Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksana KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia pulchra var. angustifolia King (ANNONACEAE)

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ALKALOID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia rumphii (B) Merr. (ANNONACEAE)

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BABm METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN Cerbera odollam Gaertn. (APOCYNACEAE)

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOKSISITAS DAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DARI EKSTRAK DAUN PULAI (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK METANOL

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

UJI BIOAKTIFITAS EKSTRAK LIPID DALAM Zymomonas mobilis DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. DENGAN Artt:rnia Salina LEACH DAN IDENTIFlKASI SENY AWA AKTIFNY A DALAM Graci/aria licbmoides ~r SKRIPSI

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAGING BUAH TANAMAN Cerbera odollam Gaertn. (APOCYNACEAE)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI TUMBUHAN Spathoglottis aurea Lindl

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

REAKSI KURKUMIN DAN METIL AKRILAT DENGAN ADANYA ION ETOKSI

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

3 Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

PRELIMINARY TEST AS ANTICANCER OF NON PHENOLIC COMPOUND n- HEXANE EXTRACT OF THE Christella arida FERN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI DAGING BIJI TUMBUHAN Pangium edule REINW (FLACOURTIACEAE)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK n-heksana RIMPANG TANAMAN Alpinia malaccensis Roxb. (ZINGIBERACEAE)

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK n-heksana DAUN TUMBUHAN Polyalthia rumphii (B) Merr. (ANNONACEAE) A. A. Asthary 1, Yuharmen 2, Hilwan Y. Teruna 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia ajeng_ayu_asthary@yahoo.com ABSTRACT Isolation and toxicity test of Polyalthia rumphii leaves have been done. The isolation of secondary metabolites of P. rumphii was carried out by maceration method using n- hexane and methanol. The toxicity test was conducted by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method using shrimp larvae as animal test. The analysis of its chemical compound was done using gas chromatography - mass spectrometry (GC-MS). The amount of 1.5 kg P. rumphii leaves yielded 15.67 grams of n-hexane extract and 91.98 grams of methanol extract. The result of the toxicity test showed that the n-hexane extracts has toxicity activity with LC 50 31.05 ppm while the methanol extract has no toxicity activity (LC 50 > 1000 ppm). The crystallines obtained from recrystallization using n-hexane were analyzed using GC-MS. The results showed that a mixture of compound, campesterol, stigmasterol, γ-sitosterol has retention times in 75.680, 76.737 and 78.405 minutes. Keywords : BSLT, GC-MS, Polyalthia rumphii, toxicity ABSTRAK Telah dilakukan isolasi dan uji toksisitas dari daun tumbuhan Polyalthia rumphii. Proses isolasi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksana dan metanol. Uji toksisitas dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Analisis senyawa kimia dalam fraksi gabungan IV (F.IV) dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas dan spektrometri massa (GC-MS). Sebanyak 1,5 kg daun tumbuhan P. rumphii menghasilkan 15,67 gram ekstrak n-heksana dan 91,98 gram ekstrak metanol. Hasil uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana bersifat toksik dengan nilai LC 50 31,05 ppm sedangkan ekstrak metanol tidak bersifat toksik (LC 50 >1000 ppm). Senyawa berbentuk kristal dianalisis dengan GC-MS, mengandung campuran senyawa steroid jenis kampesterol, stigmasterol, γ-sitosterol dengan waktu retensi berturut-turut ialah 75.680, 76.737, dan 78.405 menit. Kata Kunci : BSLT, GC-MS, Polyalthia rumphii, toksisitas 1

