SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA. Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.


I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indon

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAH RAGA

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

TINJAUAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

MEMBIDIK PRESTASI MELALUI PARTISIPASI

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PROGRAM PELATIHAN SEPAK BOLA USIA DINI COCA-COLA AMATIL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. nasional di tingkat internasional, perlu melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL XXXI TAHUN 2014

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

PENDATAAN, PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA PENDIDIKAN DI KABUPATEN ACEH SELATAN DARI TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok serta semangat persatuan.olahraga Mempunyai arti yang penting dalam

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARAAN ASIAN GAMES XVIII TAHUN 2018

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PANDUAN WAWANCARA. 1. Bagaimanakah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH TINGKAT EKS-KARESIDENAN SEMARANG TAHUN 2015 TANGGAL 23 MARET 2015

Transkripsi:

SAMBUTAN SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena hanya atas petunjuk dan ridho-nya, kita dapat menyelesaikan penyusunan buku Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010. Buku ini mengetengahkan secara komprehensif data dan informasi, serta analisis kondisi, perkembangan dan capaian pembangunan bidang keolahragaan hingga saat ini, khususnya menyangkut partisipasi masyarakat dalam olahraga, ketersediaan sarana dan prasarana olahraga, prestasi olahraga, dan pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar, yang merupakan parameter utama bagi suksesnya pembangunan nasional di bidang keolahragaan. Data dan informasi yang tersaji dalam buku ini dihimpun dan diolah dari sumber resmi yang dikeluarkan oleh instansi/lembaga terkait, yakni Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Pusat Statistik, dinas yang menangani keolahragaan tingkat provinsi se Indonesia, Komite Olahraga Nasional, dan unit-unit organisasi di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Melalui buku ini ditunjukkan pula bahwa seluruh kebijakan yang ditempuh guna mewujudkan tujuan keolahragaan nasional sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tetang Sistem Keolahragaan Nasional, telah dirumuskan secara sistemik dan sistematik berdasarkan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kami berharap buku ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan organisasi olahraga, serta instansi/ lembaga dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam mengoptimalkan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program pembudayaan, pengembangan dan pembinaan olahraga di lingkungan dan/ atau wilayah tugas masing-masing. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 i

Akhirnya, kepada para penyusun, narasumber, dan semua pihak yang berperan serta dalam penerbitan buku ini kami ucapkan terimakasih. Semoga buku ini dapat bermakna positif bagi suksesnya pelaksanaan fungsi keolahragaan nasional, yakni mengembangkan kemampuan jasmani, rohani dan sosial serta watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat. Billahitaufik Wal Hidayah, Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Jakarta, Desember 2010 Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Drs. Wafid Muharram, MM NIP. 19600709 198803 1 001 ii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah meridhoi kemampuan bagi segenap Tim Penyusun dalam hal persiapan dan penyusunan buku Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010. Buku berjudul Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010, yang saat ini sedang dalam genggaman Anda, merupakan medium publikasi yang menyajikan informasi mengenai kondisi umum keolahragaan di Indonesia. Data dan informasi keolahragaan yang disajikan meliputi kependudukan, partisipasi penduduk melakukan aktivitas olahraga, ketersediaan fasilitas olahraga, keberadaan jumlah guru olahraga/penjaskes di sekolah, rasio guru olahraga, perkembangan prestasi atlet, keberadaan PPLP, serta keberadaan sarana dan prasarana olahraga. Basis data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini diambil dari berbagai sumber antara lain; Hasil Susenas 2009, Data Statistik Persekolahan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), data prestasi atlet dari multi event (PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade) dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), khususnya mengenai pencapaian prestasi olahraga. Publikasi ini merupakan publikasi tahunan dari Kemenpora, sehingga data dan informasi yang tersedia untuk tahun 2010 ini tentunya mengalami sejumlah perubahan dibandingkan dengan data dan informasi pada tahun-tahun sebelumnya. Diharapkan ketersediaan data dan informasi kepemudaan ini dapat membantu terjadinya sinkronisasi mengenai database kepemudaan secara nasional. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam seluruh tahapan penyusunan buku ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesarbesarnya. Kami sungguh membuka diri atas kritik, saran, dan masukan demi penyempurnaan materi buku ini di masa mendatang. Semoga keberadaan buku ini memberikan manfaat bagi masyarakat luas khususnya segenap pemangku kepentingan (stakeholders) keolahragaan di Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 iii

Indonesia. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan menolong kita semua dalam menunaikan tugas-tugas pengabdian demi kemajuan negara dan bangsa tercinta. Jakarta, Desember 2010 Tim Penyusun iv Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

RINGKASAN EKSEKUTIF Olahraga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan menuju hidup sehat. Namun, masyarakat Indonesia masih kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga, bahkan partisipasinya mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi penduduk Indonesia dalam melakukan aktivitas olahraga bervariasi antar provinsi. Minat tertinggi penduduk dalam berolahraga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen), DKI Jakarta (27,4 persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah terdapat pada Provinsi Papua Barat (12,0 persen), Papua (12,9 persen), dan Nusa Tenggara Timur (14,1 persen). Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 v

