INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PROPERTI INVESTASI PSAK

ASET TETAP PSAK. Agustus ED AI PSAK 16 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :19:30

PENGUNGKAPAN KEPENTINGAN DALAM ENTITAS LAIN

PENGUKURAN NILAI WAJAR

ASET TAKBERWUJUD PSAK

SEGMEN OPERASI PSAK. Agustus ED AI PSAK 5 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :10:23

PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

KOMBINASI BISNIS PSAK

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. Agrikultur: Tanaman Produktif

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. AGRIKULTUR: TANAMAN PRODUKTIF

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PENGATURAN BERSAMA PSAK AMANDEMEN. Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

IMBALAN KERJA PSAK AMANDEMEN. Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

PUNGUTAN ISAK. Juni 2015

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

ASET TAKBERWUJUD PSAK AMANDEMEN. Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ED ISAK 26. exposure draft interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

ED PSAK 4. exposure draft

Amendemen PSAK 15. KePentIngAn JAngKA. Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ED PSAK 46. exposure draft

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ED ISAK 15 PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM, DAN INTERAKSINYA EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BULETIN TEKNIS PENERAPAN KETENTUAN TRANSISI ISAK 27: PENGALIHAN ASET DARI PELANGGAN

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan

Standar Akuntansi Keuangan

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

Interpretasi. Sewa Operasi Insentif. ED ISAK No Februari Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

Pernyataan Pencabutan

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya

Pencabutan. Pernyataan Pencabutan. ED PPSAK No Februari Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Koperasi

Bantuan Pemerintah Tidak

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

AKUNTANSI SALAM PSAK. penyesuaian

Eksplorasi dan Evaluasi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

Exposure Draft. ED PSAK No. 8 (revisi 2010) 1 Juni Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

AKUNTANSI IJARAH PSAK. penyesuaian

PENCABUTAN PSAK 59: AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Pernyataan Pencabutan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 33: PPSAK AKTIVITAS

BULETIN TEKNIS BULETIN TEKNIS REVALUASI ASET TETAP

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR AMENDEMEN PSAK 13: PROPERTI INVESTASI TENTANG PENGALIHAN PROPERTI INVESTASI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI

PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat

ED PSAK 48. exposure draft

ED PSAK 67. exposure draft

DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI Grha Akuntan/ Jumat, 8 Desember 2017

Perjanjian Konstruksi Real Estat

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh

ED PSAK 66. exposure draft

Pertambangan Umum. Pernyataan. Exposure draft. (revisi 2011) Akuntansi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 26

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR AMENDEMEN PSAK 71: INSTRUMEN KEUANGAN TENTANG FITUR PERCEPATAN PELUNASAN DENGAN KOMPENSASI NEGATIF

DISTRIBUSI ASET NONKAS KEPADA PEMILIK

DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP

Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan

PPSAK No. 5 8 Oktober Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

As e t Ti d a k Be rw u j u d -

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN

PENCABUTAN PSAK 31: AKUNTANSI PERBANKAN, PSAK 42: AKUNTANSI PERUSAHAAN EFEK, DAN PSAK 49: AKUNTANSI REKSA DANA

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

ED ISAK 32: DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pe n c a b u ta n. Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 28 Februari 2011 oleh

ED AMANDEMEN PSAK 62: KONTRAK ASURANSI. Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

UPDATE PENGEMBANGAN SAK Simposium Nasional Akuntansi XVIII

AGRIKULTUR PSAK. Juli ED PSAK 69 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :02:45

P ENCABUTAN PSAK 54: AKUNTANTSI R ESTRUKTURISASI UTANG PIUTANG BERMASALAH

PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS: KONTRIBUSI NONMONETER OLEH VENTURER

ED PSAK 50. Instrumen keuangan: Penyajian. exposure draft

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

ED PSAK 65. konsolidasian. exposure draft

EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INSTRUMEN KEUANGAN

ED PSAK 55. exposure draft

DENGAR PENDAPAT PUBLIK & SOSIALISASI SAK

PENCABUTAN PSAK 41 : AKUNTANTSI WARAN

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ED PSAK 68. exposure draft

Transkripsi:

ED ISAK INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 100 Telp: (01) 904 Fax: (01) 0001 Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Agustus 015 ED ISAK (08 Sept 015).indd 1 08/09/015 10:58:57