PENDAHULUAN Pada tahun 2006, Teruna berhasil mengisolasi dua senyawa golongan sesquiterpen yaitu 1,3,5-bisabolatrien-2,10,11-triol dan 2-bisabolen-4,5,11-triol dari ekstrak metanol tumbuhan P. rumphii serta senyawa-senyawa amida yaitu N-transferuloytyramina, N-cis-feruloytyramina, dan N-trans-cinnamoyltyramina lalu residu hasil fraksinasi asam-basa ekstrak tumbuhan tersebut diisolasi senyawa mangiferin serta dari ekstrak n-heksana berhasil diisolasi senyawa kadalen (Teruna, 2006). Hasil uji pendahuluan yang telah dilakukan, tumbuhan P. rumphii mengandung golongan senyawa fenolik, alkaloid dan steroid. Banyak spesies dari genus Polyalthia memiliki aktivitas yang baik terhadap hasil uji toksisitas (Brine shrimp bioassay) misalnya kulit batang dari tumbuhan P. cauliflora (Ghani dkk., 2012). Untuk mengetahui potensi yang dimiliki oleh tumbuhan P. rumphii, maka dilakukan isolasi dan uji toksisitas senyawa metabolit sekunder dari ekstrak n-heksana daun tumbuhan P. rumphii. METODE PENELITIAN Daun tumbuhan P. rumphii diambil di daerah hutan suku pedalaman Talang Mamak, Desa Siambul, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, Indonesia. Daun tumbuhan P. rumphii terlebih dahulu dikeringanginkan dan dijaga agar tidak terkena sinar matahari secara langsung sampai beratnya konstan, setelah kering dihaluskan hingga diperoleh serbuk kering. Serbuk kering ditimbang sampai berat konstan kemudian siap untuk diekstraksi. a. Ekstraksi Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Sebanyak 1,5 kg serbuk kering daun tumbuhan P. rumphii direndam di dalam bejana ekstraksi dengan pelarut n- heksana selama 2x24 jam pada suhu kamar, lalu diultrasonikasi dan saring. Proses maserasi ini dilakukan dua kali dan maserat yang didapat diuapkan dari pelarutnya menggunakan alat rotary evaporator, sehingga didapat maserat total n-heksana. Perlakuan yang sama, residu bubuk tumbuhan P. rumphii, selanjutnya diekstrak lagi dengan pelarut metanol. Sebanyak 4 gram ekstrak yang akan difraksinasi dilakukan preadsorpsi dan dimasukkan kedalam kolom. Selanjutnya dielusi secara bergradien menggunakan pelarut n-heksana, perbandingan n-heksana-etilasetat, sampai perbandingan etilasetatmetanol (1:1). Hasil pemisahan ditampung dalam vial yang telah ditimbang massanya dan telah diberi nomor kemudian dibiarkan hingga pelarutnya menguap. Semua vial hasil pemisahan secara kromatografi kolom diuji dengan KLT. Noda yang memberikan nilai R f yang sama bisa digabungkan menjadi satu fraksi. Hasil fraksi yang masih kotor dilakukan rekristalisasi untuk menghilangkan pengotor sehingga didapatkan senyawa yang murni. Cara melakukan rekristalisasi adalah dengan melarutkan kristal (zat padat) yang akan direkristalisasi dalam pelarut yang melarutkan kristal dengan baik dalam keadaan panas dan tidak larut dalam keadaan dingin. Filtrat yang didapat kemudian didinginkan sampai terbentuk kristal yang sempurna. Kristal disaring dengan penyaring Buchner dan dicuci dengan pelarut yang 2

dingin dan dikeringkan. Kristal yang telah direkristalisasi diuji kemurnian dengan KLT dan titih leleh. Penentuan struktur komponen senyawa hasil kromatografi kolom dilakukan dengan GC-MS. Analisis dengan GC-MS dilakukan menggunakan GC-MS Agilent 6890 N 2006 dengan kolom DB 5 MS dimensi 30 m x 250 m x 0.25 m, suhu oven 310ºC, suhu detektor 310ºC, suhu injektor 305ºC, suhu program (suhu awal 50ºC, kenaikan 3,50ºC per menit hingga suhu maksimal 310ºC), waktu analisa 100 menit, tekanan kolom 14,12 psi, laju alir 1,7 ml/menit, volume injeksi 2 µl. b. Uji Toksisitas Pengujian dilakukan tehadap ekstrak total, fraksi dan senyawa murni dengan konsentrasi 1000, 100 dan 10 ppm. Sebanyak 20 mg masing-masing sampel uji dilarutkan dalam 2 ml metanol maka akan diperoleh larutan dengan konsentrasi 10000 ppm. Kemudian dari masing-masing larutan tersebut dipipet sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan metanol hingga batas 5 ml sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 ppm setelah penambahan air laut. Kemudian dari larutan tersebut dipipet sebanyak 0,5 ml dan ditambahkan metanol hingga batas 5 ml lalu diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 ppm setelah penambahan air laut dan untuk konsentrasi 10 ppm dibuat dari konsentrasi sampel uji 100 ppm dengan cara yang sama. Masingmasing larutan dipipet sebanyak 0,5 ml dimasukkan ke dalam vial uji dengan pengulangan masing-masing 3 kali. Masing-masing vial uji dibiarkan pelarutnya menguap, larutkan kembali senyawa uji dengan 50 µl DMSO, selanjutnya tambahkan air laut hampir mencapai batas kalibrasi. Masukkan larva udang pada masing-masing vial sebanyak 10 ekor. Tambahkan lagi air laut beberapa tetes hingga batas kalibrasi, kematian larva udang diamati setelah 24 jam. Data yang dihasilkan dapat dihitung LC 50 dengan metode kurva menggunakan tabel probit. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Ekstraksi daun tumbuhan Polyalthia rumphii Sebanyak 1,5 kg daun P. rumphii kering yang telah dihaluskan, dimaserasi dengan pelarut n-heksana sebanyak 2 kali masing-masing selama 2x24 jam. Sebelum maserat disaring terlebih dahulu dilakukan ultrasonikasi yang bertujuan untuk memecah dinding sel agar senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada tumbuhan tersebut dapat terekstrak dalam pelarut yang digunakan. Maserat yang sudah disaring kemudian dirotari menggunakan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut, sehingga diperoleh ekstrak total n-heksana dalam bentuk minyak bewarna hijau pekat sebanyak 15,67 gram. Residu hasil maserasi ini dikeringanginkan dan dimaserasi kembali dengan menggunakan pelarut metanol sehingga diperoleh ekstrak total metanol berwarna cokelat kehitaman sebanyak 91,98 gram. Maserasi ini dilakukan sebanyak 4x24 jam pengulangan hingga maserat tidak berwarna lagi. Pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan kolom dengan diameter 2 cm dan mengunakan silika gel, massa sampel yang digunakan 4 gram ekstrak total n- heksana. Pengelusian dilakukan dengan berbagai eluen yang memiliki kepolaran yang meningkat dari n-heksana 100%, perbandingan n-heksana-etilasetat, sampai 3

