4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

dokumen-dokumen yang mirip
4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

BAB III METODE PENELITIAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

3 Metodologi Penelitian

3 Percobaan dan Hasil

3. Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN

3. Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODE PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

Bab III Metodologi Penelitian

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Bab IV Hasil dan Pembahasan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

REAKSI ASETILASI EUGENOL DAN OKSIDASI METIL ISO EUGENOL RUMONDANG BULAN

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

4 Pembahasan Degumming

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

3 Metodologi Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

A STUDY OF THE SYNTHESIS OF VERATRYL CYANIDE REQUIRED AS AN INTERMEDIATE FOR THE PREPARATION OF C-9154 ANTIBIOTIC DERIVATIVE FROM VANILIN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III -1?-I'niK { j..^.:iik -'^.JU-W BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

NP 4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat H 3 C (CH 2 ) 8 + I CH 2 CH 3 H 3 C (CH 2 ) 8 + CH 3 CH 2 I C 12 H 22 2 C 4 H 7 I 2 C 14 H 24 4 C 2 H 5 I (198.3) (214.0) (63.6) (256.3) (156.0) Cu Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi alkana, reaksi radikal, reaksi pembentukan cincin Alkena, ester halogen karboksilat, lakton Tenik Laboratorium Bekerja dengan gas pelindung, pengadukan dengan batang pengaduk magnet, pemanasan dengan refluk, evaporasi dengan rotavapor, penyaringan, rekristalisasi, pemanasan dengan penangas minyak Instruksi (skala batch 10 mmol) Peralatan Labu leher-dua 50 ml, penyedia gas inert, pendingin refluk, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, corong Buchner, labu penghisap, desikator, penangas minyak Bahan Metil undekenoat (td 248 C) Etil iodoasetat (td 73-74 C/ 21 hpa) Serbuk tembaga (serbuk halus, >230 mesh ASTM) tert-butil metil eter (td 55 C) petroleum eter (td 60-80 C) 1,98 g (2,23 ml, 10,0 mmol) 2,78 g (1,54 ml, 13,0 mmol) 3,05 g (48,0 mmol) 50 ml 150 ml Reaksi Di dalam labu leher-dua 50 ml yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet dan pendingin refluk yang dihubungkan dengan pipa gas inert, 1,98 g (2,23 ml, 10,0 mmol) metil undekenoat dan 2,78 g (1,54 ml, 13,0 mmol) etil iodoasetat dicampur dengan 3,05 g (48 mmol) serbuk tembaga dalam atmosfir gas inert. Selanjutnya campuran reaksi diaduk pada penangas minyak 130 C dalam kondisi gas inert selama 4 jam. (Pengamatan reaksi lihat analisis) 1

NP Penyelesaian Campuran reaksi didinginkan hingga temperatur kamar, 20 ml tert-butil metil eter ditambahkan, campuran diaduk selama 5 menit dan disaring. Serbuk tembaga pada penyaring dicuci tiga kali masing-masing dengan 10 ml tert-butil metil eter. Filtrat dan larutan hasil pencucian dicampur, dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Minyak kuning yang tertinggal merupakan produk kotor. Hasil kotor: 2,5 g Produk kotor dilarutkan dalam 150 ml petroleum eter dan direfluk. Larutan kemudian didinginkan hingga temperatur kamar, kemudian disimpan dalam refrigerator selama semalam untuk penyempurnaan kristalisasi. Produk kristal disaring menggunakan corong Buchner dan dikeringkan dalam desikator vakum. Larutan induk disimpan kembali dalam refrigerator untuk pemeriksaan penyempurnaan kristalisasi. Hasil: 1,84 g (7,20 mmol, 72%); padatan putih, tl 33-34 C Komentar Untuk mencapai hasil yang kuantitatif dalam 4 jam, digunakan tembaga sebanyak lima kali lipat. Manajemen limbah Daur ulang Serbuk tembaga dapat digunakan kembali sebanyak 3 kali. Pembuangan limbah Limbah Pembuangan tert-butil metil eter hasil evaporasi pelarut organik, mengandung halogen (mungkin mengandung iodoetana) Larutan induk dari rekristalisasi pelarut organik, mengandung halogen serbuk tembaga Limbah padat, bebas dari merkuri, mengandung logam berat Waktu 6-7 jam Penghentian sementara Setelah pemanasan dan sebelum rekristalisasi Tingkat kesulitan Mudah 2

