BAB 5 HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITAN

PROGRAM SARJANA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian Karakteristik sampel

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB 5 HASIL PENELITIAN. n % n % Total % %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. stunting pada balita ini dilaksanakan dari bulan Oktober - November 2016 di

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL. 29 Hubungan antara..., Wita Rizki Amelia, FKM UI, Universitas Indonesia

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

*Armi

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pemeriksaan Ante

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Dra. Hj. Syarifah, M.Kes. ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

BAB V HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Klinik Herbal Insani Depok. Bulan Maret Di atas tanah seluas 280 m 2 dengan luas bangunan

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. bersifat survey analitik, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional,

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pusdiklat Maitreyawira. Penelitian ini dilakukan di Pusdiklat Maitreyawira yang beralamat di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Analitik dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada analisis ini, variabel yang akan dieksplorasi adalah variabel kejadian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

Transkripsi:

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Hasil Peneltian Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa kejadian BBLR pada kelompok vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 adalah rendah, dengan persentase sebesar 3,6%. Rata-rata ibu-ibu vegetarian melahirkan pada usia non resti (20-35 tahun) dan melahirkan dengan usia kandungan cukup bulan (>37 minggu) dan sebagian besar berpendidikan tinggi. Dari hasil analisis didapatkan bahwa bayi BBLR tertinggi berada pada kelompok ibu dengan rentang umur 25-29 tahun (5,4%). Analisis Bivariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian BBLR dengan Karakteristik Ibu (Umur ibu, Umur persalinan, Tingkat Pendidikan, Lama Vegetarian) dan karakteristik anak (jenis kelamin). Secara umum distribusi frekuensi sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada grafik Histogram di bawah ini. Grafik Distribusi Frekuensi Jumlah sampel penelitian Gambaran kejadian BBLR, karakteristik Ibu dan Karakteristik Bayi pada keluarag Vegetarian di 17 Kota di Indonesia Tahun 2009. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok vegetarian tertinggi berada pada propinsi Batam sebesar 59 Responden, dan terendah pada propinsi Medan dan Lampung sebesar masing-masing 1 orang. Hal ini kemungkinan besar disebabkan 25

26 karena propinsi Batam merupakan propinsi dengan komposisi penduduk beragama buddha mengingat bahwa sebagian besar vegetarian adalah penganut agama Buddha. 5.2 Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan Gambaran Kejadian BBLR< karakteristik ibu dan Anak dalam Keluarga Vegetarian di 17 kota di Indonesia. 5.2.1 Kejadian BBLR Distribusi frekuensi berat badan bayi lahir dapat dilihat pada tabel di atas, terlihat bahwa dari 220 responden sebanyak 3,6% melahirkan bayi dengan berat badan bayi < 2500 gram (BBLR), sedangkan 96,4% responden melahirkan bayi dengan berat badan bayi 2500 gram (Normal).

27 5.2.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu a) Umur Ibu saat melahirkan Distribusi frekuensi umur ibu saat melahirkan terlihat pada tabel diatas, terlihat bahwa umur ibu hamil di bagi dalam 2 kategori yaitu Resti (umur < 20 tahun dan > 35 tahun dan Non Resti (20-35 tahun). Dari hasik uji statistik didapati hasil sebanyak 23,2% Resti dan sisanya 75,9% tidak resti. Rata-rata umut ibu adalah 31,9 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan umur tertua 54 tahun dengan standar deviasi 4,417 tahun. b) Umur Persalinan Distribusi frekuensi Umur persalinan dapat dilihat pada tabel di atas, terlihat bahwa dari 220 responden, sebanyak 47,3% melahirkan bayi kurang bulan dan 52,7% melahirkan cukup bulan.

