Basuki Haryono Siti Rochani Atik Catur Budiati Siany Indria Liestyasari Siti Chotidjah

dokumen-dokumen yang mirip
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

Facebook :

BAB II KAJIAN TEORI. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Belajar adalah

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

Tujuan Instruksional Khusus

Sosiologi Kontekstual X SMA & MA

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

TEORI DAN METODOLOGI

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Rangkuman UAS Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05)

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Slamet Widodo

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

INDIVIDU DAN MASYARAKAT OLEH : NUR HIDAYAH

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

TEORI-TEORISOSIOLOGI OLEH. GUMGUM GUMILAR, M.SI

BAB II KAJIAN TEORI. divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. 1

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB II KERANGKA TEORI

Oleh: Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si KONSEP, MATERI DAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SOSIOLOGI STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Bondet Wrahatnala. Jilid 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Bondet Wrahatnala

Etika dan Filsafat. Komunikasi

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1

Sosiologi Pendidikan Sosiologi Politik Sosiologi Hukum Sosiologi Agama Sosiologi Komunikasi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MAX WEBER

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

RUMUSAN WORKSHOP NASIONAL PENGELOLAAN JURNAL DAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH INTI PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA SOSIOLOGI

MASALAH-MASALAH POKOK TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

SILABUS KEGIATAN. Mengkaji referensi mengenai interaksi sosial berdasarkan. Tes lisan Tes tertulis Pengamatan. pengertiannya

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPKS) 1. Mata Kuliah Pengantar Sosiologi 2. Kode Mata Kuliah ISS 3. Semester Ganjil 2010/2011

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

KATA PENGANTAR Prof. Kamanto Sunarto Guru Besar Emeritus Departemen Sosiologi Universitas Indonesia

BAB I PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

Keterkaitan antara Kebudayaan Material dan Non Material. dengan Struktur Sosial

Transkripsi:

Penulis: Basuki Haryono Siti Rochani Atik Catur Budiati Siany Indria Liestyasari Siti Chotidjah P a g e i

KATA PENGANTAR Kehadiran modul ini merupakan bagian dari sistem pembelajaran yang diselenggarakan oleh Pemerintah untuk mendukung program Sertifikasi Guru bidang Sosiologi. Hal yang penting untuk dipahami bahwa Sosiologi bukanlah seperangkat doktrin yang kaku dan selalu menekan apa yang seharusnya terjadi. Ada banyak perspektif yang melingkupi kajian Sosiologi sehingga mampu mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik realitas sosial yang ada di dalam masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Peter Berger bahwa dunia ini bisa dipahami dan dikaji lebih mendalam dan diinterpretasikan sehingga gambaran dunia bukanlah sebagaimana nampaknya. Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni (pure science) yang hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri namun sosiologi juga menjadi ilmu terapan (applied science). Modul ini diharapkan dapat membantu para pengajar SMA untuk lebih memahami ilmu Sosiologi. Modul ini dibagi menjadi 8 bab yang masing-masing bab membahas konsep dasar (fundamental) dari ilmu Sosiologi. Modul ini berupaya menyesuaikan dengan kurikulum mata pelajaran Sosiologi di SMA meskipun ada pembenahan di beberapa hal untuk pengembangan studi sosiologi lebih lanjut. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk menyusun modul mata pelajaran sosiologi jenjang SMA. Namun, kami menyadari bahwa modul ini masih banyak kekurangannya. untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan untuk penulisan selanjutnya. Semoga modul akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang studi sosiologi bagi pengajar sosiologi khususnya. Surakarta, 31 Desember 2012 Tim Penyusun P a g e ii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Glossary... v Bab 1. Sosiologi Sebagai Ilmu Yang Mengkaji Hubungan Masyarakat dan Lingkungan - Pengantar...1 - Sejarah Lahirnya Sosiologi...1 - Pengertian Sosiologi...4 - Sosiologi Berparadigma Ganda...6 - Sumbangan Sosiologi bagi Masyarakat...7 - Metode Sosiologi...8 - Perspektif Teori Sosiologi...9 Bab 2. Nilai dan Norma Sosial - Pengantar... 11 - Nilai Sosial... 11 - Norma Sosial... 13 - Interaksi Sosial... 15 - Syarat Interaksi Sosial... 16 - Bentuk-bentuk Interaksi Sosial... 17 - Perspektif Teori Interaksi Sosial... 20 Bab 3. Sosialisasi dan Kepribadian - Pengantar... 23 - Pengertian Sosialisasi... 23 - Agen Sosialisasi... 25 - Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian... 25 - Teori Sosialisasi dan Kepribadian... 27 - Perilaku Menyimpang... 29 - Jenis-jenis Perilaku Menyimpang... 30 - Teori Perilaku Menyimpang... 31 - Pengendalian Sosial... 33 - Cara-cara Pengendalian Sosial... 33 Bab 4. Struktur Sosial - Pengantar... 36 - Pengertian Struktur Sosial... 36 - Diferensiasi Sosial... 38 - Stratifikasi Sosial... 39 - Dampak Stratifikasi Sosial... 44 - Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial... 45 Bab 5. Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural - Pengantar... 50 - Pengertian Kelompok Sosial... 51 - Jenis Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural... 51 - Faktor Penyebab Munculnya Masyarakat Multikultural... 53 - Konflik Sosial dalam Masyarakat Multikultural... 54 - Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multikultural... 57 Bab 6. Perubahan Sosial - Pengantar... 61 - Konsep Perubahan dalam Masyarakat... 61 - Teori Perubahan Sosial... 62 - Proses Perubahan Sosial... 64 - Faktor Penghambat dan Pendorong terjadinya Perubahan Sosial... 65 - Bentuk-bentuk Perubahan Sosial... 65 - Dampak Perubahan Sosial... 66 P a g e iii

Bab 7. Lembaga Sosial - Pengantar... 68 - Pengertian Lembaga Sosial... 68 - Karakteristik Lembaga Sosial... 69 - Tipe Lembaga Sosial... 70 Bab 8. Penelitian Sosial - Pengantar... 76 - Pengertian Penelitian Sosial... 76 - Rancangan Penelitian Sosial... 80 - Seminar Hasil Penelitian Sosial... 87 Daftar Pustaka... 89 P a g e iv

