RAYAP KAYU (ISOPTERA) PADA RUMAH-RUMAH ADAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN RAYAP PERUSAK KAYU YANG PENTING DI INDONESIA

HASIL. lorong kembara di batang tanaman (b) Data ukuran sarang rayap yang ditemukan.

Jenis-jenis Rayap (Isoptera) di Kawasan Hutan Bukit Tengah Pulau dan Areal Perkebunan Kelapa Sawit, Solok Selatan

KERAGAMAN SPESIES RAYAP DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG GUNUNGPATI SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Rayap Pada Kayu Umpan Di Kampung Babakan Cimareme Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Lampiran 1 Kunci identifikasi rayap kasta prajurit mayor Macrotermes gilvus (Haviland) (Ahmad 1965)

JENIS-JENIS RAYAP(INSEKTA: ISOPTERA) YANG TERDAPAT DI KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KOMPOSISI RAYAP DI KEBUN GAMBIR MASYARAKAT DI KANAGARIAN SIGUNTUR MUDA KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

Karakteristik Populasi Rayap Tanah Coptotermes spp (Blattodea: Rhinotermitidae) dan Dampak Serangannya

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS RAYAP PADA TIPE PENGGUNAAN LAHAN YANG BERBEDA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN TEGUH PRIBADI

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Identifikasi Rayap Di Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu Kota Semarang. Identification Of Termites In Lawang Sewu Heritage Building Semarang City

Keanekaragaman Jenis Rayap Tanah dan Dampak Serangan Pada Bangunan Rumah di Perumahan Kawasan Mijen Kota Semarang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

IDENTIFIKASI TINGKAT SERANGAN DAN JENIS RAYAP YANG MERUSAK BANGUNAN DI KOTA AMBON

KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

SEBARAN DAN UKURAN KOLONI SARANG RAYAP POHON Nasutitermes sp (ISOPTERA: TERMITIDAE) DI PULAU SEBESI LAMPUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

IDENTIFIKASI RAYAP YANG MENYERANG TUMBUHAN PADA ZONA PEMANFAATAN YANG BERBEDA DI KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA (KRUS)

KEANEKARAGAMAN SPESIES RAYAP PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DAN KARET MILIK RAKYAT DI JAMBI TRI UTAMI NINGSIH

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

IDENTIFIKASI DAN POTENSI KERUSAKAN RAYAP PADA TANAMAN TEMBESU ( Fagraea fragrans) DI KEBUN PERCOBAAN WAY HANAKAU, LAMPUNG UTARA

KEY TO THE LACESSITTERMES HOLMGREN (TERMITIDAE: NASUTITERMITINAE) FROM SUMATRA

POTENSI HUTAN TRIDHARMA USU SEBAGAI TEMPAT PENGUJIAN KEAWETAN KAYU

Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

Morfometrik dan Karakteristik Serangan Coptotermes sp. Pada Gedung Pemerintahan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

KERUGIAN EKONOMIS AKIBAT SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN RUMAH MASYARAKAT DI DUA KECAMATAN (MEDAN DENAI DAN MEDAN LABUHAN)

IDENTIFIKASI SPESIES RAYAP PERUSAK TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Termite Species Identification as Pests to Jatropha curcas L.

Anang Kadarsah ABSTRACT

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA MEDAN

TERMITES SPECIES RICHNESS AND DISTRIBUTION AT RESIDENTIAL AREA IN PT ARUN LNG

IDENTIFIKASI DAMPAK DAN TINGKAT SERANGAN RAYAP TERHADAP BANGUNAN DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan sekolah-sekolah sekarang ini dianggap masih kurang

KERAGAMAN JENIS RAYAP DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN DI PERUMAHAN ALAM SINARSARI, CIBEUREUM, DARMAGA, BOGOR CUCU SETIAWATI

BIOLOGI DAN PENGENDALIAN RAYAP HAMA BANGUNAN DI INDONESIA

Deskripsi ulang dan sarang Bulbitermes germanus (Haviland) (Isoptera: Termitidae) di Indonesia

Oleh/by BADARUDDIN 1) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. tiap tahunnya (Rachmawati, 1996), sedangkan menurut Wahyuni (2000), di Kabupaten

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMA DAN SMK NEGERI DI KOTA PEKANBARU

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PENGGUNAAN OLI DAN INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN RAYAP DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

ANATOMI SALURAN PENCERNAAN RAYAP BAGIAN TENGAH DAN BELAKANG PADA RAYAP Macrotermes gilvus UTAMI RAHADIANI

KERAGAMAN JENIS RAYAP PADA HUTAN SEKUNDER DAN AGROFORESTRI DI TAMAN NASIONAL LORE LINDU, SULAWESI TENGAH

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Biologi Rayap

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kondisi iklim tropis dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki separuh keanekaragaman flora dan fauna dunia dan diduga sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika hama rayap (Coptotermes curvinagthus Holmgren) menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. bujur Timur dan Lintang Utara. Dengan ketinggian permukaan laut

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu merupakan tanaman asli daerah tropika basah. Tanaman ini dapat tumbuh

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Dr. Anthony Agustien selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Andalas.

