BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PENGEMBALIAN KREDIT SEPEDA MOTOR PEDAGANG AYAM BROILER

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

1. PENDAHULUAN. Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta bertambahnya jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kesempatan di bidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan kinerja pembiayaan di tahun yang lalu.

I. PENDAHULUAN. Di lingkungan industri otomotif, bisnis sepeda motor memiliki. tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Selama tiga tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. ada menyebabkan masyarakat yang berpenghasilan rendah sulit untuk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan

I. PENDAHULUAN. akan barang dan jasa juga semakin meningkat. Kebutuhan suatu kendaraan

BAB I PENDAHULAN. dan diteliti; organisasi merupakan sarana mencapai sasaran sebab itu banyak

I. PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB V PENUTUP. Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

2018 Rp miliar. Laba bersih** (2) Laba bersih per saham (2) 31 Maret 2018 Rp miliar. Nilai aset bersih per saham***

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang surut.

I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia pada. umumnya dan di Propinsi Banten pada khususnya, serta kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor oleh masyarakat dan untuk mengurangi risiko

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. seperti leasing, factoring kartu kredit dan sebagainya. Target pasar dari model

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. besar seperti Medan. Selain itu tingkat konsumsi masyarakat mengalami

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

BAB I PENDAHULUAN. dijual maka kas akan langsung diperoleh. Namun untuk penjualan redit,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya PT Federal International Finance (FIF)

Hidup Lebih Sejahtera Berkat Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang dicita-citakan maka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri transportasi mengalami kemajuan pesat. Salah satu

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan bisnis semakin ketat. UKDW

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Tentang PT. Federal Internasional Finance Bangkinang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembeli untuk meminta barang yang tersedia di pasar. Dengan

I. PENDAHULUAN. adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan

Jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ekonomi tinggi, menengah dan rendah. hukum. Kehadiran berbagai lembaga pembiayaan membawa andil yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah krisis finansial dunia yang terjadi saat ini perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. lagi, karena saat ini banyak sekali perusahaan yang ingin berkembang. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh. atau kegiatan membutuhkan modal untuk membayar usaha yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

UNISKA TABUNGAN

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kinerja Positif di Kuartal I 2014 Didukung oleh Kinerja Operasional Seluruh Anak Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK. 1.1 LatarBelakangPemilihanBidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. di bedakan dalam beberapa jenis kredit. Pembedaan jenis-jenis kredit sangat

Pendapatan bersih (7) Laba bersih* (22) Laba bersih per saham (22) 31 Maret 2016 Rp miliar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah indikator Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

BERITA PERS. MPMX Bukukan Kenaikan Laba Bersih 41% dan Pendapatan 29% di Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan citra yang baik dan unggul bagi produknya. Setiap konsumen

hilir, subsektor usahatani dan subsektor agribisnis hulu yang berada atau tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membeli dengan cara kredit sudah menjadi hal yang sangat biasa ditengah masyarakat dewasa ini, baik masyarakat diperkotaan sampai masyarakat dipedesaan terutama untuk memenuhi kebutuhan yang sulit dijangkau dengan cara membeli cash atau tunai, seperti kepemilikan rumah dan kepemilikan kendaraan. Selain bank dan koperasi yang sudah dikenal masyarakat dalam penyaluran kredit permodalan, melalui surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri tahun 1974, yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan, lahirlah lembaga pembiayaan (Multi Finance) di Indonesia (Dahlan, 2006). Pada tahun 1999 perusahaan pembiayaan mampu berkembang cukup mengesankan, tepat setelah bangsa Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 sampai 1998. Jumlahnya terus mengalami peningkatan pesat, yaitu sebanyak 6,778 perusahaan sampai tahun 2007 menjadi sebanyak 11,204 perusahaan. Hal tersebut dipengaruhi iklim investasi dan perekonomian Indonesia yang sudah mengalami pemulihan, bahkan berdasarkan ramalan Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) perusahaan pembiayaan terutama yang bergerak dibidang pembiayaan otomotif akan terus mengalami penambahan sampai akhir tahun 2014 (Jurnal PT. FIF, 2008). Perusahaan leasing di Indonesia telah ikut berperan aktif dalam memberikan kredit kepada masyarakat, jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan transportasi, kini semakin memperluas produk pembiayaannya pada keperluan alat-alat kantor, manufaktur, konstruksi dan alat-alat pertanian. Melalui perusahaan pembiayaan atau leasing, setiap calon nasabah yang modalnya kurang atau menengah dapat memperoleh barang-barang untuk kegiatan operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jika mengajukan kredit