28 c) Pendidikan Terakhir Ibu Distribusi frekuensi lama pendidikan responden dapat dilihat berdasarkan tabel diatas, dibagi menjadi 2 kategori yaitu Rendah (tidak tamat SMA) sebesar 13,2% dan Tinggi (Tamat SMA) sebesar 86,6%. d) Lama Ibu Menjadi Vegetarian Dari hasil uji statistik lama Ibu vegetatian dikelompokkan menjadi 2 kelompok yakni di bawah median (<10 tahun) sebanyak 53.2% dan diatas atau sama dengan median (> 10 tahun) sebanyak 46,8%. Rata-rata lama ibu menjadi vegetarian adalah 12,1 tahun dengan lamam minimum 1 tahun dan maksimum 38 tahun dan standar deviasi 6,6 tahun.

29 5.2.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak a) Jenis Kelamin Anak Distribusi frekuensi jenis kelamin bayi dapat dilihat dari tabel diatas, terlihat bahwa proporsi bayi laki-laki dan perempuan dari 220 responden yaitu 48,6% perempuan dan 51,4% adalah laki-laki. 5.2.4 Rangkuman Analisa Univariat Tabel 5.A.4 Rekapitulasi Distribusi responden menurut Umur Ibu saat melahirkan, Umur persalinan, Pendidikan terakhir ibu, Lama ibu menjadi vegetarian dan jenis kelamin anak pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 No Variabel Kategori n % 1 BBLR BBLR 8 3,6 Non BBLR 212 96,4 2 Umur Ibu saat Melahirkan Resti 51 23,2 Non Resti 169 75,9 3 Umur Persalinan Cukup Bulan 116 52,7 Kurang Bulan 104 47,3 4 Pendidikan terakhir Ibu Tinggi 191 86,8 Rendah 29 13,2

30 5 Lama Ibu Menjadi Vegetarian 6 Jenis Kelamin Anak > Median 103 46,8 < Median 117 53,2 Laki-laki 113 51,4 Perempuan 107 48,6 5.3 Analisa Bivariat 5.3.1 Umur Ibu saat melahirkan Tabel 5.B.1 Hubungan Antara Umur Ibu Melahirkan dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Umur BBLR Ibu BBLR Non BBLR Total OR (95%CI) P value Melahirkan n % N % n % Resti 7 4,1 162 95,9 169 100 2,160 Non Resti 1 2 50 98,0 51 100 0,260-17,984 0,762 Total 8 3,6 212 96,4 220 100 Hasil analisis hubungan antara Kejadian BBLR dengan Umur Ibu saat melahirkan diperoleh bahwa kejadian BBLR pada ibu dengan resiko tinggi lebih besar (4,1%) di banding dengan Non Resiko tinggi (2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,762 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR responden dengan Usia resti melahirkan dan Usia Non resti (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan Usia Ibu saat melahirkan). 5.3.2 Umur persalinan Tabel 5.B.2 Hubungan Antara Umur persalinan dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Umur BBLR OR (95%CI) P value Persalinan BBLR Non BBLR Total

31 n % N % n % Cukup Bulan 2 1,7 114 98,3 116 100 Kurang Bulan 6 5,8 98 94,2 104 100 Total 8 3,6 212 96,4 220 100 3,490 0,689-17,686 0,215 Hasil analisis hubungan antara Kejadian BBLR dengan Usia Persalinan diperoleh bahwa proporsi Kejadian BBLR pada Ibu yang melahirkan cukup bulan ;eboh rendah (1,7%) dibandingkan dengan kurang bulan (5,8%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,215 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan Umur persalinan cukup bulan dan kurang bulan (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan Umur persalinan). 5.3.3 Pendidikan terakhir ibu Tabel 5.B.3 Hubungan Antara Pendidikann terakhir Ibu dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Pendidikan BBLR terakhir BBLR Non BBLR Total OR (95%CI) P value ibu n % N % n % Tinggi 5 2,6 186 97,4 191 100 4,292 Rendah 3 10,3 26 89,7 29 100 0,968-19,027 0,124 Total 8 3,6 212 96,4 220 100 Hasil analisis hubungan antara Kejadian BBLR dengan Pendidikan Ibu diperoleh bahwa proporsi kejadian BBLR pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih rendah (2,6%) dari pada yang berpendidikan rendah yaitu sebesar (10,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,124 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan

32 Tingkat pendidikan tinggi atau rendah (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan pendidikan terakhir ibu). 5.3.4 Lama ibu menjadi vegetarian Tabel 5.B.4 Hubungan Antara Lama ibu Menjadi vegetarian dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Lama Ibu BBLR menjadi BBLR Non BBLR Total OR (95%CI) P value vegetarian n % N % n % > Median 4 3,9 99 96,1 103 100 0,876 < Median 4 3,4 113 96,6 117 100 0,213-3,595 1 Total 8 3,6 212 96,4 220 100 Hasil analisis hubungan antara Kejadian BBLR dengan Lama Ibu menjadi vegetarian diperoleh bahwa proporsi kejadian BBLR pada Ibu dengan lama menjadi vegetarian > Median lebih tinggi (3,9%) dibandingkan dengan < Median (3,4%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =1, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan lama vegetarian > median atau < median (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan lama ibu menjadi vegetarian). 5.3.5 Jenis kelamin anak Tabel 5.B.5 Hubungan Antara Jenis Kelamin Anak dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Jenis BBLR Kelamin BBLR Non BBLR Total OR (95%CI) P value Anak n % N % n % Laki-laki 4 3,5 109 96,5 103 100 0,945 Perempuan 4 3,7 103 96,3 117 100 0,230-3,878 1 Total 8 3,6 212 96,4 220 100

33 Hasil analisis hubungan antara Kejadian BBLR dengan Jenis Kelamin anak diperoleh bahwa Proporsi Kejadian BBLR pada Jenis kelamin laki-laki lebih rendah (3,5%) di bandingkan dengan jenis kelamin perempuan (3,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p =1, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan jenis kelamin laki-laki atau perempuan (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan jenis kelamin). 5.3.6 Rangkuman Analisa Bivariat Tabel 5.B.6 Rekapitulasi Uji Chi Square Antara Variabel Independen dengan BBLR pada keluarga vegetarian di 17 kota di Indonesia tahun 2009 Variabel Kategori BBLR P BBLR Non BBLR Total value n % n % n % Umur Ibu Resti 7 4,1 162 95,9 196 100 saat Non Resti 1 2 50 98 51 100 Melahirkan 0,76 Umur Cukup Bulan 2 1,7 114 98,3 116 100 Persalinan Kurang Bulan 6 5,8 98 94,2 104 100 1,215 Pendidikan Tinggi 5 2,6 186 97,4 191 100 terakhir Rendah 3 10,3 26 89,7 29 100 Ibu 0,124 Lama Ibu > Median 4 3,9 99 96,1 103 100 menjadi < Median 4 3,4 113 96,6 117 100 Vegetarian 1 Jenis Laki-laki 4 3,5 109 96,5 103 100 kelamin Perempuan 4 3,7 103 96,3 117 100 Anak 1

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah pada desain penelitian, variable penelitian dan jumlah sample penelitian. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sehingga tidak bisa melihat hubungan sebab akibat, karena pengukuran antara variabel dependen dengan variabel independen dilakukan pada saat bersamaan dan pada satu waktu. Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga kebenaran, kelengkapan dan ketepatan data sepenuhnya tergantung dari data yang tersedia. Keterbatasan menggunakan data sekunder adalah peneliti tidak mendapatkan pengalaman langsung saat pengambilan data, tidak dapat mengontrol secara maksimal validitas dan kualitas data yang dikumpulkan dan tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya di lapangan sehingga pembahasan yang dilakukan kurang mendalam. Variabel yang digunakan oleh peneliti hanyalah variabel-variabel tertentu saja yang tersedia sehingga peneliti tidak dapat menambahkan faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan kejadian BBLR pada keluarga vegetarian dan hanya bisa mengurangi variabel-variabel yang tidak dibutuhkan Adanya recall bias pada responden, dimana responden dalam memberikan jawaban mengenai beberapa variabel faktor resiko (seperti: umur saat melahirkan, umur kandungan saat melahirkan) sering lupa lama waktu yang berlalu antara peristiwa yang ditanyakan dengan saat mengingat, Itulah sebabnya variabel-variabel dalam penelitian ini tidak mencangkup semua faktor resiko kejadian BBLR karena dalam rangka mengurangi bias. 34

