LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN TEKNIK BUDI DAYA TERNAK BABI DI DESA ENONETEN, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN

LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA NOEMUKE, KECAMATAN AMANUBAN SELATAN, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN PELATIHAN BUDI DAYA DAN PENDAMPINGAN DEMOPLOT USAHA SAPI POTONG DI DESA KUANFATU, KECAMATAN KUANFATU TIMOR TENGAH SELATAN

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN TEKNIS PRUKAB KOMODITAS KOPI ROBUSTA TAHAP II (DUA) Di Desa Sidodadi, Nopember 2015

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. PERAN KELEMBAGAAN TERHADAP KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN PETANI, DAN KEBERLANJUTAN PERTANIAN STRAWBERRY

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Tahun Bawang

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

A. Definisi dan Tujuan Usaha Tani

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMAT MONOGRAFI BAGI PENYULUH PERTANIAN DI BALAI PENYULUHAN KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO

ANALISIS USAHATANI PADI DAN PALAWIJA PADA LAHAN KERING DI KALIMANTAN SELATAN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

LAPORAN KINERJA (LKJ)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Desa Tiohu terletak di sebelah Timur Ibukota Kecamatan Asparaga

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

UPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi peningkatan produksi tanaman (Syekfani,2000). Pupuk

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan taraf hidup yang relatif masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

BAB VII PELAKSA AA MODEL PEMBERDAYAA PETA I SEKOLAH LAPA GA PE GELOLAA TA AMA TERPADU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

A. Realisasi Keuangan

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

USAHATANI SAYURAN-TERNAK SEBAGAI BASIS AGRIBISNIS PEDESAAN DI LAHAN PASANG SURUT BONGKOR KECAMATAN BASARANG

RESPON PETANI ATAS PROGRES PENGGEMUKAN TERNAK SAPI DI DESA TOBU, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 1

PROPOSAL KEGIATAN PROGRAM KULIAH KERJA PROFESI ( KKP) DESA CIPETUNG, KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Baswarsiati, S. Kusworini, K. Boga, D. Rahmawati dan T. Zubaidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelatihan Budi daya Sayur-sayuran di desa Nefokoko, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu pilot program pengembangan agribisnis yang diselenggarakan oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan (PNPM-AP). Pelatihan tersebut telah dirancang secara partisipatif oleh kelompok Tani Lilin Bona sebagai upaya pengembangan usaha sayur-sayuran di Desa Nefokoko Agribisnis adalah kegiatan usaha menanam atau memelihara ternak yang dilakukan petani baik dalam bentuk kelompok atau perorangan untuk mengahsilkan produksi tanaman atau ternak (buah, biomas, umbi, ekor dan lainnya) yang dipasarkan dan menguntungkan petani atau kelompok usahatani. Budidaya sayur-sayuran merupakan salah satu peluang bisnis bagi petani sesuai potensi dan sumberdaya yang tersedia, karena komoditi sayur-sayuran dapat diusahakan dan dilakukan oleh sebagian besar rumah tangga petani baik untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual sebagai sumber uang tunai. Kondisi riil di Kecamatan Mollo Utara menunjukkan bahwa lingkungan alam dengan geografisnya berbukit, dengan cuaca dan potensi lahan yang cukup mendukung bagi pengembangan usaha tani sayur sayuran. Praktek budidaya sayur sayuran di Desa Nefokoko, Kecamatan Mollo Utara dilakukan bertujuan untuk konsumtif dan masih sangat sedikit yang berorientasi ke arah bisnis. Hal ini sebagai akibat karena, minimnya pengetahuan dan keterbatasan dalam hal penguasaan teknologi, mengakibatkan kurang berdayanya masyarakat tani dalam mengusahakan dan mengembangkan tanaman sayur -sayuran. Teknologi pertanian belum mengalami perubahan yang berarti, dimana petani masih tetap dengan teknologi ladang berpindah yang bersifat eksploitatif. Akibatnya, lahan pertanian sakit dan semakin miskin hara dan produktivitasnya semakin rendah.