perbandingan etilasetat-metanol (1:1). Dari hasil pemisahan ekstrak total n-heksana diperoleh hasil pemisahan sebanyak 160 vial. Hasil kromatografi kolom didapatkan vial 41 sampai 46 berisi padatan berbentuk kristal jarum berwarna putih kehijauan sedangkan vial-vial lainnya sebagian hanya berupa titik-titik minyak dan yang sebagian lagi berupa padatan berwarna hijau pekat. Hasil KLT dari semua padatan kristal pada vial 41 sampai 46 digabung dalam satu fraksi karena memiki nilai R f yang relatif sama. Kristal yang diperoleh mempunyai titik leleh 142-145 0 C. Kemudian dilakukan analisis sampel menggunakan GC-MS untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam fraksi tersebut. Hasil analisis F.IV disajikan pada Tabel 3. Secara keseluruhan teridentifikasi 3 senyawa yang terkandung dalam F.IV yang ditampilkan dalam bentuk puncak (peak) pada spektrum GC-MS (Gambar 1). Setiap puncak mewakili senyawa yang berbedabeda, masing-masing puncak yang dianalisis dibandingkan dengan NIST yang sudah terintegrasi dalam GC-MS. Hasil senyawa yang dianalisis menunjukkan bahwa F.IV mengandung senyawa metabolit sekunder golongan steroid yaitu kampesterol (1), stigmasterol (2), γ-sitosterol (3) dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Spektum GC-MS senyawa hasil rekristalisasi (1) (2) (3) Gambar 2. Senyawa utama hasil rekristalisasi fraksi IV dari daun tumbuhan P. rumphii b. Uji Toksisitas Persentase aktivitas toksisitas pada sampel ekstrak kental, fraksi dan hasil rekristalisasi daun tumbuhan P. rumphii dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) disajikan pada Tabel 1 dan 2. 4