kepada bank konvensional yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang besar, sehingga menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana dibandingkan dengan membeli secara tunai (Djohan, 2006). Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembiayaan adalah PT.FIF (Federal International Finance), merupakan anak perusahaan dari Astra Group Company (AGC) yang bergerak dibidang pembiayaan sepeda motor produksi Astra Honda Motor (AHM). PT. FIF berdiri pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance yang bergerak dibidang multi finance dan pada tahun 1991 berubah nama menjadi PT. Federal International Finance setelah bergabung dibawah bendera perusahaan PT. Astra International Tbk. Kemudian PT. FIF ditempatkan pada Divisi Jasa Keuangan Pembiayaan Konsumen, yaitu pembiayaan kredit sepeda motor merek Honda produksi PT.AHM (Astra Honda Motor) dari Divisi Otomotif. PT.FIF memberikan fasilitas kemudahan bagi semua calon konsumennya untuk mengambil kredit sepeda motor, yaitu dengan hanya menunjukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), serta dengan memberikan uang muka, maka kendaraan sepeda motor dapat langsung dibawa pulang. Selain itu PT. FIF juga memberikan pelayanan maksimal untuk melakukan pembayaran angsuran kapanpun dan dimanapun secara on line, yaitu : melalui kantor post, debet ATM (Anjungan Tunai Mandiri) Bank BNI, BRI, BCA, NISP dan PERMATA, serta menempatkan CS (Customer Service) di Dealer-dealer Honda dan service Collector yang melakukan pengambilan angsuran ke rumah-rumah konsumen secara langsung. 1.2 Perumusan Masalah

PT. FIF fokus pada usaha pembiayaan sepeda motor untuk masyarakat secara umum dari semua kalangan baik disektor agribisnis ataupun sektor non agribisnis, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Konsumen PT. FIF Pada Sektor Agribisnis dan Sektor Non Agribisnis No Sektor Agribisnis Sektor Non Agribisnis Bidang Usaha Persenta Persentase Bidang Usaha se (%) (%) 1 Petani 4,49 Jasa 30,54 2 Nelayan 3,68 Karyawan 21,67 3 Pedagang Pedagang non 7,88 agribisnis agribisnis 16,87 4 Peternak 3,44 Wiraswasta 11,43 Sumber : Marketing HO PT.FIF (Federal International Finance) 2008 Tabel 1 menunjukan bahwa konsumen PT. FIF dari sektor non agribisnis lebih banyak dibandingkan dengan konsumen sektor agribisnis, terutama dari konsumen yang bekerja dibidang jasa sebanyak 30,54 persen, yaitu didominasi oleh konsumen yang bekerja pada jasa sewa angkutan dengan sepeda motor atau yang sering disebut ojek. Sedangkan konsumen pada sektor agribisnis meskipun masih terbilang sedikit, tapi peluang untuk dikembangkan sebagai pangsa pasar potensial bagi PT. FIF sangat tinggi terutama di Bogor. Warga Bogor sebanyak 33 persen memiliki mata pencaharian disektor agribisnis, seperti : pertanian, perkebunan, peternakan, agrowisata, perdagangan hasil pertanian dan lainnya (Kartini.R, 2002). PT. FIF yang fokus pada pembiayaan sepeda motor memiliki peluang untuk mendapatkan konsumen dari sektor agribisnis di Bogor, terutama pada pedagang Ayam Broiler dan pedagang sayur. Jumlah perusahaan ayam Broiler di Bogor meningkat mulai tahun 1999 dari 36 perusahaan menjadi 64 perusaahaan pada tahun 2000 (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2000). Sedangkan jumlah pedagang sayuran di Bogor juga terus mengalami peningkatan sekitar 65 persen pada tahun 2000. Mulai dari pedagang besar atau tengkulak, pedagang pengecer, sampai pedagang keliling yang

terkonsentrasi dibeberapa pasar, seperti : pasar Kebon Kembang, pasar Baru/pasar Anyar, pasar Ramayana, pasar Merdeka, pasar Sukasari, pasar Gunung Batu, pasar Citeureup, pasar Cibinong, pasar Leuwiliang, pasar Ciawi dan pasar Cipanas (Kartini.R, 2002) Kondisi geografis wilayah di Bogor yang sebagian besar pegunungan dengan infrastruktur jalan secara umum kurang baik, membuka peluang untuk menggunakan alat transportasi seperti sepeda motor. Para pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur tidak harus menunggu sampai mendapatkan dana yang cukup untuk membeli secara tunai, cukup menunjukan kartu identitas dan surat keterangan usaha untuk mendapatkan kredit sepeda motor pada PT. FIF (Federal International Finance). Dalam menjalankan kegiatan usahanya PT. FIF memiliki kendala yang menjadi resiko dalam bisnis pembiayaan, seperti kredit macet. Pada tahun 2008 PT. FIF membukukan asset bisnis sebesar 13 Triliun dengan nilai NPL (non perfoming loan) sebesar 6,2 persen, yang berada 1,2 persen lebih tinggi dibandingkan ketentuan dari Bank Indonesia untuk rasio NPL yang efektif, yaitu sebesar 5 persen. PT. FIF cabang Bogor, adalah salah satu cabang dengan predikat Big Branch atau cabang dengan jumlah konsumen yang besar. Sampai akhir tahun 2008 PT.FIF cabang Bogor membukukan konsumen sebanyak 40.264 konsumen, dimana 347 konsumen atau 0,86 persen adalah pedagang ayam Broiler dan 2.675 konsumen atau 6,64 persen adalah pedagang sayur dengan tingkat kelancaran pembayaran angsuran seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Konsumen PT. FIF Cab Bogor Tingkat Pedagang Ayam Broiler dan Pedagang Sayur Tahun 2008 BULAN PEDAGANG AYAM BROILER (unit) (%) (unit) (unit) PEDAGANG SAYUR (unit) (%) JANUARI 285 33 10,37 2163 292 11,89 FEBRUARI 298 29 8,86 2198 280 11,29 MARET 335 32 8,71 2525 237 8,58