Seseorang melakukan olahraga dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berolahraga (69,7 persen) melakukannya dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8 persen) dan rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya (63,9 persen) penduduk berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk adalah senam (SKJ dan senam lainnya). Guna mendorong tumbuhnya minat masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga, harus diimbangi dengan tersedianya fasilitas olahraga yang memadai. Hasil data Podes tahun 2008, fasilitas olahraga yang paling banyak tersedia berupa lapangan bola voli yaitu dimiliki oleh sekitar 78,1 persen desa/kelurahan yang ada di Indonesia dan yang paling sedikit ketersediaannya adalah kolam renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain, guru olahraga/penjaskes sangat dibutuhkan dalam rangka membantu menumbuhkan minat, bakat, dan prestasi siswa di sekolah dalam bidang olahraga. Berdasarkan data statistik persekolahan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), rasio guru olahraga: sekolah untuk SD pada tahun 2008/2009 sebesar 0,78. Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap 100 SD tersedia guru olahraga/penjaskes sebanyak 78 guru. Sementara untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan angka rasio lebih dari 1 yang berarti setiap 100 sekolah telah tersedia lebih dari 100 guru, yaitu SMP sebesar 1,23, SMU sebesar 1,42, dan SMK sebesar 1,58. Rasio guru olahraga: sekolah untuk SD terendah vi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,34 dan tertinggi terdapat di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 1,42. Perkembangan prestasi para atlet Indonesia dapat dilihat melalui event olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat nasional maupun internasional yaitu PON, Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir telah diselenggarakan pada tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur dengan juara umum diraih Provinsi Jawa Timur. Di ajang internasional, Indonesia mengalami penurunan prestasi olahraga. Peningkatan mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010, Indonesia meraih peringkat ke 15. Diharapkan pada Sea Games XXVI dimana Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus lolos sebagai juara umum. Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan olahraga bagi para atlet muda yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Berdasarkan data profil kepemudaan dan keolahragaan yang bersumber dari Kemenpora, jumlah atlet pada tahun 2009 yang dibina PPLP dan tersebar di 33 provinsi adalah sebesar 1.710 orang terdiri dari 1.097 laki-laki dan 613 perempuan. Dari seluruh cabang olahraga yang ada di PPLP, cabang olahraga yang banyak ditekuni atlet adalah atletik, pencak silat, sepak takraw, dan sepak bola. Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar, gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama mereka berlatih. Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 vii

prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim. viii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

RINGKASAN EKSEKUTIF Olahraga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan menuju hidup sehat. Namun, masyarakat Indonesia masih kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga, bahkan partisipasinya mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi penduduk Indonesia dalam melakukan aktivitas olahraga bervariasi antar provinsi. Minat tertinggi penduduk dalam berolahraga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen), DKI Jakarta (27,4 persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah terdapat pada Provinsi Papua Barat Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 v

(12,0 persen), Papua (12,9 persen), dan Nusa Tenggara Timur (14,1 persen). Seseorang melakukan olahraga dengan maksud dan tujuan tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berolahraga (69,7 persen) melakukannya dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8 persen) dan rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya (63,9 persen) penduduk berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk adalah senam (SKJ dan senam lainnya). Guna mendorong tumbuhnya minat masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga, harus diimbangi dengan tersedianya fasilitas olahraga yang memadai. Hasil data Podes tahun 2008, fasilitas olahraga yang paling banyak tersedia berupa lapangan bola voli yaitu dimiliki oleh sekitar 78,1 persen desa/kelurahan yang ada di Indonesia dan yang paling sedikit ketersediaannya adalah kolam renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain, guru olahraga/penjaskes sangat dibutuhkan dalam rangka membantu menumbuhkan minat, bakat, dan prestasi siswa di sekolah dalam bidang olahraga. Berdasarkan data statistik vi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

persekolahan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), rasio guru olahraga: sekolah untuk SD pada tahun 2008/2009 sebesar 0,78. Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap 100 SD tersedia guru olahraga/penjaskes sebanyak 78 guru. Sementara untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan angka rasio lebih dari 1 yang berarti setiap 100 sekolah telah tersedia lebih dari 100 guru, yaitu SMP sebesar 1,23, SMU sebesar 1,42, dan SMK sebesar 1,58. Rasio guru olahraga: sekolah untuk SD terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,34 dan tertinggi terdapat di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 1,42. Perkembangan prestasi para atlet Indonesia dapat dilihat melalui event olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat nasional maupun internasional yaitu PON, Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir telah diselenggarakan pada tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur dengan juara umum diraih Provinsi Jawa Timur. Di ajang internasional, Indonesia mengalami penurunan prestasi olahraga. Peningkatan mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010, Indonesia meraih peringkat ke 15. Diharapkan pada Sea Games XXVI dimana Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus lolos sebagai juara umum. Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan olahraga bagi para atlet muda yang bertujuan untuk Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 vii

meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Berdasarkan data profil kepemudaan dan keolahragaan yang bersumber dari Kemenpora, jumlah atlet pada tahun 2009 yang dibina PPLP dan tersebar di 33 provinsi adalah sebesar 1.710 orang terdiri dari 1.097 laki-laki dan 613 perempuan. Dari seluruh cabang olahraga yang ada di PPLP, cabang olahraga yang banyak ditekuni atlet adalah atletik, pencak silat, sepak takraw, dan sepak bola. Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar, gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama mereka berlatih. Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki sarana dan prasarana yang sangat minim. viii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