Tabel 1. Nilai aktivitas toksisitas ekstrak n-heksana daun P. rumphii dengan uji BSLT Sampel Konsentrasi LC Hambatan (%) 50 (ppm) (ppm) 1000 100 Ekstraktotal 100 83,3 n-heksana 10 13,3 31,05 1000 30 Ekstrak total 100 13,3 metanol 10 10 6085,32 Tabel 2. Nilai aktivitas toksisitas fraksi n-heksana daun tumbuhan P. rumphii Sampel Konsentrasi LC Hambatan (%) 50 (ppm) (ppm) 1000 33,3 Fraksi I 100 13,3 3953,6 10 3 1000 93,3 Fraksi II 100 10 2,81 10 63,3 1000 100 Fraksi III 100 96,6 6,52 10 76,6 1000 90 Fraksi IV 100 73,3 12,81 10 46,6 1000 93,3 Fraksi V 100 36,6 71,08 10 26,6 Isolasi senyawa metabolit sekunder dari daun tumbuhan P. rumphii dimulai dengan menghaluskan daun yang telah kering sampai berbentuk serbuk, lalu dimaserasi dengan pelarut n-heksana lalu dilanjutkan dengan pelarut metanol. Sebelum maserat disaring dilakukan ultrasonikasi selama 30 menit, maserat yang diperoleh disaring dan pelarutnya diuapkan dengan alat rotary evaporator. Ekstrak n-heksana dan metanol yang diperoleh dilakukan uji toksisitas. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki nilai LC 50 <1000 ppm yaitu 13,05 ppm dibandingkan ekstrak metanol dengan nilai LC 50 >1000 ppm yaitu 6085,32 ppm, ini menyatakan bahwa ekstrak n-heksana lebih toksik dibandingkan ekstrak metanol sehingga dapat dilakukan pemisahan lebih lanjut terhadap ekstrak n-heksana untuk memisahkan senyawa yang ada di dalam ekstrak tersebut hingga diperoleh senyawa yang lebih murni. Ekstrak kental n-heksana dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, kemudian diperoleh 160 vial dan dari masing-masing isi vial dilakukan uji KLT untuk menentukan banyak fraksi. Kemudian dari hasil uji KLT tersebut didapatkan lima fraksi gabungan dan dilakukan uji toksisitas pada masing-masing fraksi. Pada keseluruhan isi vial, beberapa diantaranya terdapat padatan berbentuk kristal jarum 5

yaitu pada vial 41 sampai 46 dengan noda hasil uji KLT yang hampir serupa sehingga dapat digabungkan dalam satu fraksi yakni fraksi IV (F.IV). Hasil uji KLT tersebut dibantu dengan menggunakan penampak noda cerium sulfat. Hasil uji toksisitas fraksi I-V dapat dilihat pada Tabel 2. Kemudian langkah selanjutnya yaitu melakukan rekristalisasi untuk pemurnian senyawa hasil kolom tersebut. Fraksi ini direkristalisasi menggunakan pelarut n- heksana. Hasil rekristalisasi tersebut berupa kristal jarum berwarna putih. Kristal tersebut lalu diuji titik leleh untuk menentukan tingkat kemurnian senyawa, dari hasil uji diperoleh titik leleh 142-145 O C, artinya range pelelehan dari mulai meleleh sampai meleleh seluruhnya yaitu 30C. Hasil uji ini menandakan bahwa senyawa hasil rekristalisasi belum murni. Kemudian kristal tersebut dikarakterisasi dengan menggunakan alat GC-MS, hasilnya menunjukkan bahwa terdapat tiga senyawa yang terkandung dalam kristal tersebut. Hal ini diketahui dengan munculnya 3 puncak yang memiliki waktu retensi yang berdekatan pada hasil pembacaan spekrum GC dapat dilihat pada Gambar 1. Ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa yang memiliki tingkat kepolaran dan struktur yang relatif sama sehingga sulit dilakukan pemisahan kembali. c. Analisis Spektroskopi GC-MS Ketiga puncak pada spektrum GC-MS berupa senyawa steroid dan berdasarkan pencarian pada database diduga merupakan senyawa steroid jenis kampesterol, stigmasterol dan γ-sitosterol. Puncak yang lainnya diduga hanya pengotor dengan nilai persentase total yang sangat kecil Senyawa ini diidentifikasi mirip karena didasarkan pada kesamaan puncak fragmen pada setiap komponen yang didasarkan pada massa molekul. kesamaan puncak fragmentasi masing-masing senyawa yang didapatkan dengan nilai probabilitas tertentu. Senyawa 1 (puncak pertama) diduga komponennya adalah kampesterol dengan probabilitas 65,7%, memiliki waktu retensi 75,680 menit dengan luas area puncak 6,105% dan memiliki massa molekul relatif (m/z) 400 yang didapat dari rumus molekul C 28 H 48 O, pola fragmentasi (Gambar 3) puncak dasar m/z 43 berasal dari C 3 H + 7. Pemecahan m/z 382 dari C 28 H + 47 dihasilkan oleh lepasnya H 2 O dari puncak ion molekul, lalu pemecahan m/z 55 berasal dari lepasnya gugus C 4 H + 7, sedangkan pemecahan m/z 71, 145, 273, 255, 367 dan yang lainnya merupakan pola fragmentasi dari pemecahan pada ikatan C-C. 6

