PT GRAND KARTECH LAPORAN KEUANGAN Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

dokumen-dokumen yang mirip

Pada Dan Untuk Periode-Periode Yang Berakhir Tanggal 30 September 2014, 31 Desember 2013 Dan 30 September 2013

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT Pondok Indah Padang Golf Tbk

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

REFINING ACHIEVEMENT. Keunggulan yang tidak terbatas pada hasil yang lebih baik, namun juga hasil yang lebih konsisten.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT BEKASI ASRI PEMULA, Tbk dan ENTITAS ANAK Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Tanggal 31 Maret 2013 dan 2012

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk


LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

PT PONDOK INDAH PADANG GOLF Tbk. LAPORAN KEUANGAN Pada dan Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2014 dan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2012 DAN 30 JUNI 2011 (MATA UANG INDONESIA)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

30 Juni 31 Desember

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012


PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PER 31 MARET 2018, 2017 (TIDAK DIAUDIT), DAN 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BERLINA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK BULAN-BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2013 DAN 2012, SERTA 31 DESEMBER 2012

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian (Tidak Diaudit) 31 Maret 2012 (Mata Uang Rupiah Indonesia)

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SAT NUSAPERSADA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT Electronic City Indonesia Tbk dan Entitas Anak

PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3-4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 5

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 4-5. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6-7


30 September 31 Desember Catatan

PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK. (D/H PT GENTA SABDA NUSANTARA) DAN ENTITAS ANAK

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT FORTUNE INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT Alam Karya Unggul Tbk (d/h PT Aneka Kemasindo Utama Tbk) dan Entitas Anak

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SIDOMULYO SELARAS Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

BAB II LANDASAN TEORI

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT SUGIH ENERGY Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 D A N LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

P.T. METRODATA ELECTRONICS Tbk DAN ENTITAS ANAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT POOL ADVISTA INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA PEMUDA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SERTA TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT NUSA KONSTRUKSI ENJINIRING Tbk (d/h PT DUTA GRAHA INDAH Tbk) DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT Greenwood Sejahtera Tbk dan Entitas Anak

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

No. POS - POS Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)


PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Transkripsi:

LAPORAN KEUANGAN Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal dan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Halaman LAPORAN KEUANGAN Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Laporan Posisi Keuangan 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Laporan Perubahan Ekuitas 4 Laporan Arus Kas 5-6 Catatan Atas Laporan Keuangan 7-47

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Laporan No. : Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT GRAND KARTECH Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT Grand Kartech tanggal serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun - tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan posisi keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT Grand Kartech tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Sebagaimana diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan No. 2, Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang direvisi berlaku efektif 1 Januari 2012 dan diaplikasikan baik secara prospektif atau retrospektif HENDRAWINATA EDDY & SIDDHARTA Sugito Wibowo AP.0128 15 Maret 2013

LAPORAN POSISI KEUANGAN Catatan 2012 2011 ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 3e,3f,3l,5,29 6.796.956.931 17.185.875.397 Piutang usaha : 3e,3g,29 Pihak ketiga 3l,6 46.845.727.842 33.597.587.646 Piutang lain-lain : 3e,29 Pihak ketiga 3g 453.133.417 386.426.290 Pihak Berelasi 3d,27 554.907.000 - Persediaan 3h,7 124.991.913.346 112.311.380.282 Pembayaran dimuka 3i,3l,8 8.344.896.057 14.331.835.201 Pajak dibayar dimuka 3o,9a - 1.072.056.738 Uang jaminan 164.179.900 119.179.900 Jumlah aset lancar 188.151.714.493 179.004.341.454 Aset Tidak Lancar Aset pajak tangguhan 3o,4,9d 1.825.288.632 1.459.457.074 Investasi 3c,10 1.408.750.000 - Aset tetap - bersih 3j,11 36.546.185.102 24.710.721.111 Aset tak berwujud 3k,12 866.588.333 868.154.728 Jumlah aset tidak lancar 40.646.812.067 27.038.332.913 JUMLAH ASET 228.798.526.560 206.042.674.367 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 1

LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek PT GRAND KARTECH LAPORAN POSISI KEUANGAN - Lanjutan Catatan 2012 2011 Utang bank 3e,3l,13,29 64.146.431.741 29.672.568.905 Utang usaha: 3l,29 Pihak ketiga 3l,14 29.544.448.414 41.955.851.430 Pihak berelasi 3d,27 17.429.368.352 12.111.670.316 Utang lain-lain: 3e,29 Pihak ketiga 3l,15 4.196.689.715 5.334.237.539 Pihak berelasi 3d,27 1.408.750.000 - Uang muka penjualan 16 41.679.276.092 71.263.880.374 Biaya yang masih harus dibayar 3e,17,29 199.497.742 26.252.711 Utang pajak 3o,9b 6.882.093.409 1.014.169.396 Utang jangka panjang bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Bank 3e,3l,13 4.522.314.203 720.789.196 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 170.008.869.668 162.099.419.867 Liabilitas Jangka Panjang Utang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Bank 3e,3l,13 17.708.474.994 21.000.000.000 Liabilitas imbalan kerja 3m,4,18 4.930.022.083 3.658.057.235 Utang lain-lain 3e,29 Pihak berelasi 3d,27-3.000.000.000 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 22.638.497.077 28.378.846.431 Ekuitas Modal saham - nilai nominal @ Rp 1.000.000 Modal dasar - 76.800 saham (31 Desember 2011: 6.000 saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh 19.200 saham (31 Desember 2011: 6.000 saham) 19 19.200.000.000 6.000.000.000 Saldo laba 16.951.159.815 10.285.197.265 Jumlah Ekuitas 36.151.159.815 16.285.197.265 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 228.798.526.560 206.042.674.367 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 2

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal Catatan 2012 2011 Penjualan bersih 3n,20 243.801.725.779 128.540.485.233 Beban pokok penjualan 3n,21 175.142.772.197 94.781.199.699 Laba kotor 68.658.953.582 33.759.285.534 Beban penjualan 3n,23 (20.262.942.010) (13.908.712.434) Umum dan administrasi 3n,24 (18.155.378.569) (14.463.193.839) Pendapatan keuangan 3n,25 54.972.569 64.503.492 Beban keuangan 3n,26 (7.353.771.080) (3.463.427.334) Laba (rugi) selisih kurs 3n,3l (672.908.988) 1.527.988.417 Lain-lain bersih 3n (1.055.285.762) (166.995.441) Laba sebelum manfaat (beban) pajak 21.213.639.742 3.349.448.395 Manfaat (beban) pajak : 3o,4 Kini 9c (6.913.508.750) (2.272.071.000) Tangguhan 9d 365.831.558 461.451.299 LABA TAHUN BERJALAN BERSIH 14.665.962.550 1.538.828.694 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA - - JUMLAH BERSIH KOMPREHENSIF 14.665.962.550 1.538.828.694 LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK 14.665.962.550 1.538.828.694 LABA BERSIH KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK 14.665.962.550 1.538.828.694 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 3

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal Modal Saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas Saldo per 1 Januari 2011 6.000.000.000 8.746.368.571 14.746.368.571 Laba komprehensif bersih - 1.538.828.694 1.538.828.694 Saldo per 31 Desember 2011 6.000.000.000 10.285.197.265 16.285.197.265 Tambahan modal disetor 13.200.000.000-13.200.000.000 Pembagian dividen - (8.000.000.000) (8.000.000.000) Laba komprehensif bersih - 14.665.962.550 14.665.962.550 Saldo per 31 Desember 2012 19.200.000.000 16.951.159.815 36.151.159.815 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 4

LAPORAN ARUS KAS Tahun-Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal Arus Kas dari Aktivitas Operasi Catatan 2012 2011 Laba sebelum manfaat (beban) pajak 21.213.639.742 3.349.448.395 Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum pajak menjadi kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi : Penyusutan 3.904.863.515 1.450.827.759 Pembagian dividen (8.000.000.000) - Penyisihan uang jasa karyawan 1.271.964.848 1.902.037.583 Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi : Piutang usaha (13.248.140.196) (12.887.012.287) Piutang lain-lain (621.614.127) (143.487.913) Persediaan (12.680.533.064) (76.625.182.690) Pembayaran dimuka 5.986.939.144 (11.607.739.868) Pajak dibayar dimuka 1.072.056.738 (1.033.202.861) Uang jaminan (45.000.000) (119.179.900) Utang usaha (12.266.931.025) 38.878.732.332 Utang lain-lain 5.444.428.221 (2.242.634.757) Uang muka penjualan (29.584.604.282) 52.025.751.825 Biaya yang masih harus dibayar 173.245.031 (53) Utang pajak 5.867.924.013 (1.101.415.141) Aset tak berwujud 12 1.566.395 355.791.029 Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi (31.510.195.047) (7.797.266.547) Pajak Penghasilan 9c (6.913.508.750) (2.272.071.000) Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas Operasi (38.423.703.797) (10.069.337.547) Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 5