GLOSSARY Akulturasi; Proses pengambilan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu Amalgamasi; Perbauran biologis antara dua atau lebih ras manusia yang berbeda ciri-ciri fisiknya sehingga mereka menjadi satu rumpun. Anomie; Kondisi masyarakat yang tidak memiliki seperangkat norma dan nilai yang konsisten yang dapat dihayati dan digunakan sebagai pedoman oleh para anggota masyarakat itu Applied science (Ilmu pengetahuan terapan); Metodologi ilmiah yang digunakan dalam pengembangan pengetahuan yang dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Asimilasi; Peleburan dua kebudayaan atau lebih sehingga menjadi satu kebudayaan Case study (Studi kasus); Studi mendalam terhadap suatu peristiwa, tempat, orang, kelompok, atau lembaga tertentu Counterculture; Sebuah kebudayaan khusus (subkultur) yang tidak hanya berbeda dnegan kebudayaan masyarakat yang berlaku dan diterima, tetapi juga bertentangan dengan kebudayaan masyarakat tersebut Cross-sectional study (Studi lintas-seksional); Studi yang mencakup sejumlah besar fenomena dan sampel serta dilakukan dalam jangka waktu tertentu Difusi; Penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya atau dari suatu masyarakat ke masyarakat lainnya Discovery; Persepsi manusia terhadap aspek kenyataan yang sudah ada dan telah disepakati bersama Diskriminasi; Perbedaan perlakuan terhadap sesama manusia, pembatasan kesempatan atau imbalan yang berdasarkan ras, agama, atau kelompok etnik Etnosentrisme; Kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan kebudayaan sendiri Evaluation study (Studi evaluasi); Studi yang menelaah hasil dari suatu program atau kebijakan. Extended Family (Keluarga Luas); Keluarga batih yang ditambah dengan beberapa anggota sank keluarga yang memiliki hubungan dekat. Folkways (Kebiasaan); Perilaku kebiasaan yang normal dan sering dilakukan serta merupakan ciri dari para anggota kelompok Gerakan Separatisme; Gerakan pemutusan hubungan terhadap golongan mayoritas yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menderita sebagai akibat dari adanya diskriminasi pada masa lalu sehingga mereka menghendaki terciptanya kehidupan sosial dan ekonomi yang terpisah Hegemoni ; Pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dan sebagainya dalam suatu negara atas negara lain atau suatu kelompok atas kelompok lain Integrasi Bangsa; Penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam suatu wilayah dan pembentukan suatu indentitas nasional Inovasi; Cara dimana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat. Invention; Suatu penggambungan (kombinasi) baru atau kegunaan baru dari pengetahuan yang sudah ada Interview study (Studi wawancara) ; Studi dimana para informan (pemberi informasi) menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Kelompok Etnik; Sejumlah orang yang memiliki persamaan ras dan warisan budaya yang membedakan mereka dengan kelompok lainnya Kepribadian; Keseluruhan perilaku seseorang bserta kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi Ketertiban Sosial; Sistem kemasyarakatan pola hubungan dan kebiasaan yang berjalan lancar demi mencapai tujuan masyarakat Konservatif; Seseorang yang mungkin saja dapat menerima perubahan-perubahan kecil, namun tetap yakin bahwa sistem sosial yang berlangsung pada hakikatnya sudah baik. Kebudayaan; Segala sesuatu yang dipelajari melalui masyarakat dan dilakukan oleh para anggota masyarakat, warisan sosial yang diterima oleh seseorang dari kelompoknya, sistem perilaku yang dimiliki bersama oleh para anggotanya. P a g e v

Kelompok Etnik; Sejumlah orang yang memiliki persamaan ras dan warisan budaya yang membedakan mereka dengan kelompok lainnya Longitudinal study (Studi longitudinal); Suatu studi menyangkut suatu fenomena yang sama pada masa tertentu Mores; Pandangan ketat mengenai hal yang benar dan salah yang mewajibkan tindakan tertentu dan melarang tindakan tertentu lainnya Nilai; Pandangan mengenai apa yang penting dan tidak penting, yang berguna dan yang tidak berguna Norma ; Pedoman untuk melaksanakan hubungan sosial dalam masyarakat yang berisi perintah, larangan dan anjuran agar seseorang agar dapat bertingkah laku pantas guna menciptakan ketertiban, keteraturan, dan kedamian dalam masyarakat Nuclear Family (Keluarga batih); Keluarga yang terdiri atas suami, istri dan beserta anak-anak mereka. Dapat juga disebut keluarga konjugal Perilaku Menyimpang; Perilaku pelangggaran terhadap norma-norma kelompok sosial atau masyarakatnya Konformitas merupakan perilaku yang mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut. Penyimpangan Primer; Penyimpangan yang bersifat sementara dan tidak banyak memberikan kerugian bagi masyarakat sekitar. Penyimpangan Sekunder; Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus meskipun sanksi telah diberikan. Pengendalian Sosial; Metode pengawasan terhadap masyarakat baik secara persuasif maupun memaksa sehingga perilaku anggota masyarakatnya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Pluralisme Budaya; Toleransi terhadap adanya perbedaan budaya dalam suatu masyarakat, memperkenankan kelompok-kelompok yang berbeda untuk tetap memelihara keunikan budaya masing-masing Primordialisme; Pemikiran yang mengutamakan atau menempatkan pada tempat yang pertama kepentingan suatu kelompok atau komunitas masyarakat. Pure Science (Ilmu pengetahuan murni); Upaya pengembangan pengetahuan baru tanpa memusatkan perhatian pada kegunaan atau hasil praktisnya Ras; Suatu kelompok orang yang agak berbeda dengan orang lain dalam segi ciri-ciri fisik bawaan. Reference Group; setiap kelompok yang menjadi model atau penuntun bagi keputusan dan tindakan seseorang Ritualisme; Perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan masyarakat. Retreatism; Perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan budaya dan juga tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan budaya. Rebellion (Pemberontakan); Bentuk adaptasi dimana orang tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya menciptakan suatu struktur sosial yang lain. Questionnaire study (Studi kuesioner); Studi yang datanya diperoleh dari jawaban yang diberikan oleh para informan dengan cara mengisi (menjawab) sejumlah pertanyaan setulis Science (Ilmu pengetahuan) ; Sejumlah pengetahuan yang teratur dan dapat dibuktikan yang diperoleh melalui penyelidikan ilmiah, suatu metode studi yang dipakai untuk memperoleh sejumlah pengetahuan yang bisa dibuktikan kebenarannya Simbol; Segala sesuatu yang melambangkan yang lain daripada benda (lambang) itu sendiri, misalnya kata, gerakan, atau bendera. Society (Masyarakat) ; Kelompok manusia yang secara nisbi mampu menghidupi kelompoknya, bersifat independen dan mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan, serta kebanyakan kegiatannya berlangsung di dalam kelompok itu sendiri. Sociology (Sosiologi) ; Studi ilmiah tentang kehidupan masyarakat Xenosentrisme; Sikap yang lebih menyenangi pandangan atau produk asing, lawan kata dari etnosentrisme P a g e vi