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure draft dimungkinkan sebelum diterbitkannya Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada 0 November 015. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 100 Telp: (01) 904 Fax: (01) 0001 E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id Hak Cipta 013 Ikatan Akuntan Indonesia Exposure draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan exposure draft oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan. ED ISAK (08 Sept 015).indd 08/09/015 10:58:57

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 PENGANTAR 5 7 Dewan 8 Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan Exposure Draft ISAK 9 : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi dalam 10 rapatnya pada tanggal Agustus 015 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator, perguruan tinggi, pengurus dan anggota IAI, 1 dan pihak lainnya. 13 14 Dengan diadopsinya IAS Investment Property menjadi PSAK 13: Properti 15 Investasi maka Dewan Standar Akuntansi Keuangan memandang perlu 1 untuk menerbitkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan yang memberikan penjelasan lebih lanjut atas definisi properti investasi dalam ruang lingkup PSAK 13, sebagaimana diatur dalam PSAK 13. 0 PSAK 13: Properti Investasi telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi 1 Keuangan pada tanggal 9 November 0, dan disesuaikan pada tanggal 7 Agustus 014. 3 4 Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara 5 jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan. ED ISAK ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan dokumen dalam majalah 7 Akuntan Indonesia, dan situs IAI: www.iaiglobal.or.id 9 Jakarta, Agustus 015 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Djohan Pinnarwan Ketua Danil S. Handaya Wakil Ketua Sylvia Veronica Siregar Anggota Patricia Anggota Lianny Leo Anggota Teguh Supangkat Anggota I. B. Aditya Jayaantara Anggota P. M. John L. Hutagaol Anggota 4 Kristianto Andi Handoko Anggota Indra Wijaya Anggota Singgih Wijayana Anggota Friso Palilingan Anggota Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii ED ISAK (08 Sept 015).indd 3 08/09/015 10:58:57

Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 4 08/09/015 10:58:57

PROPERTI INVESTASI ED ISAK PERMINTAAN 1 TANGGAPAN Penerbitan 3 ED ISAK : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi 4 bertujuan untuk meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf 5 dalam ED ISAK tersebut. Untuk 7 memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini hal yang 8 diharapkan masukkannya: 9 1. 10 Karakteristik Bangunan (Paragraf 0 07) 1 ED ISAK menginterpretasikan bangunan, sebagaimana dimaksud 13 dalam definisi properti investasi, mengacu pada struktur yang memiliki 14 karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan. 15 Karakteristik fisik dari suatu bangunan mengacu pada adanya dinding, 1 lantai, dan atap yang melekat pada aset yang dimaksud. Apakah Anda setuju dengan interpretasi yang diusulkan dalam ED ISAK ini? Jika tidak, apa alasan Anda? 0 1. Tanggal Efektif (Paragraf 08) 3 4 Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang 5 dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 01. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode 7 tahun buku lebih awal, maka fakta tersebut diungkapkan. 9 Apakah Anda setuju dengan tanggal efektif yang diusulkan dalam ED ISAK? Jika tidak, kapan tanggal efektif yang menurut Anda lebih tepat dan apa alasan Anda? 4 Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA v ED ISAK (08 Sept 015).indd 5 08/09/015 10:58:57

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 3. 1 Ketentuan Transisi (Paragraf 09 1) 3 Entitas menerapkan Interpretasi ini secara prospektif, dengan ketentuan 4 bahwa aset yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk 5 kenaikan nilai atau keduanya yang ada pada saat awal penerapan Interpretasi ini dikaji kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku 7 dalam Interpretasi ini, seakan-akan Interpretasi ini sudah diterapkan 8 sejak awal pengakuan aset tersebut. Selisih yang timbul sebagai dampak 9 dari kajian yang dilakukan diakui langsung ke Saldo Laba pada saat awal 10 penerapan Interpretasi ini. 1 Apakah Anda setuju dengan ketentuan transisi yang diusulkan 13 dalam ED ISAK? Jika tidak, ketentuan transisi yang 14 bagaimana yang menurut Anda lebih tepat dan apa alasan 15 Anda? 1 4. Tanggapan Lain 0 Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait 1 dengan ED ISAK? 3 4 5 7 9 4 vi Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK IKHTISAR 1 RINGKAS ED 3 ISAK memberikan interpretasi atas kata bangunan yang digunakan sebagai 4 bagian dari definisi properti investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi. 5 Hal ini diterapkan atas aset yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, sebagaimana diatur dalam ruang 7 lingkup PSAK 13. 8 Klarifikasi 9 diberikan untuk menegaskan jenis aset yang digunakan untuk 10 menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya yang dapat diakui sebagai suatu properti investasi sebagaimana diatur dalam PSAK 13. 1 Aset yang digunakan dalam penggunaan tersebut yang tidak memenuhi 13 karakteristik fisik dari suatu bangunan sebagaimana diinterpretasikan dalam 14 ED ISAK, tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 13, dan pengaturan 15 akuntansinya mengacu pada SAK yang sesuai. 1 0 1 3 4 5 7 9 4 Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA vii ED ISAK (08 Sept 015).indd 7 08/09/015 10:58:58

Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 8 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI PENDAHULUAN Referensi PSAK 13: Properti Investasi PSAK 1: Aset Tetap Latar Belakang 01. PSAK 13: Properti Investasi bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait. 0. PSAK 13 mendefinisikan properti investasi sebagai properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduaduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dan tidak untuk: (a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, atau untuk tujuan administratif; atau (b) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. 03. Terdapat model bisnis yang berkembang dimana entitas memiliki aset selain tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya, yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Ruang Lingkup 04. Interpretasi ini diterapkan untuk aset yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, sebagaimana diatur dalam PSAK 13. Permasalahan 05. Interpretasi ini membahas karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan. Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.1 ED ISAK (08 Sept 015).indd 1 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 INTERPRETASI 0. Bangunan sebagaimana dimaksud dalam definisi properti investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan. Karakteristik fisik dari suatu bangunan mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset yang dimaksud. 07. PSAK 13 diterapkan atas properti investasi sebagaimana telah didefinisikan dalam Pernyataan tersebut. TANGGAL EFEKTIF DAN KETENTUAN TRANSISI 08. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 01. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku lebih awal, maka fakta tersebut diungkapkan. 09. Entitas menerapkan Interpretasi ini secara prospektif, dengan ketentuan bahwa aset yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya yang ada pada saat awal penerapan Interpretasi ini dikaji kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Interpretasi ini, seakan-akan Interpretasi ini sudah diterapkan sejak awal pengakuan aset tersebut. Selisih yang timbul sebagai dampak dari kajian yang dilakukan diakui langsung ke Saldo Laba pada saat awal penerapan Interpretasi ini. 10. Berdasarkan hasil kajian kembali, apabila entitas memutuskan untuk menerapkan PSAK 1: Aset Tetap, maka untuk pengukuran selanjutnya entitas memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagaimana diatur dalam PSAK 1.. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif, sebagaimana diatur dalam paragraf 10. 1. Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model nilai wajar ke model biaya dalam pengukuran aset tetap, maka nilai wajar aset pada saat perubahan dianggap sebagai biaya perolehan aset tersebut.. Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 DASAR KESIMPULAN Dasar kesimpulan berikut melengkapi, tetapi bukan bagian dari, ISAK. Latar Belakang 01. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) mendapatkan pertanyaan dari pemangku kepentingan di Indonesia, yakni apakah suatu jenis aset tertentu, dalam hal ini menara telekomunikasi, yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, dapat memenuhi kriteria definisi properti investasi sebagaimana diatur dalam PSAK 13: Properti Investasi. 0. Sebagai bagian dari tugas yang diamanahkan kepada DSAK IAI selaku penyusun standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, DSAK IAI melakukan analisis dan memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan oleh pemangku kepentingan di Indonesia, berdasarkan kriteria pembahasan yang telah ditetapkan oleh DSAK IAI 1. 03. Mempertimbangkan relevansi pertanyaan yang diajukan, DSAK IAI memutuskan untuk membawa pembahasan ke berbagai forum regional dan global, sebelum pada akhirnya dibahas di forum IFRS Interpretation Committee. Dalam pembahasannya, IFRS Interpretation Committee menyimpulkan bahwa: (a) patut dipertanyakan apakah aset seperti misalnya, menara telekomunikasi yang disewakan untuk menghasilkan rental, dapat dianggap sebagai suatu bangunan, (building) karena tidak memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan seperti adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset yang dimaksud; (b) terdapat kekhawatiran bahwa akan sulit untuk mengubah ruang lingkup IAS tanpa mempertimbangkan aset-aset lain seperti misalnya, papan reklame dan tangki penyimpanan gas yang mungkin digunakan untuk menghasilkan rental tetapi tidak memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan; dan 1 Kriteria Pembahasan Surat Publik DSAK IAI Forum Emerging Economies Group dan forum Asian-Oceanian Standard Setters Group Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.3 ED ISAK (08 Sept 015).indd 3 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 (c) perlu ada klarifikasi dari International Accounting Standards Board (IASB) selaku penyusun IFRS atas akuntansi untuk aset yang digunakan dengan cara yang serupa dengan properti investasi (sebagaimana didefinisikan dalam IAS ) tetapi tidak pernah dianggap sebagai suatu properti karena karakteristik fisiknya berbeda dengan konsep bangunan secara umum. 04. Setelah melalui tahapan pembahasan, IASB memutuskan untuk tidak melakukan pembahasan lebih lanjut atas pertanyaan yang disampaikan 3. Dasar keputusan IASB adalah minimnya permintaan penggunaan akuntansi nilai wajar dan terbatasnya keragaman dalam praktik atas aset yang tidak memiliki karakteristik fisik suatu bangunan, namun digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Dengan kata lain, relevansi permasalahan yang disampaikan hanya terbatas pada yurisdiksi Indonesia. 05. Mempertimbangkan keputusan IASB, serta perbedaan interpretasi serta pengaturan di praktik yang terjadi di Indonesia, DSAK IAI memutuskan untuk menerbitkan ISAK : Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi untuk memberikan interpretasi atas apa yang dapat dikategorikan sebagai suatu bangunan, sehingga dapat memenuhi definisi properti investasi sebagaimana diatur dalam PSAK 13. Interpretasi 0. IAS Investment Property sebagai acuan PSAK 13: Properti Investasi memberikan ruang lingkup yang cukup spesifik mengenai apa yang dapat dikategorikan sebagai properti investasi, yaitu tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya. Pernyataan tersebut tidak memberikan penjelasan lebih rinci mengapa hanya tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya yang dapat dikategorikan sebagai suatu properti investasi. 07. Hal utama yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah aset seperti misalnya, menara telekomunikasi, papan reklame, dan tangki penyewaan gas yang disewakan untuk menghasilkan rental dapat dianggap sebagai properti investasi dan dicatat menggunakan PSAK 13 adalah apakah aset-aset tersebut dapat dianggap sebagai suatu bangunan. 3 Pertemuan IASB tanggal 1 Desember 014.4 Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 4 08/09/015 10:58:58