Rayap Sebagai Serangga Perusak Bangunan & Pengendaliannya (Implementasi SNI 2404:2015 dan SNI 2405: 2015)

ANALISIS KERUGIAN DAN PEMETAAN SEBARAN SERANGAN RAYAP PADA BANGUNAN SMP NEGERI DI KOTA PEKANBARU

II. TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI JENIS RAYAP DI KAWASAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh: M. HENDRIANSYAH JUMARI NIM:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

CHECKLIST OF TERMITE (ISOPTERA) RECORDED FROM BUKIT LAWANG, NORTH SUMATRA

KERAGAMAN SPESIES RAYAP TANAH DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA TIMUR KARA GUS LANTERA E

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

TERMITES ENDANGERED TRADITIONAL MEDICAL PLANTS

Zulkaidhah 1), Abdul Hapid 1) dan Ariyanti 1) Staf Pengajar Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako Palu,

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. setiap kecamatan di Kota Medan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data jumlah sekolah menengah pertama di setiap kecamatan

KOMPOSISI SEMUT (HYMENOPTERA: FORMICIDAE) PADA PERTANAMAN KAKAO

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

TINJAUAN PUSTAKA. Kota Medan mempunyai 805 sekolah dasar dengan perincian 401 buah

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

Klasifikasi Udang Air Tawar Peranan Udang Air Tawar dalam Ekosistem

I. PENDAHULUAN. Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kirakira

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

SERANGAN RAYAP COPTOTERMES

DAFTAR PUSTAKA. Anonim Obor. Biro Perencanaan Perum Perhutani Unit I. Jawa Tengah.

POPULASI RAYAP PADA PERTANAMAN LADA DI WAY KANAN, LAMPUNG

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS RAYAP PADA TIPE PENGGUNAAN LAHAN YANG BERBEDA SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS LINGKUNGAN TEGUH PRIBADI

PERSEBARAN DAN PREFERENSI RAYAP TANAH TERHADAP JENIS KAYU YANG BERBEDA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PENGUMPANAN DI WILAYAH PURWOKERTO SKRIPSI

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

Rayap, Serangannya, dan Cara Pengendalian

Jenis-Jenis Paku Sarang (Asplenium): Aspleniaceae di Gunung Singgalang Sumatera Barat

ABSTRACT PENDAHULUAN METODE PENELITIAN STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA BERBAGAI TINGKAT GANGGUAN HUTAN 01 GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN EKONOMIS SERANGAN RAYAP DAN URGENSI TINDAKAN PENGAWETAN TERHADAP PEMBANGUNAN DI BEBERAPA PERUMAHAN KOTA PEMATANGSIANTAR

Transkripsi:

