ABSTRAK. Kata kunci: Air Limbah Domestik, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Biofilter, Dimensi, Biaya. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Hotel X di Surabaya

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PABRIK TAHU FIT MALANG DENGAN DIGESTER ANAEROBIK DAN BIOFILTER ANAEROBIK-AEROBIK

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/15/KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN KLINIK SYIFAUL UMMAH

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) INDUSTRI KERUPUK KULIT DI KELURAHAN SEMBUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG

Sewage Treatment Plant

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

BAB V DIMENSI UNIT PENGOLAHAN

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

TERMODINAMIKA TEKNIK II

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU

MASTERPLAN AIR LIMBAH KAWASAN BUKIT SEMARANG BARU (BSB) KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PABRIK TAHU 3 SAUDARA MALANG DENGAN KOMBINASI BIOFILTER ANAEROBIK AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

Aflizar, Ismawardi Politeknik Pertanian Unand, Payakumbuh

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Portable untuk Kegiatan Usaha Pencucian Mobil di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik Di DAS Ciliwung (Studi Kasus : Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali)

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH

STUDI EVALUASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SECARA TERPUSAT DI KAWASAN INDUSTRI REMBANG PASURUAN (PIER)

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN ALTERNATIF MEDIA BIOFILTER (STUDI KASUS: KEJAWAN GEBANG KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA)

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAWASAN PASAR ANGGREK KOTA PONTIANAK Astari Dwi Putri (1), Isna Apriani 1), Winardi Yusuf (1) 1

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB V HASIL MONITORING IPAL PT. United Tractor Tbk

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PABRIK TEMPE DENGAN BIOFILTER. Indah Nurhayati, Pungut AS, dan Sugito *)

Studi Eksperimen Pengaruh Dimensi Pipa Kapiler Pada Sistem Air Conditioning Dengan Pre-Cooling

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

Jadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1

STUDI EFEKTIFITAS PENURUNAN KADAR BOD, COD DAN NH 3 PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

Rancang Bangun, Jumsan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

STUDI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

Transkripsi:

STUDI RANCANGAN SARANA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (WASTEWATER TREATMENT) PONDOK BANDUNG DI WILAYAH KANAL BANJIR BARAT PROVINSI DKI JAKARTA Arya Bakti Gewangga1, Donny Harisuseno 2, Ea Yuliani 2 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya Malang, Jawa Tiur, Indonesia Jln. MT Haryono 167 Malang 65145 Indonesia eail: wangga69@gail.co ABSTRAK Perasalahan di daerah studi Pondok Bandung adalah kualitas air di wilayah layanan di bawah abang batas baku utu yang diijinkan, sehingga perlu direncanakan Instalasi Pengolahan Air Libah (IPAL) sebelu air libah doestik dialirkan ke Kanal Banjir Barat. Tujuan utaa studi untuk perencanaan diensi IPAL berdasarkan debit air kotor dengan proyeksi penduduk hingga tahun 2030. Hasil studi siste pengolahan secara berurutan terdiri dari Bak Penapungan Awal disertai Rak Jeruji Sapah dan Bak Peisah Leak sebagai pengolahan pendahuluan, Bak Ekualisasi sebagai pengolahan prier, Bak Biofilter AnaerobikAerobik sebagai pengolahan skunder, Bak Pengendapan Akhir sebagai pengolahan tersier, dan Bak Desinfeksi sebagai pengolahan akhir. Perencanaan IPAL Pondok Bandung ebutuhkan luas lahan 262,00 2. Total biaya pebangunan dan biaya pajak pelaksanaan adalah Rp. 1.538.784.000,. Total Biaya tahunan terdiri dari julah biaya operasional dan biaya peeliharaan konstruksi adalah Rp. 49.445.000,. Kata kunci: Air Libah Doestik, Instalasi Pengolahan Air Libah, Biofilter, Diensi, Biaya. ABSTRACT Probles in the study area Pondok Bandung is the quality of water in areas service in below the threshold of quality standard peritted. So planned Wastewater Treatent Installation (IPAL) before the doestic wastewater distributed to Kanal Banjir Barat. The ain purpose of the study to planning diension IPAL Based on wastewater discharge with population projection to 2030. The results of a study treatent syste in sequence consisting of Reception Chaber accopanied of Bar Rack and Grease Trap Chaber is used as preliinary treatent, Equalization Chaber is designed as priary treatent, AnaerobicAerobic BioFilter is functioned as secondary treatent, Final Clarifier (Final Precipitation) is aied for tertiary treatent, and Disinfection Chaber is operated as final treatent. Planning IPAL Pondok Bandung need area is 262 2. Initial cost IPAL Pondok Bandung and tax cost, reaches Rp. 1.538.784.000,. Annual Cost of IPAL Pondok Bandung that involves operational cost and construction aintenance cost is Rp. 49.445.000,. Keywords: Doestic Wastewater, Wastewater Treatent Installation, BioFilter, Diension, Cost.