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 08. Dalam menentukan apakah aset dapat dianggap sebagai suatu bangunan, IFRS Interpretation Committee dalam diskusinya 4 menyampaikan bahwa suatu bangunan umumnya memiliki fitur atau karateristik fisik tertentu yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan, seperti adanya dinding, lantai, dan atap yang melekat pada aset yang dimaksud. Perlu dipertimbangkan juga bahwa hal ini mengacu pada pemahaman secara umum atas apa yang umumnya dipahami sebagai suatu bangunan (building). 09. Salah satu kesulitan dalam memahami hal ini, khususnya di Indonesia, adalah adanya regulasi yang memberikan pengaturan, indikasi, maupun definisi yang berbeda mengenai suatu bangunan. Akan tetapi, interpretasi DSAK IAI atas apa yang dimaksud sebagai suatu bangunan dalam konteks PSAK 13 tentunya sejalan dengan intensi IASB atas apa yang dimaksud sebagai suatu building dalam konteks IAS. 10. Sebagai bagian dari konvergensi IFRS di Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS yang berlaku di Indonesia memberikan pengaturan yang sejalan dengan intensi pengaturan IASB. Pengecualian terhadap hal ini adalah apabila DSAK IAI memandang perlu untuk mengatur berbeda, setelah mempertimbangkan konteks pengaturan di Indonesia. Kecuali DSAK IAI mengatur berbeda, maka pengaturan dalam SAK dan IFRS yang relevan adalah sejalan.. IAS yang awalnya diterbitkan oleh International Accounting Standards Committee (saat ini menjadi IASB) didasarkan pada pemahaman bahwa terdapat kebutuhan standar akuntansi tersendiri untuk aset properti investasi. IASC memutuskan bahwa: (a) karakteristik properti investasi berbeda dengan karakteristik properti yang digunakan oleh pemilik (dicatat sebagai aset tetap sesuai IAS 1 Property, Plant and Equipment PSAK 1: Aset Tetap); (b) properti investasi menghasilkan arus kas secara independen dari aset lain yang dimiliki entitas; dan (c) informasi mengenai nilai wajar properti investasi dan perubahan dalam nilai wajar tersebut sangat relevan bagi pengguna laporan keuangan. 4 Pertemuan IFRS Interpretation Committee tanggal Juli 013, untuk kemudian diputuskan di pertemuan IASB tanggal 1 Desember 014 Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.5 ED ISAK (08 Sept 015).indd 5 08/09/015 10:58:59