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN Standar Kompetensi: Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran sosiologi Kompetensi Dasar: 1. Memahami materi, struktur, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran sosiologi 2. Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan kriteria sosiologi yang dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan 2. Membedakan pengertian sosiologi sebagai ilmu murni dan sosiologi sebagai ilmu terapan 3. Menjelaskan metode-metode yang digunakan sosiologi 4. Membandingkan pejelasan sosiologi dalam pendekatan struktural fungsional dan pendekatan struktural konflik 5. Membandingkan pendapat ahli tentang konsep sosiologi 6. Menjelaskan sumbangan sosiologi dalam pembangunan kehidupan masyarakat A. Pengantar Tindakan sosial telah ada sejak manusia itu ada. Namun baru pada akhir abad 19, manusia berusaha menyusun sebuah ilmu tentang kehidupan sosial. Hal ini karena manusia mulai mempertanyakan tentang apa yang mendorong manusia melakukan tindakan sosial? Bagaimana kehidupan masyarakat itu berjalan? Bagaimana tindakan kekerasan sering terjadi dalam masyarakat? Melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut, manusia berusaha mencari jawabannya dengan cara yang dianggap ilmiah bukan lagi berdasarkan legenda, mitos ataupun dongeng semata. Pada perkembangannya, sejumlah ilmuwan berusaha menemukan suatu sistem pengetahuan yang mampu memverifikasi tindakan sosial manusia, hubungan antar manusia dan perilaku sosial budaya melalui kehidupan bermasyarakat. Gambaran jelas mengenai kehidupan manusia di dalam masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya dan fisik terkandung dalam ilmu Sosiologi. Dalam modul pertama ini, akan mempelajari tentang fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan. Pada kegiatan belajar ini, akan mengenal sejarah sosiologi (awal munculnya sosiologi), pengertian sosiologi menurut tokoh sosiologi, sumbangan sosiologi pada pembangunan sampai pada sosiologi sebagai ilmu pengetahuan berparadigma ganda yang berpengaruh pada metode-metode mempelajari sosiologi. Untuk itu bab 1 ini akan dibagi menjadi 3 kegiatan pembelajaran. Sejarah Lahirnya Sosiologi Pernahkan membayangkah hidup dalam situasi dan kondisi masyarakat yang penuh dengan konflik? Apa yang akan lakukan mengingat pada waktu itu tidak ada sesuatu dukungan apapun tentang sebuah konsep masyarakat. Hal ini memicu munculnya suatu ilmu yang dinamakan sosiologi. Sosiologi lahir karena keinginan untuk memahami kehiduan sosial dan cara orang bertindak di dalamnya. (Cabin, 2004: xii). Dalam sejarahnya, sosiologi berusaha untuk menjawab berbagai pertanyaan, yaitu: a. Pengetahuan tentang fenomena-fenomena kolektif. Sosiologi dianggap dapat menjawab perilaku patologis manusia sehingga dapat mewujudkan harmonisasi dalam masyarakat b. Sosiologi bertujuan mendeskripsikan masyarakat dan fungsinya. Hal ini berangkat dari prinsip bahwa materi dasar kehidupan manusia adalah tindakan manusia sebagai individu (aktor) c. Kepedulian manusia untuk memahami kehidupan sosial secara ilmiah dan rasional sehingga sosiologi mampu membuktikan hukum-hukum fungsional dalam masyarakat d. Munculnya kritik dalam masyarakat untuk mengungkapkan suatu tatanan sosial yang tersembunyi. P a g e 1