1. PENDAHULUAN Meningkatnya arus pebangunan di kota besar eberikan dapak yang besar pada pertubuhan penduduk. Peningkatan julah penduduk tersebut selalu berbanding lurus dengan pertubuhan di berbagai sektor penunjang kehidupan lainnya seperti sektor peukian dan peruahan yang tubuh seakin cepat. Perkebangan sektor peruahan dan peukian tersebut enuntut adanya pebangunan infrastruktur dasar pelayanan publik yang lebih baik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan siste sanitasi, penyediaan ruah dan transportasi yang baik untuk eenuhi kebutuhan pertubuhan kota enyebabkan tibulnya asalah di perkotaan pada negara berkebang (Wulandari P, 2014). Kanal Banjir Barat elintasi daerah perukian padat dan tepat kegiatan ekonoi yang enghasilkan libah padat dan libah cair serta sapah yang enyebabkan enurunnya kualitas air di Kanal Banjir Barat. Perlu solusi untuk enjaga kualitas air berdasarkan abang batas yang diizinkan, salah satu cara adalah dengan ebuat sarana instalasi pengolahan air libah (wastewater treatent) sebelu air libah doestik di buang ke Kanal Banjir Barat. Daerah studi berada di wilayah layanan Pondok Bandung terletak di Kelurahan Kotababu Utara Kecaatan Palerah Kota Jakarta Barat. Perasalahan yang terdapat di daerah studi adalah kualitas air di wilayah layanan Pondok Bandung di bawah abang batas baku utu yang dijinkan, secara fisik terlihat berdasarkan warna hita air dan bau yang ditibulkan dari sapel air. Sehingga perlu direncanakan Instalasi Pengolahan Air Libah (IPAL) sebelu air libah doestik dialirkan ke Kanal Banjir Barat. Perencanaan diensi IPAL berdasarkan debit air kotor dengan proyeksi penduduk hingga tahun 2030. 2. a. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi Lokasi studi terletak di Pondok Bandung Kelurahan Kotababu Utara Kecaatan Palerah Kota Adinistrasi Jakarta Barat. Lokasi studi ditunjukkan pada Gabar 1. Pondok Pondok Bandun Bandung g Gabar 1. Peta lokasi studi Suber: Direktoral Jenderal Ciptakarya Jabotabek, 2011. b. Data Pendukung Studi Pengupulan data studi berupa data prier dan data skunder, data prier adalah data yang didapatkan dari hasil pengujian sapel air libah dari lokasi rencana. Sedangkan data skunder adalah data yang sudah dikupulkan, diolah dan disusun oleh instansiinstansi berwenang. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Adinistrasi Jakarta Barat, dan konsultan teknik PT. Beutari Nusa Kreasi. Datadata skunder yang dibutuhkan adalah: 1. Petapeta yang terkait daerah pekerjaan yaitu, peta kondisi lokasi studi dan peta daerah layanan Pondok Bandung. 2. Dokuen penunjang (Kelurahan dan Masterplan). 3. Elevasi kondisi daerah studi. 4. Julah penduduk (data deografi). 5. Pendapatan pekerja DKI Jakarta, data harga bahan bangunan, dan data harga peralatan.