1 RAYAP KAYU (ISOPTERA) PADA RUMAH-RUMAH ADAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT 1) Deffi Surya Ningsih, Za aziza Ridha Julia, Larissa Hilmi dan Leo Darmi 1) Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang e-mail: suryaningsihdeffi@ymail.com ABSTRACT Minangkabau traditional houses in West Sumatra has a high historical value, but it has the serious damage caused by termite infestation. The purpose of this research was to determine the types of termites that attack Minangkabau traditional houses in West Sumatra, Research the wood termites (Isoptera) in Minangkabau traditional houses in West Sumatra have been conducted in March and July 2013. Direct sampling methods used for collecting termites on mikrosite. Three species of termites were found that belong to two subfamilies, those are Macrotermes gilvus Hagen, Macrotermes sp. (Macrotermitinae) and Nasutitermes matangensis Haviland (Nasutitermitinae). Keywords: Isoptera, Termitidae, Minangkabau traditional houses, Macrotermitinae, Nasutitermitinae. 1. PENDAHULUAN Bangsa Indonesia adalah bangsa multikultural. Beragam corak budaya bisa ditemui di Indonesia, salah satunya adalah keberagaman rumah adat yang sejalan dengan keberagaman etnis suku bangsa yang ada di nusantara. Rumah adat Minangkabau merupakan salah satu rumah tradisional Indonesia yang terbuat dari kayu. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah rumah adat Minangkabau semakin berkurang. Hal ini dikarenakan usia bangunan yang semakin tua dan minimnya renovasi sehingga bangunan ini sering diserang oleh rayap. Rayap merupakan bagian yang sangat penting di dalam daur ulang nutrisi tanaman melalui proses disintegrasi dan dekomposisi material organik dari kayu dan serasah tanaman. Namun demikian, rayap seringkali juga merusak kayu sebagai bagian dari konstruksi bangunan dan material berselulosa lainnya di dalam bangunan gedung atau menyerang pohon dan tanaman hidup sehingga menjadi hama yang potensial. Rayap merupakan serangga sosial dengan sistem kasta polimorfik, pemakan selulosa dan tinggal di dalam sarang atau termitarium yang dibangunnya. Serangga ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil (Borror, Triplehorn & Johnson, 1992), sepintas mirip dengan semut, dijumpai di banyak tempat, di hutan, pekarangan, kebun, dan bahkan di dalam rumah. Sarang rayap terdapat di tempat lembab di dalam tanah dan batang kayu basah, tetapi ada juga yang hidup di dalam kayu kering. Makanan utamanya adalah kayu dan bahan-bahan dari selulosa lain serta jamur (Amir, 2003). Rayap berperan penting dalam dekomposisi, perputaran unsur hara dan proses di dalam tanah. Rayap memiliki kepekaan terhadap perubahan penggunaan lahan dan tingkat kerusakan habitat sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator (Tarumingkeng, 1971). Hasil penelitian selama ini menunjukkan bahwa beberapa jenis rayap yang mampu menyebabkan kerusakan yang berarti pada bangunan gedung, adalah rayap dari genus

Coptotermes dan Macrotermes (Nandika et al. 2003). Penelitian mengenai rayap di Sumatera masih sedikit. Suin (1992) melakukan penelitian mengenai Rayap Kayu di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi Universitas Andalas yang mana ditemukan lima jenis rayap. Suharyon (1987) menemukan dua jenis rayap pada Tanaman Cengkeh di Kebun Percobaan Sub Balitro Laing, Solok. Ada sekitar 30 jenis rayap yang ditemukan Syaukani (2006) dari Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Kemudian Handru (2012) melakukan penelitian mengenai Jenis-jenis Rayap (Isoptera) di Kawasan Hutan Bukit Tengah Pulau dan Areal Perkebunan Kelapa Sawit, Solok Selatan dan ditemukan lima jenis. Sampai saat penelitian mengenai jenis-jenis rayap kayu yang menyerang rumah-rumah adat Minangkabau di Sumatera Barat belum pernah dilakukan. Tingginya nilai sejarah yang dimiliki rumah adat maka keberadaannya perlu dilestarikan. Untuk itu, perlu adanya informasi tentang jenis rayap yang menyerang rumah-rumah adat Minangkabau, Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis rayap yang ada pada rumah-rumah adat Minangkabau di Sumatera Barat dan dapat menjadi informasi bagi perkembangan ilmu Entomologi terutama pada rayap serta dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di tujuh wilayah yang memiliki rumah adat di Sumatera Barat. Wilayah tersebut adalah (1) Solok Selatan, (2) Solok, (3) Tanah Datar, (4) Sijunjung, (5) Padang, (6) Pesisir Selatan dan (7) Dhamasraya. Pada masing-masing wilayah diwakili 2 buah rumah adat. Pengkoleksian Sampel Rayap Pengoleksian rayap dilakukan secara langsung (direct collecting) pada masing-masing wilayah. Penangkapan dilakukan pada tiang-tiang kayu, pintu, dinding, lantai, basement rumah yang berbatasan dengan tanah dan tiang penyangga rumah. Sampel rayap yang terkoleksi dimasukan kedalam botol sampel (vial) yang telah diberi alkohol 70%. Semua sampel diberi label. Identifikasi Rayap Rayap diidentifikasi sampai tingkat spesies dengan menggunakan acuan Syaukani (2006), Rini (2007). Sampel yang diperoleh dibuatkan fotonya. Analisis Data Data dianalisis seara deskriptif. Untuk mengetahui kehadiran rayap pada rumah adat digunakan rumus: Frekuensi Kehadiran (FK) = Jumlah rumah yang ditempati suatu jenis x 100% Total rumah yang diperiksa 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan pada beberapa rumah-rumah adat Minangkabau Sumatera Barat didapatkan tiga jenis rayap (famili Termitidae) yang tergolong kedalam dua genera dua subfamili (Tabel 1, Gambar 1). Subfamili Macrotermitinae memiliki dua jenis yaitu Macrotermes gilvus dan Macrotermes sp., sedangkan subfamili Nasutitermitinae hanya terdapat satu jenis yaitu Nasutitermes matangensis. Menurut Roonwal (1961), Macrotermes merupakan rayap tanah (grounddweller), yang menghuni sarang berbentuk bukit (mound-nest). Moundnest memiliki konstruksi gundukan seperti bukit, yang menjulang di atas permukaan tanah. Struktur penyusunnya adalah saliva, partikel tanah yang mengandung tanah liat tinggi sehingga