Berbagai pertanyaan mendasar itu melahirkan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir sebagai ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu sosial lainnya lahir dari suatu kekacauan yaitu pada masa transisi ke arah masyarakat baru yang merupakan titik pertemuan antara tiga peristiwa, yaitu: a. Revolusi Politik (Revolusi Perancis) Perubahan masyarakat yang terjadi selama revolusi politik sangat luar biasa baik bidang ekonomi, politik dan sosial. Adanya semangat liberalisme muncul di segala bidang seperti penerapan dalam hukum dan undang-undang. Pembagian masyarakat perlahan-lahan terhapus dan disemua diberikan hak yang sama dalam hukum. b. Revolusi Ekonomi (Revolusi Industri) Abad 19 merupakan saat terjadinya revolusi industri. Berkembangnya kapitalisme perdagangan, mekanisasi proses dalam pabrik, terciptanya unit-unit produksi yang luas, terbentuknya kelas buruh dan terjadinya urbanisasi merupakan manifestasi dari hiruk-pikuknya perekonomian. Struktur masyarakat mengalami perubahan dengan munculnya kelas buruh dan kelas majikan dengan kelas majikan yang menguasai perekonomian semakin melemahkan kelas buruh sehingga muncul kekuatan-kekuatan buruh yang bersatu membentuk perserikatan. c. Revolusi Intelektual (Kemenangan rasionalisme, ilmu pengetahuan, dan positvisme). Auguste Comte yang mengumumkan datangnya zaman positivisme yaitu sebuah dunia yang didasarkan pada penjelasan ilmiah, yang tunduk pada pengetahuan tentang tindakan dan percobaan (eksperimental). Bahwa sebuah ilmu harus berdasarkan observasi empiris dan eksak tentang fenomena-fenomena sosial. Dari ketiga peristiwa tersebut semua berawal dari kondisi yang memprihatinkan. Terjadinya perubahan besar-besaran di tengah-tengah masyarakat yang mempengaruhi kehidupan ekonomi, sosial dan politik melahirkan suatu pemikiran bagaimana mengatur masyarakat sehingga tercipta keharmonisan dan keseimbangan masyarakat. Istilah sosiologi muncul pertama kali pada tahun 1839 pada keterangan sebuah paragraf dalam pelajaran ke 47 Cours de la Philosophie (Kuliah Filsafat) karya Auguste Comte. Tetapi sebelumnya Comte sempat menyebut ilmu pengetahuan ini dengan sebutan fisika sosial tetapi karena istilah ini sudah dipakai oleh Adolphe Quetelet dalam studi ilmu barunya yaitu tentang statistik kependudukan maka dengan berat hati Comte harus melepaskan nama fisika sosial dan merumuskan istilah baru yaitu sosiologi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu socius (masyarakat) dan logos (ilmu). Dengan harapan bahwa tujuan sosiologi adalah untuk menemukan hukum-hukum masyarakat dan menerapkan pengetahuan itu demi kepentingan pemerintahan kota yang baik. Sosiologi lahir di tempat yang berbeda yaitu Perancis, Jerman dan Amerika Serikat yang kemudian melahirkan mazhab-mazhab yang menunjukkan adanya beberapa kemajuan intelektual yang secara radikal bertentangan. Mazhab Perancis ditandai dengan personalitas Emile Durkheim melalui pendekatan yang obyektif dengan menggunakan model ilmu pengetahuan alam. Mazhab Jerman, membedakan antara ilmu pengetahuan alam dengan ilmu pengetahuan kejiwaan, penjelasan, serta cakupannya. Sedangkan di Amerika terkenal dengan Mazhab Chicago bertujuan untuk mengintervensi dan membahas permasalahan yang konkret secara empiris dengan membangun laboratoium, melakukan penelitian sampai mempublikasikan buku-buku dan majalah. Dari tempat-tempat lahirnya Sosiologi tersebut memunculkan banyak tokoh perintis sosiologi dan mulai menggeluti ilmu pengetahuan ini dan melakukan banyak penelitian tentang sebuah masyarakat dan permasalahan sosialnya. Mereka mencoba mencari sebuah pemikiran yang murni sosiologi karena selama kurun waktu tersebut sosiologi masih banyak terpengaruh dari ilmu filsafat dan psikologi yang telah terlebih dahulu ada. Sebelum pembahasan tentang fungsi sosiologi bagi perkembangan masyarakat, ada baiknya mengenal sumbangan pemikiran para tokoh perintis awal sosiologi (klasik) dan pemikiran tokoh sosiologi setelahnya. Auguste Comte (1798 1857) Tokoh sosiologi yang memiliki banyak julukan sebagai Bapak Sosiologi, Perintis Positivis dan Nabi sebuah Agama Baru. Salah satu sumbangan pemikiran sosiologi adalah tentang hukum kemajuan kebudayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu pertama, zaman teologis adalah zaman dimana masyarakatnya mempunyai kepercayaan magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju ke pemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia dimana orang mati mengatur orang hidup. Kedua, zaman metafisika yaitu masa masyarakat dimana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal. Ketiga, zaman P a g e 2

positivis yaitu masa dimana segala penjelasan gejala sosial maupun alam dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah). Karena memperkenalkan metode positivis maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri-ciri metode positivis adalah obyek yang dikaji berupa fakta, bermanfaat, dan mengarah kepastian serta kecermatan. Sumbangan pemikiran yang juga penting adalah pemikiran tentang agama baru yaitu agama humanitas yang mendasarkan pada kemanusiaan. Menurut Comte, intelektualitas yang dibangun manusia harus berdasarkan pada sebuah moralitas. Bagi Comte, kesejahteraan, kebahagiaan dan kemajuan sosial tergantung perkembangan perasan altruistik serta pelaksanaan tugas meningkatkan kemanusiaan sehingga masyarakat yang tertib, maju, dan modern dapat terwujud. Tetapi agama humanitas ini belum sempat dikhotbahkan Comte sebagai agama baru bagi masyarakat dunia karena pada tahun 1957, Comte meninggal dunia. Karl Marx (1818 1883) Lahir di Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniawan Yahudi. Pada tahun 1814 mengakhiri studinya di Unversitas Berlin. Karena pergaulannya dengan orang-orang yang dianggap radikal terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar Universitas dan menerjunkan diri ke kancah politik. Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas social yang tertuang dalam tulisannya berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas proletar. Menurut Marx, suatu saat kelas proletar akan menyadari kepentingan bersama dengan melakukan pemberontakan dan menciptakan masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud tetapi pemikiran tentang stratifikasi dan konflik social tetap berpengaruh terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan kapitalisme. Emile Durkheim (1858 1917) Merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif. Karya utamanya antara lain Rules of The Socioligical Method, The Division of Labour in Society, Suicide, Moral Education, dan The Elementary Forms of The Religious Life. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas dengan membedakan dua tipe utama solidaritas yaitu solidaritas mekanis yang merupakan tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemui pada masyarakat sederhana dan solidaritas organis ditandai dengan adanya saling ketergantungan antar individu atau kelompok lain, masyarakat tidak lagi memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Dalam pengembangan selanjutnya, Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu: a. Sosiologi harus bersifat ilmiah, dimana fenomena-fenomena social harus dipelajari secara obyektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya. b. Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain. c. Menjelaskan kenormalan patologi d. Menjelaskan masalah social secara sosial pula e. Mempergunakan metode komparatif secara sistematis Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul Suicide. Dengan menggunakan metode tersebut, Durkheim menjelaskan adanya pengaruh integrasi sosial terhadap kecenderungan individu untuk mengakhiri hidupnya sendiri (bunuh diri). Max Weber (1864 1920) Max Weber lahir di Erfurt pada tahun 1864. Menyelesaikan studi di bidang hukum, ekonomi, sejarah, filsafat, teologi dan mengajar disiplin ilmu tersebut di berbagai universitas di Jerman, serta terus-menerus menyebarluaskan terbentuknya ilmu sosiologi yang saat itu masih berusia muda. Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism yang berisi hubungan antara Etika Protestan (Sekte Kalvinisme) dengan munculnya perkembangan kapitalisme. Menurut Weber, ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk bekerja keras dengan harapan dapat menuntun mereka ke surga dengan syarat bahwa keuntungan dari hasil kerja keras tidak boleh untuk berfoya-foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup sederhana dan melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut agama ini semakin makmur karena keuntungan yang P a g e 3