LAPORAN ARUS KAS - Lanjutan Tahun-Tahun Yang Berakhir PadaTanggal Arus Kas dari Aktivitas Investasi Catatan 2012 2011 Pembelian aset tetap 11 (15.740.327.506) (15.813.869.686) Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (15.740.327.506) (15.813.869.686) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Penerimaan (pembayaran) utang bank 13 34.983.862.837 31.035.284.479 Tambahan modal ditempatkan dan disetor 19 13.200.000.000 - Penambahan investasi 10 (1.408.750.000) - Penerimaan (pembayaran) dari (kepada) pihak berelasi 27 (3.000.000.000) 3.000.000.000 Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan 43.775.112.837 34.035.284.479 Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas (10.388.918.466) 8.152.077.246 Kas dan Setara Kas - Awal tahun 5 17.185.875.397 9.033.798.151 Kas dan Setara Kas - Akhir Tahun 5 6.796.956.931 17.185.875.397 Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan 6

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun Yang Berakhir PadaTanggal 1. UMUM PT Grand Kartech (Perusahaan), didirikan berdasarkan Akta Notaris Albertus Sutjipto Budihardjoputra, S.H. No. 53, tanggal 18 Agustus 1990. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. C.2-3800.HT.01.01.TH.91 tanggal 9 Agustus 1991. Dan anggaran dasarnya telah diumumkan dalam tambahan No. 3566 dari Berita Negara RI tanggal 11 Oktober 1991 No. 82. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir berdasarkan akta No. 39 tanggal 17 Desember 2012 oleh Notaris Fathiah Helmi, S.H.di Jakarta mengenai pembagian dividen, peningkatan modal dasar, dan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-65694.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 21 Desembeer 2012. Perusahaan berkedudukan di Jl. Rawa Bali II No. 7, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta. Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, jasa dan industri. Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan adalah : a. Impor dan ekspor, antar pulau/daerah serta lokal, selanjutnya bertindak sebagai perwakilan, leveransir, agen, grosir, supplier, dan distributor dari badan-badan dan perusahaanperusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. b. Jasa pemborong dalam bidang mekanikal, sipil, listrik di bidang komunikasi, jasa konsultasi di bidang mekanikal maupun sipil, jasa konstruksi, meliputi perpipaan konstruksi baja di bidang mekanikal maupun sipil, kelistrikan, instrumentasi baik untuk industri, gedung/bangunan maupun sarana infrastruktur lainnya, sampai siap untuk dilaksanakan (rancang bangun), termasuk pengadaan material, alat-alat dan barang yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi. c. Industri perakitan, pembuatan, perbaikan barang-barang elektrik, elektronik maupun mekanik Berdasarkan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Notaris Achmad Bajumi, S.H. No. 58 pada tanggal 21 Juni 2005, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut : - Komisaris Utama : Tn. Hadi Sutardja - Komisaris : Ny. Stella Respati Sutardja - Direktur : Tn. Kenneth Sutardja, MSc. 2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi keuangan ( SAK ) dan intrepretasi standar akuntansi keuangan ( ISAK ) baru dan revisi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dianggap relevan dengan kegiatan operasinya dan mempengaruhi laporan keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. 7