konstruksinya sangat kuat.berdasarkan Kambhampati & Eggleton (2000), famili Termitidae merupakan famili terbesar dalam Ordo Isoptera dan mencakup tiga perempat spesies yang diketahui dan merupakan kelompok rayap yang paling maju. Jenis yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah Macrotermes gilvus. Rayap jenis ini ditemukan di empat lokasi yaitu di wilayah Padang, Sijunjung, Pesisir Selatan dan Dhamaraya. Sedangkan Macrotermes sp. dan Nasutitermes matangensis hanya ditemukan di tiga lokasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Roonwall (1970) dan Tarumingkeng (1971) yang menyatakan bahwa M. gilvus adalah spesies yang banyak ditemukan di habitat yang terbuka serta berasosiasi dengan permukiman (sebagai ciri habitat yang sudah terganggu). Rayap ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl. Tabel 1. Jenis-jenis rayap(isoptera) dan kehadirannya pada rumah-rumah adat di 7 wilayah Sumatera Barat Subfamili Lokasi Spesies I II III IV V VI VII Macrotermitinae 1. Macrotermes gilvus - - - 2. Macrotermes sp. - - - - Nasutitermitinae Nasutitermes matangensis - - - - Ket : I. Solok Selatan, II. Solok, III. Tanah Datar, IV. Sijunjung, V. Padang, VI. Pesisir Selatan, VII. Dhamasraya Gambar 1. Jenis-jenis rayap kayu yang ditemukan rumah-rumah adat Minangkabau Sumatera Barat. Rayap prajurit M. gilvus terdiri dari dua bentuk yaitu rayap prajurit mayor dan rayap prajurit minor. Identifikasi rayap prajurit M. gilvus menggunakan prajurit mayor. Menurut Ahmad (1965), M. gilvus mayor berfontanel pada bagian atas kepala, ujung labrum berhyalin, gigi marginal tereduksi, antena 17 segmen, memiliki sebaran rambut dan pronortum berbentuk pelana kuda (saddle shape). Salah satu ciri khas saat mengidentifikasi rayap prajurit M. gilvus yaitu terlihat adanya sepasang mandibula yang berukuran besar

berwarna lebih gelap dari kepala, simetris, dapat menutup dan tajam. Nasutitermes merupakan rayap tanah (ground-dweller), yang bersifat arboreal. Jenis sarang yang dihuninya adalah sarang karton (carton-nest). Sarang ini terbentuk dari campuran tanah, serasah kayu, saliva dan cairan feses. Sifat konstruksi sarang seperti kertas, rapuh dan mudah patah (Thorne & Haverty, 2000). N. matangensis ditemukan di wilayah Solok, Solok Selatan dan Tanah Datar. Rayap ini umum dijumpai di dataran tinggi. N. matangensis tersebar luas dari Semenanjung Malaya, Vietnam, Sumatera, Jawa, Kalimantan sampai Nikobar dan Pulau Chrismas (Samudera Hindia) (Roonwall, 1970). Habitatnya adalah hutan, terutama pada kayu lembab atau permukiman yang dekat dengan hutan (Tho, 1992). Prajurit N. matangensis memiliki bentuk tubuh yang kecil, kepala dan rostrum berwarna cokelat gelap, terdapat bulu (bristle) di sekitar tubuh, ujung nasus dengan empat bulu, kapsul kepala bulat, antena dengan 13 artikel, dimana artikel kedua sedikit lebih panjang dari keempat, ketiga terpanjang, keempat lebih pendek dari kelima (Syaukani & Thompson, 2011). Ciri khas karakter tubuh yaitu bermandibula seperti alat penusuk (nasut) yang meruncing pada ujungnya. Pada pengamatan karakter tubuh ketiga spesies, terdapat perbedaan jelas pada bentuk mandibula dan letak fontanelnya. Fontanel pada M. gilvus dan Macrotermes sp., berada dibagian tengah kepala sedangkan N. matangensis terletak di ujung nasutnya. Kehadiran rayap pada masingmasing rumah adat dapat dilihat pada Gambar 2. Dari tiga jenis rayap yang ditemukan, ternyata M. gilvus memiliki Frekuensi Kehadiran yang paling tinggi yakni 42,85%, diikuti oleh N. matangensis (35,72%) dan Macrotermes sp. (21,41%). Hasil penelitian Primanda, Ischak dan Basukriadi (2003) di kampus Universitas Indonesia mendapatkan enam jenis rayap, jenis M. gilvus paling sering dtemukan. Gambar 2. Frekuensi kehadiran jenis rayap pada rumah adat Minangkabau Rayap Macrotermes merupakan rayap yang banyak tersebar di Asia Tenggara terutama banyak ditemukan di Indonesia, Malaysia dan Thailand (Tho 1992), Oleh karena itu informasi mengenai distribusi spasial dari rayap Macrotermes ini di habitat alaminya penting untuk segera diketahui karena belakangan ini telah tersebar diluar habitat alaminya. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis rayap yang menyerang rumah-rumah adat Minangkabau ada tiga jenis yang tergolong ke dalam dua genera dan dua subfamili. Subfamili Macrotermitinae ditemukan dua jenis yaitu Macrotermes gilvus dan Macrotermes sp., sedangkan subfamili Nasutitermitinae hanya