dihasilkan ditanamkan kembali menjadi modal. Dan dari sinilah kapitalisme di Eropa berkembang pesat. Pengertian Sosiologi Setelah mengetahui perkembangan awal sosiologi, dapat diketahui bahwa sosiologi adalah salah satu ilmu sosial yang berumur paling muda diantara ilmu sosial lainnya yang dikenalkan oleh Auguste Comte. Satu pertanyaan yang menarik adalah apa yang sebenarnya menjadi pokok pembahasan dalam sosiologi? Sebelumnya telah melihat bahwa ilmu sosiologi muncul ketika terjadinya kekacauan-kekacauan dalam masyarakat dunia sehingga melahirkan tokoh-tokoh sosiologi. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian sosiologi dari sudut pandang tokoh sosiologi klasik mulai Auguste Comte sampai tokoh sosiologi modern George Simmel. 1. Auguste Comte Sosiologi adalah studi tentang statika sosial (social statics) dan dinamika sosial (social dynamics). Dalam hal ini statika sosial mewakili stabilitas sedangkan dinamika mewakili perubahan. Dengan memakai analogi biologi, Comte menyatakan hubungan antara statika sosial dengan dinamika sosial dapat disamakan dengan hubungan antara anatomi dan fisiologi dan menganggap masyarakat seperti organisme hidup artinya masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain. Akan tetapi pada akhirnya Comte tidak benarbenar mengembangkan pemikiran ini. 2. Emile Durkheim Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu. Adapun ciri fakta sosial adalah: a. Bersifat eksternal terhadap individu artinya fakta social berada di luar individu. b. Bersifat memaksa individu. c. Bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam satu masyarakat. Fakta sosial dibagi menjadi 2 yaitu fakta sosial yang bersifat material dan non material. Adapun ciri-ciri fakta sosial yang bersifat material adalah: a. Berusaha menjelaskan ciri-ciri dasar kehidupan kaitannya dengan kondisi praktis material dari eksistensi manusia. Kondisi tersebut meliputi lingkungan fisik, tingkat teknologi, dan sistem organisasi ekonomi b. Sifat-sifat tersebut sebagai pembentuk prasyarat dasar eksistensi manusia c. Jenis teknologi dan sistem ekonomi yang berbeda akan melahirkan jenis pola-pola sosial yang berbeda d. Menganggap gagasan dan nilai-nilai berasal dari pola-pola yang diciptakan sebelumnya e. Gagasan dan nilai-nilai bukanlah sesuatu yang lahir sebagai respon terhadap berbagai kondisi material dan sosial yang telah mapan f. Contoh fakta sosial yang bersifat material adalah bentuk-bentuk arsistektur sebuah bangunan (masjid, gereja, rumah adat,dll), komponen morfologi masyarakat (distribusi penduduk, tata ruang daerah,dll). Sedangkan ciri-ciri fakta sosial non material adalah: a. Berusaha memahami (verstehen), makna, kepercayaan dan nilai-nilai dasar yang membentuk pola-pola perilaku (tindakan) masyarakat, tentang realitas sosial b. Setiap masyarakat merupakan jalinan makna, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut bersama, kepercayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat yang dapat membentuk struktur dan cara-cara dasar masyarakat dalam mengorganisir kehidupan sosial c. Contoh fakta sosial yang bersifat non materiil adalah adat istiadat, nilai-nilai/norma yang disepakati bersama dalam masyarakat, kesadaran sosial, maupun situasi sosial yang sedang terjadi 3. Max Weber Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang tindakan sosial. Masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Lebih lanjut, Weber menjelaskan sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dengan cara melakukan interprestasi atas tindakan sosial. Bertitik tolak dari konsep dasar tentang P a g e 4

tindakan sosial, Weber menyebutkan ada lima ciri pokok yang menjadi sasaran penelitian ilmu sosiologi: a. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif. b. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif. c. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. d. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. e. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah kepada orang lain itu. 4. George Simmel Sosiologi bagi Simmel bertujuan untuk mempelajari dan menguraikan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Masyarakat terdiri dari orang yang mempersatukan diri melalui relasi-relasi timbal balik. Dalam memberikan penjelasannya, lebih lanjut Simmel memberikan pengertian dasar tentang hal ini, yaitu: a. Masyarakat terdiri dari dari jariangan relasi-relasi antara orang yang menjadikan mereka bersatu. Masyarakat merupakan sekumpulan pola perilau yang disepakati dan ditunjang bersama. Interaksi anggota yang bertumpu pada konsepsi-konsepsi dan pola-pola perilaku yang ditunjang bersama, itulah satu-satunya titik tolak agar kita mencapai suatu pengertian akan masyarakat yang sebenarnya. b. Relasi-relasi aktif antara yang berkelompok atau bermasyarakat tidak semua sama sifatnya. Di zaman sekarang ini, terdapat kecenderungan dalam masyarakat untuk menggantikan pola relasi yang bersifat personal dan afektif dengan pola yang bersifat fungsional dan rasional. c. Kesatuan-kesatuan sosial tidak hanya terbentuk dari relasi-relasi integratif dan harmonis. Untuk mencapai strukturisasi sosial yang sehat maka kritik, oposisi, persaingan, konflik sama-sama diperlukan seperti kerjasama, persahabatan, kesesuaian paham, partisipasi,dll. d. Tidak semua kesatuan sosial mempunyai lama waktu dan intensitas yang sama. Ada kelompok yang mempunyai frekuensi interaksi dan integrasi yang rendah tetapi ada juga kelompok yang mempunyai frekuensi interaksi dan integrasi yang tinggi. Semakin pentinglah hal yang mempertemukan orang dalam relasi-relasi timbal balik, semakin cepatlah juga relasi-relasi itu dilembagakan menjadi pranata. 5. C Wright Mills Satu pernyataan yang penting dari Mills adalah bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadi di dunia maupun apa yang ada dalam diri sendiri manusia memerlukan apa yang dinamakan dengan sociological imagination (khayalan sosiologis). Pemikiran ini bertujuan untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Untuk melakukannya diperlukan dua peralatan pokok yaitu personal troubles of millieu (gangguan pada lingkungan pergaulan bersifat pribadi) dan public issues of social structure (isu-isu umum tentang struktur sosial). 6. Peter Berger Suatu konsep yang digeluti oleh Berger adalah masalah sosiologis. Suatu masalah sosiologi tidak sama dengan suatu masalah sosial karena masalah sosiologis menyangkut pemahaman terhadap interaksi sosial. Seorang ahli sosiologi dapat mempelajari pengangguran, kemiskinan, pelacuran (sering disebut masalah sosial) tetapi dapat pula mempelajari mengapa suatu kelompok masyarakat lebih berhasil meraih sukses daripada yang lain atau tentang kemajuan lainnya. 7. Alex Inkeles Sosiologi mempunyai tiga pokok bahasan yang khas yaitu hubungan sosial, institusi dan masyarakat. Hubungan sosial merupakan molekul kehidupan sosial. Hubungan sosial merupakan satuan analisis khas sosiologis. Sistem kompleks hubungan sosial itulah yang akan membentuk institusi. Menurut Inkeles sosiologi tidak hanya membahas bagian-bagian tertentu masyarakat melainkan dapat pula mempelajari masyarakat itu sendiri sebagai satuan analisa. P a g e 5