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) Lanjutan a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan - Lanjutan SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif dalam tahun berjalan adalah sebagai berikut: PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang menggantikan PSAK No.10, Transaksi Dalam Mata Uang Asing, PSAK No. 11, Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing, PSAK No. 52, Mata Uang Pelaporan dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs. PSAK No. 13 (Revisi 2011), Properti Investasi, yang menggantikan PSAK No. 13 (Revisi 2007), Properti Investasi. PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Aset Tetap dan PSAK No. 47 (1998), Akuntansi Tanah. PSAK No.18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya yang menggantikan PSAK No. 18, Akuntansi Dana Pensiun. PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja yang menggantikan PSAK No. 24 (Revisi 2004), Imbalan Kerja. PSAK No. 26 (Revisi 2011), Biaya Pinjaman yang menggantikan PSAK No. 26 (Revisi 2008), Biaya Pinjaman. PSAK No. 28 (Revisi 2010), Akunta nsi Asuransi Kerugian yang menggantikan PSAK No. 28 (Revisi 1996), Akuntansi Asuransi Kerugian. PSAK No. 30 (Revisi 2011), Sewa yang menggantikan PSAK No. 30 (Revisi 2007), Sewa. PSAK No. 33 (Revisi 2011), Akuntansi Pertambangan Umum yang menggantikan PSAK No. 33, Akuntansi Pertambangan Umum. PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi yang menggantikan PSAK No. 34, Akuntansi Kontrak Konstruksi. PSAK No. 36 (Revisi 2010), Akuntansi Asuransi Jiwa yang mengubah PSAK No. 36, Akuntansi Asuransi Jiwa. PSAK No. 45 (Revisi 2011), Organisasi Nirlaba yang menggantikan PSAK No. 45, Organisasi nirlaba. PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan yang menggantikan PSAK No. 46 (Revisi 2004), Akuntansi Pajak Penghasilan. PSAK No. 50 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Penyajian yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham yang menggantikan PSAK No. 53 (Revisi 1998), Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham. PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba per Saham, yang menggantikan PSAK No. 56, Laba per Saham. PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah. 8

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (ISAK) Lanjutan a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan - Lanjutan PSAK No. 62, Kontrak Asuransi. PSAK No. 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. PSAK No. 64, Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral yang menggantikan PSAK No. 29, Akuntansi Untuk Minyak dan Gas Bumi. ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri. ISAK No. 15, PSAK 24: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum, dan Interaksinya. ISAK No. 16, Perjanjian Konsesi Jasa. ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi. ISAK No. 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi. ISAK No. 20, Pajak Penghasilan: Perubahan Dalam Status atau Para Pemegang Sahamnya. ISAK No. 22, Perjanjian Konsesi Jasa Pengungkapan. ISAK No. 23, Sewa Operasi Insentif. ISAK No. 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa. ISAK No. 25, Hak Atas Tanah. ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat. b. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut efektif 1 Januari 2012: PPSAK No. 7, Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate. PPSAK No.8, Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian. PPSAK No.9, Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual. c. Standar yang Telah Diterbitkan Namun Belum Berlaku Efektif Dalam Tahun Berjalan Berikut ini adalah SAK dan ISAK baru dan revisi yang berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013: PSAK No. 38 (Revisi 2011), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali yang menggantikan PSAK No. 38 (Revisi 2004), Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali. ISAK No. 21 (2010), Perjanjian Konstruksi Real Estat. d. Berikut SAK dan ISAK yang dicabut namun efektif 1 Januari 2013: PPSAK No. 10, Pencabutan PSAK 51: Akuntansi Kuasi Reorganisasi. Beberapa dari SAK dan ISAK yang berlaku dalam tahun berjalan dan relevan dengan kegiatan Perusahaan telah diterapkan sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi. Beberapa SAK dan ISAK lainnya yang tidak relevan dengan kegiatan Perusahaan atau mungkin akan mempengaruhi kebijakan akuntansinya dimasa depan sedang dievaluasi oleh manajemen potensi dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar ini terhadap laporan keuangan. 9

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012, yaitu sebagai berikut: a. Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK dan ISAK, yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, termasuk standar baru dan yang direvisi,yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan PSAK No.1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain pemisahan antara ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali (KNP) pada bagian ekuitas. PSAK revisi ini juga memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, laporan laba rugi komprehensif, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan. Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang didasarkan pengukuran lain sebagaimana yang diungkapkan pada kebijakan akuntansi dalam masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Perusahaan. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya maka entitas menyajikan kembali laporan keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan. c. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi Penyertaan saham pada entitas dimana Entitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. (Lihat catatan 3d). 10