c. Analisa Data Berdasarkan data pendukung aka perlu dilakukan analisa eliputi beberapa tujuan. Analisa studi sebagai berikut. Analisa ditunjukkan pada Tabel 1. studi data data data Tabel 1. Analisa data. No. Analisa Keterangan Data 1. Kondisi Menyesuaikan luas lokasi studi rancangan IPAL dengan luas lahan yang tersedia. 2. Kuantitas Didapatkan debit air berdasarkan julah libah kebutuhan air penduduk (liter.orang1.hari1). Seakin besar julah kebutuhan air penduduk aka seakin besar kuantitas debit air libah. 3. Kualitas air Didapatkan libah berdasarkan hasil uji doestik sapel air libah bekas (grey water) di kola retensi. Paraeter hasil pengujian eliputi ph, TSS, aonia, BOD, COD, organik, oil & grease. 4. Hidrolis Didapatkan pipa air berdasarkan elevasi kotor daerah layanan yang disesuaikan dengan kuantitas debit air libah. 5. Rancangan Didapatkan anggaran berdasarkan volue biaya pekerjaan, harga satuan bahan, harga upah pekerja, dan harga satuan alat. Suber: hasil analisa, 2015. d. Diagra Alir Penyelesaian Studi Diagra alir penyelesaian studi ditunjukkan pada Gabar 2. Gabar 2. Diagra alir studi. Suber: Hasil analisa, 2015. 3. a. Pebahasan Perhitungan Populasi Daerah Layanan Daerah layanan diperoleh berdasarkan penetapan daerah tangkapan air libah, sedangkan untuk penentuan batas daerah tangkapan berdasarkan luas polder Pondok Bandung kelurahan Kotababu Utara kecaatan Palerah yaitu sebesar 29,59 ha. Berdasarkan luas kelurahan Kotababu Utara sebesar 68 ha, didapatkan kepadatan penduduk dari perbandingan julah penduduk tiap tahun dengan luas kelurahan. Kepadatan penduduk kelurahan dan populasi daerah layanan dari tahun 2013 hingga tahun 2030 ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Populasi penduduk daerah layanan tahun 20132030. Kepadatan Populasi daerah Tahun penduduk layanan 1 (jiwa.ha ) (jiwa) 2013 685,412 20.281 2014 692,924 20.504 2015 700,518 20.728 2016 708,195 20.955 2017 715,957 21.185 2018 723,803 21.417 2019 731,736 21.652 2020 739,756 21.889 2021 747,863 22.129 2022 756,059 22.372 2023 764,345 22.617 2024 772,722 22.865 2025 781,191 23.115 2026 789,753 23.369 2027 798,408 23.625 2028 807,158 23.884 2029 816,004 24.146 2030 824,948 24.410 Suber: Hasil perhitungan. b. Perhitungan Debit Air Kotor Beberapa kaidah yang diterapkan dala perencanaan pengolahan air libah di wilayah layanan Pondok Bandung antara lain adalah: Konsusi air asyarakat (Qa) Kebutuhan air bersih untuk setiap jiwa per hari untuk Kota Jakarta Barat sebesar 150 liter setiap jiwa per hari (Direktoral Jenderal Ciptakarya, 2011). Faktor aksiu kebutuhan air ( f ) = 1,151,20 Generasi air libah ruah tangga suatu daerah yaitu sekitar 6075 (Linsley, Ray K, 1991: 244), ditetapkan sebesar 75. Perhitungan debit air kotor untuk daerah layanan ditunjukkan pada Tabel 4. Skea pipa air kotor ditunjukkan pada Gabar 3. Tabel 4. Debit air kotor saluran daerah layanan. Qr total (3.dt1) Saluran S1 S1+S2+S6 = 0,0380 S2 S2+S3+S4 = 0,0123 S3 S3 = 0,0026 S4 S4+S5 = 0,0084 S5 S5 = 0,0014 S6 S6+S7+S8+S10+S12+S15 = 0,0255 S7 S7 = 0,0014 S8 S8+S9 = 0,0020 S9 S9 = 0,0002 S10 S10+S11 = 0,0044 S11 S11 = 0,0028 S12 S12+S13 = 0,0020 S13 S13+S14 = 0,0012 S14 S14 = 0,0004 S15 S15+S16 = 0,0074 S16 S16+S17+S18 = 0,0062 S17 S17 = 0,0011 S18 S18+S19 = 0,0044 S19 S19+S21 = 0,0033 S20 S20+S21 = 0,0032 S21 S21 = 0,0007 Suber: Hasil perhitungan. c. Diensi pipa induk air kotor (ain pipe) Letak pipa berada bersebelahan dengan saluran drainase yang sudah ada sebelunya, pipa yang digunakan untuk perencanaan pipa induk air libah adalah pipa PVC. Penggunaan pipa PVC eiliki keuntungan diataranya, lebih ekonois, ringan dan tahan terhadap korosi. Perhitungan diensi pipa induk air kotor berdasarkan debit air kotor total saluran ditabah dengan jagaan (Allowance) sebesar 2030 dari debit air kotor total saluran. Diaeter pipa dapat dihitung dengan enggunakan persaaan anning (Lecture UB, 2015:20). Skea pipa air kotor ditunjukkan pada Gabar 3, dan perhitungan diensi pipa air kotor daerah layanan ditunjukkan pada Tabel 5.