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 1. DSAK IAI memahami kebutuhan serta urgensi untuk mempertimbangkan aset selain tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya, yang mungkin secara substansi serupa penggunaannya dengan aset yang dikategorikan sebagai properti investasi sesuai PSAK 13. Akan tetapi, perubahan ruang lingkup PSAK 13 tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan aset selain menara telekomunikasi seperti, papan reklame dan tangki penyimpanan gas, akan masuk dalam ruang lingkup PSAK 13. DSAK IAI sampai saat penerbitan Interpretasi ini belum dapat menemukan kerangka yang tepat untuk memutuskan bagaimana aset-aset yang tidak memiliki karakteristik fisik yang umumnya diasosiasikan dengan suatu bangunan namun digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya dapat masuk dalam ruang lingkup PSAK 13. Penerbitan ISAK diharapkan dapat memberikan klarifikasi atas apa yang dapat dikategorikan sebagai suatu bangunan sebagaimana diintensikan dalam PSAK 13. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi 13. Mempertimbangkan adanya kebutuhan untuk segera memberikan klarifikasi atas apa yang dimaksud sebagai bangunan dalam PSAK 13, yang diakibatkan adanya perbedaan interpretasi dan pemahaman dalam praktik penyusunan laporan keuangan, DSAK IAI memutuskan untuk menetapkan 1 Januari 01 sebagai tanggal efektif ISAK. Opsi penerapan dini diberikan untuk memberikan kesempatan kepada entitas yang memilih untuk menerapkan Interpretasi ini lebih awal. Jika memilih untuk menerapkan secara dini, maka entitas mengungkapkan hal tersebut untuk memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan mengenai kapan Interpretasi ini pertama kali diterapkan oleh entitas. 14. DSAK IAI memutuskan untuk menetapkan ketentuan transisi yang secara substansi adalah prospektif catch-up, dimana entitas dipersyaratkan untuk melakukan pengkajian kembali atas aset yang digunakan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya yang ada pada saat awal Interpretasi ini diterapkan. Pengkajian dilakukan dengan cara seakan-akan menerapkan ketentuan dalam Interpretasi ini pada aset-aset yang relevan sejak awal asetaset tersebut diperoleh, dan jika ada, mencatat selisih yang timbul dari pencatatan yang dilakukan menggunakan Interpretasi ini dengan yang diterapkan entitas atas aset-aset tersebut, secara langsung sebagai penyesuaian Saldo Laba pada saat awal penerapan Interpretasi ini.. Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 08/09/015 10:58:59

PROPERTI INVESTASI ED ISAK 1 3 4 5 7 8 9 10 1 13 14 15 1 0 1 3 4 5 7 9 4 15. DSAK IAI mempertimbangkan kemungkinan entitas mengubah kebijakan akuntansi atas aset yang sebelumnya dicatat sebagai properti investasi menggunakan PSAK 13. Atas hal ini, perlakuan akuntansi mengacu pada pengaturan yang sudah diatur dalam PSAK 1: Aset Tetap dimana apabila entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif (dengan mengacu pada persyaratan yang ditetapkan dalam ISAK paragraf 10), dan apabila entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model nilai wajar ke model biaya dalam pengukuran aset tetap, maka nilai wajar aset pada saat perubahan dianggap sebagai biaya perolehan aset tersebut. Salah satu pertimbangan atas hal ini adalah bahwa sulit untuk dipahami bahwa perubahan dari model nilai wajar ke model biaya dapat menghasilkan penyajian informasi laporan keuangan yang lebih relevan. 1. Secara esensi, yang dilakukan entitas pada saat melakukan perubahan di atas adalah melakukan penghitungan kembali (revaluasi) nilai tercatat aset menggunakan nilai wajar yang berlaku pada saat penerapan awal Interpretasi ini. Hal ini penting untuk dilakukan guna mendapatkan konsistensi dan keterbandingan antara aset yang digunakan dalam model bisnis properti investasi untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya. Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA.7 ED ISAK (08 Sept 015).indd 7 08/09/015 10:58:59

Hak Cipta 015 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED ISAK (08 Sept 015).indd 8 08/09/015 10:58:59