Penyebab belum optimalnya peningkatan pendapatan petani, di antaranya adalah, pengelolaan tanaman sayuran yang masih tradisional, dimana belum menggunakan bibit unggul, kurangnya perlakukan pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit, sehingga produksi yang diharapkan tidak mencapai maksimal, bahkan tidak mencukupi kebutuhan konsumsi keluarga sendiri. Disamping faktor pengelolaan, faktor lain yang menyebabkan produksi sayursayuran rendah adalah tingkat kesuburan tanah. Rata rata petani selama ini belum mampu memberi perlakuan yang optimal, sehingga produktivitas tanaman sayuran juga belum optimal. Selain itu, pada musim tertentu, harga penjualan menjadi sangat merosot karena volume produksi melimpah, hingga menyebabkan petani sendiri tidak berdaya dalam hal pemasaran. Program PNPM-AP tidak hanya meningkatkan pengetahuan petani dalam praktek usahatani sayur-sayuran, tetapi juga memfasilitasi petani dalam penguatan usaha kelompok dan pemasaran. Diharapkan melalui program ini: a) petani dapat mempraktekkan budidaya sayur-sayuran dengan baik dan benar mulai dari pengolahan tanah, pembibitan sampai pasca panen; b) petani dapat mempraktekkan pembuatan pupuk organik dan biopesitisida; c) dalam jangka panjang, diharapkan terjadi peningkatan pendapatan petani dari usaha sayur-sayuran yang mempunyai peluang pasar dan yang diusahakan; d) petani dapat mempersiapkan instrumentasi yang dibutuhkan dalam mengakses pasar dan alternative sumber permodalan; serta d) petani dapat melakukan penataan kelembagaan kelompok tani budi daya sayur-sayuran yang berorientasi pada pasar dan menguntung petani. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari Pelatihan ini adalah : 1. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang Manajemen Kelompok Tani 2. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani tentang Budidaya sayur sayuran (Teknik Produksi, pengeloaan hasil dan Pemasaran) 3. Peserta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik pembuatan pupuk organik 2

4. Peserta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknik pembuatan dan pemanfaatan biopestisida dan pemanfaatannya pada tanaman sayur-sayuran 5. Peserta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembuatan Demplot sayursayuran II. METODA PELATIHAN 2.1. Waktu dan Lokasi Pelatihan Pelatihan Budidaya sayur sayuran telah dilakukan di Desa Nefokoko, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang telah berlangsung dari tanggal 5 8 Februari 2009. 2.2. Peserta Pelatihan dan pelatih Peserta Pelatihan Budidaya sayur sayuran berjumlah 22 oarang dan semuanya wanita tani yang tergolong dalam kelompok tani Lilin Bona Desa Nefokoko, Kecamatan Mollo Utara TTS, sedangkan Fasilitator/pelatih serta pendamping teknis pelatihan dan demplot kegiatan ini adalah tenaga ahli pelatihan di bidang hortikultura/sayur - sayuran dari BDSP pemenang yaitu dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur. 2. 3. Materi Pelatihan Penggadaan materi pelatihan yang telah dipersiapkan oleh BDSP dan bahan yang dibutuhkan selama pelatihan sampai pada kegiatan demoplot menjadi tanggungjawab TPK bersama petani peserta pelatihan Budidaya Sayur Sayuran. 2. 4. Metoda Pelatihan Metode pelatihan yang digunakan adalah metode yang menggunakan prinsip Pembelajaran Orang Dewasa (POD), dilakukan secara partisipatif dengan metodemetode ceramah (30 %), diskusi kelompok dan praktek sesuai dengan bahan dan materi yang tersedia di lokasi pelatihan. 5. Kurikulum Pelatihan menggunakan metoda ceramah (penyampaian materi/modul di kelas), praktek dan diskusi secara partisipatif. Praktek terdiri atas dua jenis yakni melaksanakan praktek yang disiapkan pada setiap modul (implementasi teori) dan 3