Gabar 3. Skea rancangan jaringan pipa air kotor daerah layanan. Suber: Hasil analisa, 2015.

Tabel 5. Diensi pipa air kotor daerah layanan. e. Saluran Debit pipa /Qp (3.dt1) Diaeter /D () Tinggi uka air /H () S1 0,0456 0,42 0,33 S2 0,0147 0,24 0,19 S3 0,0031 0,08 0,06 S4 0,0101 0,17 0,14 S5 0,0017 0,06 0,05 S6 0,0306 0,37 0,29 S7 0,0017 0,09 0,07 S8 0,0024 0,11 0,09 S9 0,0002 0,04 0,03 S10 0,0053 0,14 0,11 S11 0,0034 0,10 0,08 S12 0,0024 0,09 0,07 S13 0,0014 0,09 0,07 S14 0,0005 0,07 0,05 S15 0,0089 0,18 0,14 S16 0,0075 0,17 0,14 S17 0,0013 0,11 0,09 S18 0,0052 0,18 0,14 S19 0,0040 0,10 0,08 S20 0,0038 0,10 0,08 S21 0,0008 0,08 0,06 Suber: Hasil perhitungan. d. Hasil Analisa Kualitas Air Libah Hasil analisa kualitas air libah diperoleh dari uji laboratoriu sapel air di kola retensi. Hasil analisa kualitas air libah ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. Data kualitas air libah. No Paraeter Satuan 1 ph ratarata 2 TSS g.l1 3 Aonia g.l1 4 BOD g.l1 5 COD g.l1 6 Zat organik g.l1 7 Deterjen g.l1 8 Minyak dan leak g.l1 Suber: Lapiran hasil analisa laboratoriu. Hasil 9,82 23,20 17,60 50,80 72,00 59,60 0,78 3,03 Tahapan Pengolahan Air Libah Desain tahapan proses IPAL sebagai berikut: 1. Debit air libah yang berasal dari siste perpipaan air kotor akan terkupul pada bak penapungan awal, karena uka tanah layanan lebih rendah dibandingkan tanggul yaitu elevasi layanan adalah 6,00, elevasi tanggul adalah 7,22, dan elevasi outlet pipa air kotor S1 adalah 4,20, sehingga ebutuhkan penapungan awal dan siste peopaan. 2. Air libah yang sudah terkupul di bak penapungan awal keudian elewati rak jeruji sapah (bar racks), dan dipopa dengan enggunakan popa celup ke bak peisah leak (grease trap). 3. Dari bak peisah leak air libah selanjutnya asuk ke pengolahan prier dialirkan ke bak ekualisasi (equlization chaber) secara gravitasi, selanjutnya ditabahkan asa klorida / hydrochloric acid (HCl). Air libah dari bak akualisasi keudian akan dipopa ke biofilter anaerobik. 4. Peopaan dari bak ekualisasi akan asuk ke dala pengolahan skunder yaitu biofilter anaerobik, keudian dari biofilter anerob air libah dialirkan secara grafitasi ke biofilter aerobik. Air libah yang asuk pada biofilter aerobik juga engalai penabahan kadar oksigen sebagai akanan ikroba pengurai dengan enggunakan blower. 5. Air libah yang sudah engalai pengolahan skunder akan asuk ke pengolahan tersier yaitu pengendapan akhir (final clarifier) hasil dari pengolahan ini terdiri dari lupur dan air libah, lupur hasil pengolahan unit akan langsung dipopa enuju biofilter aerobik. 6. Air libah selanjutnya asuk dala proses pebunuhan kuan atau bak desinfeksi (desinfection chaber).