DAFTAR ISI SAMBUTAN KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN TABEL DAFTAR PETA GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH Halaman i iii v ix xiii xv xix xxiii xxv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud dan Tujuan 4 1.3 Sistematika Penyajian 5 BAB II METODOLOGI 9 2.1 Sumber Data 9 2.2 Ruang Lingkup 10 2.3 Konsep dan Definisi 11 2.4 Keterbatasan Data 13 2.5 Metode Analisis 14 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 ix

Halaman BAB III KEGIATAN OLAHRAGA 17 3.1 Partisipasi Berolahraga 18 3.2 Tujuan Berolahraga 23 3.3 Frekuensi dan Intensitas Berolahraga 26 3.4 Jalur Kegiatan Olahraga 29 3.5 Jenis Olahraga 33 BAB IV FASILITAS OLAHRAGA 41 4.1 Lapangan/Gelanggang Olahraga 43 4.2 Kelompok Kegiatan Olahraga 47 4.3 Guru Olahraga 49 4.4 Induk Organisasi Cabang Olahraga 53 BAB V PRESTASI OLAHRAGA 59 5.1 Sejarah Perkembangan Olahraga di Indonesia 60 5.2 Sejarah Perkembangan Olahraga Tingkat Dunia 64 5.2.1 Olimpiade 65 5.2.2 Asian Games 67 5.2.3 Sea Games 69 5.3 Prestasi Nasional 71 5.4 Prestasi Internasional 72 BAB VI PUSAT PEMBINAAN & LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) 81 6.1 Atlet PPLP 83 x Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Halaman 6.2 Pelatih PPLP 85 6.3 Kejuaraan antar PPLP 87 6.4 Sarana dan Prasarana PPLP 89 BAB VII PENUTUP 93 7.1 Saran-Saran 95 LAMPIRAN TABEL 98 PETA 137 DAFTAR PUSTAKA 145 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xi

xii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, 2000-2009 3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009 3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Lama Berolahraga (Hari), 2009 3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Rata-rata Lama Berolahraga per Hari (Menit), 2009 5.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade, 1988-2008 5.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games, 1951-2010 19 21 27 29 74 76 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xiii

xiv Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1.1 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, 2009 3.2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2009 3.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2009 3.3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Lama Berolahraga (Hari), 2009 3.4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009 3.4.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009 22 24 25 28 30 32 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xv

Tabel Halaman 3.5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2000-2009 3.5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Tipe Daerah, 2009 3.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Kelompok Umur, 2009 4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan/Gelanggang Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2000-2008 4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2000-2008 4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes dan Jumlah Sekolah menurut Jenjang Pendidikan, 2005/2006 2008/2009 4.4.1 Daftar Induk Organisasi Olahraga di Indonesia menurut Nama Cabang/ Perkumpulan Olahraga dan Singkatannya, 2009 5.1.1 Perkembangan Pekan Olahraga Nasional (PON) menurut Waktu Penyelenggaraan, Tempat Penyelenggaraan, dan Juara Umum 33 35 36 44 48 51 54 63 Tabel Halaman xvi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

5.2.1 Perkembangan Olimpiade menurut Tahun dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia 5.2.2 Perkembangan Asian Games menurut Tahun dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia 5.2.3 Perkembangan Sea Games menurut Tahun dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia 5.3.1 Perkembangan Peringkat 4 Besar (Perolehan Medali Emas) PON XV-XVII, 2000, 2004, dan 2008 5.4.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade menurut Tahun Kejuaraan 5.4.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games menurut Tahun Kejuaraan dan Jumlah Negara Peserta 5.4.3 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Sea Games menurut Negara dan Tahun Kejuaraan 6.1.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009 6.2.1 Jumlah dan Persentase Pelatih PPLP menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009 6.3.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP yang Mengikuti Kejuaraan antar PPLP menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009 66 68 70 72 73 75 77 84 86 88 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xvii

xviii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

DAFTAR LAMPIRAN TABEL Tabel 3.1.1-3.1.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009 3.2.1-3.2.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2009 3.3.1-3.3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2009 3.4.1-3.4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2009 3.5.1-3.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009 3.6.1-3.6.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2009 Halaman 98-100 101-103 104-106 107-109 110-112 113-115 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xix

Tabel 4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008 4.1.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008 4.1.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008 4.1.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Basket menurut Provinsi, 2000-2008 4.1.5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008 4.1.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Gelanggang Renang menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008 Halaman 116 117 118 119 120 121 122 123 124 xx Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 4.2.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Basket menurut Provinsi, 2000 2008 4.2.5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Renang menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.7 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Meja) menurut Provinsi, 2000-2008 4.2.8 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bela Diri menurut Provinsi, 2000-2008 4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SD menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009 4.3.2 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMP menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009 4.3.3 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMU menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009 Halaman 125 126 127 128 129 130 131 132 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxi

Tabel 4.3.4 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMK menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009 5.1.1 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2000 5.1.2 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2004 5.1.3 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2008 Halaman 133 134 135 136 xxii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

DAFTAR PETA Peta Halaman 1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi, 2009 2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2008 3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2008 4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2008 5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2008 6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2008 7 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2008 8 Peringkat Provinsi dalam Perolehan Medali PON XVII, 2008 137 138 139 140 141 142 143 144 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxiii

GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH BPS : Badan Pusat Statistik IOC : International Olympic Committee ISI : Ikatan Sport Indonesia Kemdiknas : Kementerian Pendidikan Nasional Kemenpora : Kementerian Pemuda dan Olahraga KONI : Komite Olahraga Nasional Indonesia KOI : Komite Olimpiade Indonesia LCC : Lomba Customs Cycling MSBP : Modul Sosial Budaya dan Pendidikan Podes : Potensi Desa PON : Pekan Olahraga Nasional PORI : Persatuan Olahraga Republik Indonesia PPLM : Pusat Pembinaan dan Latihan Mahasiswa PPLP : Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar Sea Games : Southeast Asian Games SEAP Games : Southeast Asian Peninsular Games SKJ : Senam Kesegaran Jasmani SKN : Sistem Keolahragaan Nasional Susenas : Survei Sosial Ekonomi nasional WHO : World Health Organization Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxv

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah salah satu ciri-ciri kehidupan. Bagi manusia, gerak ditandai dengan kegiatan fisik atau aktivitas jasmani. Bila kegiatan fisik (physical activity) atau gerak tersebut dilakukan secara teratur dan berkesinambungan dapat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan. Namun, kesibukan dalam kehidupan duniawi, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, dan apabila disertai stress dapat mengundang berbagai penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Guna mencegah timbulnya penyakit dan untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia perlu menjalankan pola hidup sehat dan melakukan olahraga. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 1

Seperti yang dikatakan oleh Giriwijoyo (2007), olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk mempertahankan hidup kualitas hidup. Dengan berolahraga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Hal ini sesuai dengan konsep sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa: Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Perhatian dan upaya pemerintah terhadap kesehatan dan olahraga dituangkan dalam Undang-Undang (UU). Salah satunya adalah UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam bab V pasal 10 disebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Pada pasal 11 UU tersebut dikatakan bahwa salah satu penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 10 dilaksanakan melalui kegiatan olahraga. Selanjutnya, dalam upaya pembangunan nasional di bidang keolahragaan diterbitkan UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). Pada Bab I Pasal 1 UU tersebut dinyatakan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, pada Bab III Pasal 5 UU tentang SKN disebutkan mengenai pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat; pemberdayaan peran serta 2 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

masyarakat; keselamatan dan keamanan; dan keutuhan jasmani dan rohani. Selain itu pada Bab IV Pasal 6 UU tersebut, setiap warga negara diberi hak yang sama untuk: a. melakukan kegiatan olahraga; b. memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga; c. memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya; d. memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan pengembangan dalam keolahragaan; e. menjadi pelaku olahraga; dan f. mengembangkan industri olahraga. Bagi masyarakat yang maju dan modern kegiatan olahraga sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Olahraga telah dipandang memiliki berbagai fungsi yang tidak hanya untuk mengembangkan kualitas kebugaran fisik saja, melainkan juga mengembangkan kualitas mental individu dan masyarakat secara lebih utuh dan mantap. Melalui olahraga, individu dapat mengembangkan segi-segi mental kepribadian, moral, kepemimpinan, kesetiaan, loyalitas, pengabdian, relasi intra dan interpersonal lebih baik lagi (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Kemdiknas, 2010). Sejalan dengan itu, pengembangan kualitas mental ke arah yang lebih baik merupakan wujud dari pembinaan mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional. Hal di atas menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara olahraga dengan pembangunan nasional. Untuk itu perlu perhatian yang serius dari berbagai unsur yang terkait guna meningkatkan minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga, karena selain berfungsi untuk menjaga kesehatan, olahraga juga berfungsi sebagai kegiatan untuk rekreasi/hiburan dan sekaligus sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 3

Bila dilihat dari waktu ke waktu, prestasi yang diraih Indonesia dalam event-event olahraga internasional baik berupa jumlah perolehan medali maupun peringkat menunjukkan penurunan. Pada Asian Games XIV tahun 2002 di Busan (Korea), Indonesia menduduki peringkat 14 dengan perolehan medali sebanyak 23 medali. Namun, terjadi penurunan pada Asian Games XV tahun 2006 di Doha (Qatar) menjadi peringkat 22 dengan 21 medali. Begitu pula dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan olahraga, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan penurunan dari 25,4 persen pada tahun 2003 menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Kecenderungan makin menurunnya minat dan keinginan masyarakat, serta prestasi para atlet olahraga merupakan hal yang memprihatinkan. Sejalan dengan itu, perlu segera dilakukan upaya untuk mengidentifikasi berbagai kendala dan masalah di dalam masyarakat yang melatarbelakangi terjadinya kondisi tersebut. Langkah yang paling mudah dilakukan adalah melalui pengumpulan dan pengkajian berbagai indikator olahraga dengan melihat dari berbagai aspek. Pada publikasi ini akan dilihat beberapa aspek yang berkaitan dengan keolahragaan, yaitu: tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga, fasilitas olahraga, prestasi olahraga, dan PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar). 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penulisan publikasi Penyajian Data Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010 ini secara umum adalah memberikan gambaran mengenai kondisi dan perkembangan kegiatan olahraga di Indonesia. Secara khusus bertujuan untuk 4 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