KOTAK PENGETAHUAN Objek Kajian Sosiologi Dalam perspektif struktural fungsional, Talcott Parsons mendeskripsikan masyarakat sebagai suatu sistem yang stabil dan terorganisasi melalui 4 fungsi Adaptation, Goal, Integration, dan Lattent pattern (AGIL). Sebuah masyarakat akan tetap eksis apabila fungsi adaptasi (A) terhadap lingkungannya dapat menjamin kelangsungan hidup masyarakat tersebut lebih lama, selanjutnya mengejar tujuan (G) sebab suatu sistem hanya akan berfungsi jika diorientasikan menuju suatu tujuan yaitu integrasi (I) para anggota terhadap kelompok, dan akhirnya terpeliharanya model-model dan norma (L). Sumber: Dortier, 2004:107-108 Sosiologi Berparadigma Ganda Berawal dari pemikiran Thomas Kuhn bahwa perkembangan ilmu pengetahuan bukan bersifat kumulatif melainkan bersifat revolusi. Hal ini mendorong lahirnya paradigma dalam ilmu pengetahuan. Bagi Kuhn, paradigma adalah suatu pandangan mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu. Dari konsep yang dikemukakan oleh Kuhn, George Ritzer berusaha menjembatani teori sosiologi yang dihasilkan pada tokoh untuk memantapkan posisi sosiologi sebagai ilmu pengetahuan meskipun pada perkembangannya tidak hanya terbatas pada 3 paradigma yaitu fakta sosial, definisi sosial dan perilaku sosial. Paradigma menggolong-golongkan, mendefinisikan, dan mengubung-hubungkan antara exsemplar, teori-teori, metode serta peralatan analisis yang terkandung didalammya. Ada 3 hal yang membedakan paradigma dalam mempelajari sosiologi yaitu: a. Pandangan filsafat yang mendasari pemikiran ilmuwan (tokoh sosiologi) berbeda b. Sebagai konsekuensi logis dari pandangan filsafat maka teori yg dibangun dan dikembangkan juga berbeda c. Pada akhirnya melahirkan metode yang digunakan juga berbeda Di satu sisi, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sebagai sebuah ilmu pengetahuan maka sosiologi sekurang-kurangnya harus dirumuskan dalam dua cara, pertama suatu ilmu adalah satuan kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang diperoleh melalui suatu penelitian ilmiah dan kedua, adalah suatu ilmu adalah suatu metode untuk menemukan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji. Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan dan mampu berdiri sendiri karena telah terpenuhinya unsur-unsur ilmu pengetahuan sebagai berikut: a. Empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif b. Teoritis yaitu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hail observasi. Abstraksi merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. c. Kumulatif, bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. d. Bersifat non-etis, yang dipersoalkan dalam sosiologi bukan baik buruknya fakta tetapi bertujuan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. Pertanyaannya sekarang termasuk dalam ilmu pengetahuan apa sosiologi itu? Pada perkembangannya, terdapat perdebatan apakah sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) atau ilmu terapan (applied scinence). Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan adalah pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak sarjana atau tokoh sosiologi yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan tetap mencari pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan praktisnya, sehingga sosiologi adalah ilmu murni dan ilmu terapan. P a g e 6

KOTAK PENGETAHUAN Membandingkan Sosiologi Murni dan Terapan Sosiologi Murni (Dasar) Sosiologi Terapan Khalayak : Sesama Sosiolog Khalayak : Klien Produk : Pengetahuan Produk : Perubahan Konstruksi teori: menguji hipotesis Penelitian dasar kehidupan sosial, cara kelompok mempengaruhi manusia Jalan tengah: kritik terhadap masyarakat & kebijakan sosial Sumber: DeMartini, 1982 dalam Henslin, 2007:11 Analisis masalah khusus, evaluasi keefektifan kebijakan dan program Menawarkan penyelesaian masalah, mengusulkan cara memperbaiki kebijakan Menerapkan penyelesaian masalah (sosiologi klinis) Sumbangan Sosiologi bagi Masyarakat Sekarang ini sosiolog mulai dipekerjakan sebagai konsultan ahli di pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, dan badan-badan sosial lainnya. Di Indonesia, sosiologi telah banyak digunakan sebagai alat untuk membantu atau memecahkan masalah sosial. Menurut Horton & Hunt (1984), peran sosiolog terbagi menjadi 5 yang mampu memberikan alternatif pengembangan karir sosiologi. 1. Sebagai Ahli Riset (Peneliti) Tugas utama seorang sosiolog adalah mencari dan mengorganisasi ilmu pengetahuan tentang kehidupan sosial. Melalui penelitian sosial, seorang sosiolog akan menjelaskan segala hal yang terjadi di dalam masyarakat dengan metode ilmiah sehingga menjadi lebih jelas bukan lagi berdasar cerita-cerita fiktif atau tahayul semata. 2. Sebagai Konsultan Kebijakan (Pengamat) Sosiolog dapat membantu meramalkan pengaruh dari suatu kebijaksanaan sehingga dapat memberikan sumbangan dalam pemilihan kebijakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Termasuk didalamnya pengaruh kebijakan tersebut bagi kehidupan masyarakat secara luas. 3. Sebagai Teknisi Sumbangan sosiologi dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan masyarakat, memberi saran-saran dalam hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan, masalah moral atau hubungan antar kelompok dalam suatu organisasi, penyelesaian berbagai masalah tentang hubungan antar manusia. Artinya, inilah saatnya sosiologi sebagai ilmu terapan yang mengkaji bidang khusus antara lain sosiologi pedesaan/perkotaan, sosiologi industri, psikologi sosial, sampai sosiologi organisasi. 4. Sebagai Guru Kegiatan mengajar adalah karir utama bagi sosiolog, meskipun kenetralan nilai versus komitmen nilai masih menjadi perdebatan. Sosiologi harus mampu keluar dari indoktrinasi sebagai pengembangan kode etik sebagai guru. 5. Sebagai Relawan Sosial Peran ini berkaitan dengan ciri sosiologi yang bebas nilai, yang mencoba menuntut peran utama dalam pengambilan keputusan tentang kebijaksanaan umum dan melibatkan diri dalam masalah utama masyarakat yaitu sebagai relawan sosial. Setelah mempunyai pemahaman dan pengertian mendalam tentang sosiologi, hal terpenting lainnya adalah mengetahui metode-metode penelitian dalam sosiologi sehingga mampu mempergunakan konsep-konsep sosiologi secara mudah. P a g e 7