7. Air libah yang sudah elalui tahapan proses pengolahan akan dialirkan ke Kanal Banjir Barat. Diagra alir siste pengolahan air libah Pondok Bandung ditunjukkan pada Gabar 4. Gabar 4. Diagra alir siste pengolahan air libah Pondok Bandung. Suber: Hasil analisa, 2015. f. Hasil Analisa Kuantitas Air Libah Perencanaan IPAL dilakukan dengan engolah debit air libah doestik grey water yang berasal dari siste perpipaan air kotor rencana untuk eenuhi baku utu yang dizinkan dan dapat dialirkan ke kanal banjir barat. Perhitungan total produksi air libah rencana yang asuk unit instalasi pengolahan air libah berdasarkan buku Wastewater Treatent Plant (Syed R. Qasi, 1985: 29) adalah : Q ratarata = Q S1 + Peresapan ratarata = 0,0380 + 0,0043 = 0,0424 3.dt1 = 3666,87 3.hari1 Q puncak = Qpuncak + Peresapan puncak = 0,113 + 0,0068 = 0,121 3.dt1 = 10407,6 3.hari1 Q iniu = 0, 4 x Q ratarata = 0, 4 x 0,04 3.dt1 = 0,017 3.dt1 = 1466,75 3.hari1 Q axiu = 2 x Q ratarata = 2 x 0,0424 3.dt1 = 0,085 3.dt1 = 7333,74 3.hari1 Berdasarkan perhitungan debit air libah diatas, aka selanjutnya dapat direncanakan diensi IPAL. g. Desain IPAL Bak Penapungan Awal dan Rak Jeruji Sapah Bak penapungan awal berfungsi sebagai penyeragaan aliran air libah, keudian air libah akan elewati rak jeruji sapah. desain Bak Penapungan Awal dan Rak Jeruji Sapah ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. desain Bak Penapungan Awal dan Rak Jeruji Sapah. Paraeter desain Kapasitas aliran influent 7333,7 3.hari1 aksiu (Qaks) 4 bak 8,50 penapungan awal (P) Lebar rencana bak 3,00 penapungan (L) Kedalaan rencana bak 3,40 penapungan awal (T) Jarak antar kisi (b) 2550 Diaeter kisi (d) 515 Sudut keiringan o 4560 jeruji (α) Suber: Hasil analisa. Gabar diensi Bak Penapungan Awal dan Rak Jeruji Sapah ditunjukkan pada Gabar 5.

Gabar 5. Potongan denah Bak Penapungan Awal dan Rak Jeruji Sapah. Suber: hasil analisa, 2015. Bak peisah leak (grease trap) dan Bak Ekualisasi (Equalization Chaber) Bak peisah leak eerlukan tenaga pekerja untuk engontrol endapan dan lapisan leak, karena nilai asa jenis inyak dan leak lebih kecil dari air libah aka lapisan inyak akan berada di atas lapisan air. desain Bak Peisah Leak ditunjukkan pada Tabel 8. Bak ekualisasi berfungsi untuk enangkap benda kasar yang udah engendap yang terkandung dala air baku, seperti pasir yang disebut partikel diskre. Pada Bak Ekualisasi ditabahkan asa klorida / hydrochloric acid (HCl) dengan berat olukul 62 berat ekuivalen 36,5 yang berfungsi untuk enurunkan konsentrasi ph (Metcalf & Eddy, 2004: 527). desain Bak Ekualisasi ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 8. desain perencanaan Bak Peisah Leak. Paraeter desain Kapasitas aliran influent aksiu 3.hari1 7333,74 (Qaks) Efisiensi penguragan oil & 80 grease 4,00 bak grease trap (P) Lebar rencana bak 2,50 grease trap (L) Kedalaan rencana 4,40 bak grease trap (T) Jenis pipa distribusi PVC Panjang pipa (l) 3,80 Diaeter pipa inchi 8,00 distribusi (d) Suber: Hasil analisa. Tabel 9. desain perencanaan Bak Ekualisasi. Paraeter desain Kapasitas aliran influent puncak 3.hari1 10407,66 (Qp) Efisiensi 30 penguragan ph 6,00 bak ekulsasi (P) Lebar rencana bak ekulsasi (L) Keiringan dasar.1 40100 bak (Slope) Suber: Hasil analisa. Berdasarkan kriteria desain, gabar diensi Bak Peisah Leak dan Bak Ekualisasi ditunjukkan pada Gabar 6.