memberikan gambaran perkembangan kegiatan olahraga, baik ditingkat nasional maupun provinsi tentang berbagai aspek, seperti: a. Partisipasi olahraga. b. Ketersediaan sarana dan prasarana olahraga. c. Pencapaian prestasi olahraga. d. Pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar. Penyajian publikasi ini diharapkan berguna bagi para pembaca, khususnya para peneliti, perencana dan pengambil keputusan di bidang olahraga dalam melakukan berbagai analisis dan penyusunan kebijakan. 1.3 Sistematika Penyajian Publikasi Penyajian Data Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010 ini secara sistematik disajikan dalam tujuh bagian. Ringkasan eksekutif di bagian awal publikasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran ringkas dan menyeluruh kepada pembaca atas keseluruhan kandungan publikasi ini. Pada bagian pertama (Bab I) disajikan fenomena yang melatar belakangi penyusunan publikasi, maksud dan tujuan serta sitematika penyusunan publikasi ini. Bagian kedua (Bab II) disajikan secara rinci tentang metodologi yang digunakan dalam penyusunan publikasi mencakup sumber data, konsep dan definisi serta metode analisis. Lima bagian berikutnya menyajikan gambaran mengenai kondisi dan perkembangan olahraga, diawali dengan bab tiga berupa kajian mengenai perkembangan kegiatan olahraga dilihat dari partisipasi masyarakat dalam berolahraga, kemudian bab empat mengenai fasilitas olah raga, bab lima mengenai prestasi olahraga, dan bab enam mengenai pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar. Kajian-kajian tersebut bersifat deskriptif yang mengulas Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 5

fenomena dari data yang ada. Pada bab tujuh yang merupakan bab terakhir dari publikasi ini disajikan ringkasan beberapa temuan yang diperoleh dari hasil kajian pada bagian-bagian sebelumnya dan beberapa rekomendasi berkaitan dengan temuan yang diperoleh. 6 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 7

8 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2 METODOLOGI 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam publikasi Penyajian Data Informasi Statistik Keolahragaan 2010 ini adalah : 1. Data hasil pendataan Potensi Desa (Podes) yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai dasar untuk memperoleh gambaran mengenai fasilitas dan perkumpulan olahraga. Data Podes yang digunakan dalam analisis mencakup empat series data, yaitu data Podes tahun 2000, 2003, 2005, dan 2008. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 9

2. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (MSBP) yang diselenggarakan oleh BPS, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran mengenai partisipasi olahraga yang dilakukan masyarakat. Data Modul Sosial Budaya dan Pendidikan Susenas yang digunakan dalam analisis mencakup empat series data, yaitu data tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009. 3. Data jumlah guru olahraga yang dikumpulkan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). 4. Data jumlah atlet, jenis/cabang olahraga dan prestasi atlet pada beberapa penyelenggaraan event olahraga baik pada tingkat nasional maupun internasional, yang dikumpulkan dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). 5. Data mengenai jumlah PPLP/Sekolah Olahraga yang dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Olahraga, Kemenpora. 6. Data mengenai jumlah atlet, jenis/cabang olahraga dan prestasi atlet khusus dalam penyelenggaraan event olahraga bagi pelajar dan mahasiswa yang juga dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Olahraga, Kemenpora. 2.2 Ruang Lingkup Sampel Susenas tahun 2009 mencakup 291.888 rumah tangga yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik daerah perkotaan maupun perdesaan. Seluruh sampel dicacah dengan menggunakan kuesioner kor (VSEN2009.K) dan kuesioner modul (VSEN2009.MSBP). Estimasi data kor dan modul Susenas tahun 2009 dapat dilakukan hingga level kabupaten/kota tetapi tidak dapat disajikan menurut daerah perkotaan atau perdesaan. Susenas tahun 10 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2009 tidak mencakup rum ah tangga yang tinggal dalam blok sensus khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya yang berada di blok sensus biasa. 2.3 Konsep dan Definisi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data yang digunakan dalam kajian ini mencakup data hasil sensus potensi desa (Podes) dan data Susenas. Untuk menghindari perbedaan pemahaman dan interpretasi terhadap data yang dianalisis, pada bagian ini secara khusus disajikan konsep dan definisi beberapa variabel atau jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data Podes dan data modul Sosial Budaya dan Pendidikan Susenas. Konsep dan definisi yang digunakan adalah sebagai berikut: Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani secara teratur, atau meningkatkan prestasi atau untuk hiburan. Kegiatan olahraga dapat berupa latihan atau pertandingan atau rekreasi/hiburan. Olahragawan/atlet adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk mencapai prestasi. Prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga. Prasarana Olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan keolahragaan. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 11