43(100) 71(31) 145(29) 127* 315(15) 289(23) 273(10) 255(13) 55(62) 382(17) 367(12) -15 Gambar 3. Pola fragmentasi ion molekul kampesterol Senyawa 2 (puncak kedua) diduga komponennya adalah stigmasterol dengan probabilitas 79,3%, memiliki waktu retensi 76,737 menit dengan luas area puncak 36,034% dan memiliki massa molekul relatif (m/z) 412 yang didapat dari rumus molekul C 29 H 48 O, pola fregmentasi (Gambar 4) puncak dasar m/z 55 berasal dari pemecahan gugus C 4 H 7 + dari puncak ion molekul, sedangkan pemecahan m/z 69, 83, 255, 285, 300, 314 dan yang lainnya merupakan pola fragmentasi dari pemecahan pada ikatan C-C. 285(5) -15 300(16) 314(4) 43(43) 369(7) 255(33) 273* 29(7) -15 397(7) -14-14 83(69) 69(64) 55(100) Gambar 4. Pola fragmentasi ion molekul stigmasterol Senyawa 3 (puncak ketiga) diduga komponennya adalah γ-sitosterol dengan probabilitas 77,5%, memiliki waktu retensi 78,405 dengan luas area puncak 49,778% dan memiliki massa molekul relatif (m/z) 414 yang didapat dari rumus molekul C 29 H 50 O. Pemecahan m/z 396 dihasilkan oleh lepasnya H 2 O dari C 29 H 49 +, sedangkan pemecahan puncak dasar 43 m/z merupakan pelepasan molekul C 3 H 7 + dari puncak ion 7

molekul. Kemudian pemecahan m/z 55, 69, 255, 273, 329 dan yang lainnya merupakan pola fragmentasi dari pemecahan pada ikatan C-C (Gambar 5). 329(18) 255(17) 273(13) 29(19) 43(100) 396(20) 69(36) -14 55(67) Gambar 5. Pola fragmentasi ion molekul γ-sitosterol Uji toksisitas dengan menggunakan metode BSLT dipilih karena mudah dilakukan, membutuhkan biaya dan jumlah materi yang sedikit, tekniknya mudah dipahami dan hasilnya dapat dipercaya (Meyer dkk., 1982). Berdasarkan hasil uji toksisitas tahap awal pada ekstrak kental, diperoleh nilai LC 50 31,05 ppm untuk ekstrak kental n-heksana, ini diduga karena adanya senyawa aktif yang bersifat toksik namun tidak toksik untuk ekstrak metanol (LC 50 >1000 ppm). Pada fraksi dilakukan uji toksisitas, uji ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas toksisitas dari fraksi setelah dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom. Hasil penelitian, diketahui bahwa fraksi II memberikan aktifitas toksisitas positif dengan nilai LC 50 sebesar 2,81 ppm (Tabel 2). KESIMPULAN DAN SARAN Senyawa metabolit sekunder yang lebih dominan pada ekstrak n-heksana dari daun tumbuhan P. rumphii adalah kampesterol, stigmasterol dan γ-sitosterol yaitu dengan persentase area puncak berturut-turut ialah 6,105 %, 36,034 % dan 49,778 %. Hasil uji toksistas menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana, memiliki aktifitas yang cukup baik dalam membunuh 50 % larva udang dengan nilai LC 50 31,05 ppm. Perlu dilakukan uji aktivitas lainnya seperti antibakteri, antijamur dan antioksidan pada ekstrak tumbuhan P. rumphii. UCAPAN TERIMAKASIH Kepada Bapak Drs. Yuharmen, M.Si sebagai Pembimbing I yang banyak memberikan saran dan bantuan moril sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dan Bapak Dr. Hilwan Yuda Teruna, M.Si, Apt sebagai Pembimbing II yang memberikan saran dan perbaikan selama berdiskusi dengan beliau. 8

DAFTAR PUSTAKA Ghani, N.A., N. Ahmat dan N.H. Ismail. 2011. Contituent Chemical and Cytotoxix Activity from Polyalthia cauliflora var.cauliflora. Research Journal Medicinal Plant. 6: 74-82. Meyer, B.N.R., Ferrigni, J.E., Putnam, L.B., Jacosen, D.E., Nicholas., dan McLaughin, J.L. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituens. Planta Med., 45: 31-34. Teruna, H. Y. 2006. Phytochemical Study of Annonaceous Plants from Sumatra, Indonesia. Disertasi. Centre Phytochemistry and Pharmacology Southern Cross University. Lismore., Australia. 9