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING Lanjutan c. Penyertaan Saham dan Investasi pada Entitas Asosiasi Lanjutan Entitas menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi. Entitas Asosiasi adalah suatu entitas dimana Entitas mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee. Entitas mempunyai pengaruh signifikan jika kepemilikan hak suara antara 20% dan 50%. Investasi entitas pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.investasi pada Entitas Asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan (termasuk goodwill teridentifikasi pada saat perolehan) dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan entitas atas aset bersih Entitas Asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Dalam hal ini, entitas menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam Entitas Asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif. Bagian entitas atas kerugian Entitas Asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika entitas mempunyai liabilitas konstruktif atau hukum untuk melakukan pembayaran liabilitas Entitas Asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar liabilitas atau pembayaran tersebut. Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian entitas atas hasil operasi dari Entitas Asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari Entitas Asosiasi, Entitas mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika relevan dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Entitas dengan Entitas Asosiasi dieliminasi pada jumlah sesuai dengan kepentingan Entitas dalam Entitas Asosiasi. Laporan keuangan Entitas Asosiasi disusun atas periode pelaporan yang sama dengan Entitas. d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi yang menggantikan PSAK No. 7 (Revisi 1999), Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan dan laporan keuangan tersendiri entitas induk dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Perubahan ini juga memperkenalkan pengecualian dari persyaratan umum pengungkapan pihak berelasi atas transaksi dengan pemerintah dan entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara signifikan oleh Pemerintah (entitas berelasi dengan pemerintah). 11

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan d. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi - Lanjutan Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b. Suatu entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari Entitas yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, berikutnya terkait dengan entitas lain). (ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu Entitas, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan paska kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas lain yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasikan dalam huruf a. (vii) orang yang didentifikasikan dalam huruf a (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi sebagaimana yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan pihak-pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan. 12

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian yang menggantikan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "InstrumenKeuangan: Penyajian dan Pengungkapan "; PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran ; dan PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Penerapan PSAK tersebut dilakukan secara prospektif. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri dan ISAK No. 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat. PSAK No.50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan di dalam laporan keuangan yang ada dalam revisi sebelumnya PSAK No. 50 (Revisi 2006) dengan beberapa tambahan pengaturan mengenai instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), instrumen atau komponen instrumen yang mensyaratkan kewajiban kepada suatu entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset neto kepada entitas secara pro rata hanya pada saat likuidasi dan reklasifikasi instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instrument) dan instrument suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian pro rata aset neto hanya pada saat likuidasi. Sedangkan untuk pengungkapan dimasukkan dalam PSAK No. 60. PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. Beberapa tambahan dalam revisi ini adalah tambahan pengecualian untuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (puttable financial instrument), kontrak pembayaran kontijensi dalam kombinasi bisnis, investasi yang dilakukan oleh dana pensiun dan membolehkan aset keuangan sebagai tersedia untuk dijual direklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut. Selain itu, PSAK No. 60 ini juga mengungkapkan tiga tingkat hirarki pengungkapan nilai wajar dan mengharuskan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan mengenai keandalan pengukuran nilai wajar. Sebagai tambahan, standar ini menjelaskan keharusan atas pengungkapan risiko likuiditas. Penerapan standar baru dan revisi tersebut berdampak pada pengungkapan, tetapi tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. 13

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Aset Keuangan Pengakuan Awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Entitas menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Aset Keuangan yang Dinilai pada Nilai Wajar Melalui Laba atau Rugi Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan diperoleh untuk diperdagangkan atau ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali aset derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok tersebut disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif termasuk dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi pada saat penjualan atau pelepasan lain. Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Entitas mempunyai maksud positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan hingga jatuh tempo. 14

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Aset Keuangan - Lanjutan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan Setelah pengukuran awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (SBE). Metode ini menggunakan SBE untuk mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan dalam kelompok ini diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan SBE. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, maupun melalui proses amortisasi. Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam tiga kategori sebelumnya. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar kecuali aset keuangan tersebut ditujukan untuk dilepaskan dalam waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain, dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau sampai diturunkan nilainya dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui kelaporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi. 15

