdapat pada lembar spreadsheet, yang diaktifkan melalui Menu Bar Tools Add-Ins. Optimasi dilakukan dengan menginput data klimatologi dan data hujan pada tahun 2003 pada model, dan keluarannya berupa debit simulasi dievaluasi dengan menggunakan data debit pengukuran yang diperoleh berdasarkan kurva kalibrasi elevasi muka air-debit. Berdasarkan optimasi optimal diperoleh parameter Model Mock yang akan digunakan digunakan untuk memprediksi debit rerata harian pada tahun-tahun yang lain. Kalawara Kulawi a. Peta Sub-DAS Miu b. Hujan wilayah Sub-DAS Miu Gambar 2. Peta Sub-DAS Miu dan hujan wilayah 3

Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2007: 0-8 Hujan rerata harian (mm 120 100 80 0 0 20 Hujan rerata harian (mm 120 100 80 0 0 20 0 0 1-Jan 1-Feb 1-Mar 1-Apr 1-May 1-Jun 1-Jul 1-Aug 1-Sep 1-Oct 1-Nov 1-Dec 1-Jan 1-Feb 1-Mar 1-Apr 1-May 1-Jun 1-Jul 1-Aug 1-Sep 1-Oct 1-Nov 1-Dec Waktu (hari) Waktu (hari) a. Kurva curah hujan harian Sta. Kulawi b. curah hujan harian Sta. Palolo Gambar 3. Kurva curah hujan Stasiun Kulawi dan Palolo 2003 Elevasi muka air (m ) 0.90 0.80 0.70 0.0 0.50 0.0 0.30 0.20 0.10 0.00 1-Jan 1-Feb 1-Mar 1-Apr 1-May 1-Jun 1-Jul 1-Aug 1-Sep 1-Oct 1-Nov 1-Dec Waktu (hari) D ebit rerata ha rian (m 3 /det) 18 1 1 12 10 8 2 0 1-Jan 1-Feb 1-Mar 1-Apr 1-May 1-Jun 1-Jul 1-Aug 1-Sep 1-Oct 1-Nov 1-Dec Waktu (hari) a. Kurva elevasi muka air b. Kurva debit aliran Gambar. Kurva elevasi muka air dan debit aliran outlet Sub-DAS Miu 2003 110 100 Evapotranspirasi potensial (mm/setengah bulan) 90 80 70 0 50 0 30 2001 2002 2003 Gambar 5. Evapotranspirasi potensial rata-rata setengah bulanan Sub-DAS Miu. Hasil dan Pembahasan Perhitungan evapotranspirasi potensial setengah bulanan diperoleh dengan menggunakan metode Penman Modifikasi. Input data menggunakan data kelembaban udara rata-rata harian, temperatur rata-rata harian, kecepatan angin rata-rata

Optimasi Parameter Model Mock untuk Menghitung Debit Andalan Sungai Miu (I Gede Tunas) harian dan penyinaran matahari ratarata harian selama 10 tahun data (199-2003). Data klimatologi yang digunakan berasal dari Stasiun Klimatologi Boladangko di Kulawi. Hasil analisis menunjukkan besaran angka evapotranspirasi rata-rata setengah bulanan berkisar antara 50-90 mm/setengah bulan atau 3.33- mm/hari. Hasil analisis evapotranspirasi tiga tahun terakhir diperlihatkan pada Gambar 5. Optimasi Model Mock dilakukan dengan memberikan input data curah hujan rata-rata setengah bulanan, evapotranspirasi potensial rata-rata setengah bulanan dan crop factors, dan debit pengamatan rata-rata setengah bulanan tahun 2003 untuk optimasi/kalibrasi. Evapotranspirasi potensial rata-rata setengah bulanan pada tahun 2003 telah diperlihatkan pada Gambar 5, sedangkan data input yang lain diperlihatkan pada Gambar. Parameter optimal diperoleh dengan membandingkan debit pengukuran dan debit simulasi. Parameter yang menunjukkan kesesuaian adalah koefisien korelasi dan volume error. Hasil optimasi menunjukkan bahwa angka korelasi yang diperoleh sebesar 0.75 dan volume error sebesar 0.00095. Hal ini berarti bahwa kinerja model relatif cukup bagus dalam menghitung parameter optimal. Hasil optimasi selengkapnya ditampilkan pada Tabel 1 dan Gambar 7. D e b it re ra ta h a ria n (m 3 /d e t) 1 1 12 10 8 0 100 200 300 00 500 Hujan rerata setengah bulan (mm) Gambar. Hujan rerata setengah bulanan dan debit rerata harian untuk optimasi Tabel 1. Parameter awal dan optimasi model Nilai Parameter No. Parameter Parameter Awal Parameter Optimasi 1 Koefisien infiltrasi musim kemarau (Cds) 0.20 0.215 2 Koefisien infiltrasi musim penghujan (Cws) 0.30 0.325 3 Initial Soil Moisture (ISM) 50.00 7.53 Soil Moisture Capacity (SMC) 200.00 200.00 5 Initial Ground Water Storage (IGWS) 150.00 177.25 Ground Water Recesion Factor (k) 0.75 0.85 5

Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2007: 0-8 12 Debit rerata harian (m 3 /det) 10 8 Pengukuran Optimasi Gambar 7. Debit pengukuran dan optimasi Model Mock Sungai Miu 2003 12 Debit rerata harian (m 3 /det) 10 8 2001 2002 2003 Gambar 8. Debit rata-rata harian outlet DAS Miu hasil simulasi Debit rerata harian (m 3 /det) 9 7 Gambar 9. Debit andalan outlet DAS Miu

Optimasi Parameter Model Mock untuk Menghitung Debit Andalan Sungai Miu (I Gede Tunas) Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa terjadi penyimpangan hampir pada seluruh periode setengah bulananan. Penyimpangan yang terjadi diperkirakan disebabkan oleh adanya ketidakvalidan data yang diinput pada model. Ketidakvalidan tersebut meliputi data curah hujan rata-rata, data evapotranspirasi potensial dan data debit pengukuran. Data curah hujan rata-rata diperoleh hanya dari dua buah stasiun untuk DAS seluas.93 km 2. Hal ini menyebabkan hujan rata-rata DAS tidak terwakili secara baik oleh kedua stasiun hujan. Data lainnya yang diperkirakan membawa kesalahan dalam model adalah evapotranspirasi potensial yang ditransformasi menjadi evapotranspirasi aktual berdasarkan jenis vegetasi dalam DAS. Perubahan vegetasi dalam DAS ditentukan secara general, yang berdampak pada angka evapotranspirasi aktual terjadi penyimpangan. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara melakukan kalibrasi angka evapotranspirasi aktual berdasarkan data pengukuran evapotranspirasi dilapangan. Data debit pengukuran juga dapat dicurigai membawa kesalahan pada model. Data debit yang ada merupakan hasil liku kalibrasi debit berdasarkan pengukuran elevasi muka air yang ditransformasi menjadi debit. Persamaan liku kalibrasi debit dapat dianggap valid jika tidak terjadi perubahan fisik penampang sungai pada pos AWLR selama pengamatan. Dalam setahun pengamatan dimungkinkan terjadi perubahan fisik penampang sungai akibat agradasi dan degradasi dasar. Persamaan liku kalibrasi yang digunakan oleh BPDAS Palu Poso (2003), dianggap konstan selama pengamatan elevasi muka air. Asumsi ini sudah barang tentu membawa kesalahan. Secara umum, optimasi model menunjukkan kinerja yang relatif cukup bagus. Angka korelasi 0.75 menunjukkan hubungan yang baik antara debit pengukuran dan debit pengamatan. Hal ini berarti bahwa model dapat diterapkan untuk menghitung debit andalan Sungai Miu dengan catatancatatan yang telah disampaikan sebelumnya. Untuk menentukan debit andalan, simulasi dilakukan terhadap input data pada tahun-tahun yang lain (10 tahun) dengan menggunakan parameter optimasi yang telah diperoleh sebelumnya. Hasil simulasi 3 tahun terakhir (2000, 2001 dan 2002) diperlihatkan pada Gambar 8. Debit andalan diperoleh dengan mengambil debit 80 % terlampaui berdasarkan debit rerata harian setengah bulanan selama 10 tahun, seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Debit andalan terkecil diperoleh pada bulan Nopember paruh-2 sebesar 5.3 m 3 /det dan debit andalan terbesar diperoleh pada bulan Mei paruh-1 sebesar 7.25 m 3 /det. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan optimasi dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Kinerja Model Mock dalam mengoptimasi parameter model memeberikan hasil yang relatif cukup bagus dengan koefisien korelasi sebesar 0.75 dan volume error sebesar 0.00095. Hail simulasi model memberikan penyimpangan hampir pada seluruh periode setengah bulanan dibawah ambang batas kesalahan. Sungai Miu memiliki debit andalan yang cukup besar dengan peluang terpenuhi 80 % sebesar 5.3 m 3 /det 5.2 Saran Terkait dengan proses dan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Apabila model ini ingin diterapkan pada kasus yang lain, sebaiknya data evapotranspirasi perlu dikalibrasi, dan jumlah stasiun hujan representatif terhadap luas DAS. Penggunaan data pengamatan debit yang lebih panjang untuk kalibrasi akan memberikan hasil optimasi yang lebih akurat. Oleh karena itu perlu kiranya 7

Jurnal SMARTek, Vol. 5, No. 1, Pebruari 2007: 0-8 menggunakan deret data pengamatan yang lebih panjang untuk mengoptimasi parameter model.. Daftar Pustaka Anonim, 2003, Laporan Hasil Kegiatan Monitoring Tata Air Sub-Das Miu Kecamatan Biromaru Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah, BPDAS Palu Poso, Palu. Asdak, C., 2002, Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Bedient, P.B., and Huber, W.C., 1992, Hydrology and Floodplain Analysis, Addison Wesley, New York. Mock, F.J., 1973, Land Capability Appraisal in Indonesia, NN, Bogor. Olivera, F., 1999 CRWR-Vector v.1.1: An ArcView Extension for Analysis of Vector Data, Center for Research in Water Resources (CRWR), University of Texas, Austin Sri Harto Br., 2000, Hidrologi : Teori, Masalah dan Penyelesaian, Nafiri Offset, Yogyakarta. 8