mempersiapkan lokasi demoplot. Tim BDSP membuka tidak membatasi diri dalam memberikan pengetahuan sehingga bersedia berdiskusi dengan petani selama berada di desa. Materi untuk berlatih (modul) disesuaikan dengan tujuan pelatihan, yakni: (1) Manajemen Kelompok, (2) Budidaya Sayur sayuran, (3) Pembuatan dan pemanfaatan pupuk organik, (4) Pembuatan pestisida nabati atau bio pestisida, (5) Analisis usaha sayur-sayuran, dan (6) Membuat Rencana Kerja Tindak lanjut (RKTL): Tabel 1. Matriks Kurikulum Pelatihan No Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1 Pendahuluan Perkenalan Membangun suasana antara peserta, kebersamaan dan saling BDSP, fasilitator mengenal dan panitia pelatihan Sayursayuran Tujuan Metoda Pelatih Tatap muka dan diolog Team A. Manajemen Kelompok Tani Permberdayaan Kelompok tani Potensi desa dan Rencana Usaha anggota (RUA) Peserta mengetahui pentingnya pembentukan kelompok yang mandiri dan tugas Ketua kelompk Peserta memahami potensi desa dan teknik membuat RUA Ceramah dan Diskusi Ceramah, Diskusi dan praktek Hendrik M dan I. K. Lidjang Hendrik M. B Budidaya sayuran 2 Teknik dasar budidaya sayuran Rencana Usaha Kelompok (RUK) Pengolahan tanah Persiapan benih sayur-sayuran Penanaman Teknik Pemupukan Peserta memahami bagaimana membuat RUK untuk usahatani dan non usahatani kelompok Peserta mengetahui bagaimana teknik pengolahan tanah yang sesuai dengan jenis tanaman sayur-sayuran. Peserta mengenali bibit yang baik dan bermutu mendukung produksi Peserta dapat memahami pentingnya ketepatan waktu tanam Peserta dapat memahami pentingnya pemupukan dan dosis yang dianjurkan Ceramah, Diskusi dan praktek Ceramah, diskusi, dan praktek Hendrik M. Hendrik M. I K. Lidjang, Y. Bombodan Dedy Gaus Teknik Peserta mengenal hama 4

pengendalian hama penyakit sayur-sayuran penyakit penting pada tanaman jeruk & teknik dasar pengendalian 3 Membangun demoplot C Pembuatan pupuk organik 4 Pengenalan pupuk organik 5 Pembuatan dan teknik aplikasi pupuk organik D Pembuatan biopestisida 6 Pengenalan biopestisida 7 Pembuatan dan teknik aplikasi biopestisida D Rencana kerja tindak lanjut (RKTL) Panen Analisa usaha sayur-sayuran Praktek teknik budidaya Manfaat pupuk organik Manfaat biopestisida Identifikasi tumbuhan lokal yang berpotensi sebagai biopestisida Peserta memahami teknik dan waktu panen yang tepat Peserta mengetahui teknik perhitungan uasatani sayur-sayuran Petani dapat melaksanakan teknik budidaya sayur-sayuran secara baik dan benar Peserta mampu memahami manfaat, kelebihan dan kekurangan pupuk organik Peserta dapat terampil membuat pupuk organik dari bahan-bahan lokal dan bio-urine Peserta memahami keuntungan dan kerugian penggunaan pestisida nabati Peserta mengenali jenisjenis tumbuhan lokal yang berpotensi sebagai biopestisida Peserta dapat membuat biopestisida sendiri dan dapat mengaplikasikan nya Peserta dapat merumuskan RKTL Diskusi, praktek Ceramah, diskusi Praktek, diskusi Ceramah, diskusi Praktek, diskusi Diskusi, praktek Hendrik M dan Dedy Gaus Hendrik M dan I. K. Lidjang Hendrik M dan D. Gaus I. K. Lidjang, Hendrik M dan D. Gaus I. K. Lidjang, Hendrik M dan D. Gaus Team 2.6. Jadwal dan Pelaksanan kegiatan Adapun kegiatan yang dilakukan selama pelatihan diuraikan sebagai berikut: Rabu, 4 Pebruari 2009. Tim BDSP tiba di lokasi pelatihan Desa Nefokoko, Kwcamatan Mollo Urata, Kabupaten Timor Tengah selatan. 5