Sarana Olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga. Jalur Olahraga adalah wadah yang memfasilitasi seseorang melakukan olahraga. Jalur Sendiri apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga dengan inisiatif sendiri, tanpa ada yang mengkoordinasikan. Jalur Perkumpulan di Sekolah apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh sekolah. Jalur Perkumpulan di Tempat Bekerja apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan (kepengurusan maupun anggaran) oleh instansi tempat responden bekerja, misalnya pembelian net, raket, mendapat subsidi dari tempat bekerja. Jalur Lainnya apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh jalur selain dari yang telah disebutkan di atas. Lapangan Olahraga adalah tempat melakukan olahraga yang ada di desa/kelurahan sesuai dengan persyaratan olahraga yang bersangkutan. Lapangan Sepakbola adalah lapangan yang diperuntukkan bagi prasarana cabang olahraga sepakbola dengan ukuran 110 m x 70 m, Lapangan sepakbola yang didalam lapangannya terdapat juga lapangan volley, tennis lapangan dan sebagainya masing-masing dihitung sendiri-sendiri. Lapangan Bola Basket adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bola basket dengan ukuran lapangan 28 m x 15 m dengan lantai terbuat dari beton. 12 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Lapangan Bola Voli adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bola voli dengan ukuran lapangan 18 m x 9 m dengan lantai terbuat dari tanah/beton. Lapangan Bulu Tangkis adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi permainan bulu tangkis dengan ukuran lapangan 14,40 m x 6,10 m dengan lantai terbuat dari tanah/beton. Kolam Renang adalah prasarana olahraga yang berupa bangunan kolam renang dan diperuntukkan bagi olahraga renang dengan ukuran kolam 20 m x 25 m atau 25 m x 15 m. Lapangan Tennis adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan bagi olahraga tennis lapangan dengan ukuran lapangan 23,77 m x 10,97 m. Kelompok Kegiatan Olahraga adalah kelompok penduduk desa/kelurahan dalam melakukan olahraga, tanpa memperhatikan apakah olahraga tersebut dilakukan didesa/kelurahan ini maupun di tempat lain. 2.4 Keterbatasan Data Disadari ada keterbatasan data yang digunakan dalam penyajian publikasi ini. Penjelasan berikut diharapkan dapat lebih memperjelas dan mempermudah bagi pengguna dan pembaca publikasi ini dalam menafsirkan data yang disajikan. Data yang bersumber dari Susenas tidak mencakup mereka yang tinggal di rumah tangga khusus seperti asrama yang berpenghuni lebih dari 10 orang dan PPLP, diasumsikan karakteristiknya sama dengan rumah tangga biasa. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 13

2.5 Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel sederhana dan gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Kajian ini juga mencakup analisis lintas sektor yang digunakan untuk melihat gambaran perbandingan kondisi dan situasi kegiatan olahraga antar wilayah provinsi, antar daerah perkotaanperdesaan, maupun antara laki-laki dan perempuan (gender). Analisis trend juga disertakan dalam kajian ini dalam upaya untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai kecenderungan perkembangan kegiatan olahraga selama beberapa periode waktu. Statistik dan indikator yang disajikan dalam analisis ini secara keseluruhan mencakup statistik dan indikator sederhana berupa proporsi atau persentase, rata-rata dan rasio. Penyajian statistik dan indikator dalam bentuk persentase, rata-rata dan rasio didasarkan pada pertimbangan bahwa ukuran-ukuran tersebut relatif paling mudah dipahami pembaca. 14 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 15

16 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

3 KEGIATAN OLAHRAGA Olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling murah dan mudah dilakukan. Olahraga dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun sesuai keinginan. Untuk menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat dalam berolahraga, mereka perlu mengetahui manfaat dan tujuan berolahraga. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga menunjukkan semakin tingginya minat dan apresiasi mereka terhadap kegiatan olahraga. Pengetahuan masyarakat tentang manfaat olahraga, selera atau preferensi, ketersediaan fasilitas olahraga dan lingkungan tempat tinggal merupakan faktor-faktor internal yang sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Prestasi atlet terutama pada event internasional, motivasi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 17

guru/pelatih olahraga dan intervensi pemerintah juga diyakini sebagai faktor-faktor eksternal yang dapat merangsang tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Upaya-upaya yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga dilakukan pemerintah melalui pembangunan olahraga. Agar pembangunan olahraga lebih terarah, perlu diketahui dan dipelajari terlebih dahulu kondisi serta karakteristik masyarakat dan lingkungan yang akan menjadi sasaran atau target pembangunan. Sejalan dengan itu, pada bab ini akan diulas beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan olahraga, yaitu: partisipasi olahraga, tujuan berolahraga, frekuensi dan intensitas berolahraga, jalur kegiatan olahraga, dan jenis olahraga. 3.1 Partisipasi Berolahraga Masyarakat Indonesia masih kurang menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga. Hasil Susenas menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan olahraga mengalami penurunan dari waktu ke waktu, seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.1. Peningkatan partisipasi olahraga hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003 menjadi sebesar 25,4 persen. Sementara itu, dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan. Partisipasi berolahraga penduduk perkotaan lebih tinggi 18 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

bila dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Kondisi ini didukung oleh fasilitas dan jenis olahraga yang berkembang di perkotaan lebih banyak dibandingkan di perdesaan. Gambar 3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, 2000-2009 % 35 30 25 20 28,7 18,0 22,6 32,1 20,5 25,4 27,9 19,5 23,2 26,1 21,8 17,6 15 10 5 0 2000 2003 2006 2009 Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2000-2009 Gambar 3.1 juga memperlihatkan bahwa selain angkanya yang terus menurun dari waktu ke waktu, persentase penduduk yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga juga relatif masih rendah yaitu hanya sekitar 22 persen saja pada tahun 2009. Angka 22 persen tersebut menunjukkan bahwa dari 100 penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke atas, hanya sekitar 22 penduduk yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, sedangkan sebanyak 78 penduduk lainnya tidak melakukan olahraga. Pada Lampiran Tabel 3.1.3 disajikan persentase penduduk yang melakukan olahraga di setiap provinsi. Pada tabel tersebut nampak bahwa partisipasi penduduk Indonesia dalam melakukan aktivitas olahraga bervariasi antar provinsi. Minat tertinggi penduduk Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 19