Gabar 6. Potongan denah Bak Peisah Leak dan Bak Ekualisasi. Suber: Hasil analisa, 2015. Bak Anaerobik dan Bak Aerobik Bak Anaerobik dan Bak Aerobik dilengkapi edia biofilter berupa sarang tawon (honey cob) yang bertipe crossflow. Pada Bak Aerobik dilengkapi ruang aerasi yang disertai blower, untuk enyuplai oksigen. desain Bak Anaerobik ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10. desain perencanaan Bak Anaerobik. Paraeter desain Karakteristik Roughing desain Jenis filter Plastik Kapasitas aliran influent 3.hari1 7333,74 aksiu (Qaks) Efisiensi penguragan 40 70 konsentrasi BOD dan COD bak biofilter 6,50 anaerobik (P) Lebar rencana bak biofilter anaerobik (L) Kedalaan rencana bak biofilter anaerobik (T) Suber: Hasil analisa. desain Bak ditunjukkan pada Tabel 11. Aerobik Tabel 11. desain perencanaan Bak Aerobik. Paraeter desain Karakteristik Roughing desain Jenis filter Plastik Kapasitas aliran influent aksiu 3.hari1 7333,74 (Qaks) Efisiensi penguragan BOD 4070 dan COD ruang biofilter 2,50 aerobik (Pa) Lebar rencana ruang biofilter aerobik (La) Kedalaan rencana ruang biofilter aerobik (Ta) 1,10 ruang aerasi (Pb) Lebar rencana ruang aerasi (Lb) Kedalaan rencana ruang aerasi (Tb) Suber: Hasil analisa. Berdasarkan kriteria desain, aka gabar diensi Bak Anaerobik dan Bak Aerobik ditunjukkan pada Gabar 7.

Gabar 7. Potongan denah Bak Anaerobik dan Bak Aerobik. Suber: Hasil analisa, 2015. Bak Pengendapan Akhir dan Bak Desinfeksi. Bak pengendapan akhir berfungsi untuk engurangi konsentrasi libah hasil pengolahan sebelunya, dan untuk enyuplai lupur ke bak Aerobik sebagai regenerasi bakteri pengurai. desain Bak Pengendap Akhir ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12. desain perencanaan Bak Pengendap Akhir. Paraeter desain Kapasitas aliran influent aksiu 3.hari1 7333,74 (Qaks) Efisiensi 14 penguragan BOD Efisiensi 36 penguragan TSS Kedalaan rencana bak pengendapan 3,05,0 (T) bak pengendapan 1090 (P) Lebar rencana bak 3,024 pengendapan (L) Slope lantai bak.1 60160 Overflow rate 3.2 49122 aksiu.hari1 Suber: Hasil analisa. Bak Desinfeksi enggunakan chlorine dala bentuk kougulan berupa senyawa kalsiu hipoklorit (CaOCl2) yang lebih dikenal dengan kaporit, peakaian kaporit dengan konsetrasi larutan 60. desain Bak Desinfeksi ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13. desain perencanaan Bak Desinfeksi. Paraeter desain Q effluent bak pengendap akhir 3.hari1 7333,34 (Qaks) Dosis kalsiu g.l1 35 hipoklorit (CaOCl2) Kadar kalsiu 60 hipoklorit (CaOCl2) Waktu kontak (tc) enit 1530 4,00 bak desinfeksi (P) Lebar rencana bak desinfeksi (L) Kedalaan rencana 4,00 bak desinfeksi (T) Suber: Hasil analisa. Berdasarkan kriteria desain, aka gabar diensi Bak Pengendap Akhir dan Bak Desinfeksi ditunjukkan pada Gabar 8.

Gabar 8. Potongan denah Bak Pengendap Akhir dan Bak Desinfeksi. Suber: Hasil analisa, 2015. h. Rekapitulasi Desain IPAL Konsentrasi effluen IPAL Berdasarkan perencanaan desain yang telah dilakukan didapatkan perkiraan konsentrasi influen dan effluen dari IPAL Pondok Bandung, rekapitulasi perkiraan konsentrasi influen dan effluen IPAL ditunjukkan pada Tabel 14: Tabel 14. Rekapitulasi perkiraan konsentrasi influen dan effluen IPAL. No. Paraeter Influen Effluen 1 ph TSS (g.l1) Aonia (g.l1) BOD (g.l1) COD (g.l1) Zat organic (g.l1) Minyak dan leak (g.l1) 9,82 6,87 Reoval 30 23,20 4,45 81 17,60 4,54 74 50,80 10,48 79 72 14,86 79 59,60 26,91 55 3,03 0,54 82 2 3 4 5 6 7 Suber: Hasil perhitungan. Luas Lahan IPAL Perkiraan luas lahan yang digunakan untuk IPAL rancangan Pondok Bandung ditunjukkan pada Tabel 15: Tabel 15. Rekapitulasi luas lahan IPAL. Luas lahan No. Pengolahan (2) 1 Bak penapungan awal 25,50 2 Bak peisah leak 40,00 3 Bak ekualisasi 30,00 4 Biofilter anaerobik 32,50 5 Biofilter aerobik 18,00 6 Bak pengendapan akhir 6 7 Bak desinfeksi 20,00 Total Luas 208,00 Suber: Hasil perhitungan Pada tabel diatas enunjukkan total luas rancangan IPAL Pondok Bandung adalah 208,00 2, luas rancangan IPAL Pondok Bandung ditabah dengan ketebalan dinding beton adalah 261,24 2, sehingga untuk proses pelaksanaan pebangunan IPAL dipersiapkan luas lahan sebesar 262,00 2.