Metode Sosiologi Ada banyak metode yang dilakukan para ahli dalam mempelajari sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Pada saat ini telah berkembang menjadi sebuah metodologi penelitian untuk memperdalam dan menganalisis perubahan-perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam sosiologi (Horton & Hunt, 1984), antara lain: a. Studi Cross-Sectional dan Longitudinal Studi Cross-Sectional adalah studi yang meliput suatu daerah pengamatan yang luas dalam suatu jangka waktu tertentu. Misalnya penelitian tentang pengukuran kepuasan dan ketidakpuasan terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudoyono selama satu tahun dengan penyebaran lokasi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar. Studi Longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian observasi sebelum dan sesudah. Misalnya melihat tingkat kemiskinan suatu daerah sebelum dan setelah mendapatkan bantuan dengan daftar pertanyaan yang sama. Secara sederhana, pengumpulan pendapat umum dalam skala nasional disebut studi cross-sectional sedangkan penggunaan daftar pertanyaan yang sama diulang dalam selang waktu akan diperoleh perbandingan disebut studi longitudinal. b. Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan Dalam penelitian laboratorium, subjek orang dikumpulkan di dalam suatu tempat atau laboratorium kemudian diberi pengalaman yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan. Sedangkan eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboratorium dimana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada obyek secara umum kemudian diamati hasilnya dan ditarik kesimpulannya. c. Metode Evaluasi Ini biasa dilakukan untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan dengan tujuan untuk melihat keberhasilan program melalui pengetahuan yang ilmiah. Misalnya tentang evaluasi pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam pendidikan nasional kita. Biasanya dalam penelitian evaluasi ini banyak menggunakan variabel yang harus dikendalikan dan tidak mudah karena seringkali hasil kesimpulan yang ada dengan kenyataannya berbeda. d. Metode Kuantitatif dan Kualitatif Merupakan metode dasar dalam sosiologi. Metode kuantitatif merupakan metode yang menggunakan angka-angka yang kemudian diolah dan diwujudkan dalam bentuk statistik seperti skala, tabel, indeks, dan lainnya. Yang termasuk metode kuantitatif adalah 1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus 2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum 3. Metode empiris, yaitu metode yang mengutamakan keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat 4. Metode rasional, yaitu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah 5. Metode Fungsional, metode yang dipergunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan struktur sosial masyarakat. Metode kualitatif merupakan metode yang lebih menekankan pada terjadinya interaksi yang membentuk tindakan, dan kondisi sosial tertentu. Yang termasuk metode kualitatif adalah 1. Metode historis, metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. 2. Metode komparatif, metode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa depan. 3. Metode studi kasus, metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Lebih lanjut, penjelasan metode-metode sosiologi akan dijelaskan pada bab 9 dalam modul ini dengan kegiatan belajar mempraktifkan metode penelitian sosial yang fokus pada 2 metode penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. P a g e 8

Perspektif Teoritis dalam Sosiologi Selanjutnya dalam memahami sosiologi, ada banyak pendekatan yang digunakan sebagai seperangkat dasar dalam menelaah sosiologi lebih mendalam. Ada banyak pendekatan yang digunakan tetapi yang paling mendasar yang dipakai adalah analisis struktural fungsional, analisis struktural konflik dan analisis interaksionisme simbolik. Dalam pendekatan fungsional, masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang stabil dengan suatu kecenderungan ke arah keseimbangan yaitu suatu kecenderungan untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan seimbang. Sedangkan menurut pendekatan konflik, masyarakat dilihat selalu berada dalam konflik antar kelas-kelas kepentingan. Adapun analisis interaksionisme simbolik berusaha untuk mengkaji bagaimana manusia menggunakan simbol untuk mengembangkan persepsi manusia tentang dunia sosial dan cara berkomunikasi. Para penganut ini berupaya untuk menganalisis perilaku manusia yang mendasarkan pada makna diri sendiri dan orang lain dimana diri (self) disebut juga simbol. KOTAK PENGETAHUAN Perspektif Utama Sosiologi Perspektif Jenjang Analisis Fokus Analisis Istilah Kunci Fungsional Makro Sosiologi: mempelajari pola masyarakat skala besar Hubungan antara bagian masyarakat yang bersifat fungsional atau disfungsional Struktur Fungsi (manifest & laten) Disfungsi Ekuilibrium Konflik Interaksionisme Simbolik Sumber: Henslin, 2007:20 Makro Sosiologi: mempelajari pola masyarakat skala besar Mikro Sosiologi: mempelajari pola interaksi sosial berskala kecil Pertarungan antara kelompok untuk memperoleh sumber daya langka, kaum elit menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan kelompok lemah Interaksi tatap muka, cara orang menggunakan simbol untuk menciptakan kehidupan sosial Ketidaksetaraan Kekuasaan Konflik Persaingan Eksploitasi Simbol Interaksi Makna Definisi Pendekatan dalam sosiologi membantu untuk memahami bahwa masyarakat selalu mengalami perubahan dan melalui analisis sosiologis, perubahan tersebut dapat diramalkan dan mencoba mencari alternatif pemecahan masalahnya. Namun demikian, karena setiap pedekatan memiliki penafsiran dan analisis yang berbeda tentang kehidupan sosial maka dalam penggunaannya diperlukan fakta-fakta sosial melalui metode sosiologi sehingga akan menghasilkan suatu gambaran yang komprehensif mengenai kehidupan sosial. Hal ini menandakan bahwa teori dan metode saling bergantung. Teori digunakan untuk menafsirkan data yang dikumpulkan melalui metode penelitian, dan dilain pihak, penelitian membantu memunculkan teori. P a g e 9