TPK mengumpulkan beberapa peserta, BDSP, parata desa Nefokoko untuk membahas persiapan dan pelaksanaan pelatiohan budidaya sayur-sayuran Kamis, 5 Pebruari 2009 Peserta pelatihan sebanyak 22 orang bersama aparat desa, anggota TPK dan kader melakukan perkenalan dengan BDSP sambil menunggu Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) dan Fasilitaor Kecamatan (FK) untuk membuka pelatihan budi daya sayur-sayuran Karena Ketua TPK dan FK sampai dengan acara makan siang belum berada di tempat pelatihan, maka peserta bersama BDSP dan Aparat Desa setempat meninjau lokasi rencana domoplot yang berlokasi di Dusun I, Desa Nefokoko dengan jarak lebih kurang 2 km dari kantor Desa Nefokoko Jumat, 6 Pebruari 2009 Acara pembukaan bertempat di gedung Kantor Desa Nefokoko. Acara pembukaan diikuti seluruh peserta, Aparat Desa Nefokoko, kader desa, dan FK kecamatan Molo Utara. Kegiatan pelatihan dibuka oleh Kepala Desa Nefokoko dan dilanjutkan arahan dari FK (Bapak D. Oematan). Materi Pelatihan: Manajemen kelompok - Ceramah dan diskusi tentang pengertian kelompok tani - Ceramah dan diskusi manfaat berkelompok - Ceramah dan diskusi Struktur organisasi kelompok tani - Ceramah dan diskusi Tugas Ketua kelompok tani - Ceramah dan diskusi mendalami potensi desa usahatani dan non usahatani - Ceramah, diskusi dan Praktek membuat Rencana Usaha Anggota (RUA) - Ceramah, diskusi dan praktek teknik pembuatan Rencana Usaha Kelompok (RUK) Materi Pelatihan: Budidaya sayur sayuran - Ceramah dan diskusi tentang pengolahan tanah - Ceramah dan diskusi Persiapan benih bermutu baik - Ceramah dan diskusi Penanaman - Ceramah dan diskusi pemupukan - Ceramah dan diskusi Pengendalian hama dan penyakit 6

- Ceramah dan diskusi teknik dan waktu panen yang tepat Materi Pelatihan : Pembuatan Bio-pestisida - Ceramah dan diskusi pengertian bio-pestisida - Ceramah dan diskusi sumber Bio-pestisida dari bahan lokal - Ceramah dan diskusi manfaat bio-pestisida pada hama dan penyakit Sabtu, 6 Pebruari 2009 Materi Pelatihan: Pembuatan pupuk organik - Ceramah dan diskusi pemanfaatan pupuk organik - Cerama dan diskusi bahan-bahan pupuk organik - Praktek cara membuat pupuk organik Materi Pelatihan: Pembuatan bio pestisida - Penjelasan dan praktek pembuatan bio-pestisida - Praktek cara membuat bio pestisida dari beberapa bahan lokal Materi Pelatihan: Budidaya sayur sayuran - Penjelasan dan praktek pengolahan tanah untuk demoplot Minggu, 7 Pebruari 2009 Materi Pelatihan : Budidaya sayur-sayuran - Ceramah, diskusi dan praktek Analisis Ekonomi (perhitungan) usahatani sayursayuran Penyusunan alokasi waktu dalam Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) kelompo Evaluasi peserta terhadap materi dan pelaksanaan pelatihan 1. Apa yang dimaksud Agribinis? 2. Apa yang disebut kelompok tani dan apa tugas Ketua Kelompok? 3. Bagaimana cara budidaya sayur-sayuran yang benar? 4. Bahan-bahan apa saja yang tersedia di Nefokoko sebagai baban untuk membuat Biio-pestisida? 5. Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik 7

Penutupan - Acara penutupan kembali dilakukan di kantor desa Nefokoko oleh kepala desa Nefokoko. Dalam Arahannya pelatihan ini merupakan tahap awal yang mana anggota kelompok harus berusahatani lebih baik dan mentaati RTL yang telah dibuat. III. HASIL PELATIHAN 3.1 Partisipasi Peserta dan Pemahaman Materi Pelatihan Peserta cukup aktif dalam kegiatan diskusi dan praktek yang dilakukan dan seluruh peserta mengikuti jalannya pelatihan dari awal hingga berakhirnya kegiatan walaupun pada hari minggu 3.2 Permasalahan/Kendala yang dihadapi Selama persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Tim BDSP mengalami beberapa kendala/masalah, antara lain : Masih ada peserta yang belum dapat membaca dan menulis, sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar terutama kegiatan dalam kelas Kebiasaan petani yang kurang tepat waktu kegiatan, dimana kesepakatan kegiatan harian dimulai jam 08.00 wita bergeser ke jam 09.00 wita. Hal ini mempengaruhi jadwal harian. Pemilihan lokasi Demplot kelompok yang disiapkan letaknya jauh dari jalan sehingga kurang representatif untuk tujuan penyuluhan/promosi (show window) dan monitoring dan evaluasi. Pemeliharaan sapi dalam kandang oleh petani yang kurang, menyebabkan kurangnya penyediaan pupuk kandang sebagai bahan campuran tanah penutup tanaman dan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk organik. 3.3 RKTL Hasil kesepakatan kelompok dalam kegiatan pelatihan PNPM-AP petani sayursayuran kelompok tani Lilin Bona adalah dibuatnya rencana kerja tindak lanjut (RKTL) 8