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Liabilitas Keuangan Pengakuan Awal Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No.55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi (utang lain-lain dan derivatif yang ditentukan sebagai instrumen lindung nilai efektif, mana yang sesuai). Entitas menetapkan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan dalam hal liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laba Rugi Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai derivatif liabilitas instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal sebagai kelompok ini disajikan dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Setelah pengakuan awal, selanjutnya liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode SBE. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode SBE dikurangi dengan penyisihan penurunan nilai dan pembiayaan atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. 16

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Pengukuran Setelah Pengakuan Awal - Lanjutan Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Biaya Perolehan Diamortisasi Lanjutan Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan disaling hapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara bersih, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan tanpa pengurangan untuk biaya transaksi. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan, mengacu pada nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskontokan, atau model penilaian lain. Penyesuaian Risiko Kredit Entitas menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit (counter party) antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Entitas terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 17

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Penurunan Nilai Aset dan Keuangan Lanjutan Entitas pada setiap akhir periode pelaporan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan. Aset Keuangan Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Entitas menentukan penurunan nilai berdasarkan bukti obyektif secara individual atas penurunan nilai. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Penghasilan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya, berdasarkan tingkat SBE awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan pemulihan dimasa depan yang realistis dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Entitas. Jika, pada periode berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Aset Keuangan yang Tersedia Untuk Dijual Dalam hal ini instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual, bukti obyektif terjadinya penurunan nilai, termasuk penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir; atau (2) Entitas telah mentransfer hak kontraktual mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass-through; dan baik (a) Entitas telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Entitas secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. 18

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan - Lanjutan Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan suatu liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Instrumen Derivatif Instrumen keuangan derivatif pada awalnya diakui berdasarkan harga wajar pada tanggal kontrak derivatif itu dimulai dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajarnya. Metode untuk mengakui adanya keuntungan atau kerugian yang terjadi tergantung apakah derivatif itu ditujukan untuk instrumen derivatif, dan sifat dari objek yang dilindungi nilainya. Entitas mengelompokkan tujuan dari derivatif sebagai (1) suatu lindung nilai terhadap eksposur perubahan nilai wajar atas aset atau liabilitas yang telah diakui atau komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, liabilitas atau komitmen pasti tersebut, yang diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai atas nilai wajar); atau (2) suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang (i) dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau liabilitas yang telah diakui atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi, dan (ii) dapat mempengaruhi laba-rugi (lindung nilai arus kas). Pada saat terjadinya transaksi, Entitas mendokumentasi hubungan antara instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Entitas juga mendokumentasikan penilaiannya, pada saat terjadinya dan secara berkesinambungan, apakah derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam rangka saling menghapuskan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai. Nilai penuh dari derivatif lindung nilai dikelompokan sebagai aset atau liabilitas tidak lancar apabila jatuh tempo item yang dilindung nilai tersebut melebihi 12 (dua belas) bulan dan sebagai aset atau liabilitas lancar apabila jatuh tempo item lindung nilai tersebut kurang dari 12 (dua belas) bulan. 19

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Instrumen derivatif - Lanjutan (i) lindung nilai atas nilai wajar Perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai atas nilai wajar, dicatat didalam laporan laba-rugi komprehensif, bersamaan dengan perubahan yang terjadi pada nilai wajar aset atau liabilitas yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada resiko yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai atas nilai wajar diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, di baris yang sama dengan perubahan nilai wajar item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun keuntungan/(kerugian) lain-lain -bersih. (ii) lindung nilai arus kas Bagian efektif dari perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan dikualifikasikan sebagai lindung nilai arus kas, diakui dalam bagian ekuitas, didalam akun Cadangan Nilai Wajar. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui segera di dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih. Jumlah yang di akumulasikan di ekuitas di reklasifikasi ke laporan laba-rugi komprehensif pada saat item yang dilindung nilai mempengaruhi laba atau rugi. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian efektif dari lindung nilai arus kas diakui di dalam laporan laba-rugi, di baris yang sama dengan item yang dilindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang terkait dengan bagian yang tidak efektif diakui didalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih. Akan tetapi, ketika prakiraan transaksi yang dilindungi nilai menimbulkan aset nonkeuangan, keuntungan dan kerugian yang sebelumnya ditangguhkan di ekuitas akan dialihkan dari ekuitas dan dimasukan di dalam pengukuran awal harga perolehan aset tersebut. Ketika instrumen lindung nilai kadaluarsa atau dijual, atau ketika lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ada di ekuitas saat itu tetap berada di bagian ekuitas dan akan diakui pada saat prakiraan transaksi yang pada akhirnya diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif. Apabila prakiraan transaksi tidak lagi diharapkan akan terjadi, keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah dicatat di bagian ekuitas segera dialihkan ke dalam laporan labarugi komprehensif, dalam akun keuntungan / (kerugian) lain-lain-bersih. Perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif apapun yang tidak ditujukan atau tidak dikualifikasikan sebagai akuntansi lindung nilai diakui segera dalam laporan laba-rugi komprehensif, dalam akun keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih. 20