NP Instruksi (skala batch 100 mmol) Peralatan Labu leher-dua 250 ml, penyedia gas inert, pendingin refluk, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, corong Buchner, labu penghisap, desikator, penangas minyak Bahan Metil undekenoat (td 248 C) Etil iodoasetat (td 73-74 C/ 21 hpa) Serbuk tembaga (serbuk halus, >230 mesh ASTM) tert-butil metil eter (td 55 C) petroleum eter (td 60-80 C) 19,8 g (22,3 ml, 100 mmol) 27,8 g (15,4 ml, 130 mmol) 30,5 g (480 mmol) 130 ml 300 ml Reaksi Di dalam labu leher-dua 250 ml yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet dan pendingin refluk yang dihubungkan dengan pipa gas inert, 19,8 g (22,3 ml, 100 mmol) metil undekenoat dan 27,8 g (15,4 ml, 130 mmol) etil iodoasetat dicampur dengan 30,5 g (480 mmol) serbuk tembaga dalam atmosfir gas inert. Selanjutnya campuran reaksi diaduk pada penangas minyak 130 C dalam kondisi gas inert selama 4 jam. (Pengamatan reaksi lihat analisis) Penyelesaian Campuran reaksi didinginkan hingga temperatur kamar, 30 ml tert-butil metil eter ditambahkan, campuran diaduk selama 5 menit dan disaring. Serbuk tembaga pada penyaring dicuci tiga kali masing-masing dengan 25 ml tert-butil metil eter. Filtrat dan larutan hasil pencucian dicampur, dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Minyak kuning yang tertinggal merupakan produk kotor. Hasil kotor: 25,4 g Produk kotor dilarutkan dalam 300 ml petroleum eter dan direfluk. Larutan kemudian didinginkan hingga temperatur kamar, kemudian disimpan dalam refrigerator selama semalam untuk penyempurnaan kristalisasi. Produk kristal disaring menggunakan corong Buchner dan dikeringkan dalam desikator vakum. Larutan induk disimpan kembali dalam refrigerator untuk pemeriksaan penyempurnaan kristalisasi. Hasil: 19,5 g (76,1 mmol, 76%); padatan putih, tl 34 C Komentar Untuk mencapai hasil yang kuantitatif dalam 4 jam, digunakan tembaga sebanyak lima kali lipat. Manajemen limbah Daur ulang Serbuk tembaga dapat digunakan kembali sebanyak 3 kali. 3

NP Pembuangan limbah Limbah Pembuangan tert-butil metil eter hasil evaporasi pelarut organik, mengandung halogen (mungkin mengandung iodoetana) Larutan induk dari rekristalisasi pelarut organik, mengandung halogen serbuk tembaga Limbah padat, bebas dari merkuri, mengandung logam berat Waktu 6-7 jam Penghentian sementara Setelah pemanasan dan sebelum rekristalisasi Tingkat kesulitan Mudah Analisis Pengamatan reaksi dengan KLT Preparasi sampel: Dengan menggunakan pipet tetes, diambil dua tetes campuran reaksi dan diencerkan dengan 0,5 ml dietil eter. Kondisi KLT: Adsorben: KLT-aluminium foil (silika gel 60) Eluen: petroleum eter (60/80) : etil asetat = 7 : 3 Penampakan: plat KLT-aluminium dicelupkan ke dalam 2 N H 2 S 4 dan kemudian dikeringkan dengan pengering udara panas. Pengamatan reaksi dengan GC Preparasi sampel: Dengan menggunakan pipet tetes, diambil satu tetes campuran reaksi dan diencerkan dengan 10 ml diklorometana. Dari larutan ini, 0,2 µl diinjeksikan. Produk padat 10 mg dilarutkan dalam 10 ml diklorometana. Dari larutan ini, 0,2 µl diinjeksikan. Kondisi GC: kolom: DB-1, 28 m, internal diameter 0,32 mm, film 0,25 µm inlet: on-column-injection Gas pembawa: hidrogen (40 cm/detik) oven: 90 C (5 menit), 10 C/menit sampai 240 C (40 menit) detektor: FID, 270 C Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak. 4

NP GC produk kotor Kondisi GC sama dengan kondisi untuk pengamatan reaksi Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 19,63 Produk 86,1 Pengotor Masing-masing < 2 GC produk murni Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 19,54 Produk 99,7 5

NP Spektrum 1 H NMR produk kotor (500 MHz, CDCl 3 ) Spektrum 1 H NMR produk murni (500 MHz, CDCl 3 ) 2 H 3 C 1 10 11 3 4 5 6 8 7 9 13 12 δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 4,48 M 1 10-H 3,67 S 3 -CH 3 2,50 M 2 12-H 2,30 M 2 11-H 2,27 T 2 2-H 1,82 M 1 9-H 1,70 M 1 9-H 1,57 M 2 3-H 1,24-1,45 M 10 4-H sampai 8-H 6

NP Spektrum 13 C NMR produk kotor (125,7 MHz, CDCl 3 ) Spektrum 13 C NMR produk murni (125,7 MHz, CDCl 3 ) 2 H 3 C 1 10 11 3 4 5 6 8 7 9 13 12 δ (ppm) Keterangan 177,2 C-13 174,2 C-1 81,0 C-10 51,4 -CH 3 35,5 C-12 34,0 C-2 28,0-29,2 C-4 sampai C-8, C-11 25,2 C-9 24,9 C-3 76,5-77,5 pelarut 7

NP Spektrum IR produk murni (film) (cm -1 ) Keterangan 2931 Ikatan-C-H, alkana 2856 Ikatan-C-H, alkana 1776 Ikatan-C=, lakton 1737 Ikatan-C=, ester 8