APRIL 352 36 9,27 2617 289 9,94 MEI 355 34 8,74 2685 271 9,16 JUNI 353 35 9,02 2598 202 7,21 JULI 338 31 8,40 2483 257 9,37 AGUSTUS 358 27 7,01 2659 227 7,86 SEPTEMBER 344 31 8,26 2576 277 9,70 OKTOBER 342 26 7,06 2618 200 7,09 NOPEMBER 339 27 7,37 2465 296 10,72 DESEMBER 314 33 9,51 2435 240 8,978 Sumber : Data Konsumen PT.FIF Cabang Bogor Tahun 2008 Berdasarkan Tabel 2 Terjadi fluktuatif kelancaran dan ketidak lancaran pembayaran angsuran dalam rangka proses pengembalian kredit dari pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur kepada PT. FIF. Setiap bisnis tentunya memiliki resiko usaha terlebih untuk sektor agribisnis dengan karakteristik barang yang diperdagangkan mudah rusak, demikian pada pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur, dalam pengembalian kredit sepeda motor kedapa PT. FIF terlihat mengalami tingkat kemacetan kredit yang cukup tinggi. Pedagang ayam Broiler 8,52 persen mengalami kredit macet, sedangkan pedagang sayur 9,31 persen macet dalam pengembalian kredit sepeda motornya. Hal tersebut mencerminkan adanya beberapa faktor yang terindikasi mempengaruhi kelancaran atau ketidak lancaran pengembalian kredit dari pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur yang terjadi di PT.FIF cabang Bogor. Faktor-faktor yang diduga kuat mempengaruhi kelancaran atau ketidak lancaran, seperti : faktor usia, faktor tingkat pendidikan, faktor tanggungan keluarga, faktor pengalaman usaha, faktor omzet usaha, faktor jangka waktu pengembalian kredit, faktor pengalaman ambil kredit dan faktor beban bunga kredit. Faktor-faktor yang diduga kuat berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit, dikarenakan dapat mempengaruhi karakteristik individu dan karakteritik usaha konsumen. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi karakteristik individu konsumen, seperti faktor usia yang mempengaruhi keberanian dalam mengambil keputusan dan menjadi prasyarat pengajuan kredit, faktor tanggungan keluarga yang

mempengaruhi pengeluaran dan bertambahnya beban biaya hidup, faktor jangka waktu pengembalian yang mempengaruhi pola pembayaran angsuran, faktor pengalaman ambil kredit yang mempengaruhi pengetahuan konsumen terhadap peratuan kredit dan faktor tingkat pendidikan mempengaruhi pemahaman dalam proses akad kredit seperti : jatuh tempo pembayaran, asuransi dan pasal-pasal hukum yang disepakati. Sedangkan beberapa faktor yang diduga mempengaruhi karakteristik usaha konsumen, seperti faktor pengalaman usaha yang mempengaruhi resiko kegagalan usaha, faktor beban bunga yang mempengaruhi kemampuan pembayaran angsuran dan faktor omzet usaha yang menentukan tingkat pendapatan usaha. Faktor-faktor yang sudah diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit inilah yang akan dianalisis dalam penelitian ini, sehingga dapat diketahui apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kelancaran pengembalian kredit. PT.FIF menawarkan beberapa keuntungan kepada calon konsumennya untuk memberikan daya tarik tersendiri, seperti : pemberian hadiah, kredit tanpa uang muka dan cepatnya proses pencairan kredit. Bagi PT. FIF meningkatnya jumlah pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur yang mengajukan kredit sepeda motor, haruslah bisa ditangani secara cermat dan menerapkan prinsip kehati-hatian pada awal pengajuan kredit untuk meminimalisir kerugian. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat membantu memberi informasi sebagai bahan pertimbangan dan saran yang bermanfaat bagi PT. FIF. Lebih spesifik lagi permasalahannya adalah : 1. Fakor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit bagi pedagang ayam Broiler?.

2. Fakor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit bagi pedagang sayur?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis fakor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit bagi pedagang ayam Broiler. 2. Menganalisis fakor-faktor yang mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit bagi pedagang sayur. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengajuan kredit sampai pada proses pengembalian angsurannya. Bagi peneliti, mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang pembiayaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan wacana penelitian lebih lanjut. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana melatih diri dalam mengamati dan menganalisis fenomena yang terjadi dimasyarakat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kelancaran dan ketidak lancaran pengembalian kredit sepeda motor pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur kepada PT FIF. Studi ini dibatasi pada kasus yang terjadi di PT FIF cabang Bogor, terutama pengembalian kredit dari pedagang ayam Broiler dan pedagang sayur tingkat menengah dan kecil. Data yang dibutuhkan adalah data hasil wawancara dengan pedagang ayam Broiler