didapatkan satu jenis yaitu Nasutitermes matangensis. Semua rumah adat yang diperiksa terserang rayap, jenis M. gilvus memiliki frekuensi kehadiran tertinggi. Ucapan Terima Kasih Penulis mengaturkan terima kasih kepada DP2M DIKTI atas biaya yang telah diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor, Wakil Rektor III, Dekan FMIPA Universitas Andalas atas bantuan dana dan fasilitas yang diberikan. Juga kepada Prof. Dr. Dahelmi dan Dr. Henny Herwina yang telah membimbing dan memberi spirit kepada penulis dalam penyelesaian penelitian ini. 5. REFERENSI Ahmad M. 1965. Termites (Isoptera) of Thailand. Bull. Amer. Nat. His. 131: 33-195. Amir M. 2003. Rayap dan Peranannya. Dalam: M. Amir, Kahono. S. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat. Biodiversity Conservation Project. LIPI : 51-62. Borror JD, Triplehorn AC. dan Johnson FN. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Handru A. 2012. Jenis-Jenis Rayap (Isoptera) Di Kawasan Hutan Bukit Tengah Pulau Dalam Areal Perkebunan Kelapa Sawit, Solok Selatan. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA Universitas Andalas, Padang. Kambhampati S, Eggleton P. 2000. Taxonomy and phylogeny of Termites. In Abe T, Bignell DE, Higashi M. Termites Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Dordecht: Kluwer Academic. pp: 1-23. Nandika D, Rismayadi Y, Diba F. 2003. Rayap, Biologi dan Pengendaliannya. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Primanda A, Ischak TM and Basukriadi A. 2003. Termite Species Richness On The Campus of Universitas Indonesia. Makara, Sains 7(1): 9-14 Riny SM. 2007. Identifikasi rayap kasta prajurit di Wilayah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) Serpong, Banten. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Roonwal ML. 1961. Termites Macrotermes gilvus malayanus (Haviland) (Termitidae) in Burma. Proc. Nat. Inst. 2: 308-316. Roonwal ML. 1970. Termites of the Oriental Region. Di dalam: Krishna K, Weesner FM, editor. Biology of Termites. Vol. 2 : 315-391. Suharyon. 1987. Jenis-Jenis Rayap Yang Terdapat pada Tanaman Cengkeh di Kebun Percobaan Sub Balitro Laing, Solok. Tesis Sarjana Biologi UNAND, Padang. Suin N. 1992. Rayap Kayu di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi Universitas Andalas. Jurnal MIPA, Vol. 1. No.2: 25-35 Syaukani. 2006. A Guide to the Nasus Termites (Nasutitermitinae, Termitidae) of Kerinci Seblat National Park Sumatra). Yogyakarta: Mitra Barokah Abadi. Syaukani, Thompson GJ. 2011. Taxonomic notes on Nasutitermes and Bulbitermes (Termitidae, Nasutitermitinae) from the Sunda region of Southeast Asia based on morphological and molecular

characters. Zookeys 148: 135-160. Tarumingkeng R.C. 1971. Biologi dan Pengendalian Rayap Perusak Kayu. LPPK. Tho YP. 1992. Termites of Peninsular Malaysia. Malayan Forest Records. Forest Research Institute Malaysia, Kepong. No. 36, 224p. Thorne BL, Haverty MI. 2000. Nest growth and survivorship in three species of Neotropical Nasutitermes (Isoptera: Termitidae). Environ Entomol 29 (2): 256-264.