Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA SMA MATERI HUKUM NEWTON DAN APLIKASINYA

Pengembangan Alat Peraga Sederhana Gerak Parabola Untuk Memotivasi Siswa Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Gerak Parabola

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA RESULTAN GAYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI POKOK KESETIMBANGAN PARTIKEL

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 02, Mei 2017, 5-9 ISSN:

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG KELAS X-AK SMK MUHAMMADIYAH 1 TAMAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 01 Tahun 2014, ISSN:

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 BERBASIS GUIDED INQUIRY

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Pengembangan Sensor Air Hujan Menggunakan Hukum Archimedes Untuk Jemuran Pakaian Otomatis Berbasis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Fisika

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN MELUKIS SUDUT UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SKRIPSI

PENGEMBANGAN LKS MULTIREPRESENTASI BERBASIS PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA. Abstract

PENGEMBANGAN PENILAIAN AUTENTIK GUNA MENGUKUR PENGETAHUAN DAN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 6 PURWOREJO

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA UJI INDEKS BIAS ZAT CAIR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA SUB MATERI PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Profil Kemampuan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Elastisitas Ditinjau dari Gaya Belajar (Learning Style)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PENGEMBANGAN MODEL FASILITASI KEGIATAN SISWA MENANYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SMA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

Army Rejanti dan Prabowo Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik Dinamis di Kelas X SMA Negeri 3 Lamongan, Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, ISBN , (2014), 5.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Fika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

Pengembangan Alat Peraga Sains Fisika Berbasis Lingkungan untuk Materi Listrik Statis pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Pleret

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

*Korespondensi, tel : ,

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research and

Oleh : Indri Frastiyanti dan Sukardiyono ABSTRAK ABSTRACT

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini.

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA KOMIK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA PELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT ISOMORPHIC DAN RUBRIKNYA PADA MATERI HUKUM II NEWTON BERBASIS MULTIREPRESENTASI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK BERBASIS IT PADA POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DI SMA. Syitaul Umaha, Sri Wahyuni, Subiki

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PRAKTIKUM FISIKA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA BAHASAN SUHU DAN KALOR DI SMA NU. Zainal Arifin

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Socrates Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Newton

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak Salisa Nun Shiha, Prabowo Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya E-mail: salisanunshiha@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pengembangan alat peraga percepatan benda untuk menunjang pembelajaran fisika pada materi hukum Newton tentang gerak. Tujuan khusus penelitian ini adalah mendeskripsikan kelayakan teoritis alat peraga, hasil belajar, dan respons siswa setelah menggunakan alat peraga percepatan benda pada materi hukum Newton tentang gerak. Alat peraga percepatan benda merupakan alat peraga sederhana yang menerapkan prinsip hukum II Newton. Pada alat peraga percepatan ini terdapat troli yang meluncur pada bidang lintasan dan beban yang dapat dimanipulasi sesuai dengan prosedur percobaan. Berdasarkan percobaan tersebut didapatkan waktu tempuh yang digunakan troli untuk melewati lintasan yang telah ditentukan. Melalui persamaan hukum II Newton dapat ditentukan besarnya percepatan troli. Penelitian pengembangan ini sampai pada tahap uji coba terbatas yang dilaksanakan kepada 15 siswa kelas X. Sesuai dengan hasil validasi kelayakan kepada 2 dosen ahli dan 1 guru fisika, didapatkan kelayakan alat peraga sebesar 75,46%. Hasil ujicoba terbatas kepada 15 siswa kelas X di SMA Negeri 14 Surabaya dengan respons siswa sebesar 91 % yang dapat dikategorikan sangat. Kata Kunci : benda, hukum Newton, pembelajaran Fisika. PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Namun pemerintah tetap memberikan kesempatan kepada setiap lembaga untuk memodifikasi atau menambah inovasi terbaru, sehingga terdapat perbedaan sajian pendidikan yang diberikan di tiap lembaga. Secara garis besar diharapkan sajian pendidikan yang diberikan di tempat yang berbeda memiliki kesamaan materi. Oleh karena itu agar pengajaran dapat berjalan dengan baik dan optimal diperlukan kemampuan guru untuk menerapkan suatu taktik atau strategi yang dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pembelajarannya. Secara umum ilmu pengetahuan alam mempunyai ciri khas yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya. Biasanya pengetahuan mengenai alam ini didapat secara empiris (Wonorahardjo, 2011: 12). Fisika merupakan salah satu cabang dari sains yang mempelajari semua proses atau gaya yang bekerja pada materi. Hakikat fisika dapat dilihat dari hakikat sains. Science is (1) Body of knowledge (2) Method (3) Way of knowing, or the values and beliefs inherent to scientific knowledge and its development (Ledermann, Norman, 2007: 833). Sains adalah (1) Produk pengetahuan (2) Metode (3) Jalan untuk mencaritahu suatu pengetahuan yang dapat dibktikan secara ilmiah agar menjadi hasil dan keyakinan yang melekat. Pembelajaran fisika adalah proses menciptakan kondisi dan peluang agar siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan proses dan sikap ilmiahnya serta mencakup aspek pengetahuan, aspek proses dan aspek sikap secara utuh yang dapat diimplementasikan dalam proses kehidupan sebagai karakter yang unggul. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pembelajaran fisika. Faktor-faktor yang dapat menunjang pembelajaran fisika antara lain, kemampuan guru yang optimal, siswa sebagai peserta didik, kurikulum yang sesuai, dan lingkungan tempat belajar (kelas, laboratorium, alat-alat praktikum, perpustakaan,dan lain-lain). Salisa Nun Shiha, Prabowo 180