KOTAK PENGETAHUAN Hubungan Paradigma, Teori dan Metode Paradigma Pokok Persoalan Teori Metode Fakta Sosial Struktur makro sosial dan pranata sosial Struktural Fungsional Struktural Konflik Survei dengan menggunakan kuesioner dan interview Definisi Sosial Definisi situasi dan dampaknya terhadap tindakan sosial Perilaku Sosial Perilaku manusia, reward dan punishment yang Lembar Kerja mempengaruhinya Sumber: Kamanto Sunarto, 2004; Ritzer, 2009 BERPIKIR KRITIS Interaksionisme Simbolik Fenomenologi Behavioral Sociology Exchange Theory Bahan : Koran, Majalah, Gambar, Film (jika dimungkinkan) Alat : Gunting, Kertas Flano, Selotip, Spidol, Laptop Interview dan Observasi Eksperimen Perkembangan perspektif teori dan metode dalam sosiologi yang beragam, sebagai guru, buatlah media pembelajaran mengenai contoh kehidupan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat untuk menjelaskan 3 perspektif teori tersebut sehingga mampu dipahami oleh siswa. Bandingkan ketiga perspektif teori tersebut untuk melihat fenomena sosial yang terjadi berdasar data-data yang dapat diperoleh melalui koran, majalah maupun film yang disediakan oleh fasilitator. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar, buatlah kelompok yang terdiri dari 3 4 orang. Diskusikan dan presentasikan hasil tersebut di depan kelas. Lembar Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri? 2. Mengapa sosiologi disebut ilmu terapan dan juga ilmu murni, jelaskan? 3. Jelaskan perbedaan analisis fungsional dan analisis konflik dalam melihat kehidupan sosial masyarakat? 4. Bagaimana hubungan antara teori dan metode penelitian dalam sosiologi? Mengapa keduanya saling mempengaruhi? 5. Tunjukkan apa saja sumbangsih sosiologi dalam pembangunan di Indonesia? P a g e 10

BAB II NILAI DAN NORMA SOSIAL Standar Kompetensi Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat Kompetensi Dasar 1. Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat 2. Mendeskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial Tujuan Pembelajaran 1. Membedakan ciri nilai dan norma sosial dalam masyarakat 2. Mengidentifikasi jenis nilai sosial yang ada dalam masyarakat 3. Menjelaskan fungsi norma sosial dalam masyarakat 4. Mengidentifikasi ciri-ciri dan syarat interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola keteraturan dan dinamika kehidupan sosial 5. Menganalisis bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan disosiatif 6. Menganalisis wacana interaksi sosial berdasarkan teori-teori sosiologi Pengantar Hal terpenting dalam proses sosial kehidupan masyarakat adalah adanya nilai dan norma sosial yang dijadikan pedoman bagi masyarakat sebagai peraturan untuk memahami lingkungan sosial budayanya. Nilai dan norma sosial memiliki peranan penting dalam setiap masyarakat yang beradab. Hal ini dianggap penting karena seperangkat nilai dan norma tersebut berperanan dan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan setiap anggota masyarakat sebagai makhluk sosial, sehingga tercapai suatu bentuk keteraturan yang berlandaskan pada sistem budaya masing-masing. Cara berpikir orang awam dalam kehidupan sehari-hari dimana mereka menafsirkan dan memahami keteraturan sosial pada hakikatnya adalah suatu teori moral. Hal ini tidak hanya berarti bahwa anggota-anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya dibatasi oleh kode-kode moral yaitu mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak, tetapi keseluruhan dari dunia sosial itu sendiri adalah suatu konstruksi moral. Sosiolog dapat melakukan pendekatan pada keteraturan moral dalam kehidupan sosial dengan mempertimbangkan nilai dan norma sosial yang ditetapkan masyarakat yang mengatur terjadinya realitas sosial di dalam masyarakat. Pada akhirnya, kondisi inilah yang akan menciptakan proses terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat yang terpola secara teratur sebagai dasar pengembangan pola perilaku manusia. Dalam kegiatan belajar ini, akan mempelajari pengertian, jenis dan fungsi nilai dan norma sosial serta keterkaitan nilai dan norma sosial dalam interaksi sosial yang mencakup ciri, syarat, bentuk dan analisis teori mengenai interaksi sosial. Sebagai bagian dari kekayaan budaya, norma dan nilai sosial harus dijunjung tinggi, dibina dan dipertahankan sehingga keberadaannya tidak diremehkan dan terancam musnah. Bila nilai dan norma tersebut sudah diperlakukan dengan baik maka kehidupan masyarakat akan lebih terkendali dan teratur sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat itu. Nilai Sosial Nilai sosial lahir sebagai bagian dari kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang diciptakan dan disepakati bersama untuk mencapai ketentraman dan kenyamanan hidup bersama orang lain. Nilai sosial sebagai alat ukur bagi manusia untuk mengendalikan beragam kemauan manusia yang selalu berubah dalam berbagai situasi. Diharapkan manusia akan mempunyai gambaran tentang apa yang baik dan apa yang buruk, mana yang boleh dan mana yang dilarang. Nilai sosial yang hidup langgeng akan mampu menjadi sistem nilai budaya. Nilai sosial dapat diartikan sebagai konsep abstrak mengenai segala sesuatu yang baik, dicitacitakan, yang penting, dan yang berguna bagi kehidupan manusia menurut ukuran masyarakat dimana nilai itu dijunjung tinggi. Nilai sosial merupakan landasan bagi masyarakat untuk menentukan apa yang benar dan penting, memiliki ciri-ciri tersendiri serta mendorong individu untuk berbuat sesuai norma yang berlaku. Untuk lebih memahami nilai-nilai sosial, maka perlu tahu ciri-ciri nilai sosial yang ada di masyarakat, yaitu: P a g e 11