i. Rancangan Anggaran Biaya Biaya Investasi Awal IPAL Biaya pebangunan IPAL Pondok Bandung ditunjukkan pada Tabel 16: Tabel 16. Total biaya investasi awal (initial cost) IPAL. No Jenis Kegiatan Julah Harga (Rp.) I. Pekerjaan Persiapan 78.603.200,00 II. Pekerjaan Tanah Julah Biaya Pekerjaan Struktur 41.408.735,20 III. 879.585.968,95 IV. Pekerjaan Dinding 149.531.472,38 V. Pekerjaan Perpipaan 226.449.645,83 VI. Pekerjaan Elektrikal 16.951.000,00 VII. Pekerjaan LainLain 6.364.000,00 Julah Biaya (Rp.) 1.398.894.022,36 139.889.402,24 PPN 10 (Rp.) Julah Total 1.538.783.424,60 Julah Total Pebulatan 1.538.784.000,00 Suber: Hasil perhitungan. Biaya Investasi Awal IPAL Total biaya tahunan (annual cost) IPAL ditunjukkan pada Tabel 17: Tabel 17. Total biaya tahunan (annual cost) IPAL. No Jenis Kegiatan Julah Harga (Rp.) 37.200.000,00 I. Gaji Operator II. Biaya Penerangan 125.92 III. Biaya Listrik Popa 509.155,08 IV. Biaya Listrik Blower Julah Biaya Operasional (Rp.) Julah Biaya Operasional 30 (Rp.) 199.381,25 38.034.461,33 Julah Total 49.444.799,73 Julah Total Pebulatan 49.445.000,00 11.410.338,40 Suber: Hasil perhitungan. 4. Kesipulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data aka dapat diabil kesipulan sebagai berikut: 1. Proyeksi julah penduduk daerah layanan untuk tahun 2030 enggunakan adalah 24.410 jiwa. Debit air kotor ratarata berdasarkan julah peakaian air bersih penduduk daerah layanan adalah 0,0424 3.dt1, dan debit air kotor aksiu harian penduduk adalah 0,085 3.dt1. 2. Total luas rancangan IPAL Pondok Bandung adalah 208,00 2, Sehingga untuk pelaksanaan IPAL dipersiapkan luas sebesar 262,00 2. 3. Total biaya investasi awal (initial cost) IPAL adalah Rp. 1.538.784.000,. Total Biaya tahunan (annual cost) IPAL adalah Rp.49.445.000,. DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Kota Adinitrasi Jakarta Barat 2013. DKI Jakarta: Badan Pusat Statistik Jakarta barat. 2. Beutari Nusa Kreasi. 2013. Pengelolaan Drainase Berwawasan Lingkungan di Kanal Banjir Barat. Malang: Beutari Nusa Kreasi. 3. Direktoral Jendral Cipta Karya. 2011. Siste Drainase Mandiri Berbasis Masyarakat Yang Berwawasan Lingkungan. DKI Jakarta: Direktoral Jendral Cipta Karya Jabotabek. 4. Linsley, Ray K. 1991. Water Resources engineering. New York: Mc Drow Hill Book Coapany Inc. 5. Metcalf dan Eddy, Inc. 1991. Wastewater egineering Third Edition. New York: Mc Drow Hill Book Coapany Inc. 6. Sugiharto. 1987. DasarDasar Pengolahan Air Libah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press. 7. Syed R. Qasi. 1985. Wastewater Treatent Plant. New York: Mc Drow Hill Book Coapany Inc. 8. Wulandari P. 2014. Jurnal Iliah Pengolahan Air Libah Siste Terpusat (Studi Kasus Peruahan PT. Pertaina Pelayanan III PlajuSuatra Selatan). Palebang: Universitas Sriwijaya.