Berdasarkan kandungan dari kurikulum 2013, agar tercipta suasana belajar yang berbeda dan tidak membosankan perlu adanya pembelajaran praktikum dalam mata pelajaran fisika misalnya dengan menggunakan alat peraga. Pemanfaatan alat peraga pada mata pelajaran fisika dapat membuat siswa belajar dengan mendapatkan pengalaman langsung dan membangun pemahaman dengan sendirinya. Selain itu melalui kegiatan praktikum dapat melatihkan kemampuan melalui pendekatan ilmiah yang meliputi, mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan aspek keterampilan lainnya. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan kegiatan praktikum fisika sangat jarang diberikan. Berdasarkan studi pendahuluan pada salah satu kelas di Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Surabaya, 70% siswa mengatakan senang melakukan praktikum fisika. Temuan ini didukung dengan pendapat siswa yang menyatakan bahwa mereka kurang memahami materi jika tidak disertai dengan kegiatan praktikum. Melalui kegiatan praktikum, pembelajaran fisika di kelas akan lebih bervariasi dan interaktif sehingga terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Hukum Newton tentang gerak merupakan materi yang diberikan pada kelas X SMA. Dasar-dasar mengenai pergerakan benda seringkali menyebabkan siswa sulit untuk membayangkan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda. Berdasarkan data nilai salah satu kelas X IPA pada materi hukum Newton tentang gerak menyatakan bahwa 54,8 % siswa tidak tuntas atau nilai yang didapatkan di bawah KKM yaitu 75. Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan, ditemukan bahwa di sekolah tersebut tidak terdapat alat praktikum yang mendukung proses belajar mengajar pada materi hukum Newton tentang gerak. Melalui temuan awal tersebut, peneliti mencoba mengembangkan alat yang dapat menunjang pemahaman siswa pada materi hukum Newton tentang gerak. Peneliti membuat alat peraga untuk menentukan percepatan benda yang menerapkan konsep hukum II Newton agar siswa membangun pemahaman dengan sendirinya melalui pengalaman langsung pada kegiatan praktikum. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan alat peraga yang mengacu pada model 4-D tetapi sampai pada tahap uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan kepada 15 siswa di SMA Negeri 14 Surabaya. Rancangan penelitian pengembangan alat peraga meliputi tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan. Pada tahap pendefinisian, peneliti melakukan observasi awal ke sekolah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekolah. Tahap perancangan pada penelitian ini meliputi penyusunan alat peraga, penyusunan perangkat, pembuatan validasi alat peraga, dan pembuatan validasi perangkat. Tahap pengembangan terdiri atas validasi oleh 2 orang dosen jurusan fisika dan 1 orang guru fisika. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti menggunakan metode validasi, tes, dan angket respons siswa. Metode validasi digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan alat peraga yang telah dikembangkan. Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa sesudah dilaksanakan proses pembelajaran. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respons siswa setelah menggunakan alat peraga. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan pertama yang dilakukan adalah melakukan uji kelayakan terhadap alat peraga percepatan benda yang telah dibuat. Uji kelayakan tersebut dilakukan oleh dosen ahli dan guru bidang studi. Beberapa aspek yang dinilai meliputi aspek keterkaitan dengan bahan ajar, nilai pendidikan, ketahanandan efisiensi alat, keakuratan alat, keamanan, dan estetika. Hasil penilaian kelayakan dari beberapa aspek penilaian alat peraga percepatan benda dalam bentuk tabel sebagai berikut : Salisa Nun Shiha, Prabowo 181