dalam berolahraga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen), DKI Jakarta (27,4 persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah terdapat pada Provinsi Papua Barat (12,0 persen), Papua (12,9 persen), dan Nusa Tenggara Timur (14,1 persen). Fenomena di atas menyiratkan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia dalam kegiatan olahraga secara umum masih sangat rendah. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan mengingat olahraga merupakan salah satu kegiatan yang menunjang kesehatan. Masih rendahnya angka partisipasi olahraga dapat diindikasikan bahwa masyarakat belum sepenuhnya mempunyai kesadaran untuk hidup lebih sehat melalui olahraga. Hal ini perlu menjadi perhatian dari pemerintah dan pihak yang terkait untuk mencari solusi guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Pada Gambar 3.2 disajikan persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang berolahraga menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Bila ditinjau berdasarkan tipe daerah, tingkat partisipasi penduduk perkotaan dalam kegiatan olahraga lebih tinggi (26,1 persen) dibanding penduduk perdesaan (17,6 persen). Sementara itu bila dilihat menurut jenis kelamin, minat untuk melakukan olahraga di kalangan penduduk laki-laki (26,8 persen) lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan (16,9 persen). Pola tersebut terlihat baik di daerah perkotaan (32,0 persen berbanding 20,4 persen) maupun perdesaan (21,9 persen berbanding 13,5 persen). 20 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Gambar 3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009 % 35 30 32,0 26,1 26,8 25 20 15 20,4 21,9 13,5 17,6 16,9 21,8 10 5 0 Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2009 Olahraga seyogianya dapat dilakukan oleh semua orang baik pada usia muda maupun tua. Namun, biasanya usia muda lebih energik, kuat dan bersemangat dibandingkan mereka yang berusia lanjut. Dalam hal ini, selain animo yang tinggi dan kesadaran untuk hidup sehat, kekuatan fisik juga ikut mempengaruhi aktivitas seseorang dalam melakukan kegiatan olahraga. Semakin tua seseorang cenderung akan berkurang tenaganya sehingga aktivitas berolahragapun jarang dilakukan. Padahal informasi kesehatan di Smallcrab.com (2009) menyatakan terdapat penelitian baru-baru ini yang membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak pada lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga akan semakin membaik. Selain itu, Daniel Landers (profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University) juga mengungkapkan lima manfaat Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 21

olahraga bagi kesehatan, yaitu: (1) meningkatkan kemampuan otak, (2) menunda proses penuaan, (3) mengurangi stress, (4) meningkatkan daya tahan tubuh, dan (5) menambah rasa percaya diri (http://gayahidupsehat.org). Informasi tentang manfaat yang diperoleh dengan berolahraga, belum banyak diketahui masyarakat terutama penduduk lanjut usia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.1. Pada Tabel 3.1.1 diperoleh gambaran bahwa persentase penduduk yang melakukan olahraga terus berkurang sejalan dengan pertambahan usia. Kegiatan olahraga mayoritas dilakukan oleh mereka yang tergolong penduduk usia muda, secara berturut-turut dari persentase terbesar yaitu usia 10-14 tahun, 5-9 tahun, dan 15-19 tahun. Dari seluruh penduduk usia 10-14 tahun terdapat 66,8 persen penduduk yang melakukan olahraga, pada kelompok umur 5-9 tahun sebesar 49,5 persen, dan pada kelompok umur 15-19 tahun sebesar 42,9 persen. Tabel 3.1.1 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, 2009 Kelompok Umur Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan (1) (2) (3) (4) 5-9 54,5 45,3 49,5 10-14 71,1 63,2 66,8 15-19 47,2 38,7 42,9 20-24 20,0 14,0 17,1 25-29 16,6 9,9 13,3 30-64 16,7 5,5 11,0 65+ 11,7 2,5 6,4 Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2009 22 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Besarnya partisipasi penduduk dalam berolahraga pada kelompok umur 5-19 tahun tersebut dikarenakan mereka tergolong usia sekolah. Aktivitas olahraga di sekolah, tidak saja sebagai bagian dari pelajaran sekolah yang wajib diikuti, juga tersedia kegiatan olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi kegiatan pilihan siswa. Hal ini didukung oleh Tabel 3.5.3 bahwa jenis olahraga yang banyak dilakukan oleh penduduk usia 10-19 tahun adalah SKJ, sepak bola, bola voli, dan senam lainnya yang merupakan jenis olahraga bagian dari pelajaran ekstrakurikuler sekolah. Partisipasi olahraga pada kelompok usia yang lebih tua cenderung semakin menurun. Pada penduduk lanjut usia, yaitu kelompok umur 65 tahun ke atas hanya 6,4 persen saja yang melakukan olahraga. Pola yang sama berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan, namun bila dilihat proporsinya penduduk berumur 5 tahun ke atas yang melakukan olahraga lebih tinggi di daerah perkotaan daripada perdesaan. 3.2 Tujuan Berolahraga Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan olahraga. Umumnya seseorang berolahraga bertujuan untuk meningkatkan/menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, tetapi ada pula mereka yang melakukannya dengan tujuan meningkatkan prestasi, rekreasi/hiburan, dan lainnya. Olahraga prestasi biasanya dilakukan oleh mereka yang mempunyai minat dan bakat dalam bidang olahraga dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat mencapai prestasi. Olahraga rekreasi ditujukan dalam rangka memenuhi kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan dan menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Sementara itu, Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 23