kelompok. Lahan yang disiapkan seluas 16 are, yang akan ditanami sayur kangkung darat, Kubis/kol dan buncis monokultur. Kondisi lahan saat ini sudah dibersihkan dan setengah bahagian belum terolah karena keterbatasan waktu saat pelatihan. Tabel 2. RKTL kelompok Tani Lilin Bona No. Kegiatan Tanggal Kegiatan 1 Lanjutan pengolahan tanah 13 Februari 2009 2 Persemaian Kubis 16 Februari 2009 3 Tanam Kangkung dan Buncis Disesuaikan 4 Tanam Kubis Disesuaikan 5 Pemupukan I Disesuaikan 6 Pemupukan II Disesuaikan 7 BDSP berkunjung ke Demoplot Di atas 20 Maret Keterangan Rencana usaha sayur-sayuran berdasarkan Prioritas pada lahan yang ipersiapkan untuk usaha sayur sayuran: 1. Kubis/koll 2. Cabe Rawit 3. Kacang panjang 4. kangkung 5. Bawang merah 6. Kacang merah 7. Bawang putih 8. Buncis 9. Petsai (knsumsi 10. Sawi (komsumsi) Diharapkan TPK dapat mempersiapkan bibit sayur-sayuran lebih cepat untuk dapat ditanam pada lokasi demoplot. 3.4 Hasil Pelatihan a. Peningkatan pengetahuan Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang usahatani sayur-sayuran sangat minim, namun hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengetahuan petani telah meningkat. Hal ini memberi petunjuk bahwa keseriusan peserta mengikuti pelatihan cukup tinggi, dan materi yang disampaikan mudah 9

dipahami. Meskipun demikian dampak peningkatan pengetahuan terhadap perbaikan praktek budidaya jeruk masih perlu dipantau pada waktu mendatang. b. Prospek ke depan Prospek peningkatan produksi sayur-sayuran sangat terbuka. Hal ini ditandai dari. (a) Tanaman sayur-sayuran telah lama dikembangkan petani di desa namun masih pada skala rumah tangga, (b) Peserta pelatihan berniat mengusahakan sayursayuran dalam skala yang lebih luas yang akan ditanam pada lahan sawah setelah panen padi pada bulan Mei 2009, dan (c) Potensi air pada musim kemarau berpeluang untuk pengembangan usaha sayur-sayuran dalam skala luas Hal ini memberi petunjuk bahwa potensi agribisnis sayur-sayuran dapat berkembang apabila teknologi budidaya diterapkan oleh petani. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan a. Pemahaman tentang pentingnya berkelompok dan manfaat yang diperoleh apabila petani berkelompok cukup baik sehingga ke depan apabila petani tergabung dalam kelompok tani akan menjadi unit agribisnis sayur-sayuran dalam skala besar, Hal ini terlihat bahwa peserta dapat merencanakan usaha agribisnis sayuran yang terencana yang tertuang dalam RUA dan RUK. b. Pengetahuan dan ketrampilan petani dalam budidaya sayur-sayuran di desa Nefokoko telah meningkat sehingga dapat mendorong petani untuk memperbaiki praktek berusahatani sayuran. c. Peserta pelatihan semakin sadar bahwa usahatani sayur sangat menguntungkan apabila usaha sayuran dikelola dengan baik; d. Tenik pembuatan pupuk organik dan Bio-pestisida merupakan hal baru bagi petani desa Nefokok. Keduanya merupakan pendorong usahatani sayuran secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; e. Peserta pelatihan dapat menyusun RKTL sebagai agenda kerja kelompok tani untuk lahan demoplot. 10

4.2 Saran Peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pelatihan perlu diikuti dengan pendampingan secara rutin agar sasaran pelatihan untuk pengembangan agribisnis sayuran dapat tercapai dan disertai peminjaman modal usaha dari UPK PNPM_AP Kecamatan Mollo Utara atau Satuan Kerja Pemerintah Daerah setempat. 11

FOTO KEGIATAN PELATIHAN TEKNIK BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN DI NEFOKOKO 12

13

14

15