No. Aspek Penilaian Persentase Kriteria I. Keterkaitan dengan bahan ajar 75.00% Baik II. Pendidikan 83,33% Baik III. Ketahanan dan 81,94% Efisiensi Alat Baik IV. Keakuratan Alat 66,67% Baik V. Keamanan 75.00% Baik VI. Estetika 70,83% Baik Rata-rata persentase 75,46% Baik Secara keseluruhan kelayakan alat peraga dapat diketahui berdasarkan perhitungan rata-rata persentase. Hasil penilaian kelayakan alat peraga percepatan pada materi hukum Newton tentang gerak telah dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan persentase sebesar 75,46% dengan kriteria baik. Alat peraga percepatan benda ini telah melalui beberapa revisi sesuai dengan saran validator seperti pada lampiran 4. Saran yang diberikan antara lain mengenai ketepatan pemasangan komponen busur yang digunakan untuk mengukur sudut kemiringan bidang. Selain itu kondisi lintasan papan kayu yang kurang licin juga menjadi saran dari validator agar diperbaiki karena pada alat ini gesekan roda troli dengan papan diabaikan. Berdasarkan hasil pengembangan, alat peraga percepatan benda yang telah dibuat memiliki beberapa kelemahan antara lain: pengamatan waktu relatif bergantung pada praktikan, jarak tempuh benda terbatas, tidak semua materi hukum Newton dapat digunakan dengan menerapkan alat peraga percepatan benda. Kelebihan alat peraga percepatan benda yang dibuatdiantaramya: bahan yang digunakan mudah didapat, sudut kemiringan bidang dapat dimanipulasi, mudah dipindah-pindah. Selain uji kelayakan alat peraga, penilaian juga dilakukan terhadap hasil belajar siswa yang meliputi 3 aspek penilaian; aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Rekapitulasi hasil penilaian ketiga aspek tersebut dinyatakan pada tabel berikut : No. Absen Kognitif Afektif Psiikomotor Akhir 1 83.0 80 93.3 84.2 2 90.9 80 86.7 86.8 3 83.7 80 86.7 83.2 4 82.3 100 93.3 89.8 5 85.9 60 80.0 76.9 6 80.2 80 93.3 82.7 7 90.2 80 93.3 87.7 8 88.0 80 86.7 85.3 9 88.0 80 86.7 85.3 10 88.0 80 80.0 84.0 11 78.1 80 86.7 80.4 12 82.4 100 86.7 88.5 13 86.7 80 86.7 84.7 14 82.4 80 86.7 82.5 15 84.5 60 86.7 77.6 Aspek kognitif diperoleh melalui pemberian posttest yang berisi soal beranah C1 sampai dengan C6. Rata-rata nilai tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan 50% dari nilai kognitif, 30% nilai afektif, dan 20% dari nilai psikomotor. Selain itu dilakukan pula penilaian kognitif proses dalam pembelajaran. Berdasarkan penilaian tersebut didapatkan grafik sebagai berikut Grafik 1.Rata-rata nilai kognitif (proses) setiap aspek Penilaian aspek afektif siswa meliputi kehadiran, kerjasama, presentasi, bertanya, dan menggunakan alat dengan tanggung jawab. Berdasarkan kelima aspek tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai berikut, Salisa Nun Shiha, Prabowo 182