olahraga yang termasuk lainnya seperti olahraga yang dilakukan saat pelajaran di sekolah. Pada Tabel 3.2.1 diperoleh gambaran bahwa mayoritas penduduk (69,7 persen) melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja dari mereka yang melakukannya dengan tujuan prestasi dan rekreasi yaitu masing-masing sebesar 6,8 persen dan 2,9 persen. Tabel 3.2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2009 Tujuan Olahraga Tipe Daerah/ Menjaga Jenis Kelamin Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah Kesehatan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan: Laki-laki 76,2 5,9 3,2 14,7 100,0 Perempuan 72,2 6,4 1,6 19,8 100,0 L+P 74,6 6,1 2,6 16,7 100,0 Perdesaan: Laki-laki 64,5 7,5 4,5 23,5 100,0 Perempuan 59,9 8,0 1,7 30,5 100,0 L+P 62,7 7,7 3,4 26,2 100,0 Perkotaan+Perdesaan: Laki-laki 71,3 6,6 3,7 18,4 100,0 Perempuan 67,2 7,0 1,6 24,1 100,0 L+P 69,7 6,8 2,9 20,7 100,0 Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2009 24 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.2.2 menampilkan distribusi penduduk yang berolahraga menurut tujuan olahraga dan jenjang pendidikan. Dari tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan persentasenya semakin meningkat seiring dengan tingginya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Tabel 3.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2009 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Menjaga Kesehatan Tujuan Olahraga Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tdk/blm tamat SD 56,0 9,1 2,0 33,0 100,0 SD/MI 61,9 8,6 3,0 26,5 100,0 SMP/MTs 67,4 7,9 3,3 21,3 100,0 SMA/MA 89,1 2,7 4,0 4,2 100,0 PT 93,1 1,2 1,9 3,7 100,0 Total 69,7 6,8 2,9 20,7 100,0 Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2009 Pada penduduk yang berpendidikan SMP ke bawah persentasenya berkisar antara 56 persen hingga 67 persen, sedangkan pada penduduk yang berpendidikan tinggi (SMA ke atas) angkanya lebih tinggi yaitu berkisar antara 89 persen hingga 93 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula kesadaran untuk hidup lebih sehat. Keadaan sebaliknya terjadi pada penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi. Persentase penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan tersebut relatif masih rendah, Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 25

terutama pada mereka yang menamatkan pendidikan SMA ke atas. Persentase penduduk yang berolahraga dengan tujuan rekreasi persentasenya relatif sangat rendah untuk semua jenjang pendidikan yang ditamatkan (Tabel 3.2.2). 3.3 Frekuensi dan Intensitas Berolahraga Olahraga yang dilakukan secara rutin dengan frekuensi dan intensitas yang cukup akan mendatangkan manfaat bagi tubuh secara maksimal. Namun setiap orang mempunyai kapasitas dan kemampuan yang berbeda-beda untuk melakukannya. Sejalan dengan itu akan dilihat frekuensi dan intensitas olahraga yang dilakukan penduduk berumur 10 tahun ke atas, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3. Frekuensi olahraga menunjukkan berapa hari dalam seminggu seseorang melakukan olahraga. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk berumur 10 tahun ke atas yang berolahraga, sebagian besar (63,9 persen) melakukannya hanya satu hari dalam seminggu. Sementara itu, penduduk yang berolahraga selama 2-4 hari dalam seminggu sebanyak 26,7 persen, sedangkan mereka yang berolahraga selama 5-6 hari dan 7 hari dalam seminggu (setiap hari) hanya sedikit sekali yaitu berturut-turut 3,7 persen dan 5,8 persen. Gambar 3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Lama Berolahraga (Hari), 2009 26 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

% 70 60 50 40 30 20 10 0 65,0 26,1 3,0 6,0 Perkotaan 62,2 63,9 27,6 26,7 4,7 5,5 3,7 5,8 Perdesaan Perkotaan+Perdesaan 1 hari 2-4 hari 5-6 hari 7 hari Sumber: BPS R.I Susenas Modul 2009 Bila ditinjau menurut tipe daerah, proporsi penduduk yang melakukan olahraga hanya satu hari dalam seminggu di daerah perkotaan (65,0 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan (62,2 persen). Sebaliknya, kegiatan olahraga lebih dari satu kali dalam seminggu, lebih banyak dilakukan oleh penduduk yang tinggal di daerah perdesaan (Gambar 3.3). Tabel 3.3.1 menampilkan frekuensi olahraga yang dilakukan penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis olahraga. Pada tabel tersebut nampak bahwa hampir semua jenis olahraga pada umumnya dilakukan oleh penduduk yang berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, kecuali olahraga badminton, bela diri, dan catur. Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 27