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan e. Instrumen Keuangan - Lanjutan Reklasifikasi Instrumen Keuangan Entitas tidak mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut: i. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; ii. terjadi setelah Entitas telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pelunasan dipercepat; atau iii. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Entitas. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. f. Kas dan Setara Kas Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan Entitas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. g. Piutang Usaha Perusahaan menerapkan penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung dari piutang yang tidak tertagih yang diperoleh dari data umur piutang. h. Persediaan Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dan pemakaiannya menggunakan metode rata-rata (Average Method). Persediaan barang dalam proses dinilai berdasarkan pemakaian bahan baku, upah, dan biaya lainnya sesuai tahap penyelesaiannya. 21

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan i. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka di amortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. j. Aset Tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset Tetap yang menggantikan PSAK No. 16 (Revisi 2007), Aset Tetap dan PSAK No. 47 (1998), Akuntansi Tanah. Selain itu, Perusahaan juga menerapkan ISAK No. 25 (2011), Hak Atas Tanah. Penerapan standar yang direvisi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap posisi keuangan atau kinerja Perusahaan. Perusahaan telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama umur manfaat aset. Taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut: Nama Aset Tetap Tahun Bangunan 20 Mesin 4-16 Peralatan 4 Inventaris kantor 4 Instalasi telepon 4 Kendaraan 4-8 Instalasi listrik dan air conditioner 16 Pada setiap akhir tahun buku, manajemen mengkaji ulang nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Tanah dinyatakan sebesar nilai perolehan dan tidak disusutkan, kecuali dapat dibuktikan bahwa tanah tersebut mempunyai umur manfaat tertentu. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah atau umur ekonomis tanah (jika dapat ditentukan), mana yang lebih pendek. Beban-beban ini disajikan sebagai bagian dari Beban Ditangguhkan dalam kelompok aset takberwujud pada laporan posisi keuangan. Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya; Biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya, dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. 22

3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING - Lanjutan j. Aset Tetap - Lanjutan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Aset dalam penyelesaian disajikan dalam Aset Tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya. k. Aset Tak Berwujud Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Tak berwujud yang menggantikan PSAK No. 19 (Revisi 2000), Aktiva Tidak Berwujud. Aset takberwujud dapat diakui hanya apabila: i. kemungkinan besar akan diperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut; dan ii. biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan atau jumlah yang diatribusikan ke aset tersebut saat pertama kali diakui, apabila dapat diterapkan. Perusahaan telah memilih model biaya (cost model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset takberwujudnya. Aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatnya. Aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak perlu diamortisasi, namun secara tahunan wajib dilakukan perbandingan antara nilai tercatat dengan nilai yang dapat dipulihkan. Merupakan sertifikasi Boiler dari ASME (American Society of Mechanical Engineers) dan Program Komputer. Dinilai berdasarkan harga perolehan dan diamortisasi dengan metode garis lurus (Straight Line) selama empat tahun dan akumulasi rugi penurunan nilai. l. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Efektif per 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing yang menggantikan PSAK No. 10, Transaksi Dalam Mata Uang Asing, PSAK No. 11, Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing, PSAK No. 52, Mata UangPelaporan dan ISAK No. 4 atas Paragraf 20, PSAK 10: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs. 23