Grafik 2.Hasil penilaian afektif Berdasarkan grafik diatas, siswa mendapatkan nilai yang memuaskan. Pada saat pembelajaran, siswa diminta untuk memperhatikan segala pengarahan dari guru. Sehingga ketika dilakukan penilaian menunjukkan hasil yang baik dengan rata-rata nilai sebesar 80. Namun seperti pada gambar, terdapat 2 siswa yang mendapatkan nilai terendah. Hal ini dikarenakan ketika proses pembelajaran, siswa tidak memperhatikan dengan baik dan cenderung sibuk dengan aktivitas lainnya. Penilaian aspek psikomotor dilakukan dengan 5 aspek yang meliputi persiapan alat/bahan, merangkai alat, mengukur waktu, jarak dan massa benda. Dari kelima aspek yang dinilai tersebut maka kita dapatkan persentase rata-rata total kemampuan psikomotor siswa sebesar 80. Berdasarkan data di atas dapat dibuat diagram batang seperti pada Grafik 1. Grafik 2. Hasil penilaian psikomotor Berdasarkan grafik di atas, siswa mendapatkan nilai yang baik pada aspek psikomotor. Melalui kegiatan praktikum dapat melatih siswa untuk melakukan aktifitas dalam rangka membangun pengetahuan/konsep mereka sendiri. Setelah pembelajaran dilakukan, siswa diberi angket yang digunakan untuk mengetahui respons siswa setelah menggunakan alat peraga percepatan benda. Berikut ini adalah hasil angket respons siswa setelah menggunakan alat peraga, No. Aspek yang dinilai Persentase Kriteria Saya belum pernah 1. menggunakan alat peraga percepatan sebelumnya 73% Positif Saya merasa terdorong 2. untuk lebih aktif selama pembelajaran dengan 100% menggunakan alat peraga percepatan 3. Saya tertarik menggunakan alat peraga 100% percepatan Saya merasa terbantu 4. untuk memahami materi hukum Newton tentang 100% gerak dengan adanya alat peraga percepatan benda. Saya tertarik dengan 5. tampilan keseluruhan dari alat peraga percepatan benda. 73% Positif 6. 7. 8. 9. 10. benda mudah digunakan selama kegiatan percobaan. benda dapat berfungsi secara baik selama pembelajaran. Saya merasa senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga percepatan benda. benda menambah minat saya untuk mempelajari materi pembelajaran hukum Newton tentang gerak. benda membuat saya lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 93% 87% 100% 93% 87% Terkait dengan rumusan masalah ketiga yaitu respons siswa terhadap penggunaan alat peraga percepatan benda. Pada hasil analisis angket respons siswa didapatkan persentase rata-rata sebesar 91% dengan kriteria sangat. Hasil angket respons tersebut berarti bahwa siswa yang menggunakan alat peraga merasa pembelajaran yang berlangsung memberikan dampak sangat. Hal ini dikarenakan Salisa Nun Shiha, Prabowo 183

pada kegiatan belajar mengajar biasanya tidak menggunakan alat peraga. PENUTUP Simpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan alat peraga percepatan benda dinyatakan layak digunakan untuk menunjang pembelajaran fisika pada materi hukum Newton tentang gerak. Alat peraga percepatan benda yang dikembangkan memiliki persentase kelayakan sebesar 75,46% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan validitas kelayakan alat peraga percepatan benda dinyatakan layak digunakan. Berdasarkan hasil analisis ujicoba terbatas alat peraga percepatan benda terhadap 15 siswa SMA, didapatkan nilai tertinggi sebesar 89,8 dan terendah 76,9. Siswa memberikan respons sangat terhadap penggunaan alat peraga percepatan benda dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebesar 91%. Saran Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan pada penelitian selanjutnya agar kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga semakin baik dan efisien bagi siswa dan guru. benda dapat digunakan sebagai alat praktikum alternatif dalam pembelajaran, namun harus mengkondisikan siswa ketika mengajar cara penggunaannya agar siswa dapat menggunakan dengan baik. Pada alat peraga percepatan benda terdapat beberapa kelemahan salah satunya pengamatan waktu. Oleh karena itu diperlukan modifikasi lebih lanjut seperti memberi penyekat yang dapat dipindah-pindah pada titik akhir lintasan sehingga pengukuran jarak dan waktu akan lebih optimal. DAFTAR PUSTAKA Jurnal ini tidak terlepas dari penulisan skripsi yang berjudul: Pengembangan Alat Peraga Percepatan Benda Untuk Menunjang Pembelajaran Fisika Pada Materi Hukum Newton Tentang Gerak oleh Salisa Nun Shiha (2014). Adapun referensi yang digunakan dalam artikel ini adalah sebagai berikut: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2011. Panduan Pembuatan Alat Peraga Fisika Untuk SMA. Bandung. Ledermann, Norman, 2007, Nature of Science: past, present and future Dalam Handbook of Research On Science Eduction, hal. 831-879 Mendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Mujadi, dkk. 1995. Materi Pokok Desain dan Pembuatan Alat Peraga IPA.Jakarta: Depdikbud Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prabowo. 2013. Seminar Nasional Fisika. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya Severinus, Domi. 2013. Pembelajaran Fisika Seturut Hakekatnya Serta Sumbangannya Dalam Pendidikan Karakter Siswa. Lontar Physics Forum(Online), http://prosiding.ikippgrismg.ac.id, diakses 23 Januari 2014. Wonorahardjo, Surjani. 2011. Dasar Dasar SAINS Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. Jakarta: Indeks. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, biro skripsi, siswa SMAN 14 Surabaya, dan Universitas Negeri Surabaya yang telah membantu sehingga penelitian ini terselesaikan. Salisa Nun Shiha, Prabowo 184