35 6.2 Kejadian BBLR Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 220 Responden dari ibu vegetarian di 17 Kota di Indonesia dalam rentang waktu Januari september 2007. terdapat 8 kelahiran BBLR (3,6%). Hasil penelitian tersebut menunjukan persentase BBLR yang lebih kecil dari angka BBLR nasional yaitu 5,6% (SDKI 2000-2003). Hal ini berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh Nurul Fajriyah pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 di temukan kejadian BBLR sebesar (6,5%). BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup/lebih bulan. BBLR kurang bulan/prematur khususnya yang masa kehamilan <35 minggu, biasanya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan lain sebagainya. Dari hasil penulusuran data di dapatkan fakta bahwa semua anggota vegetarian IVS adalah kelompok vegetarian Lakto ovo sehingga kebutuhan gizi Anak baik dalam kandungan dan masa menyususi bisa dikejar melalui konsumsi telur dan susu. 6.3 Gambaran karakteristik Ibu dan Karakteristik Bayi 6.3.1 Gambaran Karakteristik Ibu a) Umur Saat Melahirkan Pada penelitian ini umur dibu dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu ibu-ibu yang tergolong kelompok resti adalah ibu yang mekahirkan dengan usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun dan kelompok non retsi yakni ibu-ibu yang melahirkan dalam rentang umur 20-35 tahun. Dalam penelitian ini tidak ditemui ibu yang melahirkan dibawah usia 20 tahun. Umur ibu yang paling baik untuk melahirkan adalah antara 20 tahun sampai 30 tahun, makin jauh umur ibu dari

36 rentang waktu tersebut makin besar resiko bagi ibu maupun anaknya (BKS Penfin, 1990). Hasil Analisis Univariat penelitian dari 220 Ibu hamil vegetarian pada rentang waktu Januari September 2007, didapatkan ibu yang melahirkan dengan pada Usia Resti sebesar 23,2% sedangkan sisanya sebesar 75,9%, melahirkan pada usia Non resti atau > 35 tahun, hal ini berarti, ibu hamil yang mempunyai risiko terhadap terjadinya gangguan pada kehamilan dan persalinan sebesar 23,2 %. Angka ini masih di bawah angka hasil analisa data SDKI tahun 1994 yang menunjukkan bahwa sekitar 23,7 % ibu hamil pada umur < 20 tahun dan > 35 tahun. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nurul Fajriyah pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 yang menunjukan angka 9% bagi ibu-ibu yang memiliki usia resti melahirkan. Analisis Hubungan didapati nilai p = 0,762, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR responden dengan Usia resti melahirkan dan Usia Non resti (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan Usia Ibu saat melahirkan). Hasil menunjukan keadaan yang berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Kramer (1987) yang mengatakan bahwa ibu yang lebih muda akan melahirkan bayi yang lebih kecil bila dibandingkan dengan ibu yang lebih tua. b) Umur Kandungan Saat Melahirkan Usia kandungan ibu saat melahirkan dibedakan menjadi dua yaitu cukup bulan (> 37 minggu) dan Kurang bulan (< 37 minggu). Bayi yang dilahirkan ketika usia kandungan ibu melahirkan >= 37 minggu

37 dikatakan bayi normal, sedangkan bayi yang dilahirkan ketika usia kandungan ibu melahirkan < 37 minggu dikatakan bayi prematur. Dari hasil penelitian di dapati bahwa 47,3% ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan kurang bulan dan sisanya 52,7% melahirkan dengan usia kehamilan cukup bulan.hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fajriyah pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 yang memperoleh hasil 100% ibu-ibu melahirkan dengan usia kehamilan cukup bulan. Hasil analisi hubungan didapati nilai p = = 0,215 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan Umur persalinan cukup bulan dan kurang bulan (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan Umur persalinan). Hal ini terjadi karena sebagian besar dari ibu-ibu tersebut berpendidikan tinggi, sehingga informasi mengenai Gizi Ibu hamil yang diserap menjadi lebih banyak dan berdampak baik pada persentase umur kandungan saat melahirkan. Disamping itu ibu-ibu vegetarian juga memiliki kesadaran yang relatif lebih tinggi tentang kesehatan dan pola hidup sehat dibanding ibuibu non vegetarian. (Susianto, 2008). c) Pendidikan Terakhir Pada penelitian ini peneliti mengelompokkan tingkat pendidikan ibu menjadi 2 yaitu kelompok ibu dengan tingkat pendidikan Tinggi (tamat SMA/sederajat) dan kelompok ibu-ibu dengan tingkat pendidikan rendah (Tidak tamat SMA/sederajat). Dari 220 sampel didapati hasil sebanyak 191 orang (86,8%) ibu berpendidikan tinggi dan hanya 29 orang (13,2%) berpendidikan rendah. Hasil ini lebih tinggi dari hasil penelitian Nurul Fajriyah pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang

38 waktu Mei 2003-Mei 2008 yang mencatat angka sebesar 64% ibu-ibu berpendidikan tinggi. Juga penelitian yang dilakukan oleh susianto (2008) yang menunjukan hasil sebesar 62,7% berpendidikan tinggi. Dari hasil analisis hubungan didapati nilai p = 0,124 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan Tingkat pendidikan tinggi atau rendah (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan pendidikan terakhir ibu). Pendidikan memang tidak memiliki dampak langsung tehadap kejadian BBLR akan tetapi pendidikan memiliki peranan yang penting untuk trasnfer informasi mengenai masalah kesehatan. d) Lama Menjadi Vegetarian Dari hasil penelitian ini didapati, minimum ibu telah menjadi vegetarian 1 tahun, dan maksimum 38 tahun, Dengan median 10 tahun. Pada peneilitian ini peneliti mengelompokkan kedalam 2 kelompok yakni < median (< 10 tahun) dan diatas median (> median). Hasil penelitian menunjukan sebanyak 53,2% ternyata diatas median dan sisanya 46,8% berada dibawah median. Hasil analisis hubungan di dapati nilai p = 1, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan lama vegetarian > median atau < median (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan lama ibu menjadi vegetarian). Dari hasil peneilitian di atas bisa penulis simpulkan bahwa pola hidup vegetarian tidak berdampak pada terjadinya kejadian BBLR. Ini sejalan dengan hasil penelitian susianto (2008) yang mendapai hasil tidak teradapat perbedaan status gizi (IMT/U) pada balita vegetarian dan non vegetarian. 6.4 Karakteristik Bayi

39 Dari penelitian ini didapati 48,6% bayi yang dilahirkan berjenis kelamin perempuan dan 51,4% berjenis kelamin laki-laki. Hal ini berbeda dengan penelitian Nurul Fajriyah pada ibu vegetarian anggota Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang waktu Mei 2003-Mei 2008 yang mendapatkan hasil 50% berjenis kelamin laki-laki dan 50% berjenis kelamin perempuan. Susianto (2008) dalam peneilitiannya di jakarta selatan juga memiliki persentase yang berbeda yaitu 53,4% berjenis kelamin laki-laki dan 46,6% berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis hubungan didapati nilai p = 1, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi antara kejadian BBLR dan jenis kelamin laki-laki atau perempuan (tidak ada hubungan yang signifikan antara BBLR